Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA ANALITIK

TITRASI OKSIDIMETRI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik 1

Dosen Pengampuh

Hendri Iyabu, S.Pd.M.Si

Oleh

PUTRI NABILA THALIB (442422019)

KIMIA NONDIK A

UNIVERSITAS NEGERI GORONTLO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul tentang “Titrasi oksidimetri” ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Penuisan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian titrasi oksidimetri..................................................................................4

2.2 Jenis titasi oksidimetri ...........................................................................................5

2.3 Indikator yang digunakan dalam titrasi oksidimetri................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................9

3.2 Saran...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan
standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen
yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya
sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar
dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa-volum larutan). Larutan standar sekunder
adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi. Standardisasi larutan
merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder ditentukan
dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer. Titran
atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah
diketahui secara pasti konsentrasinya). Titik ekivalen adalah titik yg
menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit.
Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau
ditentukan konsentrasinya atau strukturnya (Padmaningrum, 2006).
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam
titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan
larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran (W Haryadi,
1990). Pengenceran adalah proses penambahan pelarut yg tidak diikuti
terjadinya reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan mol.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian titrasi oksidimetri
2. Apa saja jenis titasi oksidimetri
3. Apa saja indikator yang digunakan untuk menandai titik akhir titrasi

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian titrasi oksidimetri
2. Untuk mengetahui jenis titrasi oksidimetri
3. Untuk mengetahui indikator yang digunakan untuk menandai titik akhir
titrasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian titrasi oksidimetri


Titrasi redoks merupakan titrasi terhadap larutan analit berupa reduktor atau
oksidator dengan titran berupa larutan dari zat standar oksidator atau
reduktor. Prinsip yang digunakan dalam titrasi redoks adalah reaksi reduksi-
oksidasi atau yang dikenal dengan reaksi redoks. Pada titrasi redoks,
didalamnya melibatkan reaksi reduksi-oksidasi, maka perubahan potensial
yang menyertai dapat digunakan sebagai parameter reaksi. Oleh karena itu,
perubahan potensial dapat dinyatakan melalui hubungan antara volume zat
yang mengalami reduksi (oksidator) atau zat yang mengalami oksidasi
(reduktor) yang ditambahkan dengan potensial sel yang terukur selama
berlangsungnya titrasi (Rohmah&Rini, 2020)
Titrasi oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor)
dengan larutan standar zat pengoksidasi (oksidator). Titrasi reduksimetri
adalah titrasi terhadap larutan zat pengoksidasi (oksidator) dengan larutan
standar zat pereduksi (reduktor). Dalam reaksi ini oksidator akan direduksi
dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadilah suatu reaksi sempurna.

2.2 Jenis titrasi oksidimetri


Titrasi oksidimetri dapat digolonkan menjadi beberapa jenis :
1. Permanganometri (KMnO4)
Permanganometri adalah salah satu cara analisis tipe reaksi oksidasi
reduksi. Titrasi ini menggunakan KMnO4 sebagai titran. Kalium
permanganat adalah oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan suatu
reduktor menghasilkan senyawa mangan yang mempunyai bilangan
oksidasi yang berbeda-beda tergantung pada pH larutan.
Titrasi permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi,
kalsium, dan hidrogen peroksida:

1. Besi
Sebagai contoh adalah penentuan kadar besi dalam bijih besi.
Pertama kali bijih besi dilarutkan dalam asam klorida, selanjutnya
seluruh besi yang ada direduksi menjadi Fe2+ dengan Sn2+. Setelah
semua besi berada sebagai Fe2+, maka kadarnya dapat ditentukkan
dengan cara titrasi permanganometri.

2. Hidrogen peroksida
Reaksi yang terjadi adalah :
MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 5 Mn2+ + 5O2 + 8H2O
3. Kalsium (secara tak langsung)
Pertama kali kalsium yang terdapat dalam suatu cuplikan diendapkan
sebagai kalisum oksalat, disaring, dicuci, dilarutkan dalam asam sulfat,
selanjutnya oksalatnya dititrasi dengan larutan permanganat

2. Dikromatometri
Titrasi dikromatometri adalah titrasi oksidasi reduksi yang menggunakan
senyawa dikromat sebagai oksidator yang akan berubah menjadi kation
Cr3+, dengan reaksi sebagai berikut :
Cr2O72- + 14H+ + Fe3+  2Cr3+ + 6 Fe3+ + 7H2O

3. Bromatometri
Titrasi bomatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa
bromat sebagai oksidator. Titik akhir titrasi ini ditandai dengan timbulnya
senyawa brom yang dapat dideteksi dengan indikator kuinolin kuning,
naftiflavondan p-etoksisikrisoidin.
Penggunaan titrasi bramatometri adalah untuk menentukan kadar As(III),
Sb(III), Fe(II) dan sulfida organik

4. Iodium
Titrasi dengan iodium dibedakan menjadi:
a. Iodometri, tak langsung Iodometri yaitu titrasi yang menggunakan
larutan Na2S2O3 sebagai titran untuk menentukkan kadar iodium yang
dibebaskan pada suatu reaksi redoks.
b. Iodometri (langsung), Titrasi iodometri adalah titrasi redoks yang
menggunakan larutan standar iodium sebagai titran dalam suasana
netral atau sedikit asam. Larutan I2 dibuat dengan cara menimbang I2
murni kemudian dilarutkan, selanjutnya distandarisasi dengan As2O3.

2.3 Indikator yang digunakan dalam titrasi oksidimetri


Indikator yang digunakan untuk menandai titik akhir titrasi oksidasi
reduksi, yaitu :
1. Auto indikator, indikator sendiri yaitu indikator yang berasal dari
pereaksinnya sendiri. Contoh: KMnO4
2. Indikator spesifik, contoh indikator kanji untuk iodium.
3. Indikator redoks, contoh indikator yang dapat berbeda warna pada
keadaan terduksi dan teroksidasinya. Contoh asam difenil amin dan
feroin.

Syarat pemilihan indikator bagi suatu titrasi redoks adalah harus berubah
warna pada atau didekat harga potensial sel titik ekivalensi. Contoh untuk
titrasi Fe(II) dengan Ce(IV) titik ekivalen adalah 1,06 V, jadi indikator yang
sesuai adalah feroin.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan
standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui
komponen yang tidak dikenal
2. Titrasi oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi
(reduktor) dengan larutan standar zat pengoksidasi (oksidator).
3. Jenis titrasi oksidimetri yaitu: Permanganometri, Dikromatometri,
bromatometri, dan iodimetri

3.2 Saran
Dengan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca bisa mengerti
apa yang ada dalam Makalah ini dan bisa menambah wawasan kepada
pembaca, karena penulis menyadari Makalah ini jauh dari kata sempurna,
dan kedepannya penulis akan lebih teliti lagi dalam membuat Makalah.
Sekian materi dari penulis apabila ada salah kata dalam makalah ini, penulis
memohon maaf sebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA

Lukum, A., Isa, I., Iyabu, H., & Kunusa, W. R. (2022). Dasasr-Dasar Kimia Analitik. In
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Padmaningrum, R. T. (2008). Titrasi Iodometri. Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA
UNY, 1–6.
Rohmah, J & Setiyo, C. (2020). No Title Buku Ajar Kimia Analisis. UMSIDA Press.

Anda mungkin juga menyukai