METODE PENGUJIAN
21
22
kocok. Larutan baku kedua ini memiliki konsentrasi 100 μg/ml Zn.
Pipet masing-masing 0,25; 0,5; 1; 2 dan 4 ml larutan baku kedua ke
dalam labu ukur 100 ml terpisah, kemudian encerkan tepatkan
volume dengan larutan HNO3 0,1 N. Larutan akhir baku kerja ini
memiliki konsentrasi 0,25 μg/ml Zn; 0,5μg/ml Zn; 1,0 μg/ml Zn;
2,0 μg/ml Zn dan 4,0 μg/ml Zn.
3.3.2 Preparasi Larutan Sampel
1. Timbang dengan teliti 5 g contoh dalam cawan porselen/platina/kuarsa.
2. Arangkan cawan berisi contoh di atas penangas listrik (untuk
mempercepat pengabuan bila perlu tambahkan 10 ml MgNO3.2H2O
10 % dalam alkohol), kemudian panaskan secara bertahap sampai
contoh tidak berasap lagi.
3. Lanjutkan pengabuan dalam tanur 500 °C sampai abu berwarna putih
bebas dari karbon.
4. Apabila abu masih terdapat sisa karbon, ditandai dengan warna keabu-
abuan, basahkan abu dengan beberapa tetes air diikuti penambahan
HNO3 pekat, tetes demi tetes kira-kira 0,5 ml - 3 ml.
5. Keringkan cawan di atas penangas listrik, dan masukkan kembali ke
dalam tanur pada suhu 500 °C, lanjutkan pemanasan sampai abu
menjadi putih. Penambahan HNO3 pekat, bisa diulangi bila abu masih
berwarna keabu-abuan.
6. Larutkan abu berwarna putih dalam 5 ml HCl 6 N, sambil dipanaskan
di atas penangas listrik atau penangas air selama 2 menit sampai 3
menit.
7. Saring larutan melalui kertas saring whatman no.41 ke dalam labu
ukur 50 ml.
8. Cuci residu dengan 5 ml HNO3 0,1 N, saring dan satukan fiLrat ke
dalam labu ukur 50 ml. Encerkan dan tepatkan sampai tanda garis
dengan larutan HNO3 0,1 N
9. Siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan
yang sama seperti contoh.
23
10. Baca absorben larutan baku kerja, larutan contoh dan blanko dengan
alat ICP pada panjang gelombang 213,9 nm.
11. Buat kurva kalibrasi dengan sumbu Y sebagai absorben dan sumbu X
sebagai konsentrasi (μg/ml).
12. Plot hasil pembacaan contoh pada kurva kalibrasi.
13. Hitung kandungan Zn dalam contoh.
Langkah Kerja
3.3.1 Pembuatan Larutan Standar
A. Larutan Standar Induk Seng 100 ppm
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet 5,0 mL larutan standar Seng (Zn) 1000 ppm ke dalam labu
tentukur 50,0 mL.
3. Diencerkan dan ditepatkan hingga tanda tera dengan HNO3 0,5 N
4. Dihomogenkan.
B. Larutan Deret Standar Seng
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipipet 0,5 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml larutan standard Seng
(Zn) 100 ppm ke dalam labu tentukur 50,0 mL. (konsentrasi 1 ppm; 2
ppm ; 4 ppm ; 6 ppm ; 8 ppm )
3. Diencerkan dan ditepatkan dengan asam nitrat 0,5 N hingga batas tera
kemudian homogenkan.
3.3.2 Pembuatan Pereaksi
A. Pembuatan Larutan asam nitrat 0,1 N
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan 3,5 mL asam nitrat P (65%) perlahan-lahan ke dalam
labu tentukur 500,0 mL yang telah berisi 2/3 bagian labu tentukur
dengan aquadest.
3. Diencerkan dan ditepatkan dengan aquadest hingga batas tera.
4. Dihomogenkan.
24
5. Dilakukan cara yang sama untuk membuat asam nitrat 0,1 N dalam
100,0 ml dengan menambahkan 0,7 ml asam nitrat P ke dalam 100,0
ml aquadest
B. Pembuatan HCl 6N
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditambahkan 25 mL asam klorida P (37%) perlahan-lahan ke dalam
labu tentukur 50,0 mL yang telah berisi 2/3 bagian labu tentukur
dengan aquadest.
3. Diencerkan dan ditepatkan dengan aquadest hingga batas tera.
4. Dihomogenkan.
C. Pembuatan MgNO3 1% dalam alkohol
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang 10 gram serbuk MgNO3.2H2O di dalam gelas kimia 100 ml
3. Dilarutkan dengan larutan etanol sampai dengan 100 ml
4. Dihomogenkan
5. Ditutup gelas kimia dengan plastik wrap
7. Apabila abu masih terdapat sisa karbon, ditandai dengan warna keabu-
abuan, basahkan abu dengan beberapa tetes air diikuti penambahan
HNO3 pekat, tetes demi tetes sebanyak 1 ml
8. Dipanaskan cawan di atas penangas listrik, dan masukkan kembali ke
dalam tanur pada suhu 500 °C, lanjutkan pemanasan kurang lebih 1
jam.
9. Dilarutkan abu berwarna putih dalam 5 ml HCl 6 N, sambil
dipanaskan dan sesekali diaduk di atas penangas listrik selama 2 menit.
10. Disaring larutan melalui kertas saring whatman no.41 ke dalam labu
ukur 50 ml hingga tidak ada sisa dalam cawan porselen
11. Dicuci residu dengan 5 ml HNO3 0,1 N, saring dan satukan filrat ke
dalam labu ukur 50 ml.
12. Diencerkan dan tepatkan sampai tanda garis dengan larutan HNO3 0,1
N
13. Disiapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan
yang sama seperti contoh.
14. Dibaca hasil intensitas larutan deret standar, larutan contoh dan blanko
dengan alat ICP pada panjang gelombang 213,9 nm.
15. Dibuat kurva kalibrasi dengan sumbu Y sebagai absorben dan sumbu
X sebagai konsentrasi (μg/ml).
16. Plot hasil pembacaan contoh pada kurva kalibrasi.
17. Hitung kandungan Zn dalam contoh.
H. Buret 10,0 ml
I. Batang Pengaduk
J. Corong
K. Labu tentukur 50,0 mL
L. Labu tentukur 100,0 mL
M. Labu tentukur 250,0 mL
N. Labu tentukur 500,0 mL
O. Botol Semprot
P. Gelas Kimia 100 mL
Q. Gelas Kimia 400 mL
R. Gelas Kimia 1000 mL
3.4.2 Bahan
A. Sampel Tepung Terigu
B. Aquadest
C. Asam klorida 6 N
D. Asam nitrat 0,1 N
E. Asam nitrat 0,5 N
F. Asam nitrat P
G. MgNO3 1% dalam alkohol
H. Standar Solution Zn 1000 ppm
I. Kertas Whatman No.41
27
BAB IV
B. Sampel
Konsentrasi
Intensitas
No. (mg/L) 𝑥. 𝑦 𝑥2 𝑦2
𝑦𝑖
𝑥𝑖
1 0 144,08 0 0 20759,0464
2 1 6868,77 6868,77 1 47180001,31
3 2 13545,05 27090,1 4 183468379,5
4 4 26682,33 106729,32 16 711946734,2
5 6 39664,55 237987,3 36 1573276527
6 8 52790,39 422323,12 64 2786825276
∑ 21 139695,17 800998,61 121 5302717677
x̄ 3,5 23282,5283 133499,7683 20,16666667 8838786280
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖 −
𝑏= 𝑛
𝑛
(∑ 𝑥 )2
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 2 − 𝑖=1 𝑖
𝑛
21 × 139695,17
800998,61 −
𝑏= 6
21 2
121 −
6
𝑏 = 6569,80
[∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 − (𝑏 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 )]
𝑎=
𝑛
139695,17 − (6569,80 × 21)
𝑎=
6
𝑎 = 288,23
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑟=
√∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 2 √∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 2
800998,61
𝑟=
√121√5302717677
𝑟 = 0,99999
Persamaan regresi : y = bx + a
y = 6569,80x + 288,23
31
B. Kadar Sampel
Contoh perhitungan :
𝑚𝑔/𝑘𝑔
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 − 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝 𝜇𝑔
) ⁄𝑚𝐿 × 𝐹𝑃 × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟 (𝑚𝐿) × 10 𝐿⁄𝑚𝐿
−3
(
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
=
−3 𝑘𝑔
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑔) × 10 ⁄𝑔
26583,48 − 288,23 𝜇𝑔
( ) ⁄𝑚𝐿 × 1 × 50 𝑚𝐿 × 10−3 𝐿⁄𝑚𝐿
6569,80
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 1 =
𝑘𝑔
5,0058 𝑔 × 10−3 ⁄𝑔
= 39,98 𝑚𝑔/𝑘𝑔
4.3 Persyaratan
Berdasarkan SNI 3751:2009 yang menyatakan bahwa persyaratan batas
kadar minimal logam seng adalah 30 mg/kg
4.4 Pembahasan
32
Metode uji yang digunakan dalam pengujian adalah metode uji penetapan
kadar seng dalam tepung terigu dengan menggunakan Inductively Coupled
Plasma yang mengikuti Metode dari Standar Nasional Indonesia. Metode
tersebut merupakan metode acuan dari AOAC. Tahap yang dilakukan dalam
percobaan ini antara lain preparasi, pengujian, dan pengolahan data hasil uji.
Alat reagent yang digunakan dalam pengujian ini harus dicuci bebas
logam dengan aquaregia terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
sisa logam pada alat reagent sehingga didapatkan kadar logam perak yang sesuai.
Selain itu, pencucian bebas logam ini juga dapat menghindari adanya
kontaminasi.
Pembuatan kurva kalibrasi bertujuan untuk membuktikan adanya
hubungan yang linier antara konsentrasi analit dan respon alat. Hubungan yang
linier antara konsentrasi dan respon alat ditunjukan oleh koefisien korelasi atau
regresi (r) yang dapat dihitung secara statistika.
Berdasarkan hasil pengukuran deret standar seng, diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,9999. Syarat penerimaan parameter linieritas umum adalah
koefisien korelasi tidak boleh kurang dari 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa
koefisien korelasi untuk logam perak memenuhi persyaratan. Berdasarkan hasil
pengujian linieritas, didapatkan hasil slope yang besar. Hal ini menunjukkan
bahwa masing-masing logam seng memiliki sensitifitas yang tinggi. Hasil intersep
menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang digunakan. Intersep
dalam kurva kalibrasi dapat dipertimbangkan sebagai sinyal dari blanko.
Pada saat preparasi sampel, ditambahkan asam sulfat P yang berguna
untuk mendestruksi sampel. Sehingga, logam perak dapat terpisah dari matriks
yang akan mengganggu penelitian selanjutnya. Pelarut yang digunakan dalam
penetapan kadar ini adalah asam nitrat 3% karena logam perak larut dalam asam
nitrat. Waktu dan suhu pemanasan juga perlu sangat diperhatikan dalam pengujian
ini. Karena jika, suhu kurang panas akan mengakibatkan logam perak tidak
melebur sempurna. Sehingga, saat dilakukan penyaringan akan didapatkan kadar
yang tidak maksimal.
Dari lima kali pengulangan, terdapat hasil kadar yang berbeda-beda karena
peralatan volumetric, hasil penimbangan dan variabel kondisi lingkungan yang
33
bervariasi dan memiliki galat yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian dan
perhitungan, diperoleh kadar tepung terigu merk “X” adalah 39. mg/kg, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut Memenuhi Syarat (MS) sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia 3751:2009 yang menyatakan bahwa persyaratan batas
kadar minimal logam seng adalah 30 mg/kg = 30 ppm.