REKRISTALISASI
TujuanPercobaan
Mempelajari teknik rekristalisasi untuk pemurnian senyawa organik.
Pendahuluan
Rekristalisasi merupakan metode yang paling ampuh untuk memurnikan zat padat.
Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan antara zat yang diinginkan dan pengotornya.
Zat yang tidak murni dilarutkan dan diendapkan kembali, secara berulang kali dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kalarutan. Proses rekristalisasi terjadi ketika
sebuah larutan mulai mengendapkan sebuah senyawa bila larutan tersebut mencapai titik jenuh
terhadap senyawa. Pelarut menyerang zat padat dan melarutkannya pada tingkat partikel
individual dalam pelarutan. Hal ini berkebalikan dengan proses pengendapan, dimana tarik-
menarik zat terlarut terjadi kembali saat zat tersebut meninggalkan larutan. Tarik-menarik zat
terlarut dan pelarut tetap berlangsung selama proses pengendapan, dan pelarut bergabung sendiri
kedalam air, satu molekul air ikut terbawa seperti persamaan berikut :
2Li+ (aq) + SO42- (aq) + H2O (l) Li2SO4.H2O (s)
(Sumardjo, 2009).
CTT: apa kaitannya dasar teori (blok magenta) itu dengan percobaan rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan teknik pemurnian zat padat dari pengotornya yang dilakukan
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Pelarut yang memiliki ikatan renggang disebut pelarut kristal. Proses melarutkan dan
mengendapkan kembali suatu senyawa dapat juga menghasilkan zat dengan rumus kimia yang
berbeda, oleh karena itu proses pemurnian zat hasil rekristalisasi harus direncanakan dengan hati-
hati (Oxtoby et al, 2001).
Pengotor yang ada pada kristal terdiri dari dua katagori, yaitu pengotor yang ada pada per
mukaan kristal dan pengotor yang ada di dalam kristal. Pengotor yang ada pada permukaan
kristal berasal dari larutan induk yang terbawa pada saat proses pemisahan padatan dari larutan
induknya (retentionliquid). Pengotor pada permukaan kristalini dapat dipisahkan hanya dengan
pencucian. Cairan yang digunakan untuk mencuci harus mempunyai sifat dapat melarutkan
pengotor tetapi tidak melarutkan padatan kristal. Salah satu cairan yang memenuhi sifat diatas
adalah larutan jenuh dari bahan kristal yang akan dicuci, namun dapat juga dipakai pelarut pada
umumnya yang memenuhi kriteria tersebut. Pengotor yang berada di dalam kristal tidak dapat
dihilangkan dengan cara pencucian. Cara untuk menghilangkan pengotor yang ada di dalam
kristal adalah dengan jalan rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal tersebut kemudian
mengkristalkannya kembali (Puguh, 2003).
CTT: SPOK dan penyusunan kalimat diperhatikan kembali
Rekristalisasi merupakan proses pemurnian yang terdiri dari beberapa tahapan. Metode
rekristalisasi mencakup lima tahapan yaitu:
1. Pemilihan pelarut
Pelarut yang terbaik adalah pelarut dimana senyawa yang dimurnikan hanya larut sedikit pada
suhu kamar tetapi sangat larut pada suhu yang lebih tinggi, misal pada titik didih pelarut itu.
Pelarut harus melarutkan secara mudah zat-zat pengotor dan mudah menguap, sehingga dapat
dipisahkan secara mudah dari materi yang dimurnikan. Titik didih pelarut harus lebih rendah
dari titik leleh padatan untuk mencegah pembentukan minyak.
2. Kelarutan senyawa padat dalam pelarut panas
Padatan yang akan dimurnikan dilarutkan dalam sejumlah minimum pelarut panas. Pada titik
didihnya, sedikit pelarut ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan materi yang
terlarut kagi. Hindari penambahan berlebih.
3. Penyaringan larutan
Larutan jenuh yang telah dipanaskan selanjutnya disaring menggunakan kertas saring yang
ditempatkan dalam suatu corong.
4. Kristalisasi
Filtrat hasil penyaringan selanjutnya dibiarkan kering. Zat padat murni akan memisah sebagai
kristal. Kristalisasi sempurna jika kristal yang terbentuk banyak. Larutan harus dalam keadaan
jenuh karena jika larutan telah mencapai derajat saturasinya, maka di dalam zat padat akan
terbentuk zat padat kristal. Larutan harus dibuat lewat jenuh apabila kristalisasi tidak
terbentuk selama pendinginan filtrat dalam waktu cukup lama.
5. Pemisahan dan pengeringan kristal
Kristal dipisahkan dari larutan induk dengan penyaringan. Penyaringan umumnya dilakukan
dibawah tekanan menggunakan corong Buchner. Kristal yang telah tersaring dicuci dengan
pelarut dingin murni untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kristal kemudian
dikeringkan dengan menekan kertas saring atau dioven.
(Keenan, 1992).
CTT: Kesepakatan awal referensi minimal tahun 2000...
Larutan yang akan dikristalkan seharusnya tidak berwarna, namun jika terbentuk larutan
berwarna padahal zat padatnya ternyata tak berwarna maka ke dalam larutan panas sebelum
disaring ditambahkan norit (arang halus) atau arang aktif. Tidak semua zat warna dapat diserap
arang dengan baik. Zat warna yang tidak terserap akan tetap tinggal dalam induk tetapi akan
hilang pada waktu pencucian dan penyaringan. Penggunaan norit tidak boleh diulangi apabila
larutan masih berwarna dan jangan berlebihan sebab dapat menyerang senyawanya (Svehla,
1979).
CTT: Kesepakatan awal referensi minimal tahun 2000...
Referensi minimal dari 3 buku dan 2 jurnal
Prinsip Kerja
Pemilihan suatu pelarut dalam rekristalisasi sangat penting, sebab dengan pelarut yang
tepat akan didapat pemisahan yang sempurna. Pelarut yang baik tidak melarutkan sampel pada
suhu kamar namun akan melarutkannya pada suhu tinggi dan terbentuk kristal ketika campuran
didinginkan.Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat
pengotornya. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh padatan untuk mencegah
pembentukan minyak. Percobaan rekristalisasi sampel unkowndilakukakn dengan melarutkan
sampel dengan pelarut yang telah didapatkan pada prosedur pemilihan pelarut. Pemurnian
senyawa organik dengan prinsip rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan analit dengan
pengotornya, setelah melakukan rekristalisasi, dapat diketahui kadar analit dalam sampel.
Alat
Tabung reaksi, pipet tetes, beaker glass, erlenmeyer, kertas saring, oven, neraca digital,
pengaduk, alat penentu titk leleh, gelas ukur, penjepit kayu, waterbath, penangas, rak tabung dan
pipet mohr 5 ml.
Bahan
Etanol 95%, etil asetat, aseton, n-heksana, toluena, aquades, sampel A(Asam benzoat), sampel
B(Asam salisilat), sampel C.
Prosedur Kerja
A. Pemilihan Pelarut
Sampel sebanyak 0,05 gram yang telah dihaluskan masing-masing dimasukkan kedalam
6 tabung reaksi. Tabung reaksi yang telah diberi nomor 1-6 secara berurutan ditambahkan
sebanyak 2 mL aquades, etanol 95%, etil asetat, aseton, toluen, dan heksan, lalu digoyang dan
diamati kelarutannya pada suhu kamar. Tabung yang berisi sampel yang tak larut, dipanaskan
lalu digoyang dan dicatat kelarutannya. Larutan dibiarkan menjadi dingin dan diamati
pembentukan kristalnya. Pelarut yang cocok untuk proses rekristalisasi sampel dicatat. Prosedur
yang sama dilakukan untuk sampel unknown dan ditentukan pelarut yang sesuai untuk
rekristalisasinya.
B. Rekristalisasi Sampel Unknown
Sampel unknownsebanyak 0,05 gram dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan
2 mL pelarut yang sesuai (hasil dari prosedur A).Campuran dipanaskan perlahan sambil digoyang
hingga semua padatan larut. Sedikit pelarut (kira-kira 0,5 mL) dan pemanasan dilakuan pada
padatan yang tidak larut sempurna. Setiap penambahan pelarut diamati apakah lebih banyak
padatan yang terlarut atau tidak. Larutan panas disaring melewati penyaring pipet Pasteur untuk
menghilangkan pengotor yang tak larut atau dapat menggunakan karbon aktif. Langkah ini bisa
diloncati langsung menuju langkah selanjutnya jika tidak terdapat partikel yang tak larut atau
semua padatan telah dapat larut sempurna. Pipet Pasteur penyaring disiapkan dengan cara
memasukkan sedikit kapas pada pipet lalu ditekan menggunakan kawat atau lidi sehingga kapas
berada pada bagian bawah (posisi menyumbat tip). Pipet penyaring dipanaskan dengan cara
melewatkan pelarut panas beberapa kali kedalam pipet dan pelarut panas yang telah melewati
pipet ditampung kedalam wadah penampung atau erlenmeyer. Larutandidorong dengan bantuan
karet penghisap, bilamana larutan memenuhi pipet. Larutan diencerkan untuk mencegah
terjadinya kristalisasi selama proses penyaringan sebelum larutan sampel dilewatkan dalam pipet
penyaring.Pipet Pasteur penyaring dicuci dengan sejumlah pelarut panas untuk recovery solute
yang kemungkinan terkristalisasi didalam pipet dan kapas. Wadah penampung atau erlenmeyer
ditutup dan biarkan filtrat atau larutan menjadi dingin. Setelah larutan berada dalam suhu kamar,
siapkan ice bathdisipakan untuk menyempurnakan proses kristalisasi. Wadah larutan dimasukkan
kedalam ice bath dan diamati pembentukan kristalnya. Kristal disaring dan dicuci dengan
sejumlah pelarut dingin menggunakan penyaring Buchner, lalu penyaringan dilanjutkan hingga
kering. Kristal ditimbang dan dhitung persen recovery-nya, ditentukan dan dicatat titik leleh
kristal.
Nama Praktikan
Rozin Rozaina (171810301015)
Referensi
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Aquades [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Heksana [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Etanol [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Asam Benzoat [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Aseton [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Toluen [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Asam Salisilat [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Asetanilida [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Sciencelab. 2018. Material Safety Data Sheet of Sodium Etil Asetat [serial online].
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927263. (diakses pada tanggal 29
September 2018).
Keenan, Charles W,. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Puguh, dkk. 2003. Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl dengan Cara Rekritalisasi.
Surabaya :Universitas Surabaya.