Anda di halaman 1dari 18

BAB VII

TITRASI PERMANGANOMETRI

7.1 Tujuan
1. Mengetahui konsentrasi larutan sampel secara oksidimetri.
2. Menetapkan konsentrasi larutan permanganometri.
3. Menentukan kadar besi dalam (NH4)2Fe(SO4)2 dengan permanganometri.
4. Memahami konsep dasar dari oksidimetri dan reduksi.
5. Menentukan volume titrasi dan rata-rata titrasi.

7.2 Teori dasar


Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya adalah
reaksi redoks, Reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi dari
senyawa/unsur/ion yang bersifat oksidator dengan unsur/senyawa/ion bersifat
reduktor.[22] Jadi kalau larutan bakunya oksidator, maka analit harus bersifat reduktor
atau sebaliknya. Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena
berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun
demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus
dipenuhi:
1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran
elektron secara stokhiometri.
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur
(kesempurnaan 99%).
3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
Titrasi ini didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara analit dan titran. Analit
yang mengandung spesi reduktor dititrasi dengan titran berupa larutan standar dari
oksidator atau sebaliknya. Berbagai reaksi redoks data digunakan sebagai dasar reaksi
oksidimetri, misalnya penetapan ion besi(II), Fe 2+ dalam analit dengan menggunakan
titran larutan standar cesium(IV), Ce4+ yang mengikuti persamaan reaksi

115
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Fe2+ + Ce4+ → Fe3+ + Ce3+


Oksidasi adalah pelepasan satu atau lebih elektron dari suatu atom, ion atau
molekul. Sedang reduksi adalah penangkapan satu atau lebih elektron oleh suatu
atom, ion atau molekul. Tidak ada elektron bebas dalam sistem kimia, dan pelepasan
elektron oleh suatu zat kimia selalu disertai dengan penangkapan elektron oleh bagian
yang lain, dengan kata lain reaksi oksidasi selalu diikuti reaksi reduksi. [23]
Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam/senyawa yang
bersifat sebagai oksidator atau reduktor. Sepertinya akan menjadi tidak mungkin bisa
mengaplikasikan titrasi redoks tanpa melakukan penyetaraan reaksinya dulu. Selain
itu pengetahuan tentang perhitungan sel volta, sifat oksidator dan reduktor juga sangat
berperan. Dengan pengetahuan yang cukup baik mengenai semua itu maka
perhitungan stoikiometri titrasi redoks menjadi jauh lebih mudah. Perlu diingat dari
penyetaraan reaksi kita akan mendapatkan harga equivalen tiap senyawa untuk
perhitungan.
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan membuat kurva
titrasi antara potensial larutan dengan volume titran (potensiomteri), atau dapat juga
menggunakan indicator. Dengan memandang tingkat kemudahan dan efisiensi maka
titrasi redoks dengan indicator sering kali yang banyak dipilih. Beberapa titrasi redoks
menggunakan warna titrant sebagai indikator contohnya penentuan oksalat dengan
permanganat, atau penentuan alkohol dengan kalium dikromat. [24]
Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk zat
anorganik maupun organik. Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial,
sehingga reaksi redoks dapat menggunakan perubahan potensial untuk mengamati
titik akhir satu titrasi. Selain itu cara sederhana juga dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator.
Dalam reaksi oksidasi reduksi (redoks) terjadi perubahan valensi dari zat-zat
yang mengadakan reaksi. Disini terjadi transfer elektron dari pasangan pereduksi ke
pasangan pengoksidasi. Kedua reaksi paro dari suatu reaksi redoks umumnya dapat
ditulis sbb :

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 116
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Red → oks + n e
di mana red menunjukkan bentuk tereduksi (disebut juga reduktan atau zat
pereduksi), oks adalah bentuk teroksidasi (oksidan atau zat pengoksidasi), n adalah
jumlah elektron yang ditransfer dan e adalah elektron.
Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetrik dari zatzat
anorganik maupun organik. Untuk menetapkan titik akhir pada titrasi redoks dapat
dilakukan secara potensiometrik atau dengan bantuan indikator. Analisis volumetri
yang berdasarkan reaksi redoks diantaranya adalah bromatometri, yodometri,
yodimetri, yodatometri, permanganometri dan serimetri.
Kalium permanganat merupakan senyawa anorganik dengan rumus KMnO 4.
Garam yang terdiri dari K+ dan MnO4 ion. Kalium permanganat merupakan oksidator
(zat pengoksidasi) kuat yang dapat bereaksi dengan cara berbeda-beda tergantung
pada pH larutannya. Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar
reduktor dalam suasana asam sulfat encer.[25]

Dalam suasana penetapan basa atau asam lemah akan terbentuk endapan coklat
yang MnO2 yang menganggu.
a. Dalam asam sulfat encer:
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2- + 4H2O
b. Dalam asam lemah :
MnO4- + 4H+ + 5e → MnO2 + 2H2O
c. Dalam larutan netral atau basa:
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 + 4OH–
Pada prinsipnya Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan
(± 70°C) untuk mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi warna merah mantap
untuk beberapa saat menandakan reaksi berlangsung lambat.
2KMnO4 + 3 H2SO4→ K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + O2
Pada penambahan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion
Mangan (II) yang terjadi berfungsi untuk mempercepat reaksi. Selanjutnya titran

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 117
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir tercapai, yaitu sampai pada tetesan
dimana warna merah jambu pucat mantap. Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya
warna merah muda/pink yang disebabkan kelebihan permanganat. Titrasi
permanganometri tidak memerlukan indikator karena larutan KMnO 4 sendiri sudah
berfungsi sebagai indikator (autoindikator).
Reaksi ini berjalan lambat pada temperatur kamar dan biasanya diperlukan
pemanasan hingga 60ºC. Bahkan bila pada temperatur yang lebih tinggi reaksi akan
berjalan makin lambat dan bertambah cepat setelah terbentuknya ion mangan (II).
Pada penambahan tetesan titrasi selanjutnya warna merah hilang semakin cepat
karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis, katalis untuk
mempercepat reaksi.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak
pada: Larutan KMnO4 pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang
lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO 2
sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+.
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑
H2O2 ↔ H2O + O2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan.[26]

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 118
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Gambar 7.1 Titrasi permanganometri

(Sumber: https://rismakan.wordpress.com/2012/06/17/permanganometri/)

7.3 Metodologi Praktikum


7.3.1 Skema Proses
a. Standarisasi Larutan KMnO4

Siapkan alat dan bahan

Ambil 10 ml larutan H2C2O4

Masukan ke labu Erlenmeyer

Tambahkan 5 ml H2SO4 6M

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 119
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Panaskan di suhu 70 – 80 ̊ C

Titrasi pada keadaan hangat dengan larutan KMnO4

Catat volume larutan KMnO4 yang digunakan

Hitung konsentrasi larutan

Analisa pembahasan

kesimpulan

Gambar 7.2 Standarisasi Larutan KMnO4


b. Penentuan Kadar Sampel

Siapkan alat dan bahan

Ambil 10 ml larutan (NH4)2Fe(SO4)2

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 120
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Masukan ke dalam labu Erlenmeyer

Tambahkan 5 ml larutan H2SO4 6 N

Panaskan pada suhu 70 – 80 ̊ C

Titrasi dengan keadaan hangat dengan larutan KMnO4

Catat volume larutan KMnO4 yang di gunakan

Hitung kadar Fe

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 7.3 Penentuan Kadar Sampel

7.3.2 Penjelasan Skema Proses


a. Standarisasi Larutan KMnO4

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 121
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

1. Alat dan bahan disiapkan


2. 10 ml larutan H2C2O4 0,1 N diambil dengan menggunakan pipet
volume
3. Dimasukan kedalam labu Erlenmeyer
4. 5 ml H2SO4 6 N di tambahkan
5. Dipanaskan pada suhu 70 – 80 ̊ C
6. Dititrasi dalam keadaan hangat dengan larutan KMnO 4 sampai
berubah menjadi warna rose
7. Volume larutan KMnO4 di catat
8. Konsentrasi KMnO4 di hitung
9. Dianalisa pembahasan
10. Dicatat dikesimpulan

b. Penentuan Kadar Sampel

1. Alat dan bahan disiapkan


2. 10 ml larutan (NH4)2Fe(SO4)2
3. Dimasukan kedalam labu Erlenmeyer
4. 5 ml larutan H2SO4 6 N di tambahkan
5. Di panaskan pada suhu 70 – 80 ̊ C
6. Di titrasi dalam keadaan hangat dengan larutan KMnO4 sampai berubah
warna menjadi rose
7. Volume larutan KMnO4 dicatat
8. Kadar Fe di hitung
9. Analisa dan pembahasan
10. Di catat dikesimpulan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 122
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

7.3.3 Gambar Proses


a. Standarisasi Larutan KMnO4
Tabel 7.1 Standarisasi Larutan KMnO4
Gambar Keterangan

Siapkan alat dan bahan

Ambil 10 Ml larutan asam


oksalat 0,1 N dengan pipet
volume
Asam oksalat
0,1N

Masukan ke dalam labu


Erlenmeyer
Asam oksalat 0,1N

Tambahkan 5 Ml H2SO4 6 N

H2SO4 6N

Panaskan pada suhu 70-80 ̊C

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 123
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Titrasi dalam keadaan hangat


kuku dengan larutan KMnO4
hingga berwarna rose

Catat volume larutan KMnO4


yang digunakan

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

b. Penentuan Kadar Sampel


Tabel 7.2 Penentuan Kadar Sampel
Gambar Keterangan

Siapkan alat dan bahan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 124
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Ambil 10 Ml laruta
(NH4)2Fe(SO4)2 dengan pipet
volume

(NH4)2Fe(SO4)2

Tambahkan H2SO4 6 N

H2SO4 6N

Panaskan pada suhu 70 – 80 ̊C

Titrasi dalam keadaan hangat


kuku dengan larutan KMnO4
hinigga warna rose

Catat volume larutan KMnO4


yang di gunakan

Hitung kadar Fe

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 125
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

7.4 Alat dan Bahan


7.4.1 Alat
1. Labu Erlenmeyer : 3 buah
2. Corong kaca : 1 Buah
3. Pipet volume : 1 Buah
4. Ball pipet : 1 Buah
5. Gelas ukur 10 Ml : 2 buah
6. Pipet tetes : 1 Buah
7. Gelas kimia 250 Ml : 3 buah
8. Pembakar spiritus : 1 Buah
9. Kaki tiga : 1 Buah
10. Kasa asbes : 1 Buah
11. Labu dasar bulat : 1 Buah
12. Statif : 1 Buah
13. Klem : 1 Buah
14. Buret gelap : 1 Buah

7.4.2 Bahan
1. Aqua dm : secukupnya
2. KMnO4 : secukupnya

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 126
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

3. H2C2O4 0,1 N : 10 Ml
4. (NH4)2Fe(SO)2 : 10 Ml
5. H2SO4 6 N : 5 Ml

7.5 Pengamatan Data


a. Zat Pada Permanganometri
Tabel 7.3 Zat Pada Permanganometri
NO Nama Zat Bentuk Warna Bau Sifat
1 H2SO4 Cairan Tidak Tidak Indikator
Berwana Berbau
2 H2C2O4 Cairan Tidak Tidak Reductor
Berwarna Berbau
3 KMnO4 Cairan Berwana Tidak Indikator
Berbau
4 Garam Cairan Berwarna Tidak Reduktor
mohr Berbau

b. Pengamatan Standarisasi Larutan KmnO4


Tabel 7.4 Standarisasi Larutan KMnO4
Titrasi Volume Volume Volume Rata – Warna Titik Akhir
Awal Akhit Titrasi Rata
1 34,5 ml 34,7 ml 0,2 ml Oren, rose
0,45 ml
2 34,7 ml 35,4 ml 0,7 ml Tidak berwarna, rose

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 127
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

c. Pengamatan Penentuan Kadar Fe dari (NH4)2Fe(SO4)2


Tabel 7.5 Penentuan Kadar Fe dari (NH4)Fe(SO4)2
Titrasi Volume Volume Volume Rata – Warna Titik Akhir
Awal Akhit Titrasi Rata
1 9,3 ml 26,6 ml 17,3 ml 17, 3 ml Rose

7.6 Pengolahan Data


7.6.1 Perhitungan
1. Standarisasi Larutan KMnO4
a. Volume Titrasi
Diketahui = Vt1 = 0,2 ml
Vt2 = 0,7 ml
Ditanyakan = Vt
𝑉𝑡1+𝑉𝑡2 0,2+0,7 0,9
Jawab = Vt = = = = 0,45 𝑚𝑙
2 2 2

= 45 × 10—4 L
b. Konsentrasi Larutan
Diketahui = N2 = 0,1 N
V1 = 0,45 ml
V2 = 10 ml
Ditanyakan = N1
Jawaban = N1 × V1 = N2 × V2
N1 × 0,45 = 0,1 × 10
N1 × 0,45 = 1
0,45
N1 = = 0,45 N
1

2. Penentuan Kadar Fe
Diketahui = massa sampel = 9,8 g
Ar Fe = 56

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 128
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

N. KMnO4 = 0,45 N
V. titrasi = 0,00045 L
V. labu = 50 ml
V. Pipet = 10 ml
Ditanyakan = Mol Fe
mol Fe
massa Fe
% Fe
Jawab = a Mol Fe = N. KMnO4 . V. titrasi
0,45 × 0,00045
= 0,002025
= 2.025 × 10-3 Mol
𝑎 ×𝑣.𝑙𝑎𝑏𝑢 0,0002025 ×500
b mol Fe = = = 0,10125 mol
𝑣.𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡 10

c massa Fe = b × Ar Fe
0,10125 × 56
= 5,67
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝐹𝑒
d % Fe = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 100%
5,67
= 100%
9,8

= 0,5785 × 100%
% Fe= 57,85 %
7.6.2 Persamaan Reaksi
1. Reaksi standarisasi KMnO4
Na2C2O4 + H2SO4 H2C2O4 + Na2SO4
5Na2C2O4 10H+ + 5C2O42-
2KMnO4 2K+ + 2 MnO4
Reaksi redoks KMnO4 dengan H2C2O4
Oksidasi C2O42- 2CO2 + 2e- (x5)
Reduksi MnO4+8H+ + 5e- Mn2+ + 2MnO4 (x2)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 129
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

5C2O42- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

2. Reaksi penentuan kadar sampel Fe


10(NH4)2Fe(SO4)2aq – 8H2SO4(aq) + 2KMnO4 10(NH4)2SO4(aq)
-K2SO4(aq) + 2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3(aq) + 8H2O(aq)

7.7 Analisa dan Pembahasan


Penambahan H2SO4 merupakan indikator kuat sehingga akan beraksi
dengan KMnO4 agar dapat dilakukan titrasi karena KMnO4 merupakan indikator
kuat.
Pada titrasi kalium permanganat (KMnO4) merupakan zat perngoksidasi
yang sangat kuat, pereaksi ini tidak perlu menambahkan indikator, karena mampu
bertindak sebagai indikatornya sendiri, dan disebut juga autoindikator.
Asam oksalat dipanaskan pada suhu 70-80 ̊C fungsi pemanasan adalah
untuk mempercepat reaksi antara KMnO4 dengan asam oksalat karena pada suhu
kamar reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk
menentukan titik akhir reaksi.
Penggunaan Alumunium foil karena larutan KMnO4 pada buret yang
terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan
diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna
merah rosa. Untuk mencegah hal tersebut terjadi salah satunya apabila tidak ada
botol ataupun alat gelas yang gelap bisa digunakan penutup berupa alumunium foil
untuk membungkus alat gelas bening tersebut agar kedap cahaya.
Larutan KMnO4 tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena akan
terurai menjadi MnO2 yang menyebabkan pada titik akhir titrasi akan berwarna
coklat yang seharusnya larutan berwarna merah rose.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 130
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Standarisasi larutan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan


secara teliti.
Penambahan H2SO4 bertujuan agar mempercepat reaksi pada saat
dilakukanya titrasi.
Pada percobaan I terjadi kesalahan yang membuat percobaan tersebut
menjadi gagal. Kesalahan yang dillakukan yaitu terlalu banyak penambahan
larutan titrasi yang menyebabkan warna tidak sesuai dengan prosedur.
Proses titrasi dilakukan dua kali (duplo), agar didapat data pengamatan
yang dapat dibandingkan, dimana data akhir adalah rata-rata yang didapat dari
hasil percobaan penetapan konsentrasi.
Miniskus atas digunakan apabila larutan yang diukur memang memiliki
miniskus atas dan juga untuk larutan berwarna. Sedangkan Untuk miniskus bawah
digunakan untuk membaca volume di alat ukur jika larutan berwarna bening atau
masih jelas dan pastinya memiliki miniskusus bawah.
Buret yang di gunakan yaitu buret berwarna gelap karena larutan yang
dipakai untuk titrasi larutan berwarna. Buret berwarna gelap di pakai karena
larutan KMnO4 ( titran) tidak boleh terkena matahari langsung.
Jika larutan telah dipanaskan sesuai dengan suhu yang di tenntukan maka
larutan harus cepat di titrasi agar suhu tidak kembali normal karena mengakibatkan
warna di titik akhir tidak akan sesuai.
Pada percobaan ke I larutan KMnO 4 habis karena pada titrasi memakan
waktu yang lama untuk terjadi perubahan warna sehingga percobaan di ulang
kembali.

7.8 Kesimpulan
1. Penentuan kadar sampel secara oksidimetri yaitu pada larutan KMnO4 yang
tidak memerlukan indikator atau auto indikator untuk perubahan warna yang
sesuai.
2. Konsentasi Larutan Permanganometri

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 131
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2

Diketahui : N2 : 0,1 N
V1 : 0,045 Ml
V2 : 10 Ml
Ditanyakan : N1
Jawab : N1 × V1 = N2 × V2
N1 × 0,045 = 0,1 × 10
N1 × 0,045 = 1
0,045
N1 = = 0,45 𝑁
1

3. Penentuan Kadar Sampel


massa Fe
% Fe = Massa sampel × 100%
5,67
= 120,5 × 100% = 4,70 %

4. Reduksi : penurunan bilangan oksidasi dan bertambahnya elektron


Reaksi redoks dapat dijadikan sebagai dasar titrasi apabila memenuhi
persyaratan umum sebagai berikut:
1) Reaksi harus cepat dan sempurna.
2) Reaksi berlangsung harus berlangsung secara stoikiometri. Sehingga
terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator dan reduktor (dapat dihitung)
3) Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks
Oksidasi : peninngkatan bilangan oksidasi dan berkurangnya elektron.
5. V.titasi :Vakhir – Vawal
Vtitrasi 1 - Vtitrasi 2
V.rata-rata : 2

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 132

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen20 halaman
    Bab V
    Alfarizi Alba
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen18 halaman
    Bab Iii
    Alfarizi Alba
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen20 halaman
    Bab Vi
    Alfarizi Alba
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii
    Alfarizi Alba
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Alfarizi Alba
    Belum ada peringkat