TITRASI PERMANGANOMETRI
7.1 Tujuan
1. Mengetahui konsentrasi larutan sampel secara oksidimetri.
2. Menetapkan konsentrasi larutan permanganometri.
3. Menentukan kadar besi dalam (NH4)2Fe(SO4)2 dengan permanganometri.
4. Memahami konsep dasar dari oksidimetri dan reduksi.
5. Menentukan volume titrasi dan rata-rata titrasi.
115
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 116
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Red → oks + n e
di mana red menunjukkan bentuk tereduksi (disebut juga reduktan atau zat
pereduksi), oks adalah bentuk teroksidasi (oksidan atau zat pengoksidasi), n adalah
jumlah elektron yang ditransfer dan e adalah elektron.
Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetrik dari zatzat
anorganik maupun organik. Untuk menetapkan titik akhir pada titrasi redoks dapat
dilakukan secara potensiometrik atau dengan bantuan indikator. Analisis volumetri
yang berdasarkan reaksi redoks diantaranya adalah bromatometri, yodometri,
yodimetri, yodatometri, permanganometri dan serimetri.
Kalium permanganat merupakan senyawa anorganik dengan rumus KMnO 4.
Garam yang terdiri dari K+ dan MnO4 ion. Kalium permanganat merupakan oksidator
(zat pengoksidasi) kuat yang dapat bereaksi dengan cara berbeda-beda tergantung
pada pH larutannya. Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar
reduktor dalam suasana asam sulfat encer.[25]
Dalam suasana penetapan basa atau asam lemah akan terbentuk endapan coklat
yang MnO2 yang menganggu.
a. Dalam asam sulfat encer:
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2- + 4H2O
b. Dalam asam lemah :
MnO4- + 4H+ + 5e → MnO2 + 2H2O
c. Dalam larutan netral atau basa:
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 + 4OH–
Pada prinsipnya Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan
(± 70°C) untuk mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi warna merah mantap
untuk beberapa saat menandakan reaksi berlangsung lambat.
2KMnO4 + 3 H2SO4→ K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + O2
Pada penambahan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion
Mangan (II) yang terjadi berfungsi untuk mempercepat reaksi. Selanjutnya titran
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 117
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir tercapai, yaitu sampai pada tetesan
dimana warna merah jambu pucat mantap. Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya
warna merah muda/pink yang disebabkan kelebihan permanganat. Titrasi
permanganometri tidak memerlukan indikator karena larutan KMnO 4 sendiri sudah
berfungsi sebagai indikator (autoindikator).
Reaksi ini berjalan lambat pada temperatur kamar dan biasanya diperlukan
pemanasan hingga 60ºC. Bahkan bila pada temperatur yang lebih tinggi reaksi akan
berjalan makin lambat dan bertambah cepat setelah terbentuknya ion mangan (II).
Pada penambahan tetesan titrasi selanjutnya warna merah hilang semakin cepat
karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis, katalis untuk
mempercepat reaksi.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak
pada: Larutan KMnO4 pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang
lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO 2
sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara
MnO4- dengan Mn2+.
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔ 5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2 + 2CO2↑
H2O2 ↔ H2O + O2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan.[26]
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 118
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
(Sumber: https://rismakan.wordpress.com/2012/06/17/permanganometri/)
Tambahkan 5 ml H2SO4 6M
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 119
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Panaskan di suhu 70 – 80 ̊ C
Analisa pembahasan
kesimpulan
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 120
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Hitung kadar Fe
Kesimpulan
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 121
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 122
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Tambahkan 5 Ml H2SO4 6 N
H2SO4 6N
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 123
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Kesimpulan
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 124
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Ambil 10 Ml laruta
(NH4)2Fe(SO4)2 dengan pipet
volume
(NH4)2Fe(SO4)2
Tambahkan H2SO4 6 N
H2SO4 6N
Hitung kadar Fe
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 125
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Kesimpulan
7.4.2 Bahan
1. Aqua dm : secukupnya
2. KMnO4 : secukupnya
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 126
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
3. H2C2O4 0,1 N : 10 Ml
4. (NH4)2Fe(SO)2 : 10 Ml
5. H2SO4 6 N : 5 Ml
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 127
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
= 45 × 10—4 L
b. Konsentrasi Larutan
Diketahui = N2 = 0,1 N
V1 = 0,45 ml
V2 = 10 ml
Ditanyakan = N1
Jawaban = N1 × V1 = N2 × V2
N1 × 0,45 = 0,1 × 10
N1 × 0,45 = 1
0,45
N1 = = 0,45 N
1
2. Penentuan Kadar Fe
Diketahui = massa sampel = 9,8 g
Ar Fe = 56
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 128
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
N. KMnO4 = 0,45 N
V. titrasi = 0,00045 L
V. labu = 50 ml
V. Pipet = 10 ml
Ditanyakan = Mol Fe
mol Fe
massa Fe
% Fe
Jawab = a Mol Fe = N. KMnO4 . V. titrasi
0,45 × 0,00045
= 0,002025
= 2.025 × 10-3 Mol
𝑎 ×𝑣.𝑙𝑎𝑏𝑢 0,0002025 ×500
b mol Fe = = = 0,10125 mol
𝑣.𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡 10
c massa Fe = b × Ar Fe
0,10125 × 56
= 5,67
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝐹𝑒
d % Fe = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 100%
5,67
= 100%
9,8
= 0,5785 × 100%
% Fe= 57,85 %
7.6.2 Persamaan Reaksi
1. Reaksi standarisasi KMnO4
Na2C2O4 + H2SO4 H2C2O4 + Na2SO4
5Na2C2O4 10H+ + 5C2O42-
2KMnO4 2K+ + 2 MnO4
Reaksi redoks KMnO4 dengan H2C2O4
Oksidasi C2O42- 2CO2 + 2e- (x5)
Reduksi MnO4+8H+ + 5e- Mn2+ + 2MnO4 (x2)
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 129
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 130
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
7.8 Kesimpulan
1. Penentuan kadar sampel secara oksidimetri yaitu pada larutan KMnO4 yang
tidak memerlukan indikator atau auto indikator untuk perubahan warna yang
sesuai.
2. Konsentasi Larutan Permanganometri
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 131
BAB VII TITRASI PERMANGANOMETRI KELOMPOK 2
Diketahui : N2 : 0,1 N
V1 : 0,045 Ml
V2 : 10 Ml
Ditanyakan : N1
Jawab : N1 × V1 = N2 × V2
N1 × 0,045 = 0,1 × 10
N1 × 0,045 = 1
0,045
N1 = = 0,45 𝑁
1
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR DAN ANALITIK T.A. 2020/2021 132