Anda di halaman 1dari 9

No.

Undian : 56

LAPORAN PRAKTIKUM UJIAN AKHIR SEMESTER


PEMBAKUAN HCL 0,1 N

Disusun Oleh
NI MADE SHELA MAHA PUTRI
NIM.P07134122026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2022
Nomor Undian : 56

I. Hari/Tanggal : Jumat, 25 November 2022

II. Tujuan : Agar mahasiswa dapat memahami dan melakukan


standarisasi larutan baku skunder HCl dengan larutan baku primer
Na2SO3. Secara tepat dan benar.

III. Dasar Teori : Reaksi asam basa merupakan reaksi yang terjadi
antara larutan asam dengan larutan basa, hasil reaksi ini dapat disebut
juga reaksi penetralan asam basa tergantung pada larutan yang
direaksikan. Larutan yang direaksikan merupakan salah satunya
disebut larutan baku. Larutan baku merupakan larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan ada dua yaitu larutan
baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah
larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan jalan
menghitung dari berat zat terlarut yang akan dilarutkan dengan tepat. .
Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya harus
ditentukan dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer. Pada
percobaan kali ini larutan yang digunakan sebagai larutan baku
sekunder adalah HCl. HCl merupakan larutan yang tidak berwarna dan
mempunyai sifat korosif. HCl juga mudah menguap dan berasap
apabila bersinggungan langsung dengan udara, tanpa didihkan.

IV. Alat dan Bahan :


A. Alat :
1. Neraca Analitik
2. Botol timbang
3. Batang Pengaduk
4. Labu Ukur 100 ml
5. Labu erlenmayer 250 ml
6. Gelas ukur 100 ml
7. Gelas kimia 100 ml, 250 ml
8. Buret 50 mL
9. Pipet volumetrik 25 ml
10. Pipet tetes
11. Corong
12. Botol semprot
13. Klem statif
14. Kertas saring
15. Tisu
16. Plastik dan karet
17. Sendok
B. Bahan :
1. Aquades
2. Larutan HCl 0,1 N
3. Indikator MO
4. Na2CO3
V. Cara Kerja :
1. Memanaskan Neraca Analitik selama 30 menit.
2. Siapkan alat yang akan digunakan untuk di bilas.
3. Bilas labu erlenmayer 250 ml, gelas ukur 100 ml, gelas kimia 100
ml dan 250 ml, Pipet volumetrik 25 ml, Pipet tetes, pengaduk dan
corong dengan aquades, lakukan sebanyak 3 kali.
4. Untuk membilas buret, isi buret dengan aquades lalu buka keran
keluarkan separuh lalu separuhnya buang melalui bagian atas buret
dengan posisi buret ditidurkan dan keran dibuka, lakukan
sebanyak 3 kali.
5. Kembali ke Neraca Analitik untuk melakukan penimbangan
6. Siapkan botol timbang, alat tulis dan kalkulator.
7. Pastikan neraca berada pada bidang datar, dengan cara melihat
waterpass yang posisinya harus berada di tengah-tengah.
8. Neraca harus dalam keadaan 0,0000 gr.
9. Masukkan botol timbang dengan keadaan tertutup kemudian,
dibuka kembali pada saat posisi sudah berada di dalam neraca
analitik
10. Letakkan tutup botol timbang di sebelah botol timbang, kemudian
tutup neraca.
11. Catat hasil berat setelah skala menunjukkan angka yang stabil.
12. Buka kembali tutup neraca kemudian tambaahkan asam Natrium
Karbonat menggunakan sendok secara perlahan.
13. Pastikan tidak ada yang tercecer selama proses penimbangan.
14. Penambahan tidak melebihi toleransi 10% berat yang ditimbang.
15. Setelah di rasa cukup, tutup botol timbang dan kemudian tutup
neraca
16. Catat hasil berat setelah skala menunjukkan angka yang stabil.
17. Buka tutup neraca dan ambil botol timbang, kemudian tutup
kembali neraca.
18. Lakukan pelarutan Natrium Karbonat yang sudah ditimbang,
dengan,
19. Menambah aquades maximal ¼ botol timbang
20. Aduk menggunakan pengaduk hingga larut, pengaduk tidak boleh
diletakkan harus terus pada posisi di botol timbang.
21. Setelah larut, tuangkan pada labu ukur yang sudah diberi cela
dengan cara mengangkat pengaduk kemudian tidurkan pengaduk
pada mulut botol timbang kemudian tuang secara perlahan.
22. Ulangi hingga tidak ada Natrium Bikarbonat yang menempel pada
botol timbang
23. Bilas botol timbang dan pengaduk dengan aquades kemudian aduk
dan jangan lupa melihat bagian mulut botol timbang yang
digunakan untuk menuang.
24. Bersihkan bagian corong dengan aquades.
25. Ambil celah dan corong
26. Homogenkan larutan secara perlahan dengan tangan kiri
memegang leher labu ukur dan tangan kanan memegang bagian
bawah labu ukur.
27. Tambahkan aquades hingga ¾ volume labu ukur lalu homogenkan
kembali secara perlahan.
28. Tambahkan 1 cm aquades di bawah tanada tera.
29. Keringkan leher labu ukur dengan tisu.
30. Tambahkan aquades dengan menggunakan pipet tetes yang sudah
di bilas.
31. Pastikan pipet tetes tidak menyetuh bagian leher labu ukur.
32. Tutup labu ukur menggunakan plastik yang di ikat karet, pastikan
sudah rapat.
33. Bolak balik labu ukur secara perlahan dengan posisi yang benar.
34. Buka tutup labu ukur kemudian, bilas pipet volumetrik 1 kali
dengan larutan yang berada di dalam labu ukur.
35. Kemudian, pipet dengan menggunakan pipet volumetrik 25 ml dan
pindahkan ke dalam labu erlenmeyer. Lakukan sebanyak 3 kali
dengan 3 labu erlenmeyer.
36. Ambil 25 ml aquades ke dalam gelas ukur, kemudian tuang
aquades tersebut ke dalam labu erlenmeyer. Lakukan sebanyak 3
kali untuk 3 erlenmeyer.
37. Ambil indikator MO menggunakan pipet tetes, teteskan masing-
masing 3 tetes pada setiap erlenmeyer, lakukan 3 kali untuk 3
erlenmeyer.
38. Kemudian bilas gelas kimia dengan HCl dan tuangkan larutan HCl
ke dalam gelas kimia tersebut.
39. Letakkan corong pada mulut buret, dan bilas buret menggunakan
larutan HCl.
40. Letakkan buret pada statip dan isi dengan HCl.
41. Pastikan buret tegak, kemudian baca skala volume sebagai volume
awal sebelum titrasi.
42. Beri alas di bawah labu erlenmeyer pada saat proses tittrasi untuk
mengetahui perubahan warna.
43. Putar keran secara perlahan hingga mengeluarkan tetesan larutan
HCl pada erlenmeyer.
44. Pastikan tetesan tidak jatuh dalam dinding erlenmeyer.
45. Putar terus labu erlenmeyer agar larutan HCl tercampur dengan
larutan di dalam erlenmeyer.
46. Lakukan hingga ada perubahan warna tipis pada erlenmeyer,
47. Segera hentikan keran buret jika sudah terjadi perubahan warna.
48. Kemudian, baca dan catat skala volume akhir pada titrasi 1
49. Lakukan nomor 39 s.d. 48 untuk titrasi 2 dan 3.
VI. Hasil Pengamatan
Dalam titrasi HCl yang saya lakukan, larutan Natrium Karbonat
( Na2CO3) yang sebelumnya berwarna bening berubah menjadi
warna peach setelah di titrasi dengan larutan HCl dan ditambah
dengan indikator MO.

VII. Hasil Perhitungan :


A. Hasil penimbangan Na2CO3
 Rumus kimia : Na2CO3
Mr = 106
106
BE = 2
= 53

 Massa Natrium Karbonat yang ditimbang


����
N = �� � �
����
0,1 N = 53 � 0,1
����
0,1 N = 5,3

gram = 0,1 N x 5,3


gram = 0,53 gram
 10% dari berat yang ditimbang
10% x 0,53 gram = 0, 053 gram
 Berat bahan maksimal
0,53 gram + 0,053 gram = 0,583 gram
 Berat bahan minimal
0,53 gram - 0,053 gram = 0,477 gram
 Rentan berat bahan
0,477 gram – 0,583 gram
 Berat botol timbang = …………….
 Hasil penimbangan
……………..
 Hasil Natrium Karbonat yang ditimbang
Hasil penimbangan – berat botol timbang
…………………... gram – …………………..gram
= ………………...gram

B. Data hasil titrasi


Data hasil percobaan titrasi 3X
Percobaan V awal V akhir V titrasi
1. ………… ml
2.
3

 N Na2CO3
��
N= �

N = 53 x 10
 Titrasi 1
Mek analit HCl = Mek titran Natrium Karbonat
V X N HCl = V X N Na2CO3
……… X N HCl = 25,0 ml X ………
…………………..
N HCl = ………………..

N HCl = ………
 Titrasi 2
Mek analit HCl = Mek titran Natrium Karbonat
V X N HCl = V X N Na2CO3
……… X N HCl = 25,0 ml X ………
…………………..
N HCl = ………………..

N HCl = ………
 Titrasi 3
Mek analit HCl = Mek titran Natrium Karbonat
V X N HCl = V X N Na2CO3
……… X N HCl = 25,0 ml X ………
…………………..
N HCl = ………………..

N HCl = ………
�1+�2+�3
 N HCl rata-rata = 3

=
= …….
 Deviasi rata-rata
�1−� ����−���� + �2−� ����−���� +(�3−� ����−����)
= 3

=
=

= …….
������� ����−����
 Deviasi rata-rata relatif = � ����−����
� 1000

=……… ppt

VIII. Kesimpulan
Pembakuan HCl 0,1 N menghasilkan …………. ppt

Anda mungkin juga menyukai