Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTIKUM 12

PEMBAKUAN LARUTAN HCL

Disusun oleh :
SEVIRA ANISAH RAHMAWATI
NIM. P07134122014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2022
PEMBAKUAN LARUTAN HCl
I. Hari/Tanggal : Rabu ,26 Oktober 2022
II. Tujuan : Untuk memahami dan mengetahui cara menstandarisasi
larutan baku sekunder HCl dengan larutan baku primer
Na2CO3.
III. Dasar Teori :
Analisa titmetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif
dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar)
yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti dan berlangsung secara
kuantitatif. Berdasarkan jenis reaksinya, metode atau analisa titmertri ini dibagi
menjadi empat golongan, yaitu: asidi-alkalimetri, oksidimetri,
kompleksometri, dan titrasi pengendapan. Pada Praktikum kali ini, metode
titmetri yang digunakan adalah metode asidimetri-alkalimetri. Asidimetri
adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa,
sedangkan alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku basa. Oleh sebab itu, keduanya juga disebut sebagai
titrasi asam-basa. Titrasi adalah proses pengukuran volume larutan yang
terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan diketahui
volumenya sampai terjadi reaksi sempurna, atau dengan kata lain untuk
mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen. Titik
ekuivalen adalah saat di mana larutan yang dititrasikan menunjukan bahwa
ekuivalen pereaksi-pereaksi sama. Namun pada praktiknya, titik ekuivalen sulit
untuk diamati karena hanya merupakan titik akhir teoritis atau titik
stoikiometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa, sehingga
titik akhir titrasi dapat diketahui.
Pada saat tercapai titik ekuivalen, penambahan sedikit asam atau basa
akan menyebabkan perubahan pH yang sangat besar. Perubahan pH yang besar
ini seringkali dikenal sebagai indikator, yaitu senyawa organik yang akan
berubah warnanya dalam rentang pH tertentu. berdasarkan pernyataan di atas,
maka pada reaksi penetralan yang terjadi adalah jumlah ekuivalen basa.
Sehingga prinsip yang berlaku adalah V1.N1=V2.N2 di mana normalitas sama
dengan molaritas. Pada praktikum kali ini, larutan baku yang dipakai adalah
larutan baku primer HCl dan larutan baku sekunder Na2CO3, agar ketika kedua
larutan tersebut dititrasikan dapat menghasilkan standarisasi larutan baku
normal.
IV. Prinsip Kerja :
 Menimbang natrium karbonat (Na2CO3) sebanyak 0,53 gram dengan
toleransi 10 % yang kemudian dilarutkan dalam labu ukur 100 ml, dipipet
25 ml pindahkan ke labu erlenmeyer menambahkan juga Indikator MO/MR
3 tetes dan direaksikan dengan HCl hingga mencapai titik ekivalen.
 Pembacaan volume pada pipet volume dan buret dengan membaca miniskus
bawah yang segaris dengan tanda tera dan pembacaannya diharuskan sejajar
dengan mata.
 Dalam praktikum ini titran dipastikan terisi full hingga tak ada udara yang
tersisa dibawah kran dan keringkan bagian atas buret dengan kertas saring
sebelum melakukan pemindahan titran pada labu.
V. Alat dan Bahan :
A. Alat :
1. Neraca analitik
2. Botol timbang
3. Batang pengaduk
4. Buret
5. Statif dan klem
6. Gelas kimia 1000 ml
7. Gelas kimia 200 ml
8. Gelas ukur 50 ml
9. Labu ukur 100 ml
10. Labu Erlenmeyer 250 ml 3 buah
11. Pipet volume 25 ml
12. Pipet tetes
13. Corong
14. Botol semprot
15. Kertas saring
16. Tissue
B. Bahan :
1. HCl
2. Natrium karbonat(Na2CO3)
3. Indikator MO
4. Aquades
VI. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Bilas labu Erlenmeyer menggunakan aquades 3 kali.
3. Bilas labu ukur dengan aquades sebanyak 3 kali.
4. Bilas gelas kimia dengan aquades sebanyak 3 kali.
5. Buret dibilas sebanyak 3 kali dengan aquades dengan cara masukkan
aquades lalu diputar putar buka kran lalu buang dengan memutar-mutar
buret, lalu bilas dengan larutan HCl.
6. Bilas gelas ukur menggunakan aquades sebanyak 3 kali.
7. Bilas pipet volumetrik mengggunakan aquades sebanyak 3 kali.
8. Bilas corong kaca menggunakan aquades sebanyak 3 kali.
9. Lalu dibilas gelas kimia menggunakan larutan HCl.
10. Siapkan labu ukur dan corong disebelah kiri timbangan dan wadah serbuk
Na2CO3.
11. Timbang serbuk Na2CO3 seberat 0,53 dengan toleransi ±10% lalu larutkan
serbuk Na2CO3 dan tuangkan kedalam labu ukur yang telah dipasang
corong.
12. Larutkan serbuk Na2CO3 dengan menambahkan aquades setengah labu
ukur lalu homogenkan. Lalu isikan dengan aquades hingga 1 cm dibawah
tanda tera lalu ditepatkan dengan menggunakan pipet tetes kemudian
dihomogenkan.
13. Pindahkan larutan Na2CO3 ke gelas kimia ukuran 100 ml. Bilas pipet
volumetrik 25 ml menggunakan larutan Na2CO3.
14. Setelah itu pipet larutan Na2CO3 menggunakan pipet volumetrik sampai di
atas tanda tera, lalu angkat dan keringkan ujung pipet menggunakan tisu
kemudian tepatkan larutan.
15. Pindahkan larutan Na2CO3 ke dalam 3 labu Erlenmeyer secara perlahan
yang masing-masing sebanyak 25ml dan ditambahkan aquades sebanyak
25 ml menggunakan gelas ukur.
16. Lalu teteskan metil jingga (MO) sebanyak 3 tetes setiap labu erlenmayer,
17. Bilas gelas kimia menggunakan larutan HCl.
18. Tuangkan larutan HCl kedalam gelas kimia.
19. Lalu letakkan corong kaca diatas buret, bilas buret menggunakan larutan
HCl.
20. Isikan atau bilas buret dengan larutan HCl dengan cara mengisi seperempat
dari volume buret lalu buang gelembung yang ada diburet dengan cara
memiringkan dan membuka kran buret hingga gelembung keluar.
21. Pasang buret distatip dan isikan larutan HCl kedalam buret.
22. Pastikan buret terpasang tegak dan baca volume pada buret sebagai volume
awal sebelum dititrasi.
23. Letakkan tisu atau alas yang berwarna putih dibawah buret.
24. Lalu letakkan labu Erlenmeyer dibawah ujung buret.
25. Putar kran buret dan pastikan larutan HCl jatuh tetes demi tetes kedalam
labu Erlenmeyer dan tidak boleh menetes didinding labu Erlenmeyer.
26. Putar-putar labu Erlenmeyer agar larutan HCl tercampur dengan larutan
dalam didalam labu Erlenmeyer.
27. Hentikan atau tutup kran jika larutan didalam labu sudah berubah warna
menjadi orange (jingga).
28. Tunggu selama 30 detik, lalu baca volume akhir titrasi.
VII. Hasil Perhitungan :
A. Hasil penimbangan Natrium karbonat
 Natrium karbonat
Rumus kimia = 𝐶2 𝐻2 𝑂4 . 2𝐻2 𝑂
Mr = 126
126
BE = = 63
2

 Massa natrium karbonatyang ditimbang


𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁 = 𝐵𝐸 𝑥 𝐿
gram
0,1 𝑁 = 53 x 0,1
gram
0,1 𝑁 = 5,3

𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,1 𝑁 𝑥 5,3


𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,53 𝑔𝑟𝑎𝑚
 10 % berat yang akan ditimbang = 10% x 0,53 gram
= 0,053 gram
 Berat bahan maksimal = 0,53 gram + 0,053 gram
= 0,583 gram
 Berat bahan minimal = 0,53 gram – 0,053 gram
= 0,477 gram
 Rentang berat bahan = 0,477 gram – 0,583 gram
 Berat botol timbang = 19,2783 gram
 Hasil penimbangan = 19,8337 gram
 Hasil Natrium karbonat yang ditimbang
= Hasil penimbangan – berat botol timbang
= 19,8337 gram – 19,2783 gram
= 0,5554 gram
B. Hasil Titrasi
 Data percobaan titrasi sebanyak 3 kali percobaan
Percobaan Vol awal Vol akhir Vol Titrasi
1. 0,45 ml 25,65 ml 25,20 ml
2. 0,23 ml 24,25 ml 24,02 ml
3. 0,37 ml 23,55 ml 23,18 ml

C. Mek analit (HCl) = Mek titran (H2C2O4)


 Hasil Natrium karbonat yang ditimbang
= Hasil penimbangan – berat botol timbang
= 19,8337 gram – 19,2783 gram
= 0,5554 gram
= 555,4 mg
 N Natrium karbonat
𝑚𝑔
𝑁=
𝐵𝐸 × 𝑚𝑙
555,4 mg
𝑁=
53 × 100
555,4
𝑁=
5300
𝑁 = 0,1048
 Titrasi 1
Mek analit (HCl) = Mek titran Natrium karbonat(Na2CO3)
V × N HCl = V × N Na2CO3
25,20 ml × N HCl = 25,0 ml × 0,1048
25,0 ml × 0,1048
N HCl = 25,20 ml

N HCl = 0,1040
 Titrasi 2
Mek analit (HCl) = Mek titran Natrium karbonat(Na2CO3)
V × N HCl = V × N Na2CO3
24,02 ml × N HCl = 25,0 ml × 0,1048
25,0 ml × 0,1048
N HCl = 24,02 ml

N HCl = 0,1091
 Titrasi 3
Mek analit (HCl) = Mek titran Natrium karbonat(Na2CO3)
V × N HCl = V × N Na2CO3
23,18 ml × N HCl = 25,0 ml × 0,1048
25,0 ml × 0,1048
N HCl = 23,18 ml

N HCl = 0,1130
 N HCl rata-rata
N1+N2+N3
N HCl rata-rata = 3
0,1040 + 0,1091 + 0,1130
N HCl rata-rata = 3
0,3261
N HCl rata-rata = 3

N HCl rata-rata = 0,1087


 Deviasi rata-rata
Deviasi rata-rata
( N titrasi 1 – N rata-rata)+ ( N titrasi 2 – N rata-rata)+ ( N titrasi 3 – N rata-rata)
= 3
( 0,1040 - 0,1087 ) + ( 0,1091 - 0,1087 ) + ( 0,1130 - 0,1087 )
= 3
0,0047 + 0,0004 + 0,0043
= 3
0,0094
= 3

= 0,003133
 Deviasi rata-rata relatif
deviasi rata-rata
Deviasi rata-rata relatif = ( ) × 1000
N rata-rata
0,003133
Deviasi rata-rata relatif = ( ) × 1000
0,1087

Deviasi rata-rata relatif = 28,8 ppt


VIII. Kesimpulan :
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagi berikut :
 Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil akhir
pembakuan larutan HCL dan Natrium karbonat dengan indikator MO
adalah 28,8 ppt.
 Dari percobaan I titrasi antara HCl dan Natrium karbonat dengan
menggunakan indicator MO diperoleh hasil sebagai berikut :
Volume HCl yang digunakan sebanyak 25,20 ml dan terjadi perubahan
warna pada larutan natrium karbonat setelah ditetesi MO, dari yang
awalnya berwarna kuning dan setelah bercampur dengan HCl berubah
warna menjadi jingga sangat tipis.
 Dari percobaan II titrasi antara HCl dan Natrium karbonat dengan
menggunakan indicator MO diperoleh hasil sebagai berikut :
Volume HCl yang digunakan sebanyak 24,02 ml dan terjadi perubahan
warna pada larutan HCl setelah ditetesi MO, dari yang awalnya
berwarna kuning dan setelah bercampur dengan HCl berubah warna
menjadi jingga tipis.
 Dari percobaan III titrasi antara HCl dan Natrium karbonat dengan
menggunakan indicator MO diperoleh hasil sebagai berikut :
Volume HCl yang digunakan sebanyak 23,18 ml dan terjadi perubahan
warna pada larutan natrium karbonat setelah ditetesi MO, dari yang
awalnya berwarna kuning dan setelah bercampur dengan HCl berubah
warna menjadi jingga agak tebal.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai