PEMBAKUAN HCL
NIM. P07134122102
TAHUN 2022
Hari/Tanggal :
Selasa, 2 Oktober 2022
A. Tujuan :
B. Dasar Teori
Asam klorida adalah larutan akuantif daari gasdaan hidrogen klorida
(HCl ) ialah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung
ini digunakan secara luas dalam industri . Asam klorida merupakan cairan
yang sangat korosif , asam klorida pernah menjadi zat yang paling dan sering
digunakan dalam awal sejarahnya. Dia diturunkan oleh alkimiawan persia
senyawa ini digunakan sepanjang abat pertengahan oleh ilmuan Eropa
(khopkar , S.M. 1990)
Asam klorida dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan
amonium , sejalan dengan teori Archenius akan tetapi pada kasus amonia
tidak muncul ion hidroksida amonia bereaksi dengan melarutkan amonia
tersebut untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida . Pada kasus
tersebut akan memperoleh kaitan tak berwarna yang dapat dikatalisasikan
untuk mendapatkan garam berwarna putih , baik itu natrium klorida maupun
ammonium klorida ( Aftalion , Fred . 1991)
Sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada temperatur kamar
kecuali pada titrasi yang meliputi basa . Basa yang mengandung CO2 ,
dititrasi dengan Na₂CO₃, dilaku kan pada temperatur yang mempengaruhi
asam basa . Klorida merupakan asam monoputik yang sulit menjadi redous.
Ia juga asam kuat yang paling bahaya untuk ditangani dibandingkan dengan
asam kuat lainya . Walaupun asam mengandung ion klorida yang tidak relatif
dan tidak beracun , asam klorida dalam konsntrasi menengah cukup stabil
untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasi konsentrasinaya ,oleh
karena itu alasan ilmiah asam klorida merupakan reagen yang sangat bau
(Greenwood dan Eamshaw. 1997)
D. Cara kerja :
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Bilas dengan aquades sebanyak 3 kali.
3. Menimbang natrium karbonat menggunakan neraca analitik.
4. Letakan corong pada labu ukur dan beri celah menggunakan tisu diantara
corong dan bibir labu ukur.
5. Tambahkan aquades pada botol timbang yang berisi zat padat.
6. Aduk menggunakan batang pengaduk hingga larut.
7. Masukan larutan kedalam labu ukur dengan batang pengaduk sebagai
perantara.
8. Ulangi langkah 5, 6, 7 sampai tidak ada zat padat yang tersisa.
9. Tambahkan aquades sampai ½ volume kemudian homogenkan.
10. Tambahkan lagi aquades sampai ¾ volume kemudian homogenkan.
11. Keringkan dinding bagian dalam labu ukur menggunakan kertas saring.
12. Tambahkan aquades sedikit demi sedikit menggunakan pipet tetes sampai
tanda tera.
13. Tutup labu ukur kemudian homogenkan.
14. Pipet larutan natrium karbonat menggunakan pipet volumetrik 25 ml lalu
masukan kedalam labu erlenmeyer.
15. Tambahkan 25 ml aquades kemudian tambahkan indikator MO sebanyak
3 tetes.
16. Isi buret menggunakan larutan HCL dan catat volume awal titrasi.
17. Titrasi larutan tersebut sampai perubahan warna setipis mungkin.
18. Lakukan 3 kali titrasi
19. Catat volume larutan pada buret sebagai volume akhir titrasi.
E. Data hasil
1. Menimbang Natrium Karbonat
Penimbangan Natrium Karbonat dengan toleransi 10 %
Berat botol timbang : 19,2392
Berat sampel : 0,53
Berat total : 19,7692
2) Titrasi 2
Volume awal = 0,59 ml
Volume akhir = 24,67 ml
Volume titrasi = 24,67 – 0,59 = 24,08 ml
Mek HCL = Mek Na2CO3
24,08 x N = 25,0 ml x 0,1091
N = 2,7275
24,08
= 0,1132
3) Titrasi 3
Volume awal = 0,27 ml
Volume akhir = 24,83 ml
Volume titrasi = 24,83 – 0,27 = 24,56 ml
Mek HCL = Mek Na2CO3
24,56 x N = 25,0 ml x 0,1091
N = 2,7275
24,56
= 0,1122
d) Normalitas rata-rata
Nx = ( 0,1122 + 0,1132 + 0,1115 )
3
= 0,1123
e) Rata-rata selisih
= (N1 – Nx) + (N2 – Nx) + (N3 -Nx)
3
= (0,1122-0,1123) + (0,1132-0,1123) + (0,1122-0,1123)
3
= 0,0004
F. Kesimpulan
Diperoleh normalitas rata-rata 0,1123 dan deviasi rata-rata ppt dengan angka
3,561 dari hasil pembakuan HCl.
Dosen Pengampu Praktikan