Anda di halaman 1dari 13

A.

Hari, Tanggal : Kamis, 31 Januari 2019

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembakuan Na2S2O3 dengan metode


iodometri

2. Mahasiswa dapat menghitung N Na2S2O3 dan BTR pada reaksi

C. Prinsip

Larutan Na2S2O3 dibakukan dengan larutan K2Cr2O7 dengan


menggunakan amilum sebagai indicator dengan cara titrasi sampai mencapai
titik ekuivalen

D. Dasar Teori

Iodometri dapat mengalami oksidasi dan reduksi. Dimana adanya


kenaikan dan penurunan bilangan-bilangan biloks. Beberapa zat merupakan
pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan
iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi,
banyak pereaksi oksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan
ion iodide dan ada banyak penggunan proses iodometrik.

Metode titrasi secara langsung mengacu pada titrasi dengan suatu


larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung adalah berkenaan
dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Dalam
kebanyakan titrasi langsung dengan iod dalam kalium iodide. Larutan standar
yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah natrium
tiosulfat (Na2S2O3)

Dalam suasana asam, K2Cr2O7 dapat mengoksidasikan KI menjadi I2


bebas sebanding yang bewarna cokelat dan ion Cr3+ yang bewarna hijau,
dimana I2 bebas sebanding tersebut dapat dititrasi dengan Na2S2O3dan
indicator amilum yang ditambahkan menjelang TAT (Titik Akhir Titrasi).
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Buret k. Batang Pengaduk
b. Statif dan Klem l. Sendok Penyu
c. Labu Erlenmeyer m. Gelas Kimia
d. Labu ukur 100 ml n. Kertas Timbang
e. Pipet Volume 25 ml o. Kertas Saring
f. Pipet Tetes p. Tisu
g. Neraca Analitik q. Lemari Asam
h. Corong r. Hot Plate
i. Botol Semprot s. Gelas ukur
j. Botol Timbang t. Kertas putih
2. Bahan
a. Aquades
b. KI
c. Larutan Amilum
d. Larutan Na2S2O3
e. K2Cr2O7
f. Larutan HCl

F. Cara Kerja

1. Pembuatan larutan HCl 4N

(digunakan untuk 20 praktikan)

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Membilas alat gelas menggunakan aquades sebanyak minimal


3x

c. Menuangkan aquades ke dalam erlenmeyer besar

d. Menuangkan HCl pekat ke dalam gelas ukur ( dilakukan di


dalam lemari asam )

e. Menuangkan HCl pekat ke dalam labu Erlenmeyer besar


secara perlahan-lahan tanpa putus, apabila timbul asap maka
hentikan sejenak lalu menuangkan lagi

f. Memberikan aquades pada labu Erlenmeyer besar

g. Menghomogenkan

2. Pembuatan indicator amilum 1%

(digunakanuntuk 20 orang praktikan)

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Membilas alat gelas menggunakan aquades sebanyak minimal
3x

c. Menimbang serbuk amilum sebanyak 2 gram menggunakan


neraca analitik dengan toleransi kurang lebih 10%

d. Memanaskan aquades sebanyak 100 ml di dalam gelas kimia


menggunakan hot plate

e. Menunggu sampai aquades panas (bukan mendidih)

f. Memasukkan serbuk amilum ke dalam gelas kimia yang sedang


dipanaskan sambil mengaduknya menggunakan batang
pengaduk

g. Mengaduk satu arah menggunakan batang pengaduk secara


kontinyu sampai larutan amilum yang awalnya keruh berubah
menjadi bening

h. Mengangkat gelas kimia apabila larutan telah berubah warna


lalu dinginkan

i. Memberikan padatan NaCl sebanyak 4 gram ke dalam larutan


amilum yang telah dingin

j. Mengaduknya sebentar

k. Menutup gelas kimia menggunakan plastic dan karet gelang

3. Penimbangan dan pelarutan K2Cr2O7


a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Membilas alat gelas menggunakan aquades sebanyak minimal


3x

c. Menimbang K2Cr2O7 di dalam botol timbang sebanyak 0,49


gram dengan toleransi penimbangan kurang lebih 10%
menggunakan neraca analitik
d. Mencatat berat awal dan akhir penimbangan

e. Melarutkan K2Cr2O7 dengan cara memberi aquadest pada botol


timbang lalu dituang ke dalam labu ukur

f. Menambahkan aquadest pada labu ukur sampai ½ lalu


homogenkan

g. Menambahkan aquadest sampai ¾ lalu homogenkan

h. Menambahkan aquadest sampai kurang lebih 1 cm di bawah


tanda tera

i. Menggunakan kertas saring, mengeringkan leher labu ukur

j. Menepatkan aquades pada tanda tera menggunakan pipet


tetes

k. Menutup labu ukur lalu menghomogenkan

4. Penimbangan KI
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Memastikan neraca dalam kondisi datar yang dibuktikan


waterpass berada di tengah

c. Memastikan neraca analitik dalam skala 0,0000 gram

d. Membuka kaca penutup neraca analitik

e. Menimbang kertas timbang lalu menutup kaca penutup neraca


analitik dan menunggu sampai skala stabil dan mencatat berat
awal

f. Menambahkan padatan KI sebanyak 2 gram menggunakan


sendok penyu dengan toleransi kurang lebih 10%
g. Menutup kaca penutup neraca analitik dan menunggu sampai
skalanya stabil

h. Mencatat berat akhir kertas timbang dan isi

i. Mengambil dan melipat ketas timbang berisi KI dengan hati-hati


lakukan sebanyak 3x

j. Menutup kaca penutup neraca analitik

5. Pembakuan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7


a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Membilas alat gelas yang akan digunakan menggunakan


aquades sebanyak minimal 3 kali

c. Membilas buret menggunakan titran (larutan tio sulfat)


sebanyak 1 kali

d. Membilas pipet volume 25 ml menggunakan K2Cr2O7 sebanyak


1 kali
e. Menuangkan larutan tiosulfat ke dalam buret sampai skala di
atas 0

f. Memipet larutan K2Cr2O7 yang sudah dibuat dengan


menggunakan pipet volume 25 ml lalu masukkan ke dalam labu
erlenmeyer

g. Menuangkan KI ke dalam labu Erlenmeyer yang sudah berisi


larutan K2Cr2O7 lalu menuangkan 10 ml aquades

h. Menuangkan HCl sebanyak 15 ml ke dalam labu erlenmeyer

i. Melakukan titrasi (dengan penetesan titran cepat dan labu


erlenmeyer diputar perlahan) sampai larutan berwarna kuning
jerami

j. Menambahkan 2 ml indicator amilum 1% ke dalam labu


erlenmeyer

k. Melanjutkan titrasi (labu Erlenmeyer diputar cepat sedangkan


penetesan titran perlahan) sampai berubah warna menjadi hijau
kebiruan

l. Mencatat volume akhir titrasi

m. Mengulangi titrasi sebanyak 3 kali

G. Hasil Pengamatan

1. Pembuatan HCl 4N

untuk 1 kali titrasi membutuhkan 15 ml

untuk 3 kali titrasi membutuhkan 45 ml

pembuatan dilakukan untuk 7 praktikan, sehingga volume HCl 4N yang


dilarutkan adalah 45 ml x 7 praktikan = 315 ml untuk menghindari
kekurangan HCl maka dibuat larutan HCl sebanyak 500 ml
Penghitungan HCl pekat :

Diketahui :

N =4N

K = 37%

Bj = 1,19 g/ml

BM = 36,5

Jawab :

𝐵𝑀 𝑁 𝑉
Vx =
10 𝑛 𝐾 𝐿

36,5.4.500
=
10.37.1,19

= 165,796 ml

Banyak aquades yang diperlukan = 500 – 165,796 = 334,204 ml

2. Pembuatan Amilum 1%

Menimbang 1 gram amilum untuk 100 ml

Massa gelas kimia= 106,3150 g

Hasil Penimbangan = 107,3517 g

Massa isi = 1,0367 g

Menimbang NaCl 2 g

Massa botol timbang = 20,4149 g

Hasil Penimbangan = 22,4098 g

Berat isi = 1,9949 g


3. Penghitungan K2Cr2O7 yang ditimbang

BM K2Cr2O7 = 294

𝐵𝑀
BE K2Cr2O7 =
𝑛

= 294 / 6

= 49

m = BE x mek
= 49 x 10
= 490 mg
= 0,49 g
Toleransi ± 10%
(+) 0,49 + 0,049 = 0,539 g
(-) 0,49 – 0,049 = 0,441 g
4. Hasil Penimbangan dan Penghitungan Normalitas K2Cr2O7

Massa botol timbang kosong =

Massa maksimum =
Massa minimum =

Massa botol timbang + isi =

Massa isi =

𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
N= x
𝐵𝐸 100

5. Penghitungan Penimbangan KI

Berat bahan yang akan ditimbang = 2 gram

a. Berat pada kertas timbang 1

- Berat kertas timbang kosong =

- Hasil penimbangan =

- Berat isi =

b. Berat pada kertas timbang 2

- Berat kertas timbang kosong =

- Hasil penimbangan =

- Berat isi =

c. Berat pada kertas timbang 3

- Berat kertas timbang kosong =

- Hasil penimbangan =

- Berat isi =
6. Tabel Percobaan Titrasi

Titrasi ke- Volume Awal Volume Akhir Volume Titrasi

7. Perhitungan Normalitas Na2S2O3


a. Titrasi ke-1

b. Titrasi ke-2

c. Titrasi ke-3

8. Rata-rata Normalitas Na2S2O3

9. Selisih Rata-rata Normalitas Na2S2O3 dengan Normalitas Na2S2O3


a. Titrasi ke-1 =
b. Titrasi ke-2 =
c. Titrasi ke-3 =
10. Rata-rata Selisih

11. Perhitungan Bias Kesalahan (BTR)

H. Pembahasan

Titrasi iodometri adalah titrasi yang tidak langsung dimana


oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodide yang
berlebih dalam keadaan yang sesuai, yang selanjutnya iodium
dibebaskan secara kualitatif dan dititrasi dengan larutan standar.
Percobaan praktikum ini menggunakan larutan K2Cr2O7 untuk
menstandarisasi larutan Na2S2O3.
Indikator yang digunakan adalah indicator amilum. Pemilihan
indicator amilum ini karena amilum dapat membentuksenyawa absorbs
dengan iodium yang dititrasi dengan Na2S2O3. Amilum yang digunakan
sebanyak 2 ml.

Fungsi penambahan KI adalah garam pengoksida iodide secara


kuantitatif menjadi iodium dalam larutan berasam. Dalam praktikum,
praktikan menimbang KI sebanyak 3 kali. Dalam suasana asam, K2Cr2O7
dapat mengoksidasikan KI menjadi I2 bebas sebanding yang bewarna
coklat dan Cr3+ yang bewarna hijau

I. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai