Gen adalah unit terkecil dari materi genetik yang mengendalikan pewarisan sifat dan letaknya
berada di dalam lokus. Setiap 1 gen memiliki 1 protein atau 1 sifat. Sifat kerja gen ditentukan
oleh susunan kombinasi basa nitrogennya.
Alel merupakan bentuk alternatif dari gen pada suatu lokus. Alel juga dapat diartikan sebagai
pasangan gen yang terdapat di dalam lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog. Alel
memiliki sifat bervariasi yang disebabkan mutasi pada gen asli. Contohnya untuk pasangan gen
Ab, A adalah alel a dan a adalah alel A.
Lokus adalah tempat atau posisi gen pada sebuah kromosom. Di setiap lokus akan mengandung
gen yang mengkode variasi karakter (alel) yang dapat muncul sebagai fenotip.
Basa nitrogen penyusun DNA terdiri atas basa purin yaitu Adenin (A) dan Guanin (G) serta basa
pirimidin yaitu Sitosin atau Cytosine (C) dan Timin (T).
1. Perbedaan pertama DNA dan RNA yaitu dari bentuknya, DNA memiliki bentuk rantai
panjang, ganda dan berpilin (Double heliks) sedangkan RNA memiliki bentuk rantai
pendek, tunggal dan tidak berpilin
2. Perbedaan kedua yaitu dari fungsinya, DNA berfungsi untuk mengendalikan faktor
keturunan dan sebagai materi genetik (bahan baku) untuk sintesis protein. Sedangkan
RNA memiliki fungsi untuk mengendalikan sintesis protein
3. Perbedaan ketiga yaitu dari letaknya, DNA terletak di dalam inti sel (nucleus) sedangkan
RNA terletak di sitoplasma, ribosom dan terdapat juga di inti sel
4. Perbedaan keempat yaitu berdasarkan jenis basa nitrogennya. DNA terdiri dari basa
nitrogen purin (adenin dan guanin) serta pirimidin (sitosin dan timin). Sedangkan RNA
terdiri dari purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan urasil).
5. Perbedaan kelima yaitu berdasarkan komponen gula dan kadarnya. Komponen gula dari
DNA yaitu Deoksiribosa dan kadar DNA tidak berubah (tetap) karena tidak dipengaruhi
oleh aktivitas sintesis protein, sedangkan komponen gula dari RNA yaitu Ribosa dan
kadar RNA dapat berubah karena adanya aktivitas sintesis protein.
1. Telosentrik yaitu jika letak sentromernya berada di ujung dan hanya memiliki satu buah
lengan
2. Akrosentrik yaitu jika letak sentromernya mendekati ujung lengan kromosom
3. Submetasentrik yaitu jika letak sentromernya hampir berada di tengah lengan
kromosom dan biasanya membentuk huruf “L” atau “J”.
4. Metasentrik yaitu jika letak sentromernya berada di tengah sehingga masing-masing
lengan sama panjang.
1. Jumlah sel anakan pada mitosis yaitu 2 sel diploid (2n) sedangkan meiosis sel
anakannya 4 sel haploid (n).
2. jumlah kromosom sel anakan pada mitosis sama dengan sel induk, sedangkan pada
meiosis jumlah kromosom sel anakan adalah setengah dari sel induk.
3. Mitosis hanya 1 kali pembelahan sedangkan meiosis 2 kali pembelahan.
4. Tipe reproduksi mitosis sacara aseksual, sedangkan meiosis secara seksual.
5. Pada mitosis tidak terjadi pencampuran genetik, sedangkan pada meiosis terjadi
pencampuran genetik.
6. Sifat sal anak dan sel induk (kode genetik) pada mitosis identik sedangkan pada meiosis
tidak identik atau berbeda.
7. Mitosis tidak mengalami persilangan, sedangkan meiosis mengalami proses persilangan
atau cross over.
8. Mitosis terjadi pada sel tubuh (sel somatik), sedangkan meiosis terjadi pada sel kelamin
(sel gamet)
1. Sex determinan XY. Menentukan jenis kelamin ikan yang bersifat homogamet (XX)
adalah betina, sedangkan ikan yang bersifat heterogamete (XY) adalah jantan
2. Sex determinan WXY. Kromosom Y menghasilkan kelamin jantan kecuali jika
dipasangkan dengan kromosom W. Kromosom W adalah modifikasi dari kromosom X
yang menutup determinasi kelamin jantan dari kromosom Y. hal ini menyebabkan ikan
dengan kromosom XY dan YY adalah jantan sedangkan XX, WX dan WY adalah
betina
3. Sex determinan XO dan ZO (O adalah symbol untuk tidak ada kromosom). Pada sistem
XO, kromosom betina adalah XY, sedangkan jantan adalah XO. Pada sistem ZO,
kromosom jantan adalah ZZ, sedangkan betina adalah ZO.
Efek pleiotropi dapat diartikan adanya satu gen tunggal yang dapat mempengaruhi lebih dari
satu atau lebih sifat fenotip yang tampaknya tidak berhubungan. Hal ini terjadi karena gen
mengkode sebuah produk gen (sifat/protein) digunakan atau mempengaruhi berbagai target.
Contohnya alel a pada channel catfish menghasilkan albinisme dalam keadaan homozigot (aa).
Efek pleiotropi dari genotip aa yaitu memproduksi telur dengan ukuran yang kecil dan
presentasi penetasan yang buruk
Gen terpaut kromosom sex yaitu keadaan dimana terdapat banyak gen dalam satu kromosom,
yang mengakibatkan jika kromosom memisah dari kromosom homolognya maka gen-gen yang
berpautan tersebut akan selalu bersama. Ciri dari gen terpaut kromosom sex adalah jika ditest
cross hasilnya adalah 1 : 1 dan semisal pada BbCc gamet hanya ada 2 macam.