Anda di halaman 1dari 32

NATRIUM, KALIUM

DAN CHLOR
KELOMPOK 7
KELOMPOK 7

1 2 3
19051334046 19051334076 19051334087
DINA ANJELIA RIZKI MAULINA NATASYA PRATIMA
VERNANDA ASTI FAUZIA
NATRIUM (Na)
Natrium
Natrium adalah kation utama dalam cairan
ekstraseluler. Sumber utama Na adalah garam
dapur (NaCl). Garam dapur dalam makanan
sehari-hari berperan sebagai bumbu dan
sebagai bahan pengawet. Selain garam dapur
beberapa pangan yang mengandung natrium
adalah daging sapi, ikan, sarden, keju, MSG,
mentega.
PENYERAPAN dan METABOLISME NATRIUM

Natrium masuk kedalam saluran cerna akan diserap oleh tubuh di usus
halus. Proses penyerapan natrium terjadi melalui transport aktif (proses
absorpsi yang membuthkan bantuan ATP atau energi). Ada juga literatur yang
menyebutkan bahwa proses penyerapan natrium terjadi melalui transport
pasif. Penyerapan dengan trasnport aktif yaitu dengan dengan Na+ - Cl-
symporter, Na+ - H+ antiport ataupun Na+ - glucose symporter. Sedangkan
penyerapan dengan transport pasif yaitu natrium akan bisa menembus sel
epitel di usus halus dengan cara pasif melalui sodium channel dengan bantuan
hormon aldosteron.
PENYERAPAN dan METABOLISME NATRIUM
Trasnportasi natrium dalam tubuh

1. Na+ / glucose cotransport


Natrium akan bisa diserap oleh tubuh menembus dinding brush border dalam usus dengan bersama-sama oleh
glukosa. Dalam artian bahwa natrium akan bisa diserap bersamaan dengan proses penyerapan glukosa. Ketika
terjadi penyerapan natrium bersama glukosa maka natrium bersama glukosa akan masuk diserap oleh tubuh karena
ada protein pembawa yaitu SGLT-1 (protein pembawa yang bertugas membawa natrium dan glukosa masuk
kedalam sel tubuh). Karena ada protein pembawa tadi dan ada perbedaan gradien konsentrasi karena adanya Na-K
ATPase sehingga terjadilah absorpsi natrium dan glukosa yang dibawa oleh protein pembawa SGLT-1. Oleh karena
itu penyerapan dengan Na+ / glucose cotransport disebut dengan proses transport aktif karena melibatkan Na-K
ATPase atau proses transportasi yang melibatkan ATP.
Trasnportasi natrium dalam tubuh

2. Transport aktif natrium dengan Electroneutral Na+ dan Cl- absorption


Natrium akan bisa masuk bersamaan dengan masuknya klor, tapi bisa masuk
ketika ada pertukaran Na dan Cl dengan ion H+ dan HCO3-. Natrium bisa masuk
ketika terjadi pertukaran atau exchange dengan HCO3-. Karena ada perbedaan
gradien konsentrasi sehingga kalium masuk kedalam lumen sel kemudian HCO3-
dipompa keluar sel maka akan terjadi pertukaran dengan masuknya natrium dan
klor ke dalam lumen usus halus. Proses ini melibatkan ATP sehingga termasuk
dalam proses transport aktif.
Trasnportasi natrium dalam tubuh

3. Transport aktif dengan Electrogenik Na absorption


Natrium akan bisa masuk diserap oleh tubuh melalui channel atau pintu khusus
natrium (Na+ channel). Natrium bisa masuk melalui Na+ channel karena adanya perbedaan
gradien konsentrasi, terjadi pertukaran antara Na dan K atau pompa Na-K ATPase sehingga
natrium bisa masuk kedalam lumen usus halus. Karena ada ATP, maka bisa digolongkan
menjadi transport aktif. Tapi ada literatur menyebutkan bahwa natrium bisa masuk dengan
transport pasif, masuk melalui transport pasif ini karena dibantu oleh adanya aldosteron.
Dengan adanya aldosteron ini membuat membran didalam lumen usus lebih permeable
sehinggan natrium akan lebih mudah diserap melalui Na+ channel.
RESEPTOR NATRIUM

• Reseptor asetilkolin nikotinik


Reseptor asetilkolin nikotinik merupakan suatu saluran kation non-spesifik,
dimana saluran ion ini memungkinkan natrium, terkadang kalsium untuk
berpindah masuk ke dalam sel, serta kalium untuk keluar sel. Karena
perpindahan natrium-kalium terjadi akibat adanya suatu gradien konsentrasi
serta gradien potensial listrik, maka saluran ion ini akan menghasilkan suatu
potensial positif di dalam sel sehingga saluran ini menyebabkan terjadinya
depolarisasi sel.

• Reseptor serotonin (5-HT)


Reseptor serotonin (5-HT) merupakan reseptor yang bersifat eksitatorik. Reseptor
ini meruoakan saluran yang memungkinkan ion natrium, kalium serta kalsium
untuk lewat sama seperti yang telah dijelaskan pada reseptor asetilkolin nikotinik.
CADANGAN NATRIUM
Sekitar 30% natrium dalam tubuh disimpan di tulang,
dan sisanya ditemukan dalam cairan tubuh seperti
plasma, darah, dan keringat. Dalam (Almatsier, 2010)
disebutkan bahwa 35-40% natrium ada di dalam
kerangka tubuh. Cairan cerna seperi cairan empedu dan
pankreas juga mengandung banyak natrium.
Di dalam tubuh, natrium tedapat dalam kation Na+
atau elektrolit dalam cairan ekstraseluler, intraseluler,
dan interseluler. Sedikit natrium terdapat pada
permukaan tulang, dimana setengah bagian dari natrium
ini berguna sebagai cadangan bagi tubuh bila konsumsi
Na kurang yang dapat diserap oleh tubuh hanya sedikit.
(Muchtadi, 2009)
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NATRIUM
KEKURANGAN KELEBIHAN

Kekurangan natrium menyebabkan Kelebihan natrium dapat


kejang, apatis, dan kehilangan nafsu menimbulkan keracunan yang dalam
makan. Kekurangan natrium dapat keadaan akut menyebabkan edema
terjadi sesudah muntah, diare, keringat dan hipertensi. Kelebihan konsumsi
berlebihan dan bila menjalankan diet natrium secara terus-menerus
yang sangat terbatas dalam natrium. terutama dalam bentuk garam dapur
Selain itu, kekurangan natrium bisa dapat menimbulkan hipertensi. Selain
menyebabkan seseorang mengalami itu, kelebihan natrium juga bisa
hiponatremia. Hiponatremia adalah menyebabkan hipernatremia.
kondisi gangguan kesembangan Hipernatremia adalah kondisi
elektrolit ketika kadar natrium dalam tingginya natrium atau sodium di
darah lebih rendah dari batas normal. dalam darah.
KALIUM (K)
KALIUM

Kalium adalah kation intraselular utama yang


memainkan peranan penting pada metabolisme sel.
Kalium terdapat di dalam sel 20 kali lebih banyak
daripada di dalam pembuluh darah (cairan
intravaskular atau plasma). Rasio kalium cairan
intraselular terhadap cairan ekstraselular membantu
menentukan potensial istirahat membran saraf dan sel
otot, sehingga bagian terbanyak dari kalium terletak di
dalam sel. Perubahan kadar pada kalium plasma dapat
mempengaruhi fungsi neuromuskular dan jantung
Metabolisme Kalium
Dalam Tubuh Manusia

Kadar kalium di dalam tubuh dapat bertambah melalui konsumsi makanan yang
memiliki kandungan potassium seperti daging, buah dan sayur. Cairan ekstraselular
dapat menambah kalium kapan saja saat terjadi kerusakan sel-sel (katabolisme
jaringan) atau gerakan kalium keluar dari jaringan sel. Peningkatan kadar kalium
dalam tubuh terjadi saat terdapat penurunan fungsi ginjal. Kalium hilang dari dalam
tubuh melalui ginjal, dan kulit. Kalium juga dapat hilang dari cairan ekstraselular
karena perpindahan intraselular atau anabolisme ginjal.Pengatur utama keseimbangan
kalium di dalam tubuh adalah ginjal. Pengaturan jumlah kalium dilakukan dengan cara
ekskresi urine. Adanya hormon aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium.
Ginjal tidak mampu menyimpan kalium sekuat ginjal menyimpan natrium, sehingga
jumlah kalium masih dapat hilang melalui urine
PENYERAPANKALIU
M

Mekanisme penyerapan kalium saluran pencernaan tidak dipahami


dengan jelas sebagai mekanisme penyerapan natrium. Lebih dari
85% kalium diserap, meskipun situs yang tepat di sepanjang usus
kecil tempat penyerapan berlangsung belum diidentifikasi secara
tepat K + dapat diserap ke seluruh
Keywords sel mukosa kolon. Kalium
help you retain
important
diserap oleh difusi pasif atau denganthings pompa K + / H + -ATPase.

Pompa ini menukar H + intraseluler dengan luminal K +. Kalau tidak,


K + dapat memasuki sel melalui apikal (batas kuas) saluran
membran yang juga berfungsi sebagai jalur sekretori. Untuk masuk
ke dalam darah, K + terakumulasi di usus sel berdifusi melintasi
membran basolateral melalui Saluran K +.
TRANSPORT KALIUM

Penyerapan kalium ke dalam sel


nonintestinal terjadi dengan transpor aktif.
Konsentrasi kalium intraseluler juga
dipertahankan oleh pompa Na + / K +
-ATPase, yang dirangsang oleh hormon,
terutama insulin dan beberapa
katekolamin. Kalium memengaruhi
kontraktilitas otot polos, rangka, dan
jantung, serta sangat memengaruhi
rangsangan jaringan saraf.
RESEPTOR KALIUM

• Reseptor asetilkolin nikotinik


Reseptor asetilkolin nikotinik merupakan suatu saluran kation non-spesifik,
dimana saluran ion ini memungkinkan natrium, terkadang kalsium untuk berpindah
masuk ke dalam sel, serta kalium untuk keluar sel. Karena perpindahan natrium-
kalium terjadi akibat adanya suatu gradien konsentrasi serta gradien potensial listrik,
maka saluran ion ini akan menghasilkan suatu potensial positif di dalam sel sehingga
saluran ini menyebabkan terjadinya depolarisasi sel.

• Reseptor serotonin (5-HT)


Reseptor serotonin (5-HT) merupakan reseptor yang bersifat eksitatorik. Reseptor ini
meruoakan saluran yang memungkinkan ion natrium, kalium serta kalsium untuk
lewat sama seperti yang telah dijelaskan pada reseptor asetilkolin nikotinik.
Cadangan Kalium Dalam Tubuh

Didalam tubuh kalium ditemukan dalam bentuk elektrolit dan banyak terdapat
pada saluran pencernaan. Sebagian besar kalium tersebut berada didalam
sel,sebagian lagi terdapat diluar sel. Mineral ini akan berpindah secara teratur
dari dan keluar sel,tergantung kebutuhan tubuh
Di dalam tubuh, kalium biasanya bekerja sama dengan sodium atau natrium
(Na) dalam mengatur keseimbangan muatan elektrolit cairan tubuh.
Keseimbangan ini dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan kalium dari
makanan dan jumlah kalium yang dibuang.
EKSRESI KALIUM

Kebanyakan kalium (hingga ~ 90%) dikeluarkan dari tubuh oleh


ginjal, dengan hanya sejumlah kecil yang diekskresikan di kotoran.
Seperti natrium, keseimbangan kalium tercapai sebagian besar melalui
ginjal, dengan aldosteron menjadi hormon pengatur utama. Aldosteron
bekerja secara timbal balik pada natrium dan kalium. Meskipun itu
merangsang reabsorpsi natrium di tubulus ginjal, aldosteron
mempercepat ekskresi kalium.
Masalah Gizi akibat kelebihan dan keukurangan
Kalium
Kelebihan :
Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah suatu keadaan abnormal, dimana konsentrasi serum potassium
(kalium) dalam tubuh terlalu tinggi. Hiperkalemia terjadi ketika asupan kalium untuk
tubuh tidak mampu mengimbangi kerja ginjal untuk mengeluarkan kadar kalium dari
dalam tubuh. Penyakit yang dapat mengakibatkan akumulasi kelebihan kalium karena
penurunan eksresi kalium urine, diantaranya adalah gagal ginjal baik gagal ginjal akut
maupun gagal ginjal kronis, penggunaan obat kalium diuretik, dan sekresi aldosteron
yang tidak cukup. Hiperkalemia juga dapat terjadi akibat pergeseran intraseluler kalium
ke dalam sirkulasi. Hal ini dapat terjadi karena pecahnya sel darah merah (hemolisis)
atau terjadinya kerusakan jaringan seperti pada trauma atau luka bakar yang parah.
Gejala hiperkalemia diantaranya, kesemutan pada tangan dan kaki, kelemahan otot, dan
terjadinya lumpuh yang bersifat sementara
Kekurangan :
Hipokalemia
Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium dalam tubuh berada
dibawah batas normal. Hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan kalium
dari tubuh, maupun karena gerakan kalium ke dalam sel-sel. Hipokalemia
jarang terjadi karena ketidakadekuatan masukan kalium. Perubahan kadar
kalium serum menunjukan perubahan pada kalium ekstraselular. Perubahan
kadar kalium tidak selalu menunjukan perubahan pada kadar total tubuh
Hipokalemia ditandai dengan keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot
lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, dan penurunan konsentrasi urine
(poliuria). Selain itu, dapat juga ditandai dengan penurunan bising usus
karena kelemahan otot polos, nadi lemah dan tidak teratur, dan penurunan
tonus otot
CHLOR (Cl)
Klorida adalah anion paling melimpah dalam cairan
ekstraseluler. Sekitar 88% klorida ditemukan dalam cairan
ekstraseluler dan hanya 12% di intraseluler. Kandungan
klorida mewakili sekitar 0,15% dari berat badan, atau sekitar
105 g dalam 70 kg manusia. Jumlah asupan klorida yang
disarankan adalah 750-900 mg / hari. Klorida merupakan
komponen dari semua sekresi dan ekskresi tubuh yang
dihasilkan dari proses pembentukan (anabolisme) dan
penguraian (katabolisme) jaringan tubuh.
Fungsi Chlor dalam tubuh

Klorida bersama dengan natrium dan kalium bertanggung


jawab atas tekanan osmotik dan keseimbangan asam-basa.
Selain peran pasifnya dalam keseimbangan elektrolit, klorida
diperlukan untuk produksi asam klorida lambung yang
disekresikan dari sel parietal mukosa lambung di lambung
(groff dan gropper, 2000). Klorida bergerak ke dalam sel
sebagai ganti bikarbonat yang diproduksi di dalam sel yang
dapat menjaga netralitas listrik. Dan juga untuk keseimbangan
anion-kation di kompartemen cairan ekstraseluler. Klorida
memberikan elektroneutralitas, terutama dalam kaitannya
dengan na +.
Absorbsi Chlor

Ion klorida dalam makanan diserap sepenuhnya di


usus. Mereka disaring dari plasma di glomerulus dan
diserap kembali secara pasif, bersama dengan Na+ di
tubulus proksimal. Klorida berinteraksi dengan
natrium untuk menjaga tekanan osmotik darah. Tujuan
utamanya adalah untuk menjaga netralitas listrik
seperti garam dengan natrium. Klorida disaring di
glomerulus secara pasif dan diserap kembali di tubulus
proksimal. Penyerapan lebih lanjut di lengkung Henle.
Ada pompa klorida di bagian atas dari lengkung
Henle. Klorida diserap secara aktif oleh pompa.
Klorida mudah diserap selama proses pencernaan.
Kelebihan klorida dikeluarkan melalui urin dan
keringat.
Transportasi Chlor

Transportasi klorin melibatkan asetilkolin non-kuantum dan


glutamat yang disekresikan dari saraf motorik. Agen ini
menghasilkan molekul nitrogen oksida yang bergantung
pada ca (2 +) dalam sarkoplasma, yang bekerja dalam
mode retrograde pada terminal saraf dan mengaktifkan
sintesis cGMF.
Reseptor Chlor

  (gaba-aminobutyric acid) merupakan reseptor ionotropik yang terkait dengan


kanal Cl– dan memperantarai penghambatan sinaptik yang cepat (Ikawati,
2008). Aktivasi pada reseptor mengakibatkan peningkatan permeabilitas ion
klorida ke dalam sel. Reseptor termasuk dalam superfamili kanal ion yang
mempunyai gerbang ligand. Ia terdiri dari beberapa subunit-α, β, γ, dan δ, yang
membentuk kompleks kanal GABA/Cl– , dan juga target-target reseptor
modulatif untuk benzodiazepine dan barbiturate. Target GABA tampaknya
terletak di subunit- α dan β, sementara target modulatif untuk benzodiazepine
adalah lain dan terletak di subunit-γ (Anonim, 2009). Reseptor terdiri dari
beberapa ligan, yaitu: Tempat ikatan GABAA, Kanal Cl–, Sisi modulator
reseptor, dan Sisi modulator kanal Cl–. (Nugroho, 2012)
Cadangan Chlor

Kadar klorin sejajar dengan tingkat asupan dan keluaran natrium,


karena sumber utama keduanya adalah natrium klorida, atau garam
meja. Klorin disimpan dalam jumlah terbatas di kulit, jaringan
subkutan, dan kerangka serta merupakan dua pertiga dari ion (anion)
yang bermuatan negatif di dalam darah. Sekresi lambung terdiri dari
klorin berupa asam klorida dan garam. Klorin mudah diserap selama
proses pencernaan, demikian pula kecepatan ekskresinya melalui
keringat, ekskresi ginjal, dan pengeluaran usus tinggi. Persediaan klorin
tubuh
dengan cepat habis selama cuaca panas, ketika keringat yang berlebihan
mengurangi kandungan cairan dalam tubuh. Selain itu, klorida yang
disimpan dapat menjadi sangat rendah dalam periode muntah dan diare
parah dan pada penyakit yang menghasilkan alkalosis parah.
Ekskresi Chlor

Ekskresi klorida terjadi melalui tiga jalur utama: saluran pencernaan, kulit, dan
ginjal. Ekskresi klorida melalui saluran pencernaan biasanya sangat kecil, ~ 1 hingga 2
mEq / hari untuk rata-rata orang dewasa, dan sebagian besar merupakan klorida yang
tidak terserap. Ekskresi melalui kulit pada dasarnya sama dengan natrium, yaitu
biasanya cukup kecil kecuali dalam kasus suhu tinggi dan olahraga berat. Rute utama
ekskresi klorida adalah melalui ginjal, yang utamanya diatur secara tidak langsung
melalui regulasi natrium.
MASALAH GIZI AKIBAT
DEFISIENSI DAN
KELEBIHAN CHLOR

Penyakit yang berhubungan dengan asupan klorida jarang terjadi. Penyakit


defisiensi juga jarang terjadi. Kekurangan hanya bisa terjadi oleh kesalahan
manusia. ASI mengandung lebih banyak klorida daripada susu sapi. Bila
klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan formula bayi, akan terjadi
kekurangan klor yang dapat membawa kematian. Kekurangan klor dapat
pula terjadi karena muntah– muntah dan diare kronis. Hipokloremia adalah
kondisi yang terjadi karena kekurangan klorida. Gejala dapat berupa
kelebihan air, Kondisi wasting, dan keringat berlebih. Dan untuk kelebihan
klorida (hiperkloremia) di dalam tubuh dapat terjadi jika tubuh mengalami
gangguan PH darah dan jika mengonsumsi acetazolamide dalam jangka
panjang
TERIMAKSIH 

Anda mungkin juga menyukai