Nn. AB, usia 20 tahun tinggi badan 158 cm dan berat badan 48 kg, datang ke klinik dengan keluhan pusing, lemas,
dan nyeri tekan pada perut bagian bawah. Px mengeluh mengalami nyeri perut hilang timbul sejak 1 minggu
terakhir dan sesekali BAB berdarah 2-3x dalam tiga hari terakhir. Setelah dokter melakukan anamnesa, px dalam
keadaan compos mentis, lemah, dan nyeri perut. Tanda-tanda vital menunjukkan nadi pasien 70x/menit, tekanan
darah 110/ 70 mmHg, RR 20x/menit, suhu 37oC. Dokter juga mengecek rekam medis pasien dan mendapat data
hematologi sebagai berikut: Hb 11,9 g/dL (nilai normal: 11,7 – 15,5 g/dl), eritrosit 3,6 – 5,2 x 106/ul (nilai normal:
3,6 – 5,2 x 106/ul), Hct 45,4% (nilai normal: 32 – 47%), MCV 84,6 fL (nilai normal: 80-100 fL), MCH 29,3 pg (nilai
normal: 26-34 pg), MCHC 34,7 g/dL ( nilai normal: 32-36 g/dL), trombosit 222 x 103/ul (nilai normal: 150 – 450 x
103/ul), leukosit 13,9 x 103 /uL (nilai normal: 4,5-11 x 103 /uL), neutrofil 75% (nilai normal: 50- 70%), limfosit
17,1% (nilai normal: 20-40%), monosit 6,2% (nilai normal: 2-8%), eosinofil 2,7% (nilai normal: 1-3%), dan basofil
0,5% (nilai normal: 0-1%) . Data pemeriksaan elektrolit menunjukkan Na 127 mmol/L (135 – 145 mmol/L), K 3,3
mmol/L (3,5 – 5,1 mmol/L), Cl 97 mmol/L (95 – 115 mmol/L), dan Ca 1,21 mmol/L (1,15 – 1,33 mmol/L).
Pemeriksaan biokimia lainnya menunjukkan ureum 20 mg/dl (nilai normal: 10,7 – 42,8 mg/dl), kreatinin 0,9 mg/dl
(nilai normal: 0,6 – 1,2 mg/dl), dan HbSAg non reaktif. Dokter mendiagnosa dengan ulcerative colitis. Pasien
diberikan obat yaitu oralit, infus NaCl, zink 1x1, fentanyl, kortikosteroid dan mesalamin.
Ahli gizi datang kepada pasien dan menanyakan beberapa hal untuk proses assessment. Pasien mendapatkan
makanan cair (sonde) rendah sisa dari rumah sakit 6 x 150 mL dalam sehari. Menurut hasil perhitungan asupan
makan pasien dibandingkan standar RS (energi 1085 kkal, protein 62 gr, lemak 14 gr, dan karbohidrat 200 gr)
yaitu energi 488,25 kkal, protein 28 gr, lemak 6,4 gr dan karbohidrat 91 gr. Menurut keluarga pasien, pasien biasa
makan 2-3x/hari dengan nasi sekitar 1,5-2 centong tiap kali makan dan sekali selingan. Lauk hewani : Ayam 2-
3x/hari @1 ptg, daging sapi 4x/minggu @1 ptg bsr, lele 3x/minggu @1 ekor, ikan laut 1x/hari @5 ekor kecil.
Biasanya dimasak dengan bumbu balado atau dibacem. Lauk hewani yang paling disukai yaitu daging sapi atau
daging kambing. Lauk nabati : Tempe atau tahu 3x/minggu, tetapi jarang mengkonsumsi lauk nabati Buah : Apel
atau jeruk 1- 2x/hari @1 bh. Sayuran : Setiap makan selalu ada sayuran @1 gls, seperti kacang panjang, sawi,
kangkung. Biasanya ditumis Minuman : Kopi 2-3x/hari @1 gls, susu full cream (berdasarkan laporan dari keluarga
pasien) 1x/hari @1 gls, teh manis 3x/minggu @1 gls. Pasien sangat suka mengkonsumsi makanan yang berbumbu
pedas. Pasien merupakan buruh pabrik dan pendidikan terakhir pasien adalah lulus SMA. Keterangan:
Px : Pasien
@: porsi tiap kali makan
Asesmen
Data Dasar Identifikasi Diagnosis Gizi (P-E-S) Intervensi Monitoring dan Evaluasi
Masalah
Antropometri
BB : 48 kg
TB : 158 cm
Usia : 20 th
IMT : BB/TB2
= 48/1,582
= 19,22
BB Normal (Asia
Pasifik)
BBI = TB – 100 –
10% (TB-100)
= 158 – 100
-10% (158-100)
= 52,2kg
Biokimia
Data hematologi
- Hb 11,9 g/dL, Normal NC-2.2 Perubahan RC-1.4 Koordinasi BD-1 Data Laboratorium
- eritrosit 3,6 – Normal Data Lab terkait dengan tenaga medis
Target : Data lab
5,2 x 106/ul permasalahan gizi lain
- Hct 45,4% Normal yang spesifik dikaitkan menunjukkan hasil Normal.
- MCV 84,6 fL Normal dengan penyakit yang Tujuan : Untuk - Leukosit : 4,50 – 11,00 x
- MCH 29,3 pg Normal diderita oleh pasien menghasilkan perubahan 103 /µL
- MCHC 34,7 g/dL Normal yaitu nilai lab pada pasien
- P – LCR : 15 – 25%
– trombosit 222 x Normal menjadi normal
- Limfosit : 1,30 – 2,90 x
103/ul 103 /µL
- leukosit 13,9 x Tinggi - Neutrofil : 2,20 – 4,80 x
103 /uL 103 /µL
- neutrofil 75% Tinggi - Eosinofil : 2 – 4 x 103 /µL
- limfosit 17,1% Rendah - K : 3,5-5,1 mmol/L
- monosit 6,2% Normal
- eosinofil 2,7% Normal Cara Monitoring : Melihat
- basofil 0,5% Normal Pemeriksaan Laboratorium
- ureum 20 mg/dl Normal Pasien
- kreatinin 0,9
mg/dl Normal Waktu Pelaksanaan : Setiap
- HbSAg non selesai pemeriksaan
reaktif laboraturium
Data elektrolit
- Na : 127
mmol/L Normal
- K : 3,3 mmol/L
- Cl : 97 mmol/L Rendah
- Ca : 1,21 Normal
mmol/L Normal
Fisik Klinis
- Nadi : Normal
70x/menit,
- Tensi : 110/ 70 Rendah
mmHg,
- RR : 20x/menit, Normal
- Suhu 37⁰C Normal
Dietery
Data umum
pasien
Nama : Nn AB
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Pendidikan : SMA
Riwayat
penyakit
Keluhan utama
- Pusing
- Lemas
- Nyeri perut
hilang timbul
- Sesekali BAB
berdarah 2-3x
dalam 3 hari
terakhir
Riwayat
Penyakit
Sekarang
- Ulcerative
colitis
Riwayat
penyakit dahulu
-
Riwayat
Penyakit
keluarga
-
Riwayat gizi
Riwayat Sosial
- Pasien buruh
pabrik
Terapi Medis
- Oralit
- infus NaCl
- zink 1x1
- fentanyl,
- kortikosteroid
- mesalamin
Patofisiologi :
Colitis ulseratif merupakan salah satu jenis penyakit radang usus yang dapat menyebabkan peradangan jangka
panjang dan timbulnya ulkus atau luka pada saluran cerna. Colitis ulseratif memengaruhi lapisan terdalam dari
usus besar dan rectum. Tanda dan gejala umumnya timbul secara perlahan.
Adanya iritasi atau peradangan di dinding usus dapat mengganggu proses mencerna dan menyerap nutrisi makan
ke dalam tubuh. Peradangan yang terjadi kadang kala bisa menyebabkan perdarahan sampai menimbulkan nanah
dan lendir
Etiologi :
Penyebab kolitis ulseratif tidak diketahui. Teori yang paling umum bahwa kolitis ulseratif disebabkan oleh
beberapa faktor genetik, reaksi sistem imun yang salah, pengaruh dari lingkungan, penggunaan obat-obatan anti
inflamasi non-steroid, kurangnya kadar anti oksidan di dalam tubuh, faktor stress, ada atau tidaknya riwayat
merokok, dan riwayat mengonsumsi produk susu. Sebagai contoh, beberapa orang memiliki risiko secara genetik
untuk terkena penyakit ini. Bakteri dan virus dapat memicu sistem imun mereka, sehingga mengakibatkan suatu
inflamasi. Karena kolitis ulseratif lebih sering muncul di negara-negara berkembang, sangat memungkinkan diet
tinggi lemak jenuh dan makanan yang diawetkan memiliki kontribusi pada penyakit ini.
Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat yang
mengandung hormon steroid yang
berguna untuk menambah hormon
steroid dalam tubuh bila diperlukan,
dan meredakan peradangan atau
inflamasi, serta menekan kerja
sistem kekebalan tubuh yang
berlebihan.
Mesalamin Mesalazine adalah obat yang Mengonsumsi alkohol atau tembakau
berguna untuk mengobati penyakit dengan obat-obatan tertentu juga dapat
usus tertentu (kolitis ulseratif). menyebabkan interaksi terjadi
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang
ditandai dengan peradangan pada
dinding saluran usus.
Obat ini membantu mengurangi
gejala kolitis ulseratif seperti diare,
perdarahan rektum, dan sakit perut.