Anda di halaman 1dari 16

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Nama : Tn. S
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Diagnosis medis : Peritonitis Generalisata ec Perforasi Organ Gaster Post Explore Laparatomy

Asesment Gizi Diagnosa Intervensi Monitoring Evaluasi

ANTROPOMETRI
AD – 1.1.1
- TB = 64,19 – (0,04 X Usia ) + (2,02 X TL ) Status Gizi Normal
= 64,19 – (0,04 X 65) + (2,02 X 43) (Kemenkes RI, 2018)
= 64,19 – (2,6) + (86,86)
= 148,4 cm
AD – 1.1.2
- Lila = 22 cm
- BB = - 93,2 + (3.29 X Lila) + (0,43 X TB)
= - 93,2 + (72,38) + (63,83)
= 43,01 kg
AD – 1.1.5

- IMT = = 43 / (1,48) 2 = 19,63 kg/m2

(normal)
BIOKIMIA NC – 2.2 RC – 1.3 Monitoring : Pemeriksaan
- Hemoglobin : 12,20 g/dL ( Rendah) - Perubahan Kolaborasi dengan tim lab secara teratur ketika di
- Eritrosit : 4,0 106/uL ( Normal) nilai lab medis lain (laboran) RS
- Leukosit : 16,54 103/uL (Tinggi ) berkaitan terkait hasil Evaluasi : Hasil

- Hematokrit : 36,00% (Rendah) dengan pemeriksaan pemeriksaan lab mencapai

- PDW : 8,8 fL (Rendah) penyakit laboratorium nilai normal


Peritonitis
- Neutrofil : 90,8 % (Tinggi)
Generalisata ec
- Limfosit : 5,9 (Rendah)
Perforasi
- Albumin : 3,09 g/dL (Rendah)
Organ Gaster
- PO2 : 172,7 mmHg (Tinggi)
Post Explore
- Bikarbonat : 20,0 mmol/L (Rendah)
Laparatomy
- Kelebihan Basa : -5,7 mmol/L (Rendah)
ditandai
Interpretasi : perubahan test biokimia pada pasien
dengan kadar
salah satunya tingginya leukosit menandakan
HB : 12,20 g
bahwa adanya infeksi pada tubuh rongga perut /dL (rendah),
pasien Leukosit 16,54
103/uL (tinggi),
Hematokrit
36,00%
(Rendah), PDW
: 8,8 fL
(Rendah),
Neutrofil : 90,8
% (Tinggi),
Limfosit : 5,9
(Rendah),
Albumin : 3,09
g/dL (Rendah)
PO2 : 172,7
mmHg (Tinggi),
Bikarbonat :
20,0 mmol/L
(Rendah),
Kelebihan Basa
: -5,7 mmol/L
(Rendah)

Fisik Klinis
- Kesadaran : 456
4 : pasien bisa membuka mata secara
spontan, disertai kedipan.
5: pasien bisa berbicara dengan baik dan
terarah.
6: pasien dapat melakukan gerakan sesuai
arahan.
- TD : 130/76 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36,5° C
Dietary history Monitoring :
Riwayat makan terdahulu Memantau asupan makan
- Frekuensi makan utama 2x/hari dan selingan
pasien dan diet pada pasien
1x/hari.
Melakukan pengecekan
- Makanan pokok yang dikonsumsi adalah nasi
dalam peningkatan asupan
putih. nasi putih 2x/hari @2ctg. Untuk snack
makanan 1 hari sekali,
Konsumsi singkong dan ubi 1x/mgg @1ptg
NB - 1.4 food waste
dan roti 1x/hari @1bks.
Kurangnya monitoring Memastikan pasin dan
- Lauk nabati yang biasa dikonsumsi adalah
diri berkaitan dengan E – 1.4 keluarga pasien menerima
tahu dan tempe. 2x/hari @1ptg. Lauk nabati
kurang patuhnya Edukasi gizi terkait gizi edukasi dengan baik
diolah dengan cara digoreng
pasien dalam menjaga seimbang dan diet Evaluasi
- Lauk hewani yang biasa dikonsumsi adalah
makanannya ditandai pasien Mengkaji ulang diet yang
ikan basah, ayam dan telur. ikan tongkol
dengan Pasien lebih Rencana intervensi diberikan jika tidak terjadi
3x/mgg @1ptg, ayam 2x/mgg @1ptg dan
sering mengkonsumsi terlampir perubahan dan masih
telur 2x/mgg @1ptg. Lauk hewani diolah makanan yang dibeli banyaknya plate waste
dengan cara digoreng atau dipepes dari warung daripada Edukasi ulang jika skor
- Sayur yang biasa dikonsumsi yaitu wortel, masakan dirumah dan post test < 80
buncis, kubis, bayam. wortel 2x/mgg @ ½ Setiap hari, pada saat Modifikasi menu jika sisa
gls, buncis, kubis 2x/mgg @ ½ gls, dan makan sore pasien makanan > 25%
bayam 2x/mgg @ ½ gls. Sayuran diolah selalu makan diluar
dengan cara ditumis dan direbus. rumah. Sehingga
- Buah yang sering dikonsumsi adalah pisang keluarga pasien tidak
2x/mgg @1 bh, apel 2x/mgg @1 bh, anggur mengetahui apa yang
2x/mgg @1 bh. pasien makan diluar
- Pasien mengkonsumsi teh manis dengan gula rumah.
@2sdm 3x/mgg
- Pasien sudah pernah melakukan konsultasi
gizi dan mendapatkan informasi terkait diet
DM
- Pasien lebih sering mengkonsumsi makanan
yang dibeli dari warung daripada masakan
dirumah.
- Setiap hari, pada saat makan sore pasien
selalu makan diluar rumah. Sehingga
keluarga pasien tidak mengetahui apa yang
pasien makan diluar rumah.
Riwayat makan sekarang
- Saat ini pasien mendapatkan makanan enteral
Panenteral 6x200 cc melalui jejunostomi
feeding, dan mendapatkan nutrisi parenteral
futrolid 1000 cc/24 jam dan aminofluid 1000
cc/24 jam melalui intravena.

Ekologi
- Pasien tidak bekerja
- Pasien tinggal bersama anaknya
- Anak pasien bekerja sebagai penjual
makanan ringan
- Agama : islam

Riwayat Personal
a) Riwayat penyakit dahulu
- Pasien mempunyai penyakit
Diebetes Melitus sejak 2 tahun
yang lalu, pasien rutin
mengontrolkan DM dengan
konsumsi metformin 3x500mg,
sehingga sekarang gula darah
sudah stabil.
b) Riwayat penyakit keluarga
- Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit dari keluarganya
c) Riwayat penyakit sekarang

- Pasien mengalami sakit perut


ringan sejak 2 minggu yang lalu,
namun hanya mengkonsumsi obat
magh jika perut terasa sakit. Pada
tanggal 20/12/2018 pasien
mengalami sakit perut yang parah
sehingga dibawa ke puskesmas,
dipuskesmas dirujuk menuju RS
Bangil, yang kemudian langsung
dirujuk menuju RSSA, pasien
datang langsung dilakukan
operasi exp laparatomy

Farmakologi

- Ciprofloxacin : Obat ciprofloxacin


mengandung bahan aktif ciprofloxacin Hcl
yang memiliki cara kerja menghentikan
pertumbuhan bakteri. minuman yang
mengandung kafein selama mengonsumsi
ciprofloxacin, karena dapat menimbulkan
efek samping jantung berdebar, sulit tidur,
dan gangguan kecemasan. Meningkatnya
efek samping methotrexate,
clozapine, ropinirole, phenytoin, warfarin,
dan vitamin K. Ciprofloxacin sebaiknya
dikonsumsi setelah makan untuk
mencegah sakit maag. Hindari makanan dan
minuman seperti buah jeruk, cokelat,
minuman ringan, dan makanan yang
berbahan dasar tomat seperti saus tomat
asam. Makanan tersebut bisa memengaruhi
kemampuan tubuh untuk menyerap obat.
- Metronidazole : obat antibiotik untuk
mengobati infeksi. Obat ini bekerja dengan
cara menghentikan pertumbuhan berbagai
bakteri dan parasit. Antibiotik ini hanya
dapat mengobati infeksi bakteri dan parasit,
sehingga tidak digunakan untuk menangani
infeksi virus. Menghindari makanan/
minuman yang mengandung Alkohol tidak
benar-benar mengganggu efek dari antibiotik,
tetapi bisa menyebabkan efek samping
seperti masalah pencernaan dan pusing.
- Santagesik : obat yang digunakan untuk
mengatasi nyeri akut atau kronik berat seperti
sakit kepala, sakit gigi, tumor, nyeri pasca
operasi dan nyeri pasca cedera, nyeri berat
yang berhubungan dengan spasme otot polos
(akut atau kronik) misalnya spasme otot atau
kolik yang mempengaruhi The
gastrointestinal tract (GIT), ginjal, atau
saluran kemih bagian bawah. Dapat
berinteraksi dengan obat siklosporin dan
alkohol.
- Ranitidine : obat yang digunakan untuk
menangani gejala atau penyakit yang
berkaitan dengan produksi asam berlebih di
dalam lambung. Produksi asam lambung
yang berlebihan dapat membuat memicu
iritasi dan peradangan pada dinding lambung
dan saluran pencernaan.Ranitidin akan
menghambat sekresi asam lambung berlebih.
Beberapa kondisi yang dapat ditangani
dengan ranitidin adalah tukak lambung, sakit
maag, penyakit refluks asam lambung
(GERD), dan sindrom Zollinger-Ellison.
Hindari makanan dan minuman seperti buah
jeruk, cokelat, minuman ringan, dan
makanan yang berbahan dasar tomat seperti
saus tomat asam. Makanan tersebut bisa
memengaruhi kemampuan tubuh untuk
menyerap obat
 Metoclopramide : obat yang digunakan untuk
meredakan mual dan muntah
yang bisa disebabkan oleh penyakit asam
lambung, efek samping dari prosedur bedah,
kemoterapi, atau radioterapi.
Metoclopramide bekerja dengan cara
mempercepat pengosongan lambung,
sehingga mengurangi rasa mual dan
mencegah muntah. Jangan mengonsumsi
minuman beralkohol selama menjalani
pengobatan dengan metoclopramide, karena
dapat meningkatkan risiko terjadinya efek
samping.

Rencana Intervesi Gizi


• Tujuan Diet
- Memberikan makanan sesuai kebutuhan dasar (cairan, energy, protein )
- Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi dan zat gizi lain
- Memperbaiki kesimbangan elektroli
- Meringankan kerja saluran cerna
- Mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
• Jenis Diet : Pasca Bedah
• Prinsip Diet : Cair jernih
• Syarat Diet :
- Energi dan protein cukup
- Lemak rendah yaitu 10 -15% dari kebutuhan total energy
- Cairan cukup
- Memberikan makanan secara bertahap mulai bentuk cair, saring, lunak dan biasa
- Makanan diusahakan secepat mungkin kembali sperti biasa atau normal
- Makanan diberikan secara berhati hati sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanaya

• Bentuk makanan : Makanan cair


• Rute pemberian : parenteral
• Frekuensi dan Jumlah Pemberian Makan : Sering dalam porsi kecil
• Bahan makanan yang dianjurkan :
- Sumber Karbohidrat : Beras dibubur/ditim, kentang direbus/dipure, tepung-tepungan di pudding atau dibubur
- Sumber Protein Hewani : Daging empuk, hati ayam, ikan digiling halus, telur direbus, di tim atau sebagai campuran dalam
makanan dan minuman, susu maksimal 2 gelas/hari
- Sumber Protein Nabati : Tahu dan tempe direbus dan ditim, susu kedelai
- Sayuran : Sayuran yang berserat rendah dan sedang, seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel
direbus, dikukus, dan ditumis
- Buah : Sari buah yang segar dan matang (tanpa kulit dan biji)
- Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk mengoles dan menumis
- Minuman : Teh encer dan sirup
- Bumbu : Garam, gula, salam, laos, kunyit, kuncidalam jumlah terbatas
• Bahan makanan yang tidak dianjurkan/dibatasi :
- Sumber Karbohidrat : Beras ketan, beras tumbuk/merah, ubi, singkong, talas, roti whole wheat, tepung-tepungan yang dibuat kue
manis dan gurih
- Sumber Protein Hewani : Daging berserat kasar, ikan, dan ayam yang diawetkan, telur mata sapi, telur dadar
- Sumber Protein Nabati : Kacang-kacang kering seperti kacang tanah, kacang kedelai
- Sayuran : Sayuran yang berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, pare, serta semua
sayuran yang dimakan mentah
- Buah : Buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka
- Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa, dan santan
- Menghindari makanan dan minuman yang merangsang saluran cerna seperti makanan pedas, minuman berkafein seperti kopi
kental, minuman soda dan alkohol
- Menghindari makanan yang mengandung zat pengawet, perasa, dan perwarna

Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


BMR = (10xBB) + (6,25xTB) – (5xU) – 161
= (10 x 43) + (6,25 x 148) – (5 x 65) – 161
= 1519 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1519 x 1,2 x 1,3
= 2369,64 Kkal
Protein = 15% X total energi
= 15% x 2369,64
= 355,44 :4
= 88,86 gr
Lemak = 15% x total energy
= 15% x 2369,64
= 355,44kkal : 9
= 39,49gr
Karbohidrat = 60% x total energi
= 1421,78 kkal : 4
= 355,44 gr
Cairan (Holiday-segar) = 1500 ml + (20 ml x BB)
= 1500 ml + (20 ml x 43)
= 640 ml

Rekomendasi menu diet


Menu Bahan Makanan Berat (gr) Keterangan
Ayam 150
Kaldu Ayam dan
Kacang panjang 30
Air Jagung Kacang
Jagung kuning 80
Jam 07.00 Gula 20
Teh 20
Teh manis bubur Gula 20
sumsum Tepung beras 100
Jam 10.00 Gula aren 20
Air Bayam dan Bayam 50
Kacang Merah Kacang merah 80
Gula 30
Jam 13.00
Sari Kacang Hijau Kacang hijau 100
Jam 16.00 Gula aren 20
Air Sup Wortel 30
Jam 19.00 Brokoli 30
Kol merah/putih 30
Daging sapi 100
Jus Melon Saring Melon 100
Jam 21.00 Gula 20

Perhitungan zat gizi pada menu diet :


- Energy : 2115,6 Kkal (89,27%)
- Protein : 97,9 gram (110,17%)
- Lemak : 40,7 gram (103,06 %)
- KH : 324,4 gram (91,27%)
Intervensi Edukasi
• Topik : Meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan penyakit pasien sehingga patuh dalam
menjalani dietnya

• Sasaran : Pasien dan keluarga


• Waktu : ± 30 menit
• Media : leaflet dan food model
• Metode : Ceramah, Diskusi dan tanya jawab
• Materi :
1. Menjelaskan penyebab (patofisiologi secara singkat) tentang penyakit pasien
Menjelaskan diet pacsa bedah dan sesuai pedoman gizi seimbang
2. Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
3. Menjelaskan pentingnya kepatuhan diet agar pola goals tercapai
Memberikan motivasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga agar pasien patuh dalam
menjalani diet
Rencana Monitoring dan Evaluasi

Monitor Evaluasi Target Waktu


Riwayat makanan Kepatuhan diet Tercukupinya Setiap hari
(pemenuhan asupan secara asupan zat gizi pada
bertahap) pasien
Membandingkan hasil Tidak ada sisa Setiap hari
recal 24 jam (energi, makanan 100%
protein, lemak, dan dimakan
karbohidrat) dengan
standar diet yang diberikan
Food waste
Memastikan pasien dan
keluarga menerima edukasi
dengan baik

Biokimia Perubahan nilai Pencapaian nilai Dilakukan 3 hari


laboratorium terkait BUN, normal pada analisis sekali
Kreatinin, AL dan biokimia
Albumin hingga mencapai
batas normal

Anda mungkin juga menyukai