Anda di halaman 1dari 32

NCP KASUS

OBSGYN 3
Irbah shofiyah 19051334085
Contoh Kasus:
Penatalaksaan gizi pada pasien lansia dengan umur
49 tahun dan berjenis kelamin perempuan diagnosa
pasien :

Ds. Sumberjaya RT 6/RW 2 Kec.Gondang Legi


Diagnosa : Ca Ovarium post Kemoterapi + Asites Permagna
+ Anemia + Hipoalbuminemia + Electrolit
Imbalance
• Assesment
• Diagnosis
• Interversi
• Monev
Identitas Pasien

Nama : Ny. PT
Dr. Yang dirawat : Dokter jaga inap
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Sumberjaya RT 6/RW 2 Kec.Gondang
Legi
Ruang : 9 Gynekologi
Kelas :Kelas III
Antromometri
LILA = 19,1
TL : 45 cm
Usia = 49 Tahun

TB : (1.83 X TL ) = ( 0,24 X Usia ) + 84,88


( 1,83 X 45 ) = ( 0,24 X 49 ) + 84,86
82,35 - 2,16 + 84,88
165,07 cm

BB : ( LILA/26,3 ) X ( TB-100 )
(19,1/26,3 ) X (165-100 )
0,72 X 65
47,2 kg

IMT estimasi : BB/TB2


IMT estimasi : 47,2/165,072
IMT estimasi : 57 (kurus)
Fisik Klinis
Tabel 2.2 Data Awal Pemeriksaan Fisik Klinis Pasien
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Keterangan

KU GCS: 456 Normal


Kesadaran CM, cukup Normal
Suhu 36o C Normal
Tekanan Darah (mmHg) 101/60 mmHg Normal
Nadi (x/menit) 108x/ menit Tidak normal
Respiratory rate (x/menit) 25x/ menit Tidak Normal
Mual (+) Tidak normal
Muntah (+) Tidak normal
Nafsu makan menurun (+) Tidak normal
Biokimia
Data Laboratorium Nilai Nilai Masalah
Normal terkait Gizi

Tabel 2.1 HEMATOLOGI


Hemoglobin (HGB) 9,80 g/dL
(↓)
11,4 –
15,1
Anemia

Data Eritrosit (RBC) 3,61.106 /


uL (↓)
4,0

5,0
Anemia

Laboratorium Leukosit (WBC)

Hematokrit
11,00
103 /uL
31,20%
4,7 –
11,3
38 –
-

Anemia

Pasien Trombosit (PLT)


(↓)

380.
42

142 – -
Tanggal 10 April 2015 103 /uL 424
MCV 86,40 fL 80 – -
93
MCH 27,10 pg 27 – 31 -
MCHC 31,40 g/dL 32 – 36 -
RDW 14,90% 11,5 – 14,5 -
PDW 7,4 fL 9 – 13 -
MPV 7,8 fL 7,2 – 11,1 -
P-LCR 10,1% 15,0 – 25,0 -
PCT 0,30 0,150 – 0,400 -
Hitung jenis
Eosinofil 0,3% 0–4 -
Basofil 0,1% 0–1 -
Neutrofil 86,2% 51 – 67 -
Limfosit 6,2% 25 – 33 -
Monosit 7,2% 2–5 -
Faal Homeostasis
PPT 10,10 detik 9,3 – 11,4 -
∙      Pasien 0,97 0,8 – 1,30
∙      INR
APTT 30,50 detik PPT dan
APTT dalam batas 24,6 – 30,6 -
∙      Pasien normal
Kesimpulan
KIMIA KLINIK
Faal Hati
AST/SGOT 22 U/L 0 – 32 -
ALT/SGPT 12 U/L 0 – 33 -
Albumin 2,47 g/dL (↓) 3,5 – 5,5 Hipoalbumin
Metabolisme Karbohidrat

Glukosa Darah -
115 mg/dL <200
Sewaktu
Faal Ginjal
50,40 mg/dL -
Ureum 16,6 – 48,5
(↑)
Kreatinin 0,89 mg/dL < 1,2 -
KIMIA KLINIK ELEKTROLIT

Elektrolit Serum
Natrium (Na) 126 mmol/L (↓) 136 – 145 Elektrolit
Kalium (K) 3,63 mmol/L 3,5 – 5,0
Klorida (Cl) 96 mmol/L (↓) 98 - 106 imbalance
Kesimpulan
Biokimia
✓ Kadar Hemoglobin pasien termasuk dalam kategori Rendah hal ini berhubungan dengan
Diagnosis medis pasien yaitu Sindroma HELLP yang ditandai dengan hemolisis (kerusakan sel
darah merah yang terlalu cepat) menyebabkan kadar sel darah merah rendah dan pada akhirnya
dapat terjadi anemia karena selama hamil pasien juga kurang rutin mengkonsumsi tablet Fe yang
menyebabkan Hb menjadi rendah.
✓ Kadar MCV (Mean Cospuscular Value ) dan Kadar MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin)
pasien termasuk dalam kategori Rendah, karena MCV dan MCH berhubungan dengan ratarata
eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin per-eritrosit, hal ini berhubungan dengan Diagnosis
medis pasien yaitu Sindroma HELLP yang ditandai dengan anemia hemolisis (kerusakan sel darah
merah yang terlalu cepat) dan Jumlah Trombosit Rendah (yang membantu pembekuan darah) maka
seseorang akan mengalami peningkatan risiko perdarahan yang berlebihan dan dapat menyebabkan
anemia sehingga MCV dan MCH menjadi rendah.
✓ Kadar RDW (Red Blood Cell Distribution Width) pasien termasuk dalam kategori Tinggi,
karena pada penderita preeklamsi memiliki hubungan dengan keiadian preeklamsi, berat (Kurt et
al, 2013)
Kadar PCT (Platelet crit) pasien termasuk dalam kategori Rendah, hal ini berhubungan dengan
Diagnosis medis pasien yaitu Sindroma HELLP karena pada pemeriksaan PCT dilakukan untuk
membedakan antara keadaan trombositopenia (jumlah trombosit rendah atau dibawah normal)
dengan pseudotrombositopenia, sedangkan Sindroma HELLP selalu berhubungan dengan trombosit
yang rendah maka dari itu kadar PCT menjadi rendah.
✓ Kadar Trombosit pasien termasuk dalam kategori Rendah hal ini berhubungan dengan Diagnosis
medis pasien yaitu Sindroma HELLP dan PEB (Preeklamsia) karena pada sindrom ini selalu
berhubungan dengan trombosit yang rendah yang akan menyebabkan seseorang akan mengalami
peningkatan risiko perdarahan yang berlebihan yang disebabkan oleh hemolisis (kerusakan sel darah
merah yang terlalu cepat) dan peningkatan enzim hati (hati tidak berfungsi dengan baik) sel-sel hati
meradang atau terluka membocorkan sejumlah besar bahan kimia tertentu, termasuk enzim, ke
dalam darah sehingga dapat mengakibatkan IUFD
Dietery
Assesment
a. Sekarang
 
· Pasien saat ini tidak memiliki riwayat alergi
 
· Saat dilakukan studi kasus, nafsu makan pasien
menurun
 
· Pada saat awal masuk diberikan diet kanker II
 
· Pasien kadang-kadang juga mengkonsumsi
makanan dari luar rumah sakit, seperti teh manis
karena nafsu makan pasien yang menurun. Hasil recall
24 jam pasien saat dilakukan studi kasus, yaitu:
Tabel 2.3 Hasil recall 24 jam
Zat Gizi Hasil Recall

Energi (Kkal) 351,4

Protein (g) 15,6


Lemak (g) 14,6

KH (g) 40,5
Zat gizi Hasil Recall Kebutuhan Tingkat asupan Kategori (cut off depkes 1996)
24 H Gizi (%)
Energy (kkal) 351,4 1680,5 20,91 Defisit tingkat berat
Protein 15,6 73,5 21,22 Defisit tingkat berat
Lemak 14,6 37,34 39,1 Defisit tingkat berat
Karbohidrat 40,5 262,62 15,42 Defisit tingkat berat
Riwayat Gizi
Dahulu:
Data Dasar:

∙   Pasien memiliki frekuensi makan teratur 2-3x/hari

∙   Pasien tidak memiliki riwayat alergi

∙   Bahan  makanan  pokok  yang  sering  dikonsumsi  adalah  nasi  (2-3x/hari, 100-200 gram tiap makan),
ubi (2-3x/bulan, 50 gram per makan),  singkong  (1-2x/minggu,  50  gram  per  makan),  roti  (6-
7x/minggu, 50 gram per makan), mie (1-2x/bulan, 200 gram per makan), bihun (1x sebulan, 20 gram per
makan)
∙   Lauk nabati selalu ada, yaitu tahu (2-3x/hari, 50 gram per makan), tempe (1-2x/hari, 50 gram per
makan). Cara pengolahannya kebanyakan digoreng saja, atau digoreng ½ matang lalu ditumis atau
dibumbu lodeh dengan menggunakan campuran santan.
Sayur  selalu  ada  setiap  hari,  yang  paling  sering  bayam  dan kangkung
(7x/minggu, 50-75 gram per makan), wortel (1-2x/bulan,
20-25  gram  per  makan).  Pengolahan  biasanya  dimasak  sayur bening dan ditumis,
sedangkan seperti wortel jarang  dikonsumsi karena pasien tidak begitu menyukai
sayur sop.
∙   Buah hampir selalu ada setiap hari dirumah. Buah yang biasanya dikonsumsi
pasien pisang (3-4x/minggu, 75 gram per makan), pepaya   (4-5x/minggu,   50-75  
gram   per   makan),   alpukat   (1-
2x/minggu, 100 gram per makan), manggis (1-2x/bulan, 50 gram per makan), jeruk
(2-3x/bulan, 75 gram per makan). Pasien suka dengan buah pepaya.
∙   Minuman yang sering pasien konsumsi yaitu kopi (7x/minggu, ¼
gelas),  teh  (2x/minggu,  ½  gelas).  Pasien  mempunyai  kebiasaan

minum kopi bersama suami setiap pagi sebelum berangkat ke sawah. Gula yang biasa
untuk campuran teh ataupun kopi 2-3 sdt per gelas)
∙   Setiap  hari  pasien  memasak  selalu  digoreng  dan  kadang  juga disantan untuk
sayur, lauk nabati maupun lauk hewani.
∙   Setiap hari pasien makan dengan tambahan krupuk (2-3x/hari, 5-10 gram per
makan).
Tabel 2.5 Asupan Terdahulu
dari Hasil SQ-FFQ (sebelum sakit)
Sebelum Sakit Pemenuhan Intake Cut off Depkes 1996

Energi 1583,9 kkal 85,66% Defisit tingkat ringan

Protein 61,6 gram 88,9% Defisit tingkat ringan

Lemak 47,7 gram 77,43% Defisit tingkat sedang

Karbohidrat 233,8 gram 91,9% Normal


Riwayat
Pengobatan
OBAT FUNGSI EFEK SAMPING INTERAKSI OBAT DENGAN
MAKANAN
Injeksi cefazoline Cefazolin adalah obat antibiotik untuk efek samping yang dapat timbul setelah Mengonsumsi alkohol atau
3x1 gr menangani penyakit infeksi bakteri, menggunakan cefazolin: tembakau dengan cefazoline dapat
seperti infeksi saluran kemih atau  Mual atau muntah menyebabkan interaksi terjadi.
pheumonia. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mencegah infeksi  Hilang nafsu makan
bakteri pada seseorang yang akan atau  Bengkak, kemerahan, atau nyeri di area
telah menjalani operasi. bekas suntikan

Curcuma 2x1 Curcuma adalah suplemen untuk efek samping yang mungkin timbul, jika Dianjurkan untuk mengkonsumsi
meningkatkan nafsu makan dan curcuma dikonsumsi dalam jangka panjang: curcuma setelah makan.
menjaga kesehatan fungsi hati. Obat-obatan tertentu tidak boleh
Beberapa manfaat curcuma yaitu :  mual digunakan pada saat makan
mengatasi masalah pencernaan (diare,  diare makanan tertentu karena interaksi
disentri, dan wasir), mengandung   perdarahan pada orang-orang dengan obat dengan makanan dapat
antioksidan kondisi kesehatan tertentu (batu ginjal terjadi.
 membantu mengurangi peradangan, atau penyakit autoimun) Merokok tembakau atau
menurunkan demam, berpotensi   mengonsumsi alkohol dengan
sebagai antibakteri dan antikanker, obat-obatan tertentu juga dapat
berpotensi mencegah menyebabkan interaksi terjadi.
penggumpalan darah  
Rob 1x1      
Transfusi Albumin adalah cairan infus yang digunakan Efek samping yang dapat timbul Mengkonsumsi
albumin 20% untuk mengatasi hipoalbuminemia, yaitu setelah mengonsumsi albumin Makanan pedas,
s/d kadar rendahnya kadar albumin dalam darah. Albumin adalah: minuman asam dan
albumin >2,5 juga digunakan untuk menangani syok  muntah alcohol dapat
gr/dL hipovolemia akibat cedera atau luka menyebabkan
 Demam Rasa panas di sekitar
bakar yang parah. interaksi terjadi pada
wajah, leher, atau dada (flushing)
Manfaat albumin yaitu Menangani syok obat.
hipovolemik dan hipoalbuminemia  Denyut jantung cepat
 
Asamefenam Asam mefenamat atau mefenamic acid adalah asam mefenamat berpotensi merokok atau
at 3x1 obat yang berfungsi untuk meredakan nyeri, menimbulkan beberapa efek samping mengonsumsi
seperti sakit gigi, sakit kepala, dan nyeri di bawah ini: alkohol dengan asam
haid. Asmef atau asam mefenamat bekerja  Hilang nafsu makan mefenamat dapat
dengan menghambat enzim yang memproduksi menyebabkan
 Sariawan
prostaglandin, yaitu senyawa penyebab rasa sakit interaksi terjadi.
dan peradangan.   ual dan muntah Dianjurkan minum
 Diare obat ini dengan
 Gangguan pencernaan makanan atau susu.

 
Fe (SF) Ferrous Sulfate adalah obat yang Ferrous sulfate dapat menimbulkan efek samping penggunaan antasida, produk susu,
2x1 merupakan suplemen zat besi yang yang tidak terlalu serius yang meliputi: teh, atau kopi dalam waktu 2 jam
digunakan untuk mengobati atau  sembelit sebelum atau sesudah menggunakan
mencegah kadar zat besi rendah  sakit perut obat ini akan menurunkan efektivitas
dalam darah (misalnya, untuk  tinja berwarna hitam atau berwarna gelap atau kinerja obat.
anemia atau selama kehamilan). Zat  pewarnaan sementara pada gigi Konsumsi jus buah, sereal, atau
besi merupakan mineral penting yang   makanan lainnya yang dianjurkan
dibutuhkan tubuh untuk dapat membantu meningkatkan
menghasilkan sel darah merah dan penyerapan obat dalam tubuh.
menjaga tubuh dalam kondisi sehat.
IVFD Wida NS Infus merupakan obat yang efek samping yang dapat timbul selama penggunaan Wida NS dapat berinteraksi dengan
NS 1x1 termasuk ke dalam golongan obat keras wida NS yaitu: alkohol atau tembakau.
sehingga pada setiap pembeliannya
 Detak jantung cepat
harus menggunakan resep Dokter. Wida
NS untuk mengganti cairan plasma  Demam
isotonik yang hilang. Wida NS  Gatal-gatal atau ruam
mengandung natrium klorida yang
 Suara serak
bermanfaat untuk mengganti cairan
plasma isotonik yang hilang seperti  Iritasi
pada pasien diare.  Nyeri sendi, kaku, atau bengkak
 Kulit kemerahan
 Nafas pendek atau sesak nafas
 Bengkak pada mata, muka, bibir, tangan, atau kaki
 Dada sesak
Diagnosa
NI – 2.1 asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan asupan nutrisi ditandai
dengan rendahnya tingkat asupan zat gizi pasien, yaitu protein 56,44% (defisit berat), Lemak 71,01 %
(defisit tingkat sedang),dan Karbohidrat 33,4%.

NB – 1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan malnutrisi berkaitan dengan latar belakang pasien
yang ditandai dengan belum beragamnya olahan bahan makanan yang dikonsumsi pasien

NC – 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan riwayat penyakit pasien
ditandai dengan beberapa hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan hasil tidak normal.

NC- 3.3 kekurangan berat badan berkaitan dengan kebiasaan makan pasien yang kurang makan.
Interverensi
ND-4.3 Pengaturan makanan
Memperhatikan lagi pola makan pasien dalam
megkonsumsi makanan yang lebih bergizi.
monev
AD-1.1 Komposisi Tubuh
Melalui pengukuran komposisi tubuh pada pasien,
dapat diketahui apakah terdapat kekurangan lemak
dalam tubuh.
BD1.10.1 Hemoglobin
Lebih memperhatikan protein zat besi dalam sel darah
merah agar lebih seimbang
FH-4.1 Pengetahuan makanan dan gizi
Memberikan arahan/bimbingan agar mengkonsumsi
makanan yang baik dan bernutrisi

Anda mungkin juga menyukai