Anda di halaman 1dari 16

METABOLISME ZAT GIZI MIKRO

(GIZ 325)

MODUL 9
METABOLISME NATRIUM, KALIUM DAN KLOR

DISUSUN OLEH
Harna,S.Gz, M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 16
METABOLISME NATRIUM

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan


konsep dasar natrium, metabolisme dan dampak kekurangan serta kelebihan
natrium.

B. Uraian dan Contoh


1. Definisi dan Sumber Natrium (Na)
Natrium (Na) adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-
40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama
seperti cairan empedu, dan pankreas mengandung banyak natrium. Natrium
bertanggungjawab atas 95% dari osmolalitas cairan ekstrasel. Kadar natrium
cairan ekstrasel yaitu 140 mmol/L pada pria. Sumber natrium adalah garam
dapur, mono sodium glutamat, kecap dan makanan yang diawetkan dengan
garam dapur.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang
dibutuhkan tubuh. Taksiran kebutuhan natrium sehari-hari orang dewasa
adalah sebanyak 500 mg. Kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan
untuk pertumbuhan, kehilangan natrium melalui keringat dan sekresi lain.
WHO menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gr sehari
(ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorpsi
glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama
melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

2. Keseimbangan Natrium
Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler, natrium menjaga
keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut. Natriumlah yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 16
sebagian besar mngatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar
dari darah dan masuk ke dalam sel-sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur
oleh kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh
dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam
sel. Bila seseorang mengonsumi banyak garam, kadar natrium darah akan
meningkat. rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum
sedemikian banyak sehingga konsentrasi natrium dalam darah kembali
normal.
Ginjal dapat mengekskresikan antara 1 dan 500 mmol natrium/hari.
Organ ini dalam keadaan normal akan mempertahankan jumlah natrium
dalam tubuh agar tetap konstan dengan mengekskresikan kelebihan asupan
yang melampaui jumlah semua bentuk kehilangan natrium. Kecepatan
ekskresi natrium bergantung pada keseimbangan antara kecepatan filtrasi
glomerulus (GFR x kadar natrium) dan reabsorpsi tubulus (biasanya
melebihi 99%). Ketika volume darah dan cairan ekstrasel berkurang, GFR
juga mengalami penurunan akibat konstriksi pembuluh darah glomerulus
(autoregulasi) dan reabsorpsi ditingkatkan oleh beberapa faktor. Salah satu
faktor yang utama adalah aldosteron yang disekresikan dari konteks adrenal.
Ketika tekanan atau volume darah berkurang dan saraf simpatik diaktifkan,
renin dilepas dari ginjal; enzim ini akan membentuk angiotensin I dari
angiotensinogen di dalam plasma.
Enzim pengubah angotensin (angiotensin-converting enzyme, ACE)
yang ada di dalam darah dan sejumlah jaringan akan mengubah angiotensin
I menjadi angiotensin II; angiotensin II akan menstimulasi produksi
aldosteron oleh korteks adrenal. Selanjunya, aldosteron menstimulasi
reabsorpsi natrium serta air dan kehilangan kalium yang terjadi secara
bersamaan dalam nefron distal. Angiotensin II sendiri juga menstimulasi
resbsorpsi natrium. Ketika volume darah meningkat, mekanisme untuk
menghemat natrium ini akan terhambat, GFR meningkat dan reabsorpsi
natrium dalam tubulus berkurang; reabsorpsi natrium juga dihambat oleh
atrial natriuretic peptide selama terjadinya ekspansi volume.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 16
3. Absorpsi dan Metabolisme Natrium
Sekitar 95% natrium yang sudah dicerna akan diserap dan 5% sisanya
akan dikeluarkan melalui feses. Ada 3 jalur penyerapan natrium melewati
mukosa usus halus, yaitu :
a. Na+/glucose constranport, Carrier pada membran sel mukosa dari
natrium ko-transport bersama dengan zat terlarut seperti glukosa
masuk ke dalam sel. Di dalam sel Na+ dipompa melewati membran
basolateral oleh Na+/K+, ATPase, sementara glukosa keluar melalui
membran dengan difusi difasilitasi.
b. Electroneutral Na+ dan Cl-. Ko-transport Na+ /H+ bertukar dan Cl-
/HCO3 bertukar. Natrium kemudian di pompa secara basolateral,
dengan Cl- difusi pasif.
c. Electrogenic Na+ absorpsi. Natrium masuk ke membran luminal via
Na+ channel

Gambar 1 Proses penyerapan natrium

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 16
Natrium yang diserap dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Natrium
disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium
yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan
melalui urin. Pengaturan natrium diatur oleh hormon aldosteron, yang
dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun.
Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium.
Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urin hampir
sama jumlah natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urin tinggi
bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah. Pengeluaran
natrium bisa melalui :
a. Feses : normalnya 5-10 mmol/hari
b. Keringat : 20-80 mmol/hari, sangat bervariasi.
c. Urin : sangat bervariasi

4. Defisiensi natrium
Defisiensi natrium bukan hanya terjadi karena kurangnya asupan,
megingat ginjal dapat membuat urin hampir bebas dari natrium. Kehilangan
abnormal sehingga terjadi deplesi dapat berasal dari :
a. Keringat
Ekskresi melalui keringat hingga sebesar 15 L/hari. Keringat
bersifat hidroponik, tetapi dengan kadar natrium 50 mmol/L. Sebanyak
15 L keringat mengandung garam dalam jumlah yang sama dengan 5 L
cairan ekstrasel yang normal. Jadi, sekalipun osmolalitas sudah
dikoreksi dengan penggantian air, volume cairan ekstrasel akan
berkurang sebanyak 5 L kecuali jika natrium juga diganti.
b. Cairan intestinal
Sebanyak 10 L/hari sekresi usus normalnya direabsorpsi. Namun,
pada keadaan diare terjadi penurunan absorpsi dan sekret cairan
intestinal sering meningkat. Kehilangan dapat mencapai 18 L/hari pada
penyakit kolera, dan cairan yang hilang hampir bersifat isotonik
ekuivalen dengan cairan ekstrasel itu sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 16
c. Urin
Ginjal umumnya bekerja untuk mengontrol simpanan natrium
dalam tubuh. Preparat diuretik dan diuresis osmotik (misal, dengan
pemberian muatan glukosa dan keberadaan ketoasid pada diabetes)
umumnya menghilangkan sejumlah besar natrium dari dalam urin. Pada
insufisiensi adrenal, misal ; pada penyakit Addison, korteks adrenal
tidak berhasil memproduksi aldsteron dan ginjal tidak berhasil
menyimpan natrium (tetapi menahan kalium).
Pada umumnya osmolalitas akan dipertahankan dan 1 : air hilang bersama
dengan 150 mmol natrium, sehingga deplesi volume ini terutama terbatas
pada cairan ekstrasel meningkat, tekanan darah mengalami penurunan dan
kehidupan terancam akibat kegagalan sirkulasi yang lebih dikenal dengan
“syok”.
Gejala dini deplesi volume cairan ekstrasel meliputi mulut dan lidah yang
kering, kulit yang kendur karena hilangnya turgor kulit serta mata yang
cekung dan akhirnya denyut nadi yang kecil serta lemah, dan tekanan darah
yang rendah melengkapi gambaran yang dideksripsikan sebagai keadaan
“syok’ tersebut. Volume sel mampat (Packet cell volume, PCV) kadar
hemoglobin serta labumin plasma dan viskositas darah semunya meningkat
ketika volume plasma berkurang. Ketika transportasi oksigen ke jaringan
sangat terganggu, sel-sel membengkak dengan mengambil natrium dna air,
keadaan ini mengurangi volume cairan ekstrasel.
Terapi untuk gejala defisiensi yaitu pemberian garam maupun air
diperlukan untuk mengatasi keadaan ini. Air yang diberikan sendirian atau
melalui infus larutan glukosa akan hilang ke dalam sel dengan risiko
terjadinya edema serebri (intoksikasi air). larutan isotonik (normal 0,9 g/L
atau 150 mmol/L NaCl) akan memberikan natrium, klorida dan air dengan
proporsi yang diberikan.

5. Kelebihan natrium
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium
didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 16
intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume airan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah. Disamping itu, konsumsi garam
dalam jumlah yang tinggi dapat mengecilkan diameter arteri, sehingga
jantung harus memompa lebih keras untuk mendorong volume darah
yang meningkat melalui ruang yang semangkin sempit dan akibatnya
terjadi hipertensi.
Keadaan hipertensi banyak ditemukan pada masyarakat yang
mengkonsumsi natrium dalam jumlah yang besar. Natrium yang terlalu
banyak didalam tubuh ditandai dengan pengembangan volume cairan
ekstraseluler, yang menyebabkan oedem. Bertambahnya cairan dalam
sirkulasi bisa menyebabkan volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
Cairan ekstrasel yang berlebihan dapat mengganggu fungsi organ yang
normal. Edema kulit, khususnya pada ekstremitas bawah, dapat menimbulkan
rasa nyeri, mengganggu sirkulasi darah yang normal, mengganggu
kesembuhan luka, dan menigkatkan kemungkinan infeksi. Asitesis dapat
mengganggu pernapasan, menurunkan curah vena ke jantung dan
memudahkan infeksi intraperitoneal. Edema paru dapat mengganggu
pertukaran gas pernapasan dan menjadi penyebab utama mortalitas dan
morbiditas.

C. Latihan
1. Natrium (Na) adalah ...... utama dalam cairan ekstraseluler..
a. Kation
b. Anion
c. Amnion
d. Netral
2. Sekitar …..% natrium yang sudah dicerna akan diserap
a. 70 %
b. 60%
c. 85%

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 16
d. 95%
3. Ada 3 jalur penyerapan natrium melewati mukosa usus halus, kecuali...
a. Na+/glucose constranport
b. Electroneutral Na+ dan Cl-.
c. Electrogenic Na+ absorpsi
d. K+ contransport
4. Pengaturan natrium diatur oleh hormon...
a. Insulin
b. Aldosteron
c. Kortisol
d. Parathormon
5. Salah satu dampak yang disebabkan karena kelebihan natrium adalah...
a. Beri-Beri
b. Hipertensi
c. Arteroklerosis
d. Kanker
D. Kunci Jawaban
1. a. Kation
2. d. 95 %
3. d. K+ contransport
4. b. Aldosteron
5. b. Hipertensi

E. Daftar Pustaka
1. Jim Mann & A. Stewart Truswell. Buku Ajar Ilmu Gizi.(Jakarta :
EGC,2012).PP : 227238
2. Almatsier, S. (2006). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
3. Khasanah. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola
Makan.Cetakan Pertama. Yogyakarta : Penerbit Laksana.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 16
4. Yaswir, Rismawati, and Ira Ferawati. "Fisiologi dan gangguan
keseimbangan natrium, kalium dan klorida serta pemeriksaan
laboratorium." Jurnal Kesehatan Andalas 1, no. 2 (2012).
5. Pessoa, Thaissa Dantas, Luciene Cristina Gastalho Campos, Luciene
Carraro-Lacroix, Adriana CC Girardi, and Gerhard Malnic. "Functional
role of glucose metabolism, osmotic stress, and sodium-glucose
cotransporter isoform-mediated transport on Na+/H+ exchanger isoform 3
activity in the renal proximal tubule." Journal of the American Society of
Nephrology 25, no. 9 (2014): 2028-2039.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 16
METABOLISME KALIUM DAN KLOR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan


konsep dasar kalium dan klor, metabolisme dan dampak kekurangan serta
kelebihan kalium dan klor.

B. Uraian dan Contoh


1. Kalium (K)
a. Definisi dan Fungsi Kalium
Kalium merupakan kation yang dominan dalam sel, sebanyak 95%
kalium tubuh berada di dalam cairan intraseluler. Membran sel jauh lebih
permeabel terhadap kalium daripada natrium. Perbandingan natrium dan
kalium di dalam cairan intraseluler adalah 1:10, sedangkan dalam cairan
ekstraseluler 28:1.
Kalium merupakan bagian esensial dari semua sel hidup,
kalium banyak terdapat di dalam semua makanan yang
berasaltumbuh- tumbuhan dan hewan. Sumber utama kalium adalah
makananmentah atau segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-
kacangan. Selain itu, kalium juga dapat diperoleh dari aditif makanan,
misalnya K- alginat sebagai pengental dan pengemulsi, K-nitrat
sebagai pengawet daging, dan KCl sebagai pengganti garam dapur.
Kalium memegang peranan penting dalam pemeliharaan
keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa.
Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi oto.
Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan
protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf kalium dalam otot
berhubungan dengan massa otot dan simpanan glikogen, oleh karena itu
bila otot berada dalam pembentukan dibutuhkan kalium dalam jumlah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 16
cukup. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan antara natrium
dan kalium yang sesuai di dalam tubuh.

b. Absorpsi dan metabolisme


Lebih dari 90% kalium yang dicerna akan diserap, menuju ke
saluran gastrointestinal. Usus halus dan usus besar juga berperan dalam
penyerapan kalium.
1) Kalium diserap melaui membran apical sel mukosa usus besar oleh
pompa K+/H+ ATPase.
2) Kalium masuk sel via chanel membran apical
3) Kalium terakumulasi dalam sel kemudian melewati membran
basolateral secara difusi via K+ channel.
Tubuh manusia dewasa rata-rata mengandung sekitar 3800 mmol
kalium, sebagian besar dari jumlah ini (sekitar 3200 mmol) berada di
dalam sel. Sebenarnya jumlah total isotop alami tubuh, potasium 40 dapat
mengestimasikan massa sel. Sekitar 300 mmol terdapat dalam skeleton dan
hanya 80 mmol yang berada dalam bentuk larutan di dalam cairan
ekstrasel. Dengan demikian, jika kandungan kalium dalam sel meningkat
hanya sebesar 1,25% (40 mmol) dengan mengorbankan cairan ekstrasel,
kadar eksternalnya akan menjadi separohnya dan keadaan ini berpotensi
membawa akibat yang serius bagi fungsi neuromuskular serta jantung.
Sebanyak 80-90 % kalium yang dikonsumsi diekskresi melalui urin,
selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan
cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui
kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali dan mengeluarkan
kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk
ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di
dalam tubulus ginjal.
c. Penurunan kalium
Defisiensi kalium (hipokalemia) menggambarkan adanya
kegagalan retensi kalium oleh ginjal. Kehilangan kalium yang abnormal
atau keduanya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 16
1) Absorpsi neto dari traktus gastroinetstinal akan berkurang atau bahkan
menjadi negatif (kehilangan kalium) jika terdapat vomitus yang
signifikan, asam lambung atau diare ketika cairan yang sering kali
mengandung lebih banyak kalium. Kehilangan kalium dalam kolon
akan distimulasi lebih lanjut oleh aldosteron . Jadi, penggunaan obat
pencahar yang bukan tempatnya dapat menyebabkan deplesi kalium.
2) Ginjal biasanya mengekskresikan sejumlah kalium dan ekskresi ini
meningkat melalui hormon steroid adrenal, preparat diuretik atau
asidosis. Pada ketoasidosis diabetes terjadi perpindahan kalium
intrasel ke dalam cairan ekstrasel. Peningkatan ekskresi kalium
melalui ginjal digerakkan oleh kadar ekstraselnya yag tinggi, dan
diuresis osmosis dipicu oleh jumlah keton serta glukosa yang tinggi.
3) Kebanyakan gangguan pada keseimbangan asam basa akan
meningkatkan kecepatan ekskresi kalium. Asidosis cairan ekstrasel
akan membuat kalium keluar dari dalam sel sehingga kadar
ekstraselnya meningkat dan dengan demikian kalium yang
dikeluarkan dari sel-sel ginjal akan diekskresikan serta hilang.
Gejala defisiensi kalium sering kali ringan, samar-samar, serta tidak
spesifik dan meliputi kelelahan serta malaise yang tidak dapat dijelaskan
dengan disertai kelemahan, khususnya pada otot-otot skeletal dan
intestinal. Aritmia jantung juga sering terjadi dan perubahannya yang khas
dapat terlihat pada elektrokardiogram. Hipokalemia dapat mengganggu
kapasitas maksimal ginjal untuk memekatkan urin yang dapat
meningkatkan kehilangan lebih lanjut.
Terapi penggantian kalium dengan suplemen oral jarang dilakukan
kecuali jika kadar serum mengalami penurunan yang berbahaya atau
ketika pasien mendapat cairan infus. Suplementasi kalium intravena harus
dilakukan dengan hati-hati karena adanya resiko kenaikan kadar kalium
ekstrasel yang mendadak dan kenaikan mendadak ini dapat menimbulkan
asistol jantung. Tetapi penggantian per oral dengan makanan (misal
pisang) merupakan cara yang aman pada kasus-kasus yang penanganannya
tidak begitu mendesak.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 16
d. Kelebihan kalium tubuh
Kalium tidak disimpan dalam tubuh, tidak ada kelebihan kalium
yang berkaitan dengan edema. Kelebihan lokal dalam bentuk kadar kalium
yang tinggi di dalam cairan ekstrasel merupakan keadaan berbahaya, tetapi
keadaan ini jarang terjadi pada orang yang bukan penderita gagal ginjal
(cedera ginjal akut atau krnis). Hiperkalemia dapat menyebabkan aritmia
jantung dan gagal jantung. Hiperkalemia tidak disebabkan oleh makanan
pada individu yang masih memiliki sirkulasi dan ginjal yang berfungsi
dengan normal.

2. Klor (Cl)
a. Definisi dan sumber Klor
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan
satu electron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−.
Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah
garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl.
Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl−. Klor merupakan
anion utama cairan ekstraseluler.. Sekitar 88% ditemukan pada cairan
ekstraseluler dan 12% pada cairan intraseluler. Sumber klor yaitu Seafood,
garam meja, susu, telur, dan daging.
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraseluler, klor berperan
dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor akan bergerak
secara bebas melintasi membran sel dan berasosiasi dengan natrium dan
kalium. Di dalam lambung, klor merupakan bagian dari asam klorida
(HCL) yang diperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung.
Suasana asam ini diperlukan untuk bekerjanya enzim-enim pencernaan.
Bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya seperti fosfor dan sulfur,
sebagai anion klor membantu pemeliharaan keseimbangan asam basa. Ion
klor dengan mudah dapat keluar sel darah merah dan masuk ke dalam
plasma darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru
dan keluar dari tubuh. Pada saat muntah, banyak asma klrodia dikeluarkan
dari lambung, hal ini mengganggu keseimbangan asam basa di dalam

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 16
tubuh. Karena klor mengatur sistem renin-angiostensin-aldosteron yang
mengatur keseimbangan cairan tubuh.
b. Absorpsi, Transport dan Ekskresi
Absoprsi terjadi di usus halus melalui mekanisme electrical
neutrality. Sel mengambil klorida dari darah melewati membrane
basolateral via Na+/K+/Cl- jalur ko-transporter. Pengeluaran klorida
melalui gastrointestinal tract dalam jumlah yang kecil (1-2 mEq/hari
untuk rata-rata individu). Kehilangan melalui kulit dalam jumlah yang
kecil, kecuali dalam temperature yang tinggi dan olahraga
c. Kekurangan dan kelebihan Klor
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. ASI
mengandung lebih banyak klorida daripada susu sapi. Bila klorida tidak
ditambahkan dalam pembuatan formula bayi, akan terjadi kekurangan klor
yang dapat membawa kematian. Gejala pada bayi yaitu kehilangan nafsu
makan, lemah, lesu, hypokalemia. kekurangan klor dapat pula terjadi pada
muntah-muntah, diare, kronis, dan keringat berlebihan.

C. Soal Latihan
1. Kalium merupakan kation yang dominan dalam sel, sebanyak ..... kalium
tubuh berada di dalam cairan intraseluler.
a. 80%
b. 70%
c. 95%
d. 90%
2. Di dalam usus besar, kalium diserap melaui membran apical sel mukosa
yang dipompa oleh...
a. K+/H+ ATPase.
b. Na+ glukosa transporter
c. Cl transporter
d. K+ transporter
3. Tubuh manusia dewasa rata-rata mengandung sekitar ..... mmol kalium
a. 3600 mmol

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 16
b. 3700 mmol
c. 3800 mmol
d. 3900 mmol
4. Klor merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Sekitar ....% ditemukan
pada cairan ekstraseluler dan .... % pada cairan intraseluler
a. 87 % dan 13 %
b. 88 % dan 12 %
c. 85 % dan 15 %
d. 90% dan 10 %
5. Sel mengambil klorida dari darah melewati membrane basolateral via ......
jalur ko-transporter.
a. Na+/K+/Cl-
b. K+/H+ ATPase.
c. Na+/K+/H+
d. K+/Na+ ATPase.

D. Kunci Jawaban
1. c. 95%
2. a. K+/H+ ATPase
3. c. 3800 mmol
4. b. 88 % dan 12 %
5. a. Na+/K+/Cl-

E. Daftar Pustaka
1. Jim Mann & A. Stewart Truswell. Buku Ajar Ilmu Gizi.(Jakarta :
EGC,2012).PP : 227238
2. Almatsier, S. (2006). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
3. Murray J. Favus,1 David A. Bushinsky,2 andJacob Lemann Jr.,
Regulation of Calcium, Magnesium, and Phosphate
Metabolism,American Society for Bone and Mineral Research, 2006

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 16
4. Yaswir, Rismawati, and Ira Ferawati. "Fisiologi dan gangguan
keseimbangan natrium, kalium dan klorida serta pemeriksaan
laboratorium." Jurnal Kesehatan Andalas 1, no. 2 (2012).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 16

Anda mungkin juga menyukai