VITAMIN K
disusun oleh :
PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
yang memiliki peran penting dalam pengaturan metabolisme yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Tanpa vitamin, manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan
aktifitas hidup. Kebutuhan akan vitamin diawali sejak masih janin mulai berkembang saat
pembuahan. Kurangnya vitamin dalam tubuh dapat menyebabkan imunitas tubuh menurun
sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin
A, D, E, K yang bersifat larut dalam lemak dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat,
biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat) dan C yang bersifat larut dalam air.
PENGERTIAN VITAMIN K
Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam Bahasa Jerman dan Bahasa
Denmark) merupakan sekelompok vitamin lipofilik dan hidrofobik yang dibutuhkan untuk
modifikasi pascatranslasi dari berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan
darah. Secara kimia vitamin K adalah turunan 2-metil-1,4-naftokuinona. Vitamin K bersifat
tahan panas, namun mudah rusak apabila terpapar senyawa asam, basa, dan cahaya matahari.
Manusia memperoleh vitamin K dari asupan makanan dan mikroflora pada saluran
pencernaan. Di dalam hati, vitamin K dibutuhkan untuk mengaktivasi protrombin dengan
reaksi karboksilasi gugus Glu pada residu protein prekursornya. Asam glutamat yang
mengalami reaksi karboksilasi akan berubah menjadi asam karboksiglutamat gamma.Vitamin
K yang terdapat di alam larut dalam lemak, namun beberapa preparat sintis larut dalam air. 2-
Metil-1,4-nafrakuinon, yang disebut juga menadion, adalah suatu produk sintetis vitamin K,
yang bersifat lebih aktif dibanding vitamin K1.
SEJARAH VITAMIN K
Vitamin K ditemukan di Swiss (1939) oleh seorang ahli kimia bernama Karrer. Diberi
nama vitamin K karena sifatnya yang dapat mengkoagulasikan darah (K dari "Koagulations-
Vitamin") . Faktor ini ternyata merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas fitokinon (dari
tumbuh-tumbuhan) dan menakinon (dari minyak ikan dan daging).
KLASIFIKASI VITAMIN K
Vitamin K adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam proses pembekuan darah.
Vitamin K terkandung secara alami di dalam makanan dan tersedia dalam bentuk suplemen
tambahan.
STRUKTUR VITAMIN K
1. Vitamin K1
2. Vitamin K2
3. Vitamin K3
KEBUTUHAN VITAMIN K
SUMBER VITAMIN K
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K cukup mudah karena hanya dibutuhkan
dalam jumlah kecil serta sistem pencernaan tubuh manusia memiliki bakteri yang mampu
mensintesis vitamin K yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Namun tubuh perlu
mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Sumber vitamin K bisa diperoleh dari makanan seperti hati, sayur-sayuran berwarna
hijau yang berdaun banyak seperti bayam, sayuran sejenis kobis (kol), kembang kol, brokoli,
lobak hijau, sereal, gandum, tomat, kacang panjang, daging tanpa lemak, telur, selada/lettuce
dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau,
susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang
mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin K.
FUNGSI VITAMIN K :
1. Vitamin K meningkatkan sintesis ɣ-asam karboksiglutamat (Gla) dihati. Gla merupakan
bagian penting dari protrombin (faktor II) dn faktor koagulasi lain (VII, IX dan X).
Dengan demikian vitamin K penting untuk koagulasi/pembekuan darah.
2. Protein lain mengandung Gla dan membutuhkan Vitamin K untuk sintesisnya. Protein
ini termasuk osteoklasin, sebuah protein tulang yang dibuat oleh osteoblas.
3. Vitamin K juga berperan dalam metabolisme tulang dan kalsifikasi vaskular. Pasien
dengan peningkatan risiko defisiensi vitamin K termasuk mereka dengan diet terbatas
atau malnutrisi, malabsorpsi lipid, kanker, penyakit ginjal, neonatus, dan manula.
4. Membantu penyerapan mineral penting seperti – kalsium
5. Membantu mencegah hilangnya kepadatan tulang dan membantu mengobati
osteoporosis
6. Mencegah pengerasan arteri sehingga mengurangi risiko penyakit jantung
7. Bermanfaat sebagai pencegahan dan pengobatan kanker
8. Pada wanita dapat mencegah terjadinya perdarahan menstruasi yang berlebihan
9. Mencegah risiko penyakit hemoragik pada bayi baru lahir
10. Mengobati lingkaran hitam di bawah mata dan memar di wajah
11. Mensintesis protein yang ditemukan pada plasma, tulang dan ginjal
12. Berperan penting untuk konversi glutamat asam amino ke asam gamma-
carboxyglutamic (GCA)Berperan dalam karboksilasi osteocalcin (OC), dalam rangka
untuk mengikat kalsium
13. Suplementasi Vitamin K1 untuk Mengurangi Risiko Fraktur
Beberapa studi potong lintang dan RCT menunjukkan kadar vitamin K plasma
berkorelasi positif dengan massa tulang dan berkorelasi negatif dengan risiko fraktur.
Hal ini mendasari hipotesis bahwa suplemen vitamin K1 bermanfaat untuk mengurangi
risiko osteoporosis pada wanita pascamenopause.
Namun, sebagian besar studi yang menilai hubungan antara pemberian suplemen
vitamin K dengan kesehatan tulang memiliki beberapa keterbatasan mayor seperti
jumlah sampel yang kecil, populasi yang heterogen, serta jenis dan dosis suplemen
vitamin K yang beragam sehingga suplemen rutin vitamin K pada wanita
pascamenopause belum dianjurkan secara global.
14. Suplemen Vitamin K1 untuk Meningkatkan Sensitivitas Insulin
Terdapat juga beberapa studi yang melaporkan manfaat vitamin K terhadap sensitivitas
insulin, sindrom metabolik, homeostasis glukosa, dan menurunkan risiko diabetes.
Mekanisme yang diduga mendasarinya adalah melalui osteokalsin yang merupakan
protein tulang yang tergantung vitamin K berfungsi sebagai mediator endokrin yang
dapat meningkatkan sensitivitas insulin dengan meningkatkan proliferasi sel β pankreas
dan meningkatkan sekresi insulin. Mekanisme lainnya yaitu osteokalsin juga
meningkatkan penggunaan energi dan sekresi adiponektin dari adiposit.
Namun demikian, uji klinis suplementasi vitamin K menunjukkan hasil yang
bertentangan tentang efeknya terhadap sensitivitas insulin. Meta analisis yang dilakukan
oleh Suksomboon, et al tahun 2017 menunjukkan hasil bahwa suplemen vitamin K tidak
memiliki efek terhadap homeostasis model assessment of insulin resistance (HOMA-
IR), gula darah puasa, dan insulin plasma puasa.
Akan tetapi, meta analisis ini menyertakan studi-studi yang heterogen mulai dari dosis
dan jenis vitamin K antar studi, karakteristik partisipan, dan kointervensi (intervensi
tambahan yang diberikan pada subyek penelitian) antar studi juga berbeda-beda. Oleh
karena itu, masih dibutuhkan RCT dengan jumlah sampel besar dengan karakteristik
partisipan dan intervensi yang homogen untuk menilai manfaat suplemen vitamin K
pada sensitivitas insulin dan relevansinya dalam praktik klinis.
15. Penggunaan Vitamin K1 pada Ibu Hamil untuk Profilaksis Perdarahan Bayi
Ibu hamil yang mengonsumsi obat anti epilepsi, seperti carbamazepine, phenytoin,
fenobarbital, pirimidon, dan topiramate, berisiko untuk melahirkan bayi yang
mengalami defisiensi vitamin K. Hal ini disebabkan obat antiepilepsi secara kompetitif
menginhibisi prekursor faktor koagulasi dan mengganggu enzim mikrosomal fetus yang
mendegradasi vitamin K sehingga meningkatkan risiko perdarahan pada bayi baru lahir.
Sebagian klinisi merekomendasikan profilaksis dengan vitamin K1 10-20 mg/hari pada
bulan terakhir kehamilan untuk mencegah terjadinya perdarahan pada bayi yang
dilahirkan akibat defisiensi faktor koagulasi yang tergantung vitamin K. Rekomendasi
ini hanya didasarkan pada data terbatas dari beberapa laporan kasus yang menunjukkan
adanya peningkatan risiko perdarahan bayi baru lahir dari ibu yang mengonsumsi obat
antiepilepsi.
Namun demikian, sebuah studi epidemiologi tidak mendukung pemberian vitamin K
antenatal rutin. Studi ini menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara insidensi perdarahan akibat defisiensi vitamin K antara bayi dari ibu
yang mengonsumsi obat anti epilepsi dengan yang tidak. Selain itu, pada bayi yang
mengalami perdarahan pada kelompok epilepsi, umumnya memiliki faktor lain yang
dapat menyebabkan perdarahan, yaitu prematuritas, persalinan traumatik, sepsis,
sindrom fetal alkohol, ataupun asfiksia intrauterin.
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) juga menyatakan tidak
terdapat bukti yang menunjukkan efektivitas pemberian vitamin K oral antenatal dalam
mencegah perdarahan akibat defisiensi vitamin K. Namun, suplementasi vitamin K per
oral (10-20 mg/hari selama bulan terakhir kehamilan) dapat diberikan pada ibu hamil
dengan faktor risiko persalinan prematur, mengonsumsi lebih dari satu macam obat
antiepilepsi, mengonsumsi obat antikejang yang menginduksi enzim, dan pada wanita
yang menyalahgunakan alkohol selama kehamilan. Di samping itu, metode profilaksis
utama PDVK dengan injeksi IM 1 mg vitamin K1 pada bayi baru lahir tetap harus
dilakukan.
METABOLISME VITAMIN K
Dari hati Vitamin K diangkut terutama oleh lipoprotein VLDL di dalam plasma ke
sel-sel tubuh.Vitamin K terutama dihubungkan dengan membrane sel,yaitu dengan reticulum
endoplasma dengan mitokondria. Taraf Vitamin K dalam serum meningkat pada
hiperlipidermia,terutama pada Trigliserida.
KELEBIHAN VITAMIN K
Kelebihan vitamin dalam tubuh dapat mengakibatkan keracunan. Keracunan vitamin
K bisa terjadi, misalnya pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala-
gejalanya adalah hemolisis (penghancuran sel darah merah), penyakit kuning dan kerusakan
otak.
Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011
Arnarson, A. Healthline (2017). 20 Foods That Are High in Vitamin K. (Accessed 4
Februari. 2021)
Begun, R. (2014). 5 Common Food-Drug Interactions. [online] Available at:
http://www.eatright.org/resource/health/wellness/preventing-illness/common-food-drug-
interactions [Accessed 4 Februari. 2021].
Bareuther, C. M. (2008). Dangerous Food-Drug Interactions. [online] Available at:
http://www.todaysgeriatricmedicine.com/archive/101308pe.shtml [Accessed 4 Februari.
2021].
Dong R, Wang N, Yang Y, Ma L, Du Q, Zhang W, Tran AH, Jung H, Soh A, Zheng Y,
Zheng S. Review on Vitamin K Deficiency and its Biomarkers: Focus on the Novel
Application of PIVKA-II in Clinical Practice. Clin Lab. 2018 Apr 1;64(4):413-424. doi:
10.7754/Clin.Lab.2017.171020.PMID: 29739078 Review.
FDA. Avoid Food-Drug Interactions. [online] Available at:
https://www.fda.gov/downloads/Drugs/.../GeneralUseofMedicine/UCM229033.pdf
%20%5Baccessed%2024July%202013 [Accessed 4 Februari. 2021].
Marchili, et al. (2018). Vitamin K Deficiency: A Case Report and Review of Current
Guidelines. Italian Journal of Pediatrics, 44(36), pp. 1-5.
Medicine Net(2019).Vitamin K. (Accessed 4 Februari. 2021)
Medscape (2015). Vitamin K. (Accessed 4 Februari. 2021)
Smiley, B. Healthline (2017). Understanding Vitamin K Deficiency.
Sumbono A. 2019. Biomolekul. Yogyakarta: Deepublish