Anda di halaman 1dari 29

PENYUSUNAN

PERATURAN KHUSUS
(SOM-SOP)
KOPERASI

1
 Direktur Utama LPKS LDP Cendekia
 No. Reg : KJK.026.000149.2009
 MET.125.0000624.2012
 Praktisi Koperasi (Pengawas)
 Fasilitator Kompetensi
 Asessor Kompetensi
 Tim Perumus SKKNI KSP/USP
 HP/WA : 08122639693
 E-mail : giyarso93@gmail.com

Giyarso, SE
LPKS LDP CENDEKIA
POKOK BAHASAN
PENTINGNYA PERSUS BAGI KOPERASI.

MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN PERSUS.

PERSUS YANG DIPERLUKAN.

KETENTUAN DALAM PENYUSUNAN PERSUS

METODE PENYUSUNAN PERSUS

SISTIMATIKA PEMBUATAN PERSUS

CONTOH PEMBUATAN PERSUS


PENDAHULUAN

Untuk mewujudkan Koperasi yang sesuai dengan


prinsip-prinsip koperasi, prinsip-prinsip kehati-hatian
dan kesehatan, diperlukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan organisasi, usaha dan keuangan
Koperasi.
Kehati-hatian dan kesehatan sangat diperlukan,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
kepada anggota dan masyarakat disekitarnya,
adalah merupakan karakteristik lembaga keuangan.

4
Permasalahan yang timbul saat ini
 Koperasi berkembang tanpa adanya aturan main,
Koperasi hanya mengandalkan Anggaran Dasar dan atau
Anggaran Rumah Tangga saja.

 Koperasi saat ini masih banyak yang cenderung


berorientasi bisnis semata sehingga anggota dan atau
calon anggota hanya diposisikan sebagai mesin
penghasil jasa/bunga saja, belum maksimal dalam
menggerakkan sektor riil usaha anggotanya.

 Koperasi masih dianggap milik anggota tertentu sehingga


belum menerapkan kepemimpinan yang kolektif dan
belum sesuai dengan prinsip – prinsip perkoperasian

5
Pentingnya Peraturan Khusus Bagi
Koperasi
Adanya aturan yang dapat dipergunakan untuk pengendalian dan
pengawasan secara internal bagi Koperasi

Penyamaan persepsi bagi anggota selaku pemilik, pengurus,


pengawas serta pengelola dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dalam mengelola Koperasi berdasarkan aturan yang baku.

Tercapainya effektifitas kerja baik dalam pelaksanaan pengelolaan


organisasi managemen/kelembagaan, pengelolaan usaha koperasi
maupun pengelolaan keuangan koperasi.

Efisiensi dan effekifitas dalam hal pengawasan baik internal oleh


pengawas maupun eksternal oleh pejabat pemerintahan.

Memperjelas jika terjadi penyalah gunaan, siapa yang bertanggung


jawab dan apa sanksinya. 6
Tujuan Pembuatan Peraturan Khusus
Bagi Koperasi

1. Mengendalikan Koperasi agar patuh

2. Meningkatkan citra dan kredibilitas Koperasi

3. Menjaga dan melindungi asset Koperasi

4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas

5. Mengelola Koperasi secara efektif dan efisien.

7
STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN

1. Standar operasional manajemen


kelembagaan KSP/USP Koperasi;
2. Standar operasional manajemen usaha
KSP/USP Koperasi;
3. Standar operasional manajemen
keuangan KSP/USP Koperasi; dan
4. Pengamanan aset dan hutang.
SOM KELEMBAGAAN
1. Organisasi dan manajemen KSP/USP
koperasi;
2. Pengelolaan organisasi;
3. Prosedur penutupan USP koperasi;
4. Prosedur pembubaran;
5. Pembagian dan penggunaan SHU;
dan
6. Pengelolaan aset KSP dan USP
koperasi.
SOM USAHA
1. Penghimpunan dan penyaluran dana;
2. Jenis pinjaman;
3. Persyaratan calon pinjaman;
4. Pelayanan pinjaman kepada unit lain;
5. Batasan maksimum pinjaman;
6. Biaya administrasi pinjaman;
7. Agunan;
8. Pengembalian dan jangka waktu pinjaman;
9. Analisis pinjaman;
10. Pembinaan anggota oleh KSP/USP koperasi;
dan
11. Penanganan pinjaman bermasalah.
SOM KEUANGAN

1. Keseimbangan arus dana;


2. Penggunaan kelebihan dana;
3. Penghimpunan dana dari luar;
4. Pembagian SHU;
5. Pelaporan keuangan; dan
6. Pengukuran kinerja KSPPS/USPPS
koperasi.
SOM PENGELOLAAN ASET DAN
HUTANG
1. Pencatatan aset wajib atas nama badan hukum
Koperasi yang bersangkutan;
2. Wajib memiliki catatan kepemilikan aset koperasi,
3. Aset tetap KSP/UPS koperasi paling banyak 40%
dapat dijadikan jaminan hutang dengan
persetujuan rapat anggota;
4. Hutang koperasi wajib dicatat atas sumber, jumlah
dan tanggal perolehannya;
5. Hutang koperasi yang bersumber dari
modalPenyertaan tidak dapat dikonversi menjadi
modal sendiri; dan
6. Hutang koperasi dengan tenggat waktu jangka
panjang wajib mendapat persetujuan rapat
anggota.
◈ Pembuatan Persus harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:

1. Tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-


undangan
2. Amanah dari AD, ART & Keputusan RA.
3. Sesuai dengan kebutuhan internal Koperasi
4. Menjadi pedoman operasional Koperasi
SOM DIBUAT DENGAN
SISTEMATIKA PERATURAN KHUSUS

Yang perlu diperhatikan (standar bagi masing-


masing Koperasi) :
1. Ukuran Kertas
2. Type huruf
3. Besar huruf
4. Line Spacing (jarak baris)
5. Margin
6. Pemakaian halaman
Lanjutkan metode….
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan persus :

◈ Isi / materi daripada persus disusun dengan


sistematika
 Judul (nama persus)
 Pembukaan (menimbang, mengingat, Dst)
 Batang tubuh (Ketentuan umum, isi persus)
 Penutup (ketentuan penutup)
 Pengesahan (tanda tangan pembuat persus)
◈ Persus harus memuat aturan yang lebih spesifik
◈ Persus harus memuat tugas dan petugas yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaannya
◈ Adanya sanksi, apabila ternyata implementasi
dari pelaksanaanya melenceng / menyimpang.
15
SISTIMATIKA / KERANGKA PENYUSUNAN
PERSUS :

A. Judul;
B. Pembukaan;
C. Batang Tubuh;
D. Penutup;
E. Penjelasan (Jika diperlukan);
F. Lampiran (Jika diperlukan).
Contoh :
SISTEMATIKA PEMBUATAN
PERATURAN KHUSUS
KOPERASI
◈ A. JUDUL
Judul memuat :
1. keterangan mengenai jenis, nomor, tahun peraturan
khusus atau penetapan, dan nama Peraturan Khusus.
2. Nama Peraturan Khusus dibuat secara singkat dan
mencerminkan isi Peraturan Khusus.
3. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.
◈ B. PEMBUKAAN
Pembukaan dalam penyusunan Peraturan
Khusus terdiri atas:
1. Jabatan Pembentuk Peraturan Khusus;
2. Konsiderans;
3. Dasar Hukum; dan
4. Diktum.
◈ B.2. Konsiderans
 Konsiderans diawali dengan kata Menimbang.
 Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
Peraturan Khusus.
 Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap-tiap
pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian.
 Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad, dan
dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata
bahwa dan diakhiri dengan tanda baca titik koma.
Contoh:
Menimbang: a. bahwa....;
b. bahwa....;
c. bahwa untuk mencapai tujuan tersebut
maka diperlukan untuk menetapkan
Peraturan Khusus tentang....;
◈ B.3. Dasar Hukum .
 Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat.
 Mengingat memuat dasar hukum yakni dasar kewenangan
pembentukan peraturan perundang-undangan itu dan
peraturan perundang-undangan yang memerintahkan
pembentukan itu.
 Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan
Peraturan Khusus dan Peraturan – Peraturan yang
memerintahkan pembuatan Peraturan Khusus tersebut.
 Peraturan Peraturan yang digunakan sebagai dasar hukum
hanya Peraturan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
Contoh :
Mengingat: 1. Undang –Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian
2. PP....
3. Permen….. 4. AD 5. ART.
B.4. Diktum /peryataan resmi/ketetapan /keputusan.

Diktum terdiri atas:


1. Kata Memutuskan;
2. Kata Menetapkan;

Kata Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa


spasi di antara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
serta diletakkan di tangah marjin.
Contoh :

MEMUTUSKAN:
Kata Menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan yang
disejajarkan ke bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat.
Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua, Nama yang tercantum
dalam judul Peraturan Peraturan Khusus dicantumkan lagi
setelah kata Menetapkan, serta ditulis se!uruhnya dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.

Contoh

Menetapkan : ...........................................................
C. BATANG TUBUH
Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan
Khusus yang dirumuskan dalam pasal (-pasal).
Pada umumnya substansi dalam batang tubuh
dikelompokkan ke dalam:
1. Ketentuan Umum; ....................
2. Materi Pokok dalam penyusunan peraturan
khusus , (Diatur; Ketentuan Pidana/sanksi
(Jika diperlukan); Ketentuan Peralihan (Jika
diperlukan);

Contoh :
KSPPS “BINA EDUKA CENDEKIA”
Badan Hukum No. 9268/BH.MKUKM.I/2015
Alamat : Jl. Menuju Berkah, Kauman, Karanganyar
------------------------------------------------------------------------------------------------------

PERATURAN KHUSUS
PENGURUS KSPPS “BINA EDUKA CENDEKIA”
Nomor : ......./Persus/....../..........

TENTANG :

BATAS KEWENANAGAN PEMBERIAN PINJAMAN KANTOR CABANG

Menimbang: a. bahwa Pengelolaan Kantor Cabang KSPPS BINA EDUKA CENDEKIA


harus di kelola oleh Pengurus yang kompeten;
b. bahwa untuk pengelolaan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu
dilakukan pembatasan kewenangan pemberian pinjaman
c. bahwa pembatasan kewenangan sebagaimana dimaksud pada
huruf c perlu diatur dalam peraturan khusus tentang batasan
kewenangan pemberian pinjaman kantor cabang
Mengingat: 1. Undang –Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. PP....
3. Permen...
4. AD
5. ART.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Peraturan Khusus Tentang Batas Kewenangan


Pemberian Pinjaman Kantor Cabang

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal

BAB II
KETENTUAN DAN SYARAT PINJAMAN
Pasal

BAB III
PENETAPAN BATAS KEWENANGAN PEMBERIAN
PINJAMAN
Pasal
BAB IV
SANKSI
Pasal

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal
Ditetapkan di : ...................
Tanggal : ...................

KSPPS “BINA EDUKA


CENDEKIA”
PENGURUS

Ketua
CONTOH PERSUS
THANK
S!
Any questions?
You can find me at
08122639693
@ahmadabusyifa &
giyarso93@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai