Oleh :
Kelompok 9 (D2)
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Standar Operasional Manajemen KSP/USP”.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa
mendatang.
November 2021
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun
untuk mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi
sehingga dapat lebih menjamin kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan
oleh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi, maka semakin jelas bahwa untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan Koperasi, kegiatan Usaha Simpan Pinjam perlu ditumbuh
kembangkan agar Koperasi Simpan Pinjam dan atau Unit Simpan Pinjam Pada
Koperasi dapat melaksanakan fungsinya untuk menghimpun Simpanan Koperasi
dan Simpanan Berjangka Koperasi, serta memberikan pinjaman kepada anggota,
calon anggotanya serta Koperasi lain dan/atau anggotanya. Persyaratan penting
yang perlu dimiliki oleh KSP/USP Koperasi sebagai lembaga keuangan ialah
harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan dari anggota pada khususnya
dan/atau masyarakat luas pada umumnya. Namun demikian untuk melaksanakan
perannya sebagai lembaga keuangan, KSP dan Unit Usaha Simpan Pinjam
Koperasi masih dihadapkan pada berbagai kendala yang disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. Belum adanya kesamaan sistem dan prosedur dalam operasional
manajemen kelembagaan,manajemen usaha dan manajemen keuangan.
2. Belum adanya standar sistem dan prosedur dalam operasional manajemen
kelembagaan,manajemen usaha dan manajemen keuangan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka KSP/USP Koperasi perlu
memiliki Pedoman Standar Operasional Manajemen Usaha Simpan Pinjam.
Diharapkan Pedoman Standar Operasional Manajemen tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu acuan dalam pengelolaan usaha simpan pinjam oleh Koperasi,
sehingga usaha simpan pinjam pada KSP/USP Koperasi dapat ditangani secara
profesional.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar operasional manajemen yang diterapkan di koperasi
simpan pinjam?
2. Bagaimana standar operasional kelembagaan koperasi simpan pinjam?
3. Bagaimana standar operasional manajemen usaha koperasi simpan
pinjam?
4. Bagaimana standar operasional manajemen keuangan koperasi simpan
pinjam?
1.3 Tujuan
1. Memahami penerapan standar operasional manajemen di koperasi simpan
pinjam
2. Memahami bagaimana standar operasional kelembagaan koperasi simpan
pinjam
3. Mengetahui bagaimana standar operasional manajemen usaha dari
koperasi simpan pinjam
4. Mengetahui bagaimana standar operasional manajemen keuangan koperasi
simpan pinjam
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam
A. Tujuan
Tujuan pedoman Standar Operasional Manajemen (SOM) adalah
untuk memberikan panduan bagi pengelola koperasi dalam menjalankan
kegiatan operasional usaha simpan pinjam.
B. Sasaran
Sasaran dari penyusunan Standar Operasional Manajemen koperasi
adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengelolaan koperasi yang sehat dan mantap melalui
sistem pengelolaan yang profesional dan pelayanan yang prima
kepada anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya
sesuai dengan kewajiban usaha simpan pinjam
2. Terwujudnya pengelolaan koperasi yang efektif dan efisien
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan
Pinjam meliputi tiga bagian yang terdiri dari:
1. Standar Operasional Manajemen Kelembagaan
2. Standar Operasional Manajemen Usaha Koperasi
3. Standar Operasional Manajemen Keuangan
5
akhir periode kerja pencapaian tujuan tersebut harus dapat ditampilkan
dalam laporan promosi ekonomi anggota, oleh karena itu tujuan yang sudah
dirumuskan harus dapat diterjemahkan ke dalam ukuran kuantitatif dan
dapat diukur dengan satuan uang.
3. Standar Keanggotaan
1. Anggota KSP/Koperasi yang memiliki unit USP adalah pemilik
sekaligus pengguna jasa, sesuai dengan Undang-Undang No. 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Keputusan Menteri Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah No. 351/KEP/M/XII/1998 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi serta Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Peran anggota sebagai pemilik meliputi:
● Berperan aktif dalam memberikan masukan kepada
pengurus dalam menetapkan kebijakan koperasi baik dalam
forum rapat anggota maupun pada kesempatan lainnya.
● Memberikan kontribusi berupa modal dalam bentuk
simpanan pokok dan simpanan wajib dan/atau simpanan
lainnya yang ditetapkan dalam rapat anggota.
● Dipilih menjadi pengurus dan/atau memilih pengurus dan
pengawas.
● Berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha koperasi.
● Berperan aktif dalam mengikuti rapat anggota.
● Menanggung resiko jika terjadi kerugian.
2. Program pendidikan anggota dan calon anggota
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggota,
KSP/Koperasi yang memiliki unit Simpan Pinjam harus
mempunyai program pendidikan anggota dan calon anggota dalam
rangka meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban
anggotanya.
4. Standar Status Keanggotaan
6
Standar status keanggotaan seseorang pada koperasi digolongkan
sebagai berikut :
1. Anggota: yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi
anggota koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan
koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan
permohonannya untuk menjadi anggota.
2. Calon anggota: yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk
menjadi anggota koperasi,namun belum dapat melunasi simpanan
pokok yang ditetapkan oleh koperasi dan belum tercatat dalam
buku anggota koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan
permohonannya untuk menjadi calon anggota. Calon anggota tidak
dicantumkan dalam buku daftar anggota, namun dapat
memanfaatkan jasa pelayanan koperasi. Dalam kurun waktu tiga
bulan calon anggota harus menjadi anggota atauditolak
keanggotannya.
5. Standar Pendaftaran Anggota
● Koperasi yang memiliki USP harus memiliki ketentuan tertulis
mengenai prosedur dan persyaratan bagi seseorang yang akan
menjadi anggota dengan mengacu pada AD/ART koperasi yang
bersangkutan;
● Seseorang yang telah memenuhi persyaratan dan prosedur
pendaftaran anggota yang telah ditetapkan oleh koperasi yang
memiliki USP, orang tersebut dapat digolongkan sebagai anggota
pada koperasi yang memiliki USP yang bersangkutan.
6. Prosedur Standar Permohonan Keluar dari Keanggotaan
1. Untuk memperjelas status keanggotaan seseorang, koperasi yang
memiliki unit usaha simpan pinjam wajib mempunyai prosedur
standar tertulis mengatur anggota yang mengajukan permohonan
untuk keluar dari keanggotaannya.
7
2. Anggota yang akan keluar dari koperasi yang memiliki jasa
transaksi/usaha mempunya hak untuk memperoleh tambahan atas
simpanan pokok dan simpanan wajib yang telah disetorkannya.
3. Anggota yang akan keluar dari koperasi yang memiliki jasa
transaksi/usaha adalah anggota yang keluar dengan alasan
meninggal dunia atau pindah kerja dan/atau habis masa kerja (bagi
koperasi fungsional)
4. Anggota yang telah memenuhi prosedur standar permohonan untuk
keluar dari keanggotaan koperasi yang memiliki jasa
transaksi/usaha maka status keanggotaannya dicabut dan hak serta
kewajibannya kepada koperasi yang memiliki unit usaha simpan
pinjam menjadi hilang.
B. Standar Pengelolaan Organisasi
Organisasi koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam harus
mempunyai kelengkapan perangkat organisasi minimal sebagai berikut:
a. Memiliki struktur organisasi yang jelas menggambarkan fungsi, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab setiap elemen organisasi secara tertulis
dan sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) koperasi.
b. Memiliki kantor koperasi yang jelas status dan kedudukannya.
c. Memiliki identitas organisasi yang jelas yang diketahui dan disetujui
oleh Rapat Anggota.
d. Memiliki kepengurusan yang dipilih dan disetujui oleh Rapat Anggota.
e. Memiliki rencana kerja tertulis: rencana kerja pendek, rencana kerja
panjang, rencana operasional pencapaian target kerja.
f. Memiliki sistem dan prosedur kerja tertulis.
g. Memiliki kelengkapan dan prosedur administrasi tertulis.
h. Memiliki aturan tertulis tentang monitoring dan evaluasi pencapaian
target.
i. Memiliki sistem dan prosedur pengendalian intern secara tertulis.
8
Struktur organisasi KSP tidak berbeda dengan struktur koperasi
lainnya, koperasi memiliki tiga perangkat organisasi, yaitu Rapat Anggota,
Pengurus, dan Pengawas.
9
3) Kebijakan perlindungan simpanan yang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku
B. Standar Manajemen Penyaluran Dana
a. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah
imbalan.
b. Penyaluran dana koperasi harus diutamakan dalam bentuk pinjaman
kepada anggotanya. Kegiatan ini merupakan sumber utama pendapatan
koperasi untuk menutupi seluruh pengeluarannya.
c. Penyaluran dana kepada calon anggota, koperasi lain dan anggotanya
dilakukan jika koperasi memiliki kapasitas lebih atas dasar
pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi setelah mengutamakan
pelayanan kepada anggotanya dan mendapat persetujuan Rapat
Anggota.
d. Untuk mendorong partisipasi anggota dalam meminjam serta
merangsang calon anggota agar menjadi anggota koperasi, perlu
dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat bunga
antara anggota dan calon anggota, koperasi lain dan anggotanya.
e. Penyaluran pinjaman harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan
selalu mempertimbangkan bahwa:
1) pemberian pinjaman akan memberi manfaat kepada yang
menerima dan
2) diyakini bahwa pinjaman dapat dibayar kembali oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian.
f. Kebijakan mengenai jumlah yang dapat diberikan oleh koperasi kepada
anggota harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Pemanfaatan pinjaman oleh calon peminjam
2) Kemampuan calon peminjam untuk membayar kewajiban
3) Likuiditas koperasi dengan mempertimbangkan cadangan kas
primer dan sekunder
10
4) Distribusi risiko kredit melalui asuransi kredit atau lembaga
penjamin
g. Perjanjian pinjaman harus tertulis dan mengatur berbagai hal yang telah
disepakati. Apabila jumlah pinjaman di atas plafon yang telah
ditetapkan, disarankan untuk membuat akta perjanjian di depan notaris
dan atas sepengetahuan Rapat Anggota.
h. Koperasi harus memiliki standar penyaluran dana.
11
2.4 Standar Operasional Manajemen Keuangan
12
● Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya
ekonomis, kewajiban,dan kekayaan bersih dalam satu periode
● Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas
dan solvabilitas
13
iii. Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta
sumber-sumber lainnya
iv. Pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban
dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa Hasil
Usaha
10. Keanggotaan atau kepemilikan pada Koperasi tidak dapat dipindahkan
dengan dalih apapun
Beban
14
Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada Koperasi,
sebagai berikut :
● Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan
● Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
Piutang
15
Persediaan
Klasifikasi Persediaan :
Aktiva Penyertaan
Aktiva Tetap
Kewajiban
Klasifikasi Kewajiban
16
Kekayaan Bersih
● Simpanan pokok
● Simpanan wajib
● Cadangan Koperasi
● SHU yang belum dibagi
● Donasi
● Kekayaan Koperasi disajikan sendiri. Setiap bentuk balas jasa atas
simpanan yang diberikan oleh Koperasi kepada anggota diperlakukan
sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota.
● Struktur dan Organisasi, Visi dan Misi, Tujuan, Pendirian, Standar
Keanggotaan, Standar Status Keanggotaan, Standar Pendaftaran
Anggota, Standar Perlakuan kepada Anggota Baru, Standar
Pemanfaatan Pelayanan KSP/USP Koperasi, Prosedur Standar
Permohonan Keluar dari Keanggotaan
● Standar Kelengkapan Organisasi, Struktur Organisasi,Standar
Pengambilan Keputusan
● Standar Pengelola KSP/USP Koperasi, Pengelola KSP, Pengelola USP
Koperasi.
● Prosedur Standar Penutupan USP Koperasi
● Standar Penggunaan SHU
● Standar Pengelolaan Harta Kekayaan KSP dan Koperasi yang Memiliki
Unit Usaha Simpan Pinjam
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengelolaan koperasi dibutuhkan Standar Operasional Manajemen
(SOM) guna menjadi acuan untuk mengatur koperasi. SOM sangat bermanfaat
bagi koperasi dalam mencapai visinya, karena standar-standar yang disusun
tersebut merupakan bentuk aturan yang mengarahkan manajemen untuk
menjalankan misi yang ditetapkan sebagai langkah mencapai visi.
Koperasi simpan pinjam berfokus pada pengelolaan keuangan. Koperasi
sebagai lembaga keuangan ialah harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan
dari anggota pada khususnya dan/atau masyarakat luas pada umumnya, hal ini
dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para anggota yang merupakan pelaku
manajemen koperasi.
Maka dari itu SOM dapat menjadi solusi untuk tantangan yang ada. Secara
praktik SOM Koperasi KSP/USP dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan
perbedaan subjeknya:
1. Standar Operasional Kelembagaan
2. Standar Operasional Manajemen Usaha
3. Standar Operasional Manajemen Keuangan
18
DAFTAR PUSTAKA
19