Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM


(EMA 203 M)

RANGKUMAN MATERI KULIAH


Standar Operasional Manajemen KSP/USP

Oleh :
Kelompok 9 (D2)

Marsellina Noviyanti 1907521059

Gusti Ngurah Andhika D. Madhawa 1907521272

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Standar Operasional Manajemen KSP/USP”.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa
mendatang.

November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………2


1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………2
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………3
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………5
2.1 Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam ………………5
2.2 Standar Operasional Manajemen Kelembagaan …………………………..5
2.3 Standar Operasional Manajemen Usaha …………………………………..9
2.4 Standar Operasional Manajemen Keuangan ……………………………..12

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………18


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun
untuk mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi
sehingga dapat lebih menjamin kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan
oleh pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi, maka semakin jelas bahwa untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan Koperasi, kegiatan Usaha Simpan Pinjam perlu ditumbuh
kembangkan agar Koperasi Simpan Pinjam dan atau Unit Simpan Pinjam Pada
Koperasi dapat melaksanakan fungsinya untuk menghimpun Simpanan Koperasi
dan Simpanan Berjangka Koperasi, serta memberikan pinjaman kepada anggota,
calon anggotanya serta Koperasi lain dan/atau anggotanya. Persyaratan penting
yang perlu dimiliki oleh KSP/USP Koperasi sebagai lembaga keuangan ialah
harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan dari anggota pada khususnya
dan/atau masyarakat luas pada umumnya. Namun demikian untuk melaksanakan
perannya sebagai lembaga keuangan, KSP dan Unit Usaha Simpan Pinjam
Koperasi masih dihadapkan pada berbagai kendala yang disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. Belum adanya kesamaan sistem dan prosedur dalam operasional
manajemen kelembagaan,manajemen usaha dan manajemen keuangan.
2. Belum adanya standar sistem dan prosedur dalam operasional manajemen
kelembagaan,manajemen usaha dan manajemen keuangan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka KSP/USP Koperasi perlu
memiliki Pedoman Standar Operasional Manajemen Usaha Simpan Pinjam.
Diharapkan Pedoman Standar Operasional Manajemen tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu acuan dalam pengelolaan usaha simpan pinjam oleh Koperasi,
sehingga usaha simpan pinjam pada KSP/USP Koperasi dapat ditangani secara
profesional.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar operasional manajemen yang diterapkan di koperasi
simpan pinjam?
2. Bagaimana standar operasional kelembagaan koperasi simpan pinjam?
3. Bagaimana standar operasional manajemen usaha koperasi simpan
pinjam?
4. Bagaimana standar operasional manajemen keuangan koperasi simpan
pinjam?
1.3 Tujuan
1. Memahami penerapan standar operasional manajemen di koperasi simpan
pinjam
2. Memahami bagaimana standar operasional kelembagaan koperasi simpan
pinjam
3. Mengetahui bagaimana standar operasional manajemen usaha dari
koperasi simpan pinjam
4. Mengetahui bagaimana standar operasional manajemen keuangan koperasi
simpan pinjam

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam
A. Tujuan
Tujuan pedoman Standar Operasional Manajemen (SOM) adalah
untuk memberikan panduan bagi pengelola koperasi dalam menjalankan
kegiatan operasional usaha simpan pinjam.
B. Sasaran
Sasaran dari penyusunan Standar Operasional Manajemen koperasi
adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengelolaan koperasi yang sehat dan mantap melalui
sistem pengelolaan yang profesional dan pelayanan yang prima
kepada anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya
sesuai dengan kewajiban usaha simpan pinjam
2. Terwujudnya pengelolaan koperasi yang efektif dan efisien
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan
Pinjam meliputi tiga bagian yang terdiri dari:
1. Standar Operasional Manajemen Kelembagaan
2. Standar Operasional Manajemen Usaha Koperasi
3. Standar Operasional Manajemen Keuangan

2.2 Standar Operasional Manajemen Kelembagaan


A. Standar Organisasi dan Manajemen
1. Visi dan Misi
Dalam rangka mendorong KSP/USP Koperasi tumbuh kembang
sebagai lembaga keuangan yang profesional, mandiri dan melayani
anggota berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi, maka KSP/Koperasi yang
memiliki USP harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas dan tertulis
2. Tujuan Pendirian
Tujuan pendirian KSP atau pembentukan USP pada Koperasi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi, yang pada

5
akhir periode kerja pencapaian tujuan tersebut harus dapat ditampilkan
dalam laporan promosi ekonomi anggota, oleh karena itu tujuan yang sudah
dirumuskan harus dapat diterjemahkan ke dalam ukuran kuantitatif dan
dapat diukur dengan satuan uang.
3. Standar Keanggotaan
1. Anggota KSP/Koperasi yang memiliki unit USP adalah pemilik
sekaligus pengguna jasa, sesuai dengan Undang-Undang No. 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Keputusan Menteri Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah No. 351/KEP/M/XII/1998 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi serta Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Peran anggota sebagai pemilik meliputi:
● Berperan aktif dalam memberikan masukan kepada
pengurus dalam menetapkan kebijakan koperasi baik dalam
forum rapat anggota maupun pada kesempatan lainnya.
● Memberikan kontribusi berupa modal dalam bentuk
simpanan pokok dan simpanan wajib dan/atau simpanan
lainnya yang ditetapkan dalam rapat anggota.
● Dipilih menjadi pengurus dan/atau memilih pengurus dan
pengawas.
● Berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha koperasi.
● Berperan aktif dalam mengikuti rapat anggota.
● Menanggung resiko jika terjadi kerugian.
2. Program pendidikan anggota dan calon anggota
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggota,
KSP/Koperasi yang memiliki unit Simpan Pinjam harus
mempunyai program pendidikan anggota dan calon anggota dalam
rangka meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban
anggotanya.
4. Standar Status Keanggotaan

6
Standar status keanggotaan seseorang pada koperasi digolongkan
sebagai berikut :
1. Anggota: yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi
anggota koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan
koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan
permohonannya untuk menjadi anggota.
2. Calon anggota: yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk
menjadi anggota koperasi,namun belum dapat melunasi simpanan
pokok yang ditetapkan oleh koperasi dan belum tercatat dalam
buku anggota koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan
permohonannya untuk menjadi calon anggota. Calon anggota tidak
dicantumkan dalam buku daftar anggota, namun dapat
memanfaatkan jasa pelayanan koperasi. Dalam kurun waktu tiga
bulan calon anggota harus menjadi anggota atauditolak
keanggotannya.
5. Standar Pendaftaran Anggota
● Koperasi yang memiliki USP harus memiliki ketentuan tertulis
mengenai prosedur dan persyaratan bagi seseorang yang akan
menjadi anggota dengan mengacu pada AD/ART koperasi yang
bersangkutan;
● Seseorang yang telah memenuhi persyaratan dan prosedur
pendaftaran anggota yang telah ditetapkan oleh koperasi yang
memiliki USP, orang tersebut dapat digolongkan sebagai anggota
pada koperasi yang memiliki USP yang bersangkutan.
6. Prosedur Standar Permohonan Keluar dari Keanggotaan
1. Untuk memperjelas status keanggotaan seseorang, koperasi yang
memiliki unit usaha simpan pinjam wajib mempunyai prosedur
standar tertulis mengatur anggota yang mengajukan permohonan
untuk keluar dari keanggotaannya.

7
2. Anggota yang akan keluar dari koperasi yang memiliki jasa
transaksi/usaha mempunya hak untuk memperoleh tambahan atas
simpanan pokok dan simpanan wajib yang telah disetorkannya.
3. Anggota yang akan keluar dari koperasi yang memiliki jasa
transaksi/usaha adalah anggota yang keluar dengan alasan
meninggal dunia atau pindah kerja dan/atau habis masa kerja (bagi
koperasi fungsional)
4. Anggota yang telah memenuhi prosedur standar permohonan untuk
keluar dari keanggotaan koperasi yang memiliki jasa
transaksi/usaha maka status keanggotaannya dicabut dan hak serta
kewajibannya kepada koperasi yang memiliki unit usaha simpan
pinjam menjadi hilang.
B. Standar Pengelolaan Organisasi
Organisasi koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam harus
mempunyai kelengkapan perangkat organisasi minimal sebagai berikut:
a. Memiliki struktur organisasi yang jelas menggambarkan fungsi, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab setiap elemen organisasi secara tertulis
dan sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) koperasi.
b. Memiliki kantor koperasi yang jelas status dan kedudukannya.
c. Memiliki identitas organisasi yang jelas yang diketahui dan disetujui
oleh Rapat Anggota.
d. Memiliki kepengurusan yang dipilih dan disetujui oleh Rapat Anggota.
e. Memiliki rencana kerja tertulis: rencana kerja pendek, rencana kerja
panjang, rencana operasional pencapaian target kerja.
f. Memiliki sistem dan prosedur kerja tertulis.
g. Memiliki kelengkapan dan prosedur administrasi tertulis.
h. Memiliki aturan tertulis tentang monitoring dan evaluasi pencapaian
target.
i. Memiliki sistem dan prosedur pengendalian intern secara tertulis.

8
Struktur organisasi KSP tidak berbeda dengan struktur koperasi
lainnya, koperasi memiliki tiga perangkat organisasi, yaitu Rapat Anggota,
Pengurus, dan Pengawas.

C. Standar Penutupan Koperasi


Unit USP Koperasi dimungkinkan untuk ditutup dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penutupan USP Koperasi harus dilakukan atas sepengetahuan dan
persetujuan anggota dalam Rapat Anggota
b. Penutupan USP Koperasi harus menimbulkan manfaat bagi koperasi
dan anggotanya
c. Penutupan USP Koperasi harus melalui pertimbangan yang matang dari
aaspk teknis, ekonomi, dan sosial
D. Standar Pembubaran Koperasi
Dalam hal koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam
mengalami kesulitan yang tidak dapat diatasi, koperasi tersebut dapat
dibubarkan dengan ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku.

2.3 Standar Operasional Manajemen Usaha


A. Standar Penghimpunan Dana
a. Koperasi boleh untuk melakukan penghimpunan dana dari calon
anggota, koperasi lain, dan para anggotanya hanya jika koperasi
memiliki kapasitas lebih atas dasar pertimbangan skala ekonomi dan
efisiensi serta mendapat persetujuan dari Rapat Anggota.
b. Kegiatan penghimpunan dana koperasi dari anggota, calon anggota, dan
koperasi lain dapat berupa tabungan, simpanan berjangka, dan
penyertaan.
c. Koperasi harus memiliki standar pelayanan simpanan yang terdiri dari:
1) Kebijakan penentuan tingkat bunga simpanan untuk anggota dan
calon anggota, koperasi lain dan anggotanya.
2) Kebijakan balas jasa partisipasi dan simpanan anggota (simpanan
pokok dan simpanan wajib) dari SHU

9
3) Kebijakan perlindungan simpanan yang tidak bertentangan dengan
peraturan yang berlaku
B. Standar Manajemen Penyaluran Dana
a. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak
peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah
imbalan.
b. Penyaluran dana koperasi harus diutamakan dalam bentuk pinjaman
kepada anggotanya. Kegiatan ini merupakan sumber utama pendapatan
koperasi untuk menutupi seluruh pengeluarannya.
c. Penyaluran dana kepada calon anggota, koperasi lain dan anggotanya
dilakukan jika koperasi memiliki kapasitas lebih atas dasar
pertimbangan skala ekonomi dan efisiensi setelah mengutamakan
pelayanan kepada anggotanya dan mendapat persetujuan Rapat
Anggota.
d. Untuk mendorong partisipasi anggota dalam meminjam serta
merangsang calon anggota agar menjadi anggota koperasi, perlu
dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat bunga
antara anggota dan calon anggota, koperasi lain dan anggotanya.
e. Penyaluran pinjaman harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan
selalu mempertimbangkan bahwa:
1) pemberian pinjaman akan memberi manfaat kepada yang
menerima dan
2) diyakini bahwa pinjaman dapat dibayar kembali oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian.
f. Kebijakan mengenai jumlah yang dapat diberikan oleh koperasi kepada
anggota harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Pemanfaatan pinjaman oleh calon peminjam
2) Kemampuan calon peminjam untuk membayar kewajiban
3) Likuiditas koperasi dengan mempertimbangkan cadangan kas
primer dan sekunder

10
4) Distribusi risiko kredit melalui asuransi kredit atau lembaga
penjamin
g. Perjanjian pinjaman harus tertulis dan mengatur berbagai hal yang telah
disepakati. Apabila jumlah pinjaman di atas plafon yang telah
ditetapkan, disarankan untuk membuat akta perjanjian di depan notaris
dan atas sepengetahuan Rapat Anggota.
h. Koperasi harus memiliki standar penyaluran dana.

C. Standar Persyaratan Calon Peminjam


Dalam upaya menekan risiko yang mungkin timbul, calon peminjam
minimal diharuskan memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Anggota dan calon anggota Koperasi bertempat tinggal di wilayah
jangkauan pelayanan koperasi
b. Mempunyai usaha/penghasilan tetap
c. Mempunyai simpanan aktif, baik berupa tabungan maupun simpanan
berjangka dan telah berjalan minimal satu bulan
d. Tidak memiliki tunggakan (kredit bermasalah) dengan koperasi maupun
pihak lain
e. Tidak pernah tersangkut masalah pidana
f. Memiliki karakter dan moral yang baik
g. Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman
h. Mempertimbangkan jumlah angunan untuk jumlah pinjaman yang
berjumlah besar dan berisiko

D. Standar Plafon Pinjaman


Koperasi melalui Rapat Anggota harus menetapkan berapa besarnya nilai
pinjaman minimal dan berapa besarnya nilai pinjaman maksimal yang dapat
diberikan. Penentuan nilai pinjaman minimal berkaitan dengan efektivitas
penyaluran pinjaman, sedangkan penentuan besarnya nilai pinjaman
maksimal berkaitan dengan penekanan risiko pinjaman.

11
2.4 Standar Operasional Manajemen Keuangan

Koperasi simpan pinjam berfokus pada pengelolaan keuangan dan


ketelitian dalam melakukan pencatatan laporan dan akuntansi keuangan, maka
standar operasional manajemen keuangan KSP/USP ini meliputi:

A. Pengguna Laporan Keuangan Koperasi

Pengguna utama (main users) dari laporan keuangan koperasi adalah:

● Para anggota koperasi


● Pejabat koperasi
● Calon anggota koperasi
● Bank
● Kreditur, dan
● Kantor pajak.

Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan


koperasi, adalah:

● Menilai pertanggungjawaban pengurus,


● Menilai prestasi pengurus,
● Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya,
● Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan
solvabilitas)
● Sebagai bahan pertimbangan untuk menemukan jumlah
sumber-sumber daya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi

Tujuan pelaporan keuangan koperasi

Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi


yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya.Beberapa hal yang
dapat diinformasikan oleh Laporan Keuangan :

● Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota Koperasi


● Prestasi keuangan Koperasi selama satu periode

12
● Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya
ekonomis, kewajiban,dan kekayaan bersih dalam satu periode
● Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas
dan solvabilitas

B. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

Laporan Keuangan Koperasi mempunyai karakteristik tersendiri, sebagai


berikut :

1. Laporan Keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban


pengurus kepada para anggotanya di dalam Rapat Anggota Tahunan
(RAT)
2. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan,
laporan Sisa Hasil Usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya
dilakukan secara komparatif
3. Laporan Keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani
oleh semua anggota pengurus Koperasi (UU No.25/1992, pasal 36,
ayat 1)
4. Laporan Rugi-Laba menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil
Usaha (SHU) SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non
anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen
pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART Koperasi
5. Laporan keuangan Koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari Koperasi-Koperasi
6. Posisi keuangan Koperasi tercermin pada neraca, sedangkan Sisa Hasil
Usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha
7. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Koperasi dapat menyajikan
hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota
8. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada
anggota dan bukan anggota
9. Modal Koperasi dibukukan terdiri dari:
i. Simpanan-simpanan
ii. Pinjaman-pinjaman

13
iii. Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta
sumber-sumber lainnya
iv. Pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban
dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa Hasil
Usaha
10. Keanggotaan atau kepemilikan pada Koperasi tidak dapat dipindahkan
dengan dalih apapun

C. Standar Akuntansi Keuangan Koperasi

Laporan keuangan untuk Koperasi pada dasarnya sama dengan


laporan keuangan secara umum. Namun, ada beberapa perbedaan Laporan
Keuangan secara umum dengan Laporan Keuangan Koperasi :

● Perhitungan hasil usaha pada Koperasi harus dapat menunjukan usaha


yang berasal dari anggota dan bukan anggota.
● Laporan keuangan Koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari Koperasi-koperasi, bila terjadi penggabungan dua atau
lebih Koperasi.

Kekhasan Pencatatan dari Transaksi yang Terjadi di Koperasi


Pendapatan/Penerima

Pendapatan pada perhitungan hasil usaha sebuah Koperasi terdapat


beberapa karakteristik, sebagai berikut :

● Pendapatan yang timbul dari transaksi penjual produk atau penyerahan


jasa kepada anggota dan bukan anggota
● Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung
pada persyaratan/ketentuan yang ditetapkan. Contoh fee Koperasi yang
diperoleh dari penyaluran dan pengadaan komoditi program, seperti fee
pangan, fee gula, dll

Beban

14
Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada Koperasi,
sebagai berikut :

● Beban pokok penjualan produk kepada anggota dan bukan anggota


● Beban yang terjadi karena aktivitas Koperasi dalam kaitannya dengan
program-program pemerintah
● Beban yang pada hakekatnya dapat dipisahkan menjadi beban untuk
kegiatan pelayanan kepada anggota dan beban untuk kegiatan
pelayanan kepada bukan anggota

Aktiva Kas dan Bank

Pengertian kas dan bank menurut standar akuntansi keuangan :

● Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan
● Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan

Penggolongan pos kas dan bank dalam neraca Koperasi :

● Kas dan bank milik Koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi


● Kas dan bank milik Koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi
● Kas dan bank atas nama Koperasi (titipan) dan oleh karena itu
wewenang penggunaannya dibatasi

Piutang

● Klasifikasi Piutang pada Koperasi :


● Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada anggota
● Piutang yang timbul karena penjualan produk atau jasa kepada bukan
anggota
● Piutang kepada Koperasi lain
● Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha
dari Koperasi lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan yang
telah disepakati

15
Persediaan

Klasifikasi Persediaan :

● Persediaan komoditi program, yaitu komoditi yang memperoleh


fasilitas dari pemerintah seperti penyaluran gula atau pengadaan pangan
● Komoditi non program (umum)

Aktiva Penyertaan

Klasifikasi Aktiva Penyertaan (investasi) :

● Penyertaan pada Koperasi lainnya


● Penyertaan pada badan usaha non koperasi

Aktiva Tetap

Klasifikasi Aktiva Tetap :

● Aktiva tetap yang diperoleh untuk keperluan pengembangan usahanya


sendiri
● Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola Koperasi atas dana bergulir
● Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah

Kewajiban

Klasifikasi Kewajiban

● Kewajiban kepada anggota, timbul dari transaksi dengan anggota


disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota
● Kewajiban kepada bukan anggota, timbul dari transaksi dengan bukan
anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam standar
akuntansi keuangan yang berlaku
● Simpanan sukarela, disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka
panjang sesuai dengan jatuh temponya
● Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU, disajikan sebagai
kewajiban lancar, kecuali ditetapkan oleh rapat anggota tidak dibagi

16
Kekayaan Bersih

Kekayaan bersih atau modal sendiri (equity) Koperasi, terdiri dari :

● Simpanan pokok
● Simpanan wajib
● Cadangan Koperasi
● SHU yang belum dibagi
● Donasi
● Kekayaan Koperasi disajikan sendiri. Setiap bentuk balas jasa atas
simpanan yang diberikan oleh Koperasi kepada anggota diperlakukan
sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota.
● Struktur dan Organisasi, Visi dan Misi, Tujuan, Pendirian, Standar
Keanggotaan, Standar Status Keanggotaan, Standar Pendaftaran
Anggota, Standar Perlakuan kepada Anggota Baru, Standar
Pemanfaatan Pelayanan KSP/USP Koperasi, Prosedur Standar
Permohonan Keluar dari Keanggotaan
● Standar Kelengkapan Organisasi, Struktur Organisasi,Standar
Pengambilan Keputusan
● Standar Pengelola KSP/USP Koperasi, Pengelola KSP, Pengelola USP
Koperasi.
● Prosedur Standar Penutupan USP Koperasi
● Standar Penggunaan SHU
● Standar Pengelolaan Harta Kekayaan KSP dan Koperasi yang Memiliki
Unit Usaha Simpan Pinjam

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengelolaan koperasi dibutuhkan Standar Operasional Manajemen
(SOM) guna menjadi acuan untuk mengatur koperasi. SOM sangat bermanfaat
bagi koperasi dalam mencapai visinya, karena standar-standar yang disusun
tersebut merupakan bentuk aturan yang mengarahkan manajemen untuk
menjalankan misi yang ditetapkan sebagai langkah mencapai visi.
Koperasi simpan pinjam berfokus pada pengelolaan keuangan. Koperasi
sebagai lembaga keuangan ialah harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan
dari anggota pada khususnya dan/atau masyarakat luas pada umumnya, hal ini
dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para anggota yang merupakan pelaku
manajemen koperasi.
Maka dari itu SOM dapat menjadi solusi untuk tantangan yang ada. Secara
praktik SOM Koperasi KSP/USP dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan
perbedaan subjeknya:
1. Standar Operasional Kelembagaan
2. Standar Operasional Manajemen Usaha
3. Standar Operasional Manajemen Keuangan

18
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Bambang Agus dan Erwin Putera Permana. 2017. Manajemen


Koperasi dan UMKM: Perkembangan Teori, Praktik, dan Strategi. Kediri:
Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Kediri

Djawahir, Achmad Helmy dkk. 2013. Buku Materi Pendamping Koperasi


Wanita: Penerapan Standapar Operasional Manjemen (SOM), Standar
Operasional Prosedur (SOP) Usaha Simpan Pinjam (USP), dan
Pelaporan Keuangan Koperasi Wanita di Jawa Timur. Malang:
Universitas Negeri Malang.

19

Anda mungkin juga menyukai