Anda di halaman 1dari 19

APLIKASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI
DALAM PENILAIAN KESEHATAN
KSP/ USP KOPERASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Diharapkan peserta mengerti dan memahami tentang penyusunan dan penerapan
Standar Operasional Prosedur Usaha Simpan Pinjam Koperasi dengan tepat dan
benar.

2. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN


Setelah membaca modul ini , peserta mampu :
a. Menjelaskan arti , tujuan dan sasaran Standar Operasional Prosedur usaha
simpan pinjam koperasi.
b. Menjelaskan ruang lingkup Standar Operasional Prosedur usaha simpan pinjam
koperasi.
c. Standar Operasional Prosedur usaha simpan pinjam koperasi, khususnya pada
penilaian kesehatan usaha simpan pinjam.

POKOK BAHASAN
1. PENGERTIAN
Undang - undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk
mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi sehingga
dapat lebih menjamin kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33
Undang Undang Dasar 1945.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, maka semakin jelas
bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Koperasi, kegiatan
Usaha Simpan Pinjam perlu ditumbuh kembangkan agar Koperasi Simpan Pinjam
dan atau Unit Simpan Pinjam pada Koperasi dapat melaksanakan fungsinya untuk
menghimpun Simpanan Koperasi dan Simpanan Berjangka Koperasi, serta
REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya serta Koperasi lain


dan/atau anggotanya.
Persyaratan penting yang perlu dimiliki oleh KSP/USP Koperasi sebagai lembaga
keuangan ialah harus menjaga kredibilitas atau kepercayaan dari anggota pada
khususnya dan/atau masyarakat luas pada umumnya. Namun demikian untuk
melaksanakan perannya sebagai lembaga keuangan, KSP dan Unit Usaha Simpan
Pinjam Koperasi masih dihadapkan pada berbagai kendala yang disebabkan oleh
hal hal sebagai berikut :
a. Belum adanya kesamaan sistem dan prosedur dalam operasional manajemen
kelembagaan, manajemen usaha dan manajemen keuangan.
b. Belum adanya standar sistem dan prosedur dalam operasional manajemen
kelembagaan, manajemen usaha dan manajemen keuangan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka KSP/USP Koperasi perlu memiliki


Pedoman Standar Operasional Prosedur Usaha Simpan Pinjam. Diharapkan
Pedoman Standar Operasional Prosedur tersebut dapat digunakan sebagai salah
satu acuan dalam pengelolaan usaha simpan pinjam oleh Koperasi, sehingga usaha
simpan pinjam pada KSP/USP Koperasi dapat ditangani secara profesional.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Standar Operasional Prosedur , yaitu
merupakan pedoman yang berisi prosedur prosedur standar yang ada didalam
suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan,
langkah atau tindakan dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan
oleh orang orang didalam organisasi telah berjalan secara efektif, konsisten,
standar dan sistimatis.

2. TUJUAN DAN SASARAN


a. TUJUAN
Pedoman Standar Operasional Prosedur ini bertujuan untuk memberikan
panduan bagi pengelola KSP/USP Koperasi dalam menjalankan kegiatan
operasional usaha simpan pinjam secara profesional, transparan dan akuntabel
baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal KSP/USP Koperasi.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

b. SASARAN
Sasaran penyusunan Pedoman Standar Operasional Proseduri adalah sebagai
berikut:
1) Terwujudnya pengelolaan KSP/USP Koperasi yang sehat dan mantap melalui
sistem pengelolaan yang profesional sesuai dengan kewajiban usaha simpan
pinjam.
2) Terwujudnya pengelolaan KSP/USP Koperasi yang efektif dan efisien
3) Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain
dan atau anggotanya.
4) Tersedianya landasan yang sistematis sebagai salah satu landasan kerja
pengawasan dan pengendalian KSP/USP koperasi yang efektif baik bagi
kepentingan pengendalian internal maupun pengawasan dari pihak eksternal.

3. RUANG LINGKUP SOP


Standar Operasional Prosedur ini merupakan panduan untuk mengoperasional kan
berbagai Kebijakan dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha simpan
pinjam oleh KSP/USP Koperasi, berisikan prosedur rinci yang dijabarkan dari
Standar Operasional Manajemen (SOM).
Standar Operasional Prosedur ini secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yang terdiri dari:
a. Standar Operasional Prosedur Kelembagaan KSP/USP Koperasi.
b. Standar Operasional Prosedur Usaha KSP/USP Koperasi.
c. Standar Operasional Prosedur Keuangan KSP/USP Koperasi.

4. PENERAPAN PENILAIAN KESEHATAN


SOP PENILAIAN KESEHATAN
SOP penilaian kesehatan usaha simpan pinjam koperasi merupakan bagian dari
SOP keuangan KSP/ USP Koperasi.
Penilaian Kesehatan KSP dan USP yaitu merupakan suatu kegiatan yang dialkukan
untuk menentukan kondisi atau keadaan Koperasi yang dinyatakan sehat, cukup
sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Adapun acuan yang digunakan dalam penilaian kesehatan usaha simpan pinjam
koperasi adalah Peraturan Menteri (PERMEN) Nomor 14 tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

Menengah Nomor 20 tahun 2008 tentang Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan


Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
Untuk mempertahankan dan menjaga eksistensi usaha KSP tersebut,
menjalankan usahanya

dalam

pengelola wajib memperhatikan aspek permodalan,

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas guna menjaga kesehatan usaha dan menjaga
kepentingan semua pihak terkait :

a. Aspek permodalan meliputi :


1) Modal sendiri KSP tidak boleh berkurang jumlahnya dan harus ditingkatkan.
2) Setiap pembentukan jaringan pelayanan, harus disediakan tambahan modal
sendiri.
3) Antara modal sendiri dengan modal pinjaman dan modal penyertaan harus
berimbang.

b. Aspek likuiditas, meliputi :


1) Penyediaan

aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek.
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana telah dihimpun.

c. Aspek solvabilitas, meliputi :


1) Penghimpunan modal pinjaman dan modal penyertaan didasarkan pada
kemampuan membayar kembali.
2) Rasio antara modal pinjaman dan modal penyertaan dengan kekayaan harus
berimbang.

d. Aspek rentabilitas, meliputi :


1) Rencana perolehan SHU ditentukan dalam jumlah yang wajar untuk dapat
memupuk permodalan pengembangan usaha, pembagian jasa anggota
dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan.
2) Rasio antara SHU atau keuntungan dengan aktiva harus wajar

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

Penilaian kesehatan usaha KSP, melalui pendekatan kuantitatif dengan menilai :


a. Aspek permodalan
Penilaian terhadap aspek permodalan dilakukan dengan mengukur rasio :
1) Rasio modal sendirit erhadap total asset;
2) Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko.
3) Rasio kecukupan modal sendiri

b. Aspek kualitas aktiva produktif


Penilaian terhadap aspek kualitas aktiva produktif didasarkan pada :
1) Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman;
2) Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan;
3) Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah.
4) Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.

c. Aspek manajemen
Penilaian

aspek

manajemen

meliputi

komponen

manajemen

umum,

kelembagaan, manajemen permodalan, manajmen aktiva dan manajemen


likuiditas yang disusun dalam bentuk pertanyaan sebanyak 38 pertanyaan.

d. Aspek efisiensi
Penilaian terhadap aspek efisiensi didasarkan pada rasio :
1) Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto.
2) Rasio beban usaha terhadap SHU kotor.
3) Rasio efisiensi pelayanan.

e. Aspek likuiditas
Penilaian terhadap aspek likuiditas didasarkan pada rasio :
1) Rasio kas
2) Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

f. Kemandirian dan pertumbuhan


Penilaian aspek kemandirian dan pertumbuhan , meliputi :
1) Rentabilitas asset.
2) Rentabilitas modal sendiri.
3) Kemandirian operasional pelayanan.
g. Jatidiri koperasi
Penilaian jatidiri koperasi , didasarkan pada rasio :
1) Rasio partisipasi bruto.
2) Rasio promosi ekonomi anggota.

PROSEDUR PENILAIAN KESEHATAN USAHA SIMPAN PINJAM


a. PERMODALAN
1) Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat
pertumbuhan asset.

Mintalah laporan keuangan yang

isinya terdiri dari neraca dan

perhitungan hasil usaha yang telah disahkan RAT tahun buku yang dinilai
dan tahun sebelumnya.

Lakukan cara penilaian dengan cara perhitungan sebagai berikut:


a) Jumlahkan komponen modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok,
simpanan wajib, hibah, dan cadangan untuk tahun buku yang dinilai
dan tahun sebelumnya, bandingkan komponen modal sendiri tahun
buku yang dinilai dengan tahun sebelumnya.
b) Bandingkan

antara

total

asset

tahun

berjalan

dengan

tahun

sebelumnya.
c) Bandingkan kenaikan atau penurunan atas modal sendiri dengan total
asset.
2) Tingkat pertumbuhan modal sendiri berasal dari anggota sekurang
kurangnya sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Carapenilaian:

Apabila pertumbuhan modal sendiri tahun berjalan dibandingkan dengan


modal sendiri tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan 10 (sepuluh)
% atau lebih, maka nilainya positif.

Selain diatas nilainya negatif.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

3) Penyisihan Cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari 25% SHU tahun
berjalan.

Lihat SHU tahun tutup buku yang dinilai.

Lakukan perbandingan antara penyisihan cadangan balk cadangan umum


maupun cadangan resiko tahun buku yang dinilai dengan tahun
sebelumnya.

Apabila perbandingan tersebut dihasilkan nilai yang sama atau dihasilkan


25% dari SHU maka nilainya adalah positif sedangkan apabila lebih dari
50% atau kurang dari 25% maka nilainya adalah negatif.

4) Simpanan ( Simpanan Koperasi dan Simpanan Berjangka Koperasi )


meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya.

Lakukan penjumlahan simpanan dan simpanan koperasi tahun buku yang


dinilai dengan tahun sebelumnya.

Bandingkan jumlah simpanan dan simpanan tahun buku yang dinilai


dengan tahun sebelumnya.

Apabila hasilnya meningkat minimal 10% maka nilainya positif dan apabila
kurang dari 10% hasilnya negatif.

5) Investasi harta tetap dan inventaris serta biaya ekspansi perkantoran dibiayai
dengan modal sendiri.

Mintalah Neraca KSP atau USP yang bersangkutan, apabila modal sendiri
bagi KSP dan modal tetap bagi USP lebih besar dari harta tetap dan
inventaris (Kantor Pusat, Kantor

Cabang, Kantor Cabang Pembantu,

KantorKas) maka dinilai positif, dan sebaliknya bila lebih kecil maka dinilai
negatif.

Dalam arti bahwa nilai positif diberikan apabila harta tetap dan inventaris
KSP atau USP dibiayai dari modal sendiri KSP atau modal tetap USP dan
sebaiknya dinilai negatif apabila harta tetap dan inventaris KSP atau USP
dibiayai juga dari modal pinjaman/ modal tidak tetap.

KSP dan USP yang membiayai harta tetap dan inventaris dengan modal
pinjaman/ modal tidak tetap dapat berpengaruh negatil terhadap
kelangsungan hidupnya.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

b. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF


1) Pinjaman lancar minimal sebesar 90% dari pinjaman yang diberikan

Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola daftar jumlah pinjaman yang


diberikan kepada anggota berdasarkan tingkat kolektibilitas yang terdiri
dari pinjaman lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan
pinjaman macet.
Cara Penilaian :
a) apabila jumlah pinjaman lancar minimal sebesar 90% dari pinjaman
yang diberikan, maka nilainya positif.
b) apabila jumlah pinjaman lancar kurang dari 90% dari pinjaman yang
diberikan, maka dinilai negatif.

2) Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang nilainya sama
atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan.

Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola, bukti agunan terhadap


pinjaman yang diberikan yang nilainya sama atau lebih besar dari
pinjaman yang diberikan.

Lakukan pengecekan untuk setiap pinjaman dengan agunannya

Bandingkan antara setiap pinjaman dengan masing masing agunannya


apabila agunannya berupa phisik, namun apabila dengan bentuk
nonphisik (avalis, tanggung renteng) maka teliti keabsahannya.

Cara penilaian :

Apabila nilai agunan sama atau lebih besar dari pinjaman yang diberikan,
maka dinilai positif.

Apabila dana cadangan penghapusan pinjaman lebih kecil dari pinjaman


macet, maka nilainya negatif.

3) Dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari pinjaman
macet.

Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola, laporan keuangan berupa


neraca dan perhitungan hasil usaha KSP atau USP yang bersangkutan.

Hitung berapa jumlah dana cadangan penyisihan penghapusan pinjaman


dari cadangan resiko tahun berjalan.

Hitung jumlah pinjaman macet.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

Cara penilaian :

Apabila dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar


dari pinjaman macet, maka nilainya positif.

Apabila dana cadangan penghapusan pinjaman lebih kecil dari pinjaman


macet, maka nilainya negatif.

4) Pinjaman macet tahun lalu dapat ditarik sekurang kurangnya sepersepuluh.

Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola jumlah pinjaman macet tahun


lalu.

Bandingkan pinjaman macet tahun buku yang dinilai dengan pinjaman


macet tahun sebelumnya.
Cara penilaian :

apabila besar penarikan pinjaman macet tahun buku yang dinilai sekurang

kurangnya

sepersepuluh

(10%)

dari

pinjaman

macet

tahun

sebelumnya, maka nilainya positif.

apabila besarnya penarikan pinjaman macet tahun buku yang dinilai lebih
kecil dari seper sepuluh pinjaman macet tahun sebelumnya, maka nilainya
negatif.

5)

Koperasi senantiasa memantau agar prosedur pinjaman dilaksanakan


dengan balk.

Teliti apakah prosedur pemberian pinjaman yang telah ditetapkan oleh


Koperasi dilaksanakan atau tidak.

Cara penilaian :

Apabila pemantauan prosedur pinjaman telah dilaksanakan dengan baik


maka nilainya positif.

Apabila pemantauan prosedur belum dilaksanakan, maka nilainya negatif.

c. MANAJEMEN
1) Memiliki Rencana Kerja Jangka Pendek (Tahunan) yang meliputi :

Penghimpunan

Pendanaan

Pendapatandanbiaya

Personil.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola mengenai rencana kerja jangka


pendek (tahunan) kegiatan simpan pinjam.
Cara penilaian :

Apabila rencana kerja tersebut ada lengkap memuat :


a) Rencana penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman.
b) rencana pendanaan yaitu rencana peningkatan modal sendiri atau
modal tetap serta modalpinjaman.
c) Rencana pendapatan dan biaya.
d) Rencana peningkatan personil (sumberdayamanusia) dilihat secara
kuantitatif dan atau kualitatif, maka dinilai POSITIF.

Apabila rencana kerja tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak lengkap
muatannya maka dinilai NEGATIF.

2)

Memiliki bagan organisasi yang memuat secara jelas garis wewenang


tanggung jawab setiap unit kerja dan disiplin kerja.
Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola atau bagian Personalia mengenai
bagan organisasi yang memuat secara jelas garis wewenang dan tanggung
jawab setiap unit kerja dan disiplin organisasi. Bagan Organisasi tidak harus
dibuat pada papan yang besar tetapi dapat juga di atas kertas lembaran.
Cara penilaian :

Apabila bagan tersebut ada dan lengkap, maka dinilai positif.

Apabila bagan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak lengkap maka
dinilai negatif.

3) Mempunyai sistem dan prosedur mengenai pengendalian intern tentang


pengamanan asset koperasi yang mencakup kas, harta tetap, dan harta likuid
lainnya.
Mintalah kepada Pengurus atau Pengawas atau Pengelola mengenai
ketentuan

yang

memuat

sistem

dan

prosedur

tertulis

mengenai

pengendalian/ pengawasan intern tentang pengamanan asset KSP/USP yang


mencakup kas, harta likuid dan harta tetap.
Cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan lengkap dinilai positif

Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak lengkap dinilai
negatif.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

10

4) Mempunyai program pendidikan latihan bagi pegawai dan anggota.


Mintalah kepada Pengurus atau Pengelola mengenai program pendidikan
dan latihan bagai pegawai dan anggota.
Cara penilaian :

Apabila program tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif.

Apabila program tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan
seluruhnya atau sebagian besar maka dinilai negatif.

5)

Mintalah

kepada

Pengurus,

mengenai

kebijaksanaan

tertulis

yang

ditandatangani oleh Pengurus yang mengatur bahwa Pengurus dan


pengawas tidak diperbolehkan memanfaatkan posisi dan kedudukannya
untuk kepentingan pribadi.
Cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan dinilai positif.

Apabila ketentuan tersebutdi atas tidak adadan atau ada tetapi tidak
dilaksanakan maka dinilai negatif.

d. EFISIENSI
1) Mintalah kepada pengurus atau pengelola mengenai ketentuan tertulis tentang
penyisihan penghapusan piutang/pinjaman diberikan berupa cadangan resiko
yang disisihkan dari pendapatan atau SHU untuk menutup kerugian yang
diperkirakan karena macet.
Cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan dinilai positif.

Apabila program tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan
seluruhnya atau sebagian besar maka dinilai negatif.

3) Mintalah kepada pengurus dan pengelola mengenai ketentuan yang


menyatakan bahwa semua pengeluaran harus didukung dengan bukti bukti
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Bukti bukti pengeluaran dapat berupa bukti yang berasal dari intern (dalam)
atau bukti yang berasal dari ekstern (luar).
Cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif.

Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan
maka dinilai negatif.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

11

3) Mintalah kepada pengurus atau pengelola mengenai ketentuan bahwa prinsip


pemberian pinjaman didasarkan atas penilaian kelayakan dan kemampuan
pemohon pinjaman dan tidak bersifat spekulatif
Cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif.

Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan
maka dinilai negatif.

4) Mintalah kepada pengurus atau pengelola mengenai ketentuan yang


mengatur bahwa pemberian pinjaman kepada anggota baru dimulai dengan
jumlah yang relatif terbatas, dengan maksud untuk mengurangi resiko macet
karena belum diketahui performancenya.
Cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif.

Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak dilaksanakan
maka dinilai negatif.

5) Amati, apakah keputusan pemberian pinjaman didasarkan atas kelayakan dan


kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjaman.
Cara penilaian :

Apabila ya, maka dinilai positif.

Apabila tidak, maka dinilai negatif.

e. LIKUIDITAS
1) Mintalah kepada pengelola, ketentuan tertulis mengenai pengendalian
likuiditas, dengan maksud agar kebutuhan likuiditas setiap hari dapat
tersedia, dengan cara penilaian :

Apabila ketentuan tersebut ada dan dilaksanakan maka dinilai positif.

Apabila ketentuan tersebut tidak ada atau ada tetapi sering kekurangan
likuiditas maka dinilai negatif.

2) Tanyakan kepada pengurus atau pengelola apakah ada kerjasama tertulis


dengan bank, lembaga keuangan atau pihaklainnya, bahwa lembaga tersebut
bersedia memberikan pinjaman untuk mengatasi bila kekurangan likuiditas.
Cara penilaian :

Apabila ada kerjasama dinilai positif.

Apabila tidak ada kerjasama dinilai negatif.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

12

3) Mintalah kepada pengurus atau pengelola administrasi untuk memantau


kewajiban KSP/USP yang jatuh tempo.
Cara penilaian :

Apabila ada, dinilai positif.

Apabila tidak ada, dinilai negatif.

4) Mintalah kepada pengurus atau pengelola ketentuan tertulis mengenai jumlah


pemberian pinjaman yang dapat disalurkan dikaitkan dengan jumlah dana
yang ada.
Cara penilaian :

Apabila ada dan dilaksanakan, dinilai positif.

Apabila tidak atau ada tetapi tidak dilaksanakan, dinilai negatif.

5) Amati, apakah KSP/USP yang bersangkutan memiliki sistim informasi


manajemen/ formulir atau catatan likuiditas untuk memantau likuiditas.
Cara penilaian :

Apabila ada, dinilai positif.

Apabila tidakada, dinilai negatif.

Dari kelima aspek tersebut diatas ( permodalan, kualitas aktiva produktif,


manajemen, efisiensi dan likuiditas ) merupakan beberapa aspek yang dinilai
dalam penilaian kesehatan menurut Keputusan Menteri Koperasi , Usaha
Kecil dan Menengah RI Nomor 194 tahun 1998 tentang Penilaian Kesehatan
Usaha Simpanan Pinjam Koperasi.
Selanjutnya aturan terbaru tentang penilaian kesehatan usaha simpan
koperasi, yaitu Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI
Nomor 14 tahun 2009, menambahkan 2 (dua) aspek, sebagai berikut :

f. KEMANDIRIAN DAN PERTUMBUHAN


Penilaian

terhadap

kemandirian

dan

pertumbuhan

dimaksudkan

untuk

mengetahui sejauh mana KSP/USP koperasi mampu mampu memperoleh :


1) Keuntungan dari pengelolaan asset yang ada , penghitungannya sebagai
berikut :

Mintalah laporan keuangan pada pengurus / pengelola , dan tentukan


berapa jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya operasional yang
dikeluarkan.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

13

Mintalah daftar asset pada pengurus / pengelola , dan tentukan jumlah


asset yang dimiliki koperasi.

Bandingkan antara selisih pendapatan dengan biaya operasional dengan


total asset yang dimiliki koperasi dan kalikan 100%.

2) Keuntungan dari pengelolaan modal sendiri.

Mintalah kepada pengurus/ pengelola laporan keuangan yang

isinya

terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha yang telah disahkan RAT
tahun buku yang dinilai dan tahun sebelumnya.

Hitunglah SHU bagian anggota sesuai komposisi dalam pembagian SHU


koperasi.

Jumlahkan komponen modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok,


simpanan wajib, hibah, dan cadangan untuk tahun buku yang dinilai.

Bandingkan antara SHU bagian anggota dengan total modal sendiri.

3) Kemandirian dalam operasional pelayanan.

Tentukan jumlah partisipasi neto, yaitu kontribusi anggota terhadap hasil


usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan
harga pokok pelayanan.

Tentukan jumlah beban usaha bagi anggota.

Tentukan jumlah beban perkoperasian, yaitu beban sehubungan dengan


gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.

Bandingkan antara jumlah partisipasi neto dengan penjumlahan antara


beban usaha dan beban perkoperasian.

g. JATIDIRI KOPERASI
Sedangkan penilaian pada aspek jatidiri koperasi dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan KSP/USP koperasi dalam mewujudkan tujuannya, yaitu mempromo
sikan ekonomi anggota, melalui :
1) Rasio Partisipasi Bruto

Tentukan jumlah partisipasi bruto, yaitu merupakan nilai transaksi


pelayanan koperasi kepada anggota, yang pengukurannya berdasarkan :
kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang
dan jasa kepada anggota, atau pendapatan koperasi yang timbul dari
transakasi dengan anggota, atau pada dasarnya nilai penjualan barang
dan jasa kepada anggota.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

14

Tentukan jumlah pendapatan, yaitu hasil transaksi bisnis atau penjualan


barang dan jasa koperasi kepada non anggota.

Bandingkan

antara

partisipasi

bruto

dengan

penjumlahan

antara

partisipasi brutodan pendapatan.

2) Rasio Promosi Ekonomi Anggota

Tentukan jumlah promosi ekonomi anggota, yaitu merupakan manfaat


ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.

Tentukan jumlah simpanan pokok yang ada pada neraca.

Tentukan jumlah simpanan wajib yang ada pada neraca.

Bandingkan antara promosi ekonomi anggota dengan penjumlahan antara


simpanan pokok dan simpanan wajib.

Dengan ditambahnya 2 (dua) aspek dalam penilaian kesehatan usaha


simpan pinjam koperasi sebagaimana tersebut diatas, maka secara otomatis
bobot, aspek dan komponen dalam penilaian kesehatan dimaksud ada
perubahan.

KOMPONEN DAN BOBOT PENILAIAN


NO

KOMPONEN YANG DINILAI

BOBOT (%)

1.

Permodalan

15

2.

Kualitas Aktiva Produktif

25

3.

Manajemen

15

4.

Efisiensi

10

5.

Likuiditas

15

6.

Kemandirian dan Pertumbuhan

10

7.

Jatidiri koperasi

10

JUMLAH

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

100

15

ASPEK DAN KOMPONEN YANG DINILAI


No
1

Aspek yg
Dinilai

Komponen

Bobot
Penilaian

Permodalan

15
a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yg berisiko

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Modal Sendiri Tertimbang


------------------------------------- X 100%
ATMR

Kualitas Aktiva Produktif

25

a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume


pinjaman diberikan

10

b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang


Diberikan

Pinjaman bermasalah
x 100%
Pinjaman yg diberikan

c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah

Cadangan Risiko
----------------------------- X 100%
Pinjaman Bermasalah

d. Rasio Pinjaman yg Beresiko terhadap Pinjaman yg diberikan

Pinjaman Yang Beresiko


X 100 %
Pinjaman Yang Diberikan

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

16

Manajemen:

15
a.
b.
c.
d.
e.

Manajemen Umum
Kelembagaan,
Manajemen permodalan
Manajemen Aktiva
Manajemen Likuiditas.

3
3
3
3
3

Efisiensi

10
a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto

Beban Operasi Anggota


-------------------------------- X 100%
Partisipasi Bruto
Catatan : Beban operasi anggota adalah beban pokok + dengan beban usaha
bagi anggota + beban perkoperasian.
Untuk USP Koperasi , beban perkoperasian dihitung secara
proporsional

b. Rasio Beban Usaha terhadap Partisipasi Netto

Beban Usaha
X 100 %
SHU Kotor

c. Rasio efisiensi pelayanan

Biaya Karyawan
X 100 %
Volume Pinjaman

5.

Likuiditas

15
a. Rasio Kas

10

b. Rasio Pinjaman yg diberikan terhadap dana yang diterima

Pinjaman Yang Diberikan


X 100 %
Dana Yang Diterima
Catatan : Dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang
biaya dan SHU belum dibagi

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

17

6.

Kemandirian dan Pertumbuhan

10

a. Rentabilitas aset

SHU Sebelum Pajak


X 100 %
Total Asset

b. Rentabilitas Modal Sendiri

c. Kemandirian Operasional Pelayanan

Partisipasi Neto
-------------------------------------------------- X 100%
Beban Usaha + Beban Perkoperasian
Catatan : Beban Usaha adalah beban usaha bagi anggota

7.

Jatidiri Koperasi

10

a. Rasio partisipasi bruto

Partisipasi bruto
X 100 %
Partisipasi bruto + pendapatan

b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)

PEA = MEPPP + SHU Bagian Anggota


Jumlah

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

100

18

DAFTAR PUSTAKA

1.

Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara


Republik Indonesi TAHUIN 1992)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 , Tentang Pelaksanaan Kegiatan


Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
3. KeputusanMenteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor : 96/Kep/M.KUKM/IX/2004. Tentang Pedoman standar Operasional
Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Koperasi
3. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 15/Per/M.KU/M/XII/2009. Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah Nomor :
19/Per/M.KUKM/XI/2008
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
4. Peraturan Menteri Negara Koperasai dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor 14/Per/M.KUM/XII/2009. Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah Nomor :
20/Per/M.KUKM/XI/2008
Tentangf Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah Nomor :
21/Per/M.KUKM/XI/2008
Tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan
Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.

REVISI / PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP KOPERASI / WIN / 2010

19

Anda mungkin juga menyukai