Anda di halaman 1dari 33

KOPERASI SIMPAN PINJAM CU PANCUR KASIH

Badan Hukum No. 735/BH/X, 26 Desember 1996


Kantor Pusat: Jl. 28 Oktober, Blok A No. 1-7, Pontianak 78241,Kalimantan Barat
Telp. (0561)881951/884723, Fax. (0561) 884660
Email: cupkindo@gmail.com Web: http://cupk.org

PERATURAN PENGURUS
NOMOR .........TAHUN 2019

TENTANG
PENGELOLAAN BARANG DAN ASET LEMBAGA
KOPERASI SIMPAN PINJAM CU PANCUR KASIH

Menimbang : a. bahwa Pengelolaan Barang Inventaris dan aset Lembaga


Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Pancur Kasih yang
transparan, tertib, rapi dan teratur sangat diperlukan
a g a r t e r s e d i a n ya i n f o r m a s i ya n g a k u r a t d a n
b e r m a n f a a t u n t u k k e b e r l a n g s u n g a n l e mb a g a
b. bahwa penilaian barang milik lembaga diperlukan
dalam rangka mendapatkan nilai wajar yang merupakan
unsur penting dalam rangka penyusunan neraca lembaga,
pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang milik
lemabaga

c. bahwa untuk mewujudkan Pengelolaan Barang Inventaris


dan aset Lembaga Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Pancur Kasih
sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu pengaturan
mengenai tata cara pengelolaan Barang Inventaris dan aset
Lembaga yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai
dengan tata kelola yang baik, efektif dan efisien

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Pengurus tentang Pengelolaan Barang Inventaris
dan aset Lembaga

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;


2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Simpan
Pinjam CU Pancur Kasih.
3. Peraturan pengurus Nomor : .......... Tentang Pengadaan Barang
dan Jasa
4. Struktur organisasi Koperasi Simpan Pinjam Credit Union
Pancur Kasih
5. Peraturan Pengurus Nomor : ..... Tahun 2017, tentang
Pengangkatan, Dan Pemberhentian General Manager, Pimpinan
Tertinggi Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Cu Pancur Kasih

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Peraturan pengurus tentang Pengelolaan Barang Inventaris dan aset


Lembaga pada Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Pancur Kasih

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pengertian
Pasal 1

Dalam Peraturan Pengurus ini yang dimaksud dengan :


1. Koperasi adalah Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Pancur Kasih yang selanjutnya di
singkat KSP CU Pancur Kasih
2. Lembaga adalah Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Pancur Kasih
3. Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh Lembaga yang
penggunaannya lebih dari satu tahun, dicatat, didata dan didaftarkan dalam buku
inventaris barang yang dibeli atau dipeloleh dari anggaran lembaga atau yang berasal
dari perolehan lain yang sah seperti sumbangan atau pemberian, hadiah, donasi, wakaf,
hibah, kewajiban orang ketiga dan sumbangan pihak lain.
4. Inventariasi adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan dan pencatatan
barang dan aset agar tersedianya dokumen yang memuat informasi yang valid
5. Barang habis pakai adalah barang-barang yang hanya bisa digunakan satu kali pakai atau
setelah digunakan maka kuantitasnya menjadi berkurang. Hal ini mengandung arti bahwa
benda itu tidak selalu harus habis tanpa meninggalkan bekas setelah digunakan. Misalnya,
tinta pena, setelah digunakan tintanya tetap ada, namun jumlah/kuantitasnya telah
berkurang. Barang-barang seperti ini tetap digolongkan ke dalam barang habis pakai.
6. Barang tidak habis pakai adalah barang yang dapat digunakan berulang-ulang. Meski
telah dipakai berulang-ulang jumlah/kuantitas barang tersebut tidak menjadi berkurang.
Demikian juga fungsinya masih tetap sama seperti pada awalnya. Tapi, dalam jangka
waktu yang lama, setelah pemakaian berulang-ulang tentu saja kualitas barangnya tetap
akan menurun, dan pada akhirnya barang tersebut akan habis juga.
7. Aset adalah barang atau benda yang bergerak dan juga tidak bergerak, baik yang
berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), dimana keseluruhan hal
tersebut mencakup aset atau harta aset dari suatu lembaga, organisasi, instansi, badan
usaha, ataupun perorangan
8. Aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat terealisasi dan memberikan manfaat dalam
jangka pendek, mudah untuk dikonversi menjadi uang tunai.
9. Aset tetap adalah aset yang memiliki wujud dan siap untuk digunakan atau difunsikan
untuk operasional lembaga dan tidak dimaksudkan untuk dijual, memiliki manfaat lebih
dari 1 tahun
10. Aset tidak berwujud adalah aset yang memiliki manfaat dengan memberikan Hak
ekonomi dan Hukum kepada lembaga
11. Aset lain adalah aset tidak layak dan tidak dapat dikelompokkan pada aset lancar, aset
tetap, aset tak berwujud
12. Pengurus adalah Pengurus Koperasi Simpan Pinjam CU Pancur Kasih;
13. Pengawas adalah Pengawas Koperasi Simpan Pinjam CU Pancur Kasih;
14. General Manager adalah Pimpinan tertinggi manajemen , karyawan yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pengurus untuk menduduki jabatan dalam jangka waktu dan periode
tertentu yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan tatakelola
Koperasi Simpan Pinjam CU Pancur Kasih;
15. Karyawan atau staf adalah karyawan atau staf Koperasi Simpan Pinjam CU Pancur Kasih
16. Pengelola barang inventaris atau aset adalah staf atau karyawan yang diberi wewenang
dan tanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan
barang milik lembaga.
17. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukam oleh pengguna barang Inventaris atau Aset
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi baik perorangan maupun lembaga.
18. Pengguna barang inventaris atau Aset adalah Pengurus, Pengawas atau jajaran
Managemen atau pihak lain yang diberi kewenangan penggunaan barang milik lembaga
dengan maksud untuk menunjang kelancaran tugas dan pekerjaannya.
19. Barang Inventaris atau aset dan bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan
tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur, atau ditimbang termasuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya.
20. Pemanfaatan adalah „pendayagunaan barang inventaris atau aset milik lembaga
yang tidak dipergunakan sebagaimana mestinya untuk meningkatkan
pendapatan dan efisiensi, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama dan
pemanfaatan, tidak mengubah status kepemilikan.
21. Sewa adalah pemanfaatan barang inventaris atau aset milik Lembaga oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.
22. Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang inventaris atau aset
milik lembaga oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan lembaga.
23. Penghapusan adalah tindakan menghapus barang inventaris dan aset milik
lembaga dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pengurus
untuk membebaskan pengguna pengelola barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang inventaris dan aset.
24. Pemindah tanganan adalah pengalihan kepemilikan barang Inventaris dan aset
milik lembaga sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal lembaga.
25. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang inventaris atau aset milik
lembaga kepada pihak lain dengan mcnerima penggantian dalam bentuk uang.
26. Pihak lain adalah pihak-pihak selain kementerian negara/lembaga dan satuan kerja
perangkat daerah.
27. Tukar-menukar adalah pengalihan kepemilikan barang inventaris atau aset
milik lembaga yang dilakukan antara lembaga dengan pihak lain, dengan
menerima penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai
seimbang.
28. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang inventaris atau aset dari lembaga
kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.
29. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang inventaris atau aset milik lembaga sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
30. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan hasil pendataan barang inventaris atau aset milik lembaga.
31. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada
data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik
tertentu untuk memperoleh nilai barang inventaris atau aset milik lembaga.
32.

BAB II

INVENTARISASI BARANG DAN ASET

Pasal 2

Tujuan inventarisasi

1. Menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang dan aset lembaga

2. Untuk menghemat keuangan lembaga baik dalam pengadaan maupun untuk


pemeliharaan dan penghapusan barang dan aset lembaga

3. Pedoman untuk menghitung kekayaan lembaga dalam bentuk ateril yang dapat
dinilai dengan uang

4. Memudahkan pengawasan dan pengendalian terhadap barang dan aset lembaga


Pasal 3

Manfaat inventarisasi

1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan

2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang dan aset

3. Pedoman dalam penyaluran barang

4. Memberikan data dan informasi tentang kondisi barang dan aset

5. Sebagai dasar untuk menetapkan penghapusan

Pasal 4

Daftar Inventaris

Daftar inventaris Barang meliputi :

BAB III

Barang Inventaris

Pasal 4

Barang inventaris meliputi:


(1) barang yang dibeli atau dipeloleh dari keuangan lembaga,
(2) Barang yang berasal dari perolehan lain yang sah, seperti:
a. sumbangan atau pemberian,
b. hadiah,
c. donasi,
d. wakaf,
e. hibah,
f. kewajiban orang ketiga dan
g. sumbangan pihak lain.
3) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.

Pasal 5
Jenis Barang Inventaris
Jenis Barang Inventaris terdiri dari :
a. Barang Habis Pakai
b. Barang Tak Habis Pakai
Pasal 6
Barang Habis Pakai
Barang Habis pakai antara lain :
a. kertas
b. tinta pen
c. pensil
d. spidol/marker
e. karbon
f. amplop
g. tinta
h. binder clip
i. karet penghapus
j. map
k. staples
l. dan barang habis pakai lainnya
Pasal 7

Barang Tak Habis Pakai


Barang Tak Habis Pakai antara lain :
1. penggaris
2. perforator
3. stapler
4. gunting
5. meja & taplak meja
6. laptop
7. printer
8. catridge printer
9. telepon
10. ponsel
11. faximile
12. drawer filing cabinet
13. lateral filing cabinet
14. stopmap folio
15. barang tak habis pakai lainnya

barang inventaris
Contoh barang aset Aset/Harta = Utang (kewajiban) + Modal persamaan dasar
akuntansi (3 akun Harta/aset, utang dan modal)
DAFTAR INVENTARIS BARANG & ASET (contoh dan formatnya)
BAB IV
ASET LEMBAGA
Pasal 8
Jenis-jenis Aset
1. Aset Lancar, terdiri dari
1) Kas
2) Piutang Usaha
3) Surat Tagihan
4) Persediaan
5) Perlengkapan
6) Investasi jangka pendek
7) Beban dibayar dimuka dan
8) Beban yang dibayar dimuka

2. Aset tidak lancar, terdiri dari :


1) Aset Tetap
(1) Tanah
(2) Bangunan
(3) Gedung
(4) Mesin
(5) Kendaraan
(6) Aset tetap lainnya
2) Aset tidak berwujud, terdiri dari
1) Hak cipta
2) Hak guna bangunan
3) Hak sewa
4) Hak paten
3) Investasi jangka panjang (property, saham, reksadana, logam mulia,
obligasi)

BAB V

PENGELOLA BARANG INVENTARIS DAN ASET

Pasal 2
Pengelola Barang Inventaris dan Aset
Pengelola barang inventaris dan aset adalah Karyawan staf Deputi Administrasi dan
Akuntansi

Pasal 3
Tugas dan wewenang Pengelola Barang Inventaris dan Aset :
a. menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran
b. menerima daftar belanja atau pengadaan Barang Inventaris dan aset dari bagian
pengadaan barang dan aset
c. memeriksa kembali Barang Inventaris dan aset berdasarkan daftar belanja
d. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi seluruh barang dan aset pada buku
daftar Barang Inventaris dan aset milik lembaga
e. melakukan pendistribusian barang berdasarkan Surat Perintah penyaluran barang
yang dituangkan daalam Berita Acara SerahTerima barang mengawasi
penyimpanan, pemanfaatandan pemeliharaan barang inventaris dan aset.
f. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan
milik lembaga berupa tanah atau bangunan
g. Menyiapkan dokumen penyerahan barang milik lembaga berupa tanah dan atau
bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggara yang tidak
digunakan olehpihak lain
h. Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan penghapusan barang
i. Membuat laporan barang secara teratur dan berkala
j. Membantu pengamanan barang dan aset milik lembaga pada pengguna
barang/aset
k. Membuat label barang inventaris dan aset
l. Menyimpan dokumen, antara lain : asli/fotokopi/salinan dokumen kepemilikan
barang dan aset
m. Membuat laporan mutasi barang
n. Melakukan stock opname (barang persediaan)

Pasal 4
Pengelola Barang inventaris dan aset dilarang :
a. Melakukan pekerjaan perdagangan
b. Melakukan pekerjaan pemborongan
c. Menjual jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan pekerjaan atau penjualan
Barang dan aset milik lembaga

BAB VI
PENGHAPUSAN BARANG DAN ASET

Pasal 5
Ruang Lingkup Penghapusan
a. Barang atau aset sudah tidak berada dalam penguasaan lembaga
b.
9
2)
Penghapusan dari Daftar Barang Pengelola
Merupakan penghapusan yang dilakukan dalam hal barang milik daerah sudah tidak
berada dalam penguasaan Pengelola Bar
ang.
10
3)
Penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah
Merupakan penghapusan yang dilakukan dalam hal terjadi penghapusan
dari Daftar
Barang Peng
guna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna dan Penghapusan dari
Daftar Barang Pengelola yang disebabkan karena
:
a.
Pemindahtanganan atas barang milik daerah;
b.
Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada
upaya hukum lainnya;
c.
Menjalankan ketentuan undang
-
undang;
d.
Pemusnahan; atau

Pasal 6
Tujuan Penghapusan
Penghapusan Barang dan Aset bertujuan :
a. Efisiensi biaya perawatan dan pemeliharaan yang dikeluarkan lembaga
b. Optimalisasi penggunaan ruangan yang dijadikan gudang/tempat penyimpanan
barang rusak, tidak terpakai, dan kadaluwarsa untuk kegiatan yang lebih produktif
c. Menjaga kenyaman dan keindahan
d. Mengurangi beban pengelola barang dan aset dalam penatausahaan barang

Pasal 6
Tujuan Penghapusan
b.
-
barang
Mengurangi beban dalam penatausahaan barang karena dengan
penghapusan,
penatausahaan lebih diprioritaskan untuk ba
rang
-
barang
produktif yang ada dalam
penguasaan pengguna/kuasa pengguna barang.

Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
1
PENGHAPUSAN BARANG MILIK LEMBAGA
HARUS BERDASARKAN KEPUTUSAN PENGURUS RAPAT PLENO DAN
DITUANGKAN DALAM SURAT KEPUTUSAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 1
9
TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/images/e
-
book/Penghapusan_BMD/ebooks/penghapusan
-
bmd.pdf
I.
PENDAHULUAN
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban
daerah
tersebut.
1
Pengelolaan Keuangan Daerah
meliputi
keseluruhan kegiatan
yang
me
ncakup
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 58
T
ahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
disebutkan
bahwa salah satu
lingkup
pengelolaan
keuangan daerah
adalah pengelolaan barang milik
daerah.
2
Pengaturan terkait
p
engelolaan
barang milik negara/daerah
secara spesifik dimulai
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan B
arang
M
ilik
N
egara
/D
aerah
yang
di dalamnya
menguraikan ketentuan mengenai
perencanaan
kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan dan
pemeliharaan,
penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan
, pembinaan,
pengawasan dan
pengendalian
.
Seiring dengan
perkembangan dan
semakin kompleksnya
p
engelolaan
b
arang
m
ilik
n
egara/
d
aerah
sehingga
belum dapat dilaksanakan secara optimal
,
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor
38
1
Pasal 1 angka 5
P
eraturan
P
emerintah
Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
2
Pasal 3
PP Nomor 58 Tahun 2005.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
2
Tahun 2008
.K
emudian
,
dengan berlakunya
P
eraturan
P
emerintah
No
mor
27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
, Peraturan Pemerintah Nomor
6 Tahun
2006 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Sehubungan dengan penetapan Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan
barang
milik negara/daerah di atas,
pada
saat
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
berlaku,
telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman
Teknis
Pengelolaan Barang Mili
k Daerah.
K
emudian
,
dengan berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
ditetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
yang mencabut dan
menyatakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tidak berlaku
.
Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah
.
3
Berdasarkan
Pasal 1 angka 28
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 dinyatakan bahwa
y
ang dimaksud dengan
p
engelolaan
b
arang
m
ilik
d
aerah
adalah keseluruhan
kegiatan yang
meliputi
perenca
naan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan
,
pengamanan dan pemeliharaan
, penilaian,
pemindahtanganan, pemusnahan,
penghapusan,
penatausahaan dan
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
.
4
Berdasarkan ketentuan tersebut,
s
alah satu
tahap
dalam
pengelolaan
barang milik
daerah adalah penghapusan
.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016
mendefinisikan
p
enghapusan
sebagai
tindakan menghapus
b
arang
m
ilik
d
aerah dari daftar
barang dengan menerbitkan
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengelola Barang
,
Pengguna
Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang
dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya
.
5
Penghapusan dapat menjadi salah satu solusi untuk efisiensi anggaran, dalam
hal
dilakukan terhadap barang yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasional
kantor
dan hanya membebani biaya pemeliharaan. Namun, dalam pelaksanaannya masih
dijumpai
kondis
i dimana penghapusan dilakukan tidak sesuai ketentuan yang berlaku, antara
lain:
pengajuan penghapusan terhadap barang milik daerah yang masih layak pakai,
barang milik
3
Pasal 1
angka
2
P
eraturan
P
emerintah
Nomor
27
Tahun 20
14
tentang
Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
.
4
Pasal
1 angka 28
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan
Barang Milik Daerah
.
5
Pasal 1 angka 46
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
3
daerah yang telah berpindah tangan, dicuri, terbakar, namun belum diajukan
penghapusan
,
dan lain
-
lain.
Tulisan hukum ini
akan
mem
bahas tentang
pengertian, ruang lingkup
dan
tata cara
pelaksanaan
penghapusan
b
arang
m
ilik
d
aerah yang sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Mil
ik Daerah.
II.
PERMASALAHAN
1.
Apa pengertian dan tujuan penghapusan barang milik daerah?
2.
Apa saja yang merupakan ruang lingkup penghapusan barang milik daerah?
3.
Bagaimanakah tata cara pelaksanaan penghapusan barang milik daerah?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian dan Tujuan
Penghapusan Barang Milik Daerah
1.1.
Pengertian
Penghapusan Barang Milik Daerah
Berdasarkan Pasal 1 angka 28 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 diketahui
bahwa p
enghapusan barang milik
daerah merupakan
bagian
dari siklus pengelolaan
barang milik
daerah
.
Pasal 1 angka 46 Permendagri
tersebut menjabarkan pengertian
penghapusan sebagai
tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang
dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan
Pengelola Barang, Pengguna Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung
jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, penghapusan merupakan bagian dari
siklus
pengelolaan barang milik
daerah dengan maksud dan
tuju
an un
tuk membebaskan
pengurus
barang milik
daerah dari per
tanggungjawaban
administratif dan fisik barang
yang
ber
ada dalam penguasaa
n
nya atau dengan kata lain,
penghapusan merupakan
proses terakhir perjalanan hidup barang milik daerah.
6
1.2.
Tujuan Penghapusan
Barang Milik Daerah
Beberapa tujuan penghapusan barang milik daerah antara lain sebagai berikut:
7
6
Sumini dan Oktavia Ester, Modul Penghapusan Barang Milik Daerah
Pusdiklat Kekayaan Negara dan
Perimbangan
Keuangan,
2010,
hal.
9.
(
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/images/e
-
book/Penghapusan_BMD/ebooks/penghapusan
-
bmd.pdf
).
7
Sumini dan Oktavia Ester, Modul Penghapusan Barang Milik Daerah
Pusdiklat Kekayaan
Negara dan
Perimbangan Keuangan, 2010, hal. 15
-
16.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
4
a.

2.
Ruang Lingkup Penghapusan
Barang Milik Daerah
Permendagri Nomor
19
Tahun
2016
membagi lingkup penghapusan barang
milik daerah sebagai berikut:
8
1)
8
Pasal 431 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
9
Pasal
432 ayat (1) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
10
Pasal 432 ayat (2) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
5
e.
Sebab lain
.
11
Dalam Pasal 433
Permendagri Nomor
19
Tahun
2016 dinyatakan bahwa barang milik
daerah sudah tidak berada dalam penguasaan Pengelola Barang, Pengguna
Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang disebabkan karena:
a.
penyerahan barang milik daerah;
b.
pengalihan status penggunaan barang milik daerah;
c.
pemindahtanganan atas barang milik;
d.
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada
upaya
hukum lainnya;
e.
menjalankan ketentuan
peraturan per
undang
-
undang
an
;
f.
pemusnahan; atau
g.
sebab lain.
Yang dimaksud dengan sebab lain merupakan
sebab
-
sebab yang secara normal
dipertimbangkan wajar menjadi penyebab penghapusan
, seperti
:
hilang karena
kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa, mati, dan sebagai akibat
dari
keadaan kahar (
force
majeure
)
.
12
Selanjutnya, dalam
Permendagri Nomor
19
Tahun
2016 dijelaskan bahwa
penghapusan barang milik daerah pada Pengguna Barang dilakukan
dengan
menerbitkan keputusan penghapusan oleh Pengelola Barang setelah
mendapat
persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota.
13
Sedangkan, penghapusan barang milik
daerah pada Pen
gelola Barang dilakukan dengan menerbitkan keputusan penghapusan
oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
14
Pasal 434 ayat (3)
Permendagri Nomor
19
Tahun
2016 memberikan
pengecualian
atas
ketentuan
mendapat
persetujuan
penghapusan
Gubernur/Bupati/Walikota adalah untuk barang milik daerah yang
dihapuskan karena:
a.
pengalihan status penggunaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 sampai
dengan Pasal 60;
b.
p
emindahtanganan; atau
c.
pemusnahan
.
15
11
Pasal 432 ayat (3) Permendagri Nomor 19 Tahun
2016.
12
Pasal
433 ayat (2) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
13
Pasal
434 ayat (1) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
14
Pasal
434 ayat (2) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
15
Pasal
434 ayat (3) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
6
Dalam hal barang milik daerah berupa barang persediaan,
Gubernur/Bupati/Walikota
dapat mendelegasikan persetujuan penghapusan kepada Pengelola Barang untuk
Daftar
Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengg
una.
16
Pelaksanaan atas
penghapusan barang milik daerah
pada Pengguna Barang dan atas barang milik daerah
berupa barang persediaan
dilaporkan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
.
17
3. Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Daerah
a.
Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Daerah pada
Pengguna
Barang
dan/atau Kuasa
Pengguna
Barang
Yang dimaksud dengan Pengguna Barang berdasarkan Pasal 1 angka 11
Permendagri Nomor
19
Tahun
2016 adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan barang milik daerah. Dalam Pasal 12 ayat (1) Permendagri
tersebut
dinyatakan bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan
Pengguna
Barang Milik Daerah yang berwenang dan bertanggung jawab antara l
ain
mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah.
18
Pengguna
Barang dapat melimpahkan sebagian kewenangan dan tanggung jawab kepada
Kuasa Pengguna Barang.
19
Dalam Pasal 1 angka 17 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 dinyatakan bahwa
Kuasa Peng
guna Barang Milik Daerah selanjutnya disebut sebagai Kuasa Pengguna
Barang adalah kepala unit kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang
untuk menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya
dengan
sebaik
-
baiknya.
Tata cara
pen
ghapusan
barang milik daerah
pada pengguna barang
dan/atau
kuasa pengguna barang sesuai alasa
n yang
mendasari
adalah
sebagai berikut
:
1)
Penghapusan karena Penyerahan
Barang Milik Daerah
Kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
Penghapusan
karena
penyerahan
barang
milik
daerah
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
dilakukan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang, setelah Pengelola Barang menerbitkan keputusan penghapusan barang
16
Pasal
434 ayat (4) Permen
dagri Nomor 19 Tahun 2016.
17
Pasal
434 ayat (5) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
18
Pasal 8 ayat (1) dan (2) huruf h PP Nomor 27 Tahun 2014 dan Pasal 12 ayat (1) dan
(3) huruf h Permendagri
Nomor 19 Tahun 2016.
19
Pasal 13 ayat (1) Permendagri Nomor 19 Ta
hun 2016.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
7
milik daerah, yaitu paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal Berita Acara Serah
Terima (B
AST) penyerahan kepada Gubernur/Bupati/Walikota.
20
Pengguna Barang
melaporkan penghapusan barang
milik daerah
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
dengan melampirkan:
a.
keputusan penghapusan; dan
b.
Berita
Acara
Serah
Terima
(BAST)
penyerahan
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota.
21
Berdasarkan Keputusan tersebut di atas, Pengelola barang melakukan
penyesuaian pencatatan barang milik daerah pada daftar barang milik daerah.
Perubahan
Daftar Barang Pengguna (
DBP
)
dan/atau
Daftar Barang Kuasa
Pengguna (
DBKP
)
se
bagai akibat dari penyerahan
barang milik daerah
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
harus dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan
Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.
Hal
tersebut berlaku juga terhadap p
erubahan
Daftar Barang Milik
Daerah (DBMD)
sebagai akibat dari penyerahan
barang milik daerah
dari Pengguna Barang kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
harus dicantumkan dalam
Laporan Semesteran dan
Laporan Tahunan
.
22
2)
Penghapusan Karena Pengalihan Status Penggunaan Barang Milik Daerah
Kep
ada Pengguna Barang Lain
Penghapusan karena pengalihan status penggunaan barang milik daerah
kepada
Pengguna Barang lain dilakukan
oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang,
setelah Pengelola Barang menerbitkan
keputusan penghapusan barang
milik
daerah
, yaitu
paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal Berita Acara Serah Terima
(BAST) pengalihan status penggunaan barang milik daerah
.
23
Pengguna Barang
menyampaikan laporan penghapusan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
dengan
melampirkan:
a.
keputusan penghapus
an; dan
b.
Berita Acara Serah Terima (BAST) pengalihan status penggunaan barang
milik daerah
.
20
Pasal
435 ayat (2) dan (3) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
21
Pasal
435 ayat (4) Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
22
Pasal
436 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
23
Pasal 437 ayat (2) dan (3)
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
8
Berdasarkan keputusan penghapusan tersebut di atas, Pengelola barang
melakukan penyesuaian pencatatan barang milik daerah pada daftar barang milik
daerah.
Perubahan DBP dan/atau DBKP sebagai akibat dari Penghapusan karena
p
engalihan status penggunaan
barang milik daerah
harus dicantumkan dalam
Laporan
Semesteran dan Laporan Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa
Pengguna
Barang. Demikian halnya dengan peruba
han DBMD
sebagai akibat
dari Penghapusan karena pengalihan
status penggunaan
barang milik daerah
harus dicantumkan dalam Laporan
Barang milik daerah
Semesteran
dan Laporan
Tahunan
.
24
3)
Penghapusan karena pemindahtanganan
Berdasarkan Pasal 439 Permendagri
Nomor 19 Tahun 2016, p
enghapusan
karena
pemindahtanganan atas barang milik daerah dilakukan
oleh oleh Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang,
setelah Pengelola Barang
menerbitkan
keputusan
p
enghapusan
barang milik derah, yaitu paling lama
1 (satu) bulan sej
ak
tanggal B
erita Acara Serah Terima (BAST)
.
Keputusan penghapusan tersebut
disampaikan kepada
Pengguna Barang disertai dengan:
a)
Risalah lelang dan BAST, dalam hal
p
emindahtanganan dilakukan dalam
bentuk penjualan secara lelang;
b)
BAST, dalam hal
p
emindahtan
ganan dilakukan dalam bentuk penjualan tanpa
lelang, tukar menukar, dan
p
enyertaan
m
odal
p
emerintah
d
aerah;
c)
BAST dan naskah hibah, dalam hal
p
emindahtanganan dilakukan dalam
bentuk hibah.
Pengguna
Barang
menyampaikan
laporan
penghapusan
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota dengan melampirkan:
a. k
eputusan
P
enghapusan; dan
b.
B
erita Acara Serah Terima (BAST), Risalah Lelang dan Naskah Lelang.
25
Berdasarkan
keputusan p
enghapusan tersebut, Pengelola Barang menghapuskan
barang milik daerah
dari DBM
D.
26
24
Pasal 437
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
25
Pasal 439
ayat (5)
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
26
Pasal
439 ayat (6)
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
9
Perubahan DBP dan
/atau
DBKP sebagai akibat dari
p
enghapusan karena
p
emindahtanganan harus dicantumkan dalam Laporan Barang Pengguna
atau
Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan Pengguna
Barang dan
Kuasa
Pengguna Barang. Perubahan DBMD
sebagai
akibat dari
Penghapusan
karena Pemindahtanganan harus dicantumkan dalam
la
poran
s
emesteran dan
t
ahunan
.
27
4)
Penghapusan ka
rena Adanya Putusan Pengadilan y
ang Telah
Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap dan Sudah Tidak Ada Upaya
Hukum Lainnya
Dalam Pasal 441 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 dinyatakan bahwa
penghapusan karena adanya putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya
dilakukan
oleh Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang dengan men
gajukan permohonan
penghapusan
barang milik daerah kepada Pengelola Barang yang sedikitnya memuat:
a.
pertimbangan dan alasan penghapusan; dan
b.
data barang milik daerah yang dimohonkan untuk dihapuskan, diantaranya
meliputi tahun perolehan, kode barang,
kode register, nama barang, jenis,
identitas, kondisi, lokasi, nilai buku, dan/atau nilai perolehan
.
28
Permohonan tersebut sekurang
-
kurangnya dilengkapi dengan:
a.
salinan/fotokopi putusan pengadilan yang telah dilegalisasi/disahkan oleh
pejabat
berwenang; dan
b.
fotokopi dokumen kepemilikan atau dokumen setara
.
29
Atas permohonan dimaksud, Pengelola Barang melakukan penelitian
yang
meliputi
:
a.
Penelitian data dan dokumen
barang milik daerah
;
b.
Penelitian terhadap isi putusan pengadilan terkait
barang milik daerah
sebagai
objek
putusan pengadilan, yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dan
sudah tidak ada upaya hukum lainnya; dan
27
Pasal
440
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
28
Pasal
441 ayat (2)
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
29
Pasal
441 ayat (3)
Per
mendagri
Nomor 19 Tahun 2016
.
Tulisan Hukum

Tim UJDIH BPK
Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara
12
b.
kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan Penghapusan
kepada
Gubernur/Bup
ati/Walikota.
37
Berdasarkan persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota tersebut
,
Pengguna Barang
melakukan penghapusan barang milik daerah dari Daftar Pengguna Barang
dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna dengan berdasarkan keputus
an
penghapusan Pengelola Barang yang
diterbitkan paling lama 1 (satu) bulan oleh
Pengelola Barang sejak tanggal persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota.
38
Kemudian,
Pengguna Barang melaporkan penghapusan barang milik daerah
kepada
Gubernur/Bupati/Walikota
,
dengan melampirkan keputusan penghapusan
yang dikeluarkan oleh Pengelola Barang.
Berdasarkan keputusan penghapusan
sebagaimana dimaksud
diatas
, Pengelola Barang menghapuskan barang milik
daerah dari Daftar Barang Milik Daerah
.
39
Perubahan Daftar Barang
Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna
sebagai akibat dari melaksanakan ketentuan peraturan perundang
-
undangan harus
dicantumkan dalam laporan semesteran dan laporan tahunan Pengguna Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang.
Demikian halnya dengan per
ubahan Daftar
Barang Milik Daerah juga harus dicantumkan dalam laporan semesteran dan
laporan tahunan.
40
6)
Penghapusan
Barang Milik Daerah
Karena Pemusnahan
Berdasarkan
Pasal 1 angka 45 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 yang
dimaksud dengan pemusnahan adalah
tindakan memusnahkan fisik dan/atau
kegunaan barang milik daerah
. Pemusnahan
Barang Milik Daerah dilakukan
dalam h
al
Barang Milik Daerah tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,
dan/atau tidak dapat
dipindahtangankan,
atau
terdapat alasan lain
sesuai denga
n
ketentuan peraturan perundang
-
undangan.
41
Pemusnahan dilakukan dengan cara
dibakar, dihancurkan, ditimbun, ditenggelamkan atau cara lain sesuai
dengan
ketentuan
Peraturan Perundang
-
undangan
.
42
37
Pa
sal 447 ayat (1) dan (2) Permendagri
Nomor 19 Tahun 2016.
38
Pa
sal 447 ayat (3) dan (4) Permendagri
Nomor 19 Tahun 2016.
39
Pasal 448
Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
40
Pa
sal 449 Per
mendagri Nomor 19 Tahun 2016.
41
Pasal 421 Permendagri Nomor 19 Tahun 201
6.
42
Pasal 422 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.

BAB VII
PENUTUP

Pasal 15

Peraturan Pengurus ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pontianak
Tanggal : ........ Juni 2019

PENGURUS KOPERASI SIMPAN PINJAM CU PANCUR KASIH

KETUA
SEKRETARIS

GABRIEL MARTO, S. Pd Pdt. SUCIPTO, S.Th

Anda mungkin juga menyukai