Anda di halaman 1dari 3

Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber

vitamin tersebut dalam makanan. Asam nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin.
Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD+) dan Nikotinamida Adenin
Dinukleotida Fosfat ( NADP+). Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis NAD+
dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol sebagian besar sel.Karena itu,setiap
nikotinamida dalam makanan, mula-mula mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol
nikotinat diubah menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang tmula dengan 5- fosforibosil –1-pirofosfat
( PRPP ) dan kemudian melalui adenilasi dengan ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk
koenzim NAD +. Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk NADP+.

Vitamin B3 (Niacin)

Makanan Tinggi Protein

Niacin atau vitamin B3 memiliki dua bentuk dalam makanan kita sehari-hari, yaitu nicotinamide dan
nicotinic acid [1,2]. Berbeda dengan vitamin B lainnya, niacin dapat dibentuk oleh tubuh kita sendiri dari
asam amino tryptophan (1 mg niacin dapat dibetnuk dari 60 mg tryptophan) [2]. Nah, jumlah yang biasa
terukur dalam makanan kita sehari-hari disebut dengan niacin equivalent yang diukur dari jumlah niacin
dan tryptophan dalam tubuh kita [2].

Niacin memiliki fungsi yang hampir sama dengan vitamin B2 (riboflavin), yaitu sama-sama berperan
sebagai koenzim dalam reaksi reduksi dan oksidasi [2]. Jenis koenzim yang berasal dari niacin ini adalah
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+) dan nicotinamide adenine dinucleotide phospate (NADP+)
[1,2]. Kedua koenzim ini memiliki peran dalam metabolisme energi serta pembentukan berbagai
senyawa lain dalam tubuh. NAD+ berperan dalam memecah asam lemak dan glukosa untuk
menghasilkan energi, sedangkan NADP+ dibutuhkan untuk pembentukan asam lemak, kolesterol,
hormon, bahkan DNA [1].

Fungsi Niasin

Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai koenzim pada banyak enzim
dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol ataupun mitokondria. Dengan demikian vitamin niasin
merupakan komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mengenai metabolisme
karbohidrat,lipid serta asam amino.NAD+ dan NADP+ merupakan koenzim pada banyak enzim
oksidorduktase. Enzimenzim dehidrogenase yang terikat dengan NAD mengkatalisis reaksi oksidoreduksi
dalam lintasan oksidatif misalnya siklus asam sitrat,sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat
dengan NADP ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif misalnya lintasan
pentosa fosfat.

Biosintesis

Lloyd et al. (1978) menyatakan bahwa tahun 1947, asam amino triptofan merupakan prekursor sintesis
niasin dalam tubuh. Kenyataan, sintesis niasin dapat terjadi pada usus halus dan jaringan. Brody (1945)
menambahkan bahwa pada ayarn, niasin dapat disintesis tanpa bantuan flora saluran pencemaan.
Coates et al. (1968) melaporkan bahwa niasin disintesis dari triptofan oleh mikroba di dalan caecum
ayam. Namun demikian, proses penyerapan niasin sampai di dalam usus halus (gastro-intestine) sangat
kecil, sehingga penyediaan niasin memelui sintesa mikroba bagi pertumbuhan ayam menjadi kurang
berarti. Riis (1983) dan Schumm (1993) mengungkapkan bahwa, reaksi perubahan triptofan menjadi
niasin (Gambar 2) merupakan reaksi yang mengatur laju pemutusan cincin aromatik yang dikatalisasi
oleh tripdofan oksigenase (triptofan pirohe). Kemampuan ayam untuk merubah triptofan menjadi niasin
sangat dipengaruhi oleh variasi genetik (Fisher dan Boorman, 1986). Enzim triptofan ooksigenase
mempunyai gugus prostetik porfirin mengandung besi dan dapat dibangkitkan apabila ada triptofan.
Kondisi dibawah efisiensi 100 persen molar, 1.7 mg triptofan dapat menyediakan 1 mg niasin (Lloyd et
al., 1978). Akan tetapi, dalam praktek, efisiensi tersebut tidak demikian (Parakkasi, 1983). Manusia lebih
kurang 60 mg triptofan dapat memproduksi 1 mg niasin. Sekitar 1 per 60 triptofan dalam ransum dapat
dikonversi menjadi asam nikotinik dan nicotinamide (Linder , 1992). Ratio perubahan triptofan menjadi
niasin pada ayam bervariasi, yaitu 45 : 1 (Allen et al., 1971), 50 : 1 (Lloyd et al., 1978) dan 40 : 1 (North
dan Bell, 1990).

Lloyd et al. (1978) menyatakan bahwa niasin merupakan derivat piridin, diabsorpsi dengan cara difusi
sederhana dari usus halus tanpa mengaIami perubahan. Rendahnya jumlah makanan yang dikonsumsi
(feed intake), akan mencerminkan penurun konsentrasi dari NAD clan NADP di dalam jaringan otot,
tetapi jumlah vitamin dalam darah tidak akan mengalami perubahan yang cukup besar. Niasin yang
dikonsumsi tidak disimpan di dalam tubuh, baik dalarn bentuk asam maupun amide, tetapi akan
dikeluarkan melaiui urin berupa metabolit. Pengeluaran metabolit niasin pada hewan, seperti tikus, babi,
anjing dan manusia berupa 5 - methylnicotinamide rata - rata 3 mg per hari (Linder, 1992), sedangkan
pada hewan pemakan rumput (herbivor) dikeluarkan melalui urin tanpa mengalami perubahan.
Pengluaran metabolit niasin paada unggas dalam bentuk m atau R-niwtinyl ornitin atau dinicotinyl
ornithin (Lloyd et al., 1978; Anggorodi, 1979: Scott et al., 1982).

Penyerapan asam nikotinat dan nikotinamida dari lambung dan usus berlangsung cepat (Bechgaard dan
Jespersen, 1977) dan pada konsentrasi rendah dimediasi oleh difusi terfasilitasi bergantung natrium.
Pada konsentrasi yang lebih tinggi, bersifat lebih dominan difusi pasif, dengan dosis 3 sampai 4 g niasin
hampir sepenuhnya diserap (Bechgaard dan Jespersen, 1977). Glycohydrolase dalam hati dan usus
mengkatalisis pelepasan nicotinamide dari NAD (Henderson dan Gross, 1979). Nicotinamide kemudian
diangkut ke jaringan yang akan digunakan dalam sintesis NAD bila diperlukan. Kedua bentuk vitamin
masuk sel dengan difusi sederhana, namun, kedua asam nikotinat dan nikotinamida juga masuk eritrosit
dengan difusi terfasilitasi.
Koenzim niasin, NAD dan NADP disintesis dalam semua jaringan tubuh dari asam nikotinat atau
nicotinamide. Konsentrasi jaringan NAD tampaknya diatur oleh konsentrasi nicotinamide ekstraseluler,
yang berada di bawah kendali hati dan pengaruh hormon. Hidrolisis NAD hati memungkinkan pelepasan
nicotinamide untuk transportasi ke jaringan yang tidak memiliki kemampuan untuk mensintesis NAD dan
NADP koenzim dari triptofan. Dalam hati beberapa kelebihan nicotinamide plasma diubah menjadi NAD
simpanan (yaitu, NAD tidak terikat enzim). Triptofan dan asam nikotinat juga berkontribusi terhadap
penyimpanan NAD mengikuti jalur biosintesis, melalui NAMN, yang kemudian direamidasikan ke NAD.
Dalam degradasi NAD, nicotinamide terbentuk dapat dikonversi ke NAD melalui ribonucleotide
nicotinamide. Nicotinamide dapat dideaminasi dalam saluran usus oleh mikroflora usus.

Kebutuhan niacin tubuh dipenuhi tidak hanya oleh asam nikotinat dan nicotinaminde dalam diet, tetapi
juga oleh konversi dari protein makanan yang mengandung triptofan. Kontribusi relatif dari triptofan
diperkirakan sebagai berikut: 60 mg triptofan = 1 mg niasin = 1 mg setara niacin (Horwitt et al, 1981.).
Niasin berlebih termetilasi dalam hati untuk N1-metil-nicotinamide, yang diekskresikan dalam urin
bersama dengan produk oksidasi 2 dan 4-pyridone dari N1-metil-nicotinamide. Kedua produk ekskresi
utama N1-metil nicotinamide dan pyridone turunannya (Mrochek et al., 1976). Proporsi berbeda
tergantung pada jumlah dan bentuk niacin tertelan dan status niacin individu.

Anda mungkin juga menyukai