Anda di halaman 1dari 10

PENGUJIAN ASAM AMINO SECARA KUALITATIF

Pande Putu Diah Suci Laksmi


1813081002
Prodi Kimia, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
pande.diah@undiksha.ac.id

ABSTRAK
Asam amino merupakan suatu molekul organik yang memiliki massa molekul rendah dan
termasuk kedalam suatu asam karboksilat yang memiliki gugus amino, yang mana gugus fungsi
amino ( -NH2) dan gugus karboksil ( -COOH) terikat pada atom karbon yang sama yaitu atom
karbon alfa. Gugus karboksil yang terkandung dalam asam amino memberikan sifat asam dan
gugus amina akan memberi sifat basa. Untuk membedakan antara asam amino satu dengan asam
amino yang lainnya dapat dilihat dari rantai samping ( gugus –R) yang terikat pada atom karbon
alfa yang akan memberikan asam amino memiliki sifat-sifat yang khas. Tujuan dari dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang terdapat dalam
suatu gugus amino secara kualitatif. Uji kualitatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
diantaranya adalah uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin, uji PbS dan reaksi Nitroprusida.
Masing-masing uji ini mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga dapat digunakan
untuk mengidentifikasi asam α-amino yang terkandung dalam suatu sampel. Adapun hasil yang
didapatkan pada percobaan ini adalah, larutan albumin telur yang menghasilkan hasil positif
terhadap semua uji asam amino, larutan glisin mengandung asam α-amino bebas, larutan
triptofan pada struktur senyawanya mengandung cincin indol dan asam α-amino bebas, larutan
tirosin pada struktur senyawanya mengandung gugus fenol dan asam α-amino bebas, larutan
fenilalanin yang mengandung asam α-amino bebas, larutan sistein dalam senyawanya
mengandung unsur S (Belerang) dan sampel unknown C dalam struktur senyawanya mengandung
asam α-amino bebas.

Kata kunci : uji asam amino, uji kualitatif, uji protein

ABSTRACT
Amino acid is an organic molecule that has a low molecular mass and is included in a
carboxylic acid which has an amino group, where the amino functional group (-NH2) and the
carboxyl group (-COOH) are attached to the same carbon atom, namely the carbon atom alpha.
The carboxyl groups contained in amino acids give acidic properties and the amine groups give
basic properties. To distinguish between one amino acid from another, it can be seen from the side
chain (-R group) attached to the alpha carbon atom which will give the amino acid its unique

1
properties. The purpose of this experiment is to qualitatively identify or test the functional groups
contained in an amino group. Qualitative tests that can be used to identify include the Millon test,
the Hopkins-Cole test, the Ninhydrin test, the PbS test and the Nitropruside reaction. Each of these
tests has different characteristics so that it can be used to identify α-amino acids contained in a
sample. The results obtained in this experiment are, egg albumin solution which produces positive
results on all amino acid tests, glycine solution contains free α-amino acid, tryptophan solution in
its compound structure contains indole rings and free α-amino acids, tyrosine solution on the
structure the compound contains phenol groups and free α-amino acids, phenylalanine solutions
containing free α-amino acids, cysteine solutions in the compounds contain elemental S (sulfur)
and unknown samples C in the structure of the compound contains free α-amino acids.

Keyworlds : amino acid test, qualitative test ,test protein

2
PENDAHULUAN Dari 20 jenis asam amino yang ada, 19
Kata protein berasal dari bahasa Yunani diantaranya merupakan asam α-amino,
yaitu dari kata protos atau proteos yang sedangkan satu asam amino lainnya
artinya pertama atau utama. Protein mengalami peyimpangan pada struktur
merupakan suatu biomolekul dan juga umum adalah asam amino prolin karena asam
menjadi suatu komponen utama yang penting amino ini memiliki gugus amino sekunder.
pada sel hewan dan manusia. Dalam Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
kehidupan, protein memegang peranan yang amfoterik yaitu cenderung menjadi asam
penting dalam proses kimia yang terjadi di pada larutan basa dan menjadi basa pada
dalam tubuh. Proses kimia yang terjadi di larutan asam. Prilaku ini terjadi karena asam
dalam tubuh dapat dikatakan bekerja dengan amino mampu membentuk zwitter-ion.
baik apabila terdapat suatu enzim, yang mana Zwitter-ion merupakan molekul yang
enzim merupakan suatu protein yang mempunyai gugus polar dengan muatan yang
berfungsi sebagai biokatalis. Secara kimia, berlawanan. Karena memiliki sifat zwitter-
protein merupakan suatu polimer yang terdiri ion, maka asam amino memiliki sifat
dari monomer-monomer asam α-amino senyawa ion (Redhana,2004).
(Muderawan, 2012). Asam amino dapat dibagi menjadi tiga
Asam amino merupakan suatu molekul jenis diantaranya adalah :
organik yang memiliki massa molekul rendah  Asam amino essensial
(antara 100-200 Da) dan termasuk kedalam Asam amino essensial merupakan jenis
suatu asam karboksilat yang memiliki gugus asam amino yang tidak dapat diproduksi
amino, yang mana gugus fungsi amino ( - di dalam tubuh. Contohnya adalah leusin,
NH2) dan gugus karboksil ( -COOH) terikat isoleusin, valin, lisin, triptofan, metionin,
pada atom karbon yang sama yaitu atom treonin dan fenilalanin.
karbon alfa. Untuk membedakan antara asam  Asam amino non-essensial
amino satu dengan asam amino yang lainnya Asam amino non-essensial merupakan
dapat dilihat dari rantai samping ( gugus –R) jenis asam amino yang dapat diproduksi
yang terikat pada atom karbon alfa. Dengan di dalam tubuh. Contohnya adalah asam
demikian terdapat 20 jenis asam amino aspartat, glisin, alanin dan serin.
standar dalam protein yang umum untuk  Asam amino essensial bersyarat
dijumpai (Tika, 2010). Adapun struktur Asam amino essensial bersyarat
umum dari asam amino adalah sebagai merupakan jenis asam amino non-
berikut : essensial namun pada saat tertentu yaitu
H pada saat melakukan kegiatan yang
memerlukan tenaga yang banyak
H2N C COOH menjadikan produksi dari asam amino ini
tidak akan secepat dan sebanyak yang
R diperlukan sehingga harus didapatkan
Gambar 1. Struktur umum asam amino dengan cara mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein terkait atau

3
mengkonsumsi suplemen protein. ditambahkan dengan asam kuat akan
Contohnya adalah arginin, histidin, asam menyebabkan terbentuknya cincin berwarna
glutamat, tirosin, glutamin, taurin dan ungu. Reaksi ini akan terjadi jika
ornitin. ditambahkan dengan oksidator kuat seperti
Oleh karena terdapat banyak jenis misalnya asam sulfat yang mana penambahan
asam amino, maka perlu dilakukan suatu asam sulfat inilah yang digunakan untuk
analisis untuk mengidentifikasi keberadaan memunculkan cincin berwarna ungu pada
dari suatu asam amino dalam suatu larutan sampel. Uji ini hanya bisa digunakan untuk
protein. Analisis asam amino dapat dilakukan mengidentifikasi triptofan karena hanya
dengan dua metode yaitu metode kualitatif triptofan satu satunya asam amino yang
dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan mengadung cincin indol.
untuk mengetahui keberadaan asam amino
dalam suatu protein sedangkan metode Uji Ninhidrin
kuantitatif digunakan untuk mengetahui Uji Ninhidrin merupakan uji yang umum
jumlah dari suatu asam amino dalam suatu digunakan untuk protein dan asam amino
protein (Tika, 2010). Adapun metode yang mana ninhidrin dapat mengubah asam
kualitatif yang dapat digunakan adalah : amino menjadi suatu aldehida. Suatu asam
amino bereaksi dengan ninhidrin yang akan
Uji Millon membentuk aldehida dengan memiliki satu
Uji Millon pada umumnya digunakaan atom karbon yang lebih rendah dan akan
jika suatu larutan protein mengandung asam melepaskan molekul NH3 dan CO2. Hasil
amino dengan rantai samping gugus fenolik yang positif ditandai dengan terbentuknya
seperti tirosin. Identifikasi ini dilakukan kompleks berwarna biru keunguan yang
dengan cara menambahkan reagen Millon disebabkan oleh adanya molekul ninhidrin
(larutan merkuri dan merkuro dalam asam yang ditambahkan dengan hidrindantin yang
nitrat dan asam nitrit) maka dengan cepat bereaksi dengan NH3 setelah asam amino
akan terbentuk endapan berwarna putih, jika tersebut mengalami oksidasi. Untuk satu
endapan tersebut dipanaskan, maka endapan macam asam amino, uji ini dapat dipakai
tersebut akan berubah menjadi berwarna untuk analisis kuantitatif spektrofotometri.
merah. Endapan yang terbentuk berupa Prolin dan hidroksiprolin membentuk
garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. kompleks berwarna merah dan kuning.

Uji Hopkins-Cole Uji PbS


Uji Hopkins-Cole merupakan suatu uji Belerang yang terdapat dalam suatu asam
yang digunakan untuk mengidentifikasi asam amino sistein akan dibebaskan sebagai ion
amino triptofan yang ditandai dengan sulfida dengan kehadiran NaOH. Ion sulfida
terbentuknya cincin berwarna ungu pada akan bereaksi dengan ion Pb2+ dan
sampel yang diuji. Prinsip dasar dari uji ini membentuk endapat hitam.
adalah proses kondensasi inti dari cincin
indol dengan aldehida yang mana jika

4
Reaksi Nitroprusida larutan triptofan, larutan glisin dan larutan
Protein yang mengandung gugus tirosin.
sulfidril (-SH) bebas seperti sistein akan
memberikan warna kemerahan jika PROSEDUR KERJA
direaksikan dengan natrium prusida, Uji Millon
Na2Fe(CN)5NO.2H2O dalam larutan Sebanyak 5 mL reagen Millon diteteskan
amoniak. Beberapa protein yang memberikan kedalam 3 mL larutan protein. Kemudian
hasil negatif terhadap reaksi ini ternyata campuran dipanaskan dan diamati perubahan
menjadi positif setelah dipanaskan sampai warna yang terjadi. Hal yang sama dilakukan
mengalami koagulasi atau denaturasi. Hal ini untuk larutan asam amino (tirosin,
menunjukkan proses pemanasan tersebut fenilalanin, triptofan, dan glisin) dan sampel
menghasilkan gugus sulfidril bebas. unknown C.

METODE Uji Hopkins-Cole


Adapun metode yang digunakan Sebanyak 2 mL reagen Hopkins-Cole
adalah metode kualitatif yang bertujuan ditambahkan kedalam 2 mL larutan protein.
untuk mengetahui jenis asam amino yang Kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit
terdapat dalam sampel. Metode kualitatif H2SO4 pekat sebanyak 5 mL melalui sisi
yang digunakan adalah dengan tabung. Warna yang terbentuk pada
melaksanakan uji Millon, uji Hopkins-Cole, pertemuan antara kedua cairan diamati.
uji Ninhidrin, uji PbS dan reaksi Tabung diputar secara perlahan hingga
Nitroprusida. terbentuk cincin berwarna. Hal yang sama
dilakukan untuk larutan asam amino (tirosin,
ALAT DAN BAHAN fenilalanin, triptofan, dan glisin) dan sampel
Adapun alat yang digunakan dalam unknown C.
praktikum kali ini adalah 1 rak tabung reaksi,
3 buah pipet tetes, 1 buah corong, 2 buah Uji Ninhidrin
gelah kimia 25 mL, 3 buah gelas kimia 100 Sebanyak 0,5 mL larutan ninhidrin 0,1%
mL, 1 buah pipet volume, 1 buah gelar ukur dimasukkan kedalam 3 mL larutan protein.
10 mL, 1 buah labu Erlenmeyer 100 mL, 2 Campuran kemudian dipanaskan hingga
buah spatula, 1 buah batang pengaduk, 1 mendidih. Hal yang sama dilakukan untuk
buah lampu spritus, 1 kotak korek api, 1 buah larutan asam amino (tirosin, fenilalanin,
gelas kimia 250 mL, 1 buah labu Erlenmeyer triptofan, dan glisin) dan sampel unknown C.
250 mL dan 2 buah kaca arloji, larutan
albumin telur, larutan Pb (CH3COO)2, larutan Uji PbS
sistein, sistina, reagen Millon, reagen Sebanyak 2 mL larutan NaOH dan 2 tetes
Hopkins-Cole, reagen Ninhidrin, larutan Pb-asetat ditambahkan kedalam 5 mL larutan
natrium nitropusida, larutan amoniak, asam protein. Kemudian campuran dipanaskan
sulfat pekat, aquades, larutan fenilalanin, dengan menggunakan pemanas air. Jika
positif, larutan yang semula berwarna kuning

5
akan berubah menjadi berwarna coklat dan HASIL DAN PEMBAHASAN
akhirnya berwarna hitam. Hal yang sama Hasil
juga dilakukan pada larutan sistein dan Berdasarkan pada percobaan yang
sampel unknown C. telah dilakukan yaitu diantaranya melakukan
uji Millon, uji Hopkins-Cole, uji Ninhidrin,
Reaksi Nitroprusida uji PbS dan reaksi Nitroprusida. Adapun hasil
Kristal sistein hidroklorida dilarutkan uji yang didapatkan yaitu sebagai berikut :
kedalam 5 mL aquades. Kemudian
ditambahkan dengan 0,5 mL larutan natrium
nitriprusida 1%. Selanjutnya ditambahkan
ammonium hidroksida sebanyak 0,5 mL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Identifikasi Asam Amino


Sampel Uji Uji Uji Uji Reaksi
Millo Hopkins- Ninhidrin PbS Nitropusida
n Cole
Albumin (+) (+) (+) (+) (-)
telur
Glisin (-) (-) (+) (-) (-)
Triptofan (-) (+) (+) (-) (-)
Tirosin (+) (-) (+) (-) (-)
Fenilalanin (-) (-) (+) (-) (-)
Sistein (-) (-) (-) (+) (+)
Sampel C (-) (-) (+) (-) (-)

Uji Millon gugus tirosin. Hal ini dibuktikan ketika


Uji Millon merupakan salah satu uji melakukan uji Millon pada larutan tirosin
kualitatif asam amino yang digunakan untuk juga menghasilkan larutan berwarna merah
mengidentifikasi protein yang mengandung setelah dipanaskan. Pada larutan fenilalanin,
asam amino jenis tirosin dalam suatu sampel triptofan, glisin, dan sampel C tidak
yang mana akan ditandai dengan menunjukkan adanya perubahan warna
terbentuknya kompleks berwarna setelah penambahan reagen Millon dan
merah.Pada uji ini, larutan albumin telur setelah dipanaskan. Hal tersebut disebabkan
menghasilkan cairan yang berwarna merah karena larutan-larutan tersebut tidak
setelah dipanaskan. Hal tersebut memiliki kandungan gugus fenol seperti yang
membuktikan bahwa dalam hasil percobaan terdapat pada struktur tirosin sehingga hasil
menunjukkan jika albumin telur mengandung uji yang didapatkan yaitu negatif.

6
H H O
H2 H2
HO C C COOH + HgNO3 O2N C C C

NH2 NH2 O Hg+

tirosin reagen endapan merah bata


Millon
Gambar 2. Reaksi Uji Millon
Uji Hopkins-Cole dapat membuktikan bahwa pada albumin
Uji Hopkins-Cole merupakan salah telur terdapat asam amino jenis triptofan. Hal
satu uji kualitatif asam amino yang tersebut dapat dibuktikan karena hasil uji
digunakan untuk menunjukkan adanya inti pada larutan triptofan, menghasilkan cincin
indol dari suatu asam amino dengan jenis ungu yang terbentuk diantara dua lapisan
triptofan yang mana pada uji ini ditandai ketika direaksikan dengan reagen Hopkins-
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu Cole dan penambahan asam sulfat secara
pada sampel percobaan. Pereaksi Hopkins- perlahan-lahan. Cincin ungu yang terbentuk
Cole mengandung asam glioksilat. tersebut dapat disebabkan oleh adanya cincin
Adapun prinsip dari uji Hopkins- indol yang hanya dimiliki oleh asam amino
Cole adalah terjadinya kondensasi inti indol triptofan. Cincin ungu yang tampak pada
dengan aldehida jika terdapat asam kuat yang bidang batas tabung reaksi ini merupakan
akan menyebabkan terbentuknya suatu cincin hasil kondensasi dari triptofan dengan gugus
ungu pada bidang batas. Reaksi ini hanya aldehida yang terkandung pada asam
akan terjadi jika terdapat oksidator kuat, glioksilat dalam suasana asam. Fungsi dari
seperti senyawa H2SO4. Dengan penambahan asam sulfat dalam reaksi ini
menggunakan uji Hopkins-Cole, sampel adalah berperan sebagai oksidator agar
yang mendapatkan positif adalah larutan terbentuk cincin ungu pada larutan. Reaksi
albumin telur, yang mana ditandai dengan yang terjadi adalah sebagai berikut :
terbentuknya suatu cincin ungu sehingga
H H
H H
H2
C CH COOH COOH
C O
+
NH2
C O
N N N H
H H
H H H

triptofan asam glioksilat asam2,3,4,5-tetrahidrokarbolin-4-karboksilat


Gambar 3. Reaksi Uji Hopkins-Cole
Sedangkan untuk larutan fenilalanin, karena larutan-larutan yang memberikan
glisin, tirosin, sistein dan sampel C tidak hasil negatif tersebut tidak mengandung
menunjukkan adanya perubahan warna atau cincin indol pada strukturnya seperti yang
tidak terbentuk cincin ungu setelah terkandung pada struktur asam amino
ditambahkan dengan reagen Hopkins-Cole triptofan.
dan H2SO4 pekat. Hal tersebut dapat terjadi

7
Uji Ninhidrin nantinya intensitas warnanya akan
Uji ninhidrin merupakan salah satu berbanding lurus dengan konsentrasi asam
uji kualitatif asam amino yang dapat amino yang terkandung didalamnya.
digunakan untuk mengidentifikasi asam Dari percobaan yang telah dilakukan,
amino bebas yang terkandung pada suatu didapatkan larutan yang positif yang
sampel. Asam amino bebas merupakan jenis membentuk kompleks warna ungu yaitu
asam amino yang mana gugus aminonya larutan albumin telur, glisin, triptofan,
tidak terikat. Ninhidrin adalah suatu reagen tirosin, fenilalanin dan sampel C yang
yang dapat digunakan untuk mendeteksi menandakan bahwa larutan sampel tersebut
suatu asam amino dan dapat menetapkan mengandung asam α-amino. Warna ungu
konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini yang dihasilkan oleh larutan sampel ini dapat
merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila disebabkan oleh adanya gugus karboksilat
direaksikan dengan asam amino maka akan dan gugus amino yang merupakan gugus
menghasilkan kompleks yang berwarna pokok penyusun dari suatu asam α-amino.
terutama kompleks berwarna ungu. Hanya Amoniak yang terbebaskan dari reaksi
atom nitrogen dan kompleks warna ungu reduksi ninhidrin oleh adanya asam α-amino
yang berasal dari asam amino selebihnya ini memiliki peran yang penting dalam
akan terkonvensi menjadi aldehida dan pembentukan kompleks berwarna yang
karbon dioksida. Zat warna ungu yang sama terbentuk antara ninhidrin yang tereduksi
dapat dihasilkan oleh semua asam α-amino dengan ninhidrin yang utuh. Reaksi yang
dengan gugus amino primer yang mana terjadi adalah sebagai berikut :
O O O
H
OH
+ H2N C COOH N + RCHO + CO2 + 3H2O + H+

OH R
O O -O
ninhidrin anion ungu
Gambar 4. Reaksi Uji Ninhidrin
Semakin banyak ninhidrin yang amino. Sistein merupakan jenis asam amino
digunakan pada zat uji yang dapat bereaksi, yang mengandung atom S (belerang) pada
maka akan semakin pekat warna yang molekulnya. Pada uji ini larutan albumin
ditimbulkan. Pemanasan yang dilakukan telur dan sistein menunjukkan hasil yang
pada tiap uji percobaan bertujuan agar terjadi positif ditandai dengan dihasilkannya
koagulasi protein sehingga tidak dapat larut endapan yang berwarna hitam setelah
dalam air dan terbentuknya endapan. dipanaskan dalam penangas air. Endapan
hitam tersebut dapat terbentuk karena dalam
Uji PbS proses pemanasan Pb-asetat akan bereaksi
Uji PbS merupakan salah satu uji dengan asam-asam amino tersebut dan
kualitatif untuk asam amino yang mana dapat membentuk endapan berwarna hitam yang
dilakukan untuk mengidentifikasi unsur merupakan garam PbS. Tujuan
belerang yang terdapat dalam senyawa asam ditambahkannya larutan NaOH adalah untuk

8
mendenaturasikan protein sehingga ikatan uji ini yaitu hanya larutan sistein dan
yang akan menghubungkan atom S dapat menghasilkan larutan yang berwarna merah.
terputus oleh adanya Pb-asetat sehingga Hal ini disebabkan oleh adanya gugus
terbentuk PbS, sedangkan Pb berfungsi sulfidril (-SH) bebas (sisteina) yang
sebagai donor Pb+. Adapun reaksi belerang terkandung pada sampel dan memberikan
yang terjadi adalah : warna kemerah-merahan jika direaksikan
S2+(aq) + Pb2+(aq) → PbS(s) dengan natrium prusida,
Percobaan yang dilakukan terhadap Na2Fe(CN)5NO.2H2O di dalam larutan
larutan sampel C ternyata memberikan hasil amoniak. Tujuan dari ditambahkannya
yang negatif terhadap uji PbS. Hal itu dapat larutan ammonia adalah sebagai kation
dilihat dari hasilnya tidak menghasilkan kompleks yang mana nantinya akan
endapan berwarna hitam pada sampel C menggantikan posisi Na+ sebagai kation.
setelah pemanasan, melainkan warna dari Warna merah yang dihasilkan dari reaksi
sampel tersebut tetap bening. Hal tersebut antara gugus –SH dari sistein dengan natrium
membuktikan bahwa sampel unknown C prusida dalam larutan amoniak. Hal ini
tidak mengandung unsur belerang. menunjukkan uji positif terhadap reaksi
nitroprusida.
Reaksi Nitroprusida
Dalam uji menggunakan reaksi
nitroprusida, larutan yang diidentifikasi pada

[Fe3+(CN)5NO]2- + R-SH + NH3 → NH4[Fe2+(CN)5NOSR]


mengandung gugus fenol dan asam α-amino
SIMPULAN bebas, larutan fenilalanin memberikan hasil
Berdasarkan dari hasil dan yang positif terhadap uji Ninhidrin yang
pembahasan yang tertera diatas maka dapat berarti asam amino ini mengandung asam α-
disimpulkan bahwa larutan albumin telur amino bebas, larutan sistein memberikan
menghasilkan hasil yang positif terhadap hasil yang positif terhadap uji PbS yang
semua uji asam amino yang telah diujikan, artinya senyawa ini mengandung unsur S
larutan glisin memberikan hasil yang positif (belerang) dalam strukturnya serta larutan
pada uji Ninhidrin yang berarti larutan ini sampel C memberikan hasil yang positif
mengandung asam α-amino bebas, larutan terhadap uji Ninhidrin yang artinya dalam
triptofan memberikan hasil yang positif larutan ini mengandung asam α-amino bebas.
terhadap uji Hopkins-Cole dan uji Ninhidrin
yang berarti larutan ini pada struktur UCAPAN TERIMA KASIH
senyawanya mengandung cincin indol dan Penulis mengucapkan terima kasih
asam α-amino bebas, larutan tirosin kepada dosen pengampu mata kuliah
memberikan hasil yang positif pada uji praktikum biokimia yakni Dr. I Nyoman
Millon dan uji Ninhidrin yang artinya pada Tika, M.Si dan Made Vivi Oviantari, S.Si.,
larutan ini dalam struktur senyawanya M.Si. atas bimbingan yang sudah diberikan

9
pada saat penulis melakukan perkuliahan Redhana, I Wayan. 2004. Biokimia Jilid 2.
praktikum biokimia secara daring. Jakarta: Erlangga.
Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Praktikum
DAFTAR PUSTAKA Biokimia. Singaraja: Universitas
I Wayan Muderawan, dkk. 2012. Buku Ajar Pendidikan Ganesha
Kimia Organik II. Singaraja. Universitas
Pendidikan Ganesha

10

Anda mungkin juga menyukai