Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

METEOROLOGI

PENGOLAHAN DATA SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN


OPENGRADS

OLEH:
NAMA:
SYAKIRA NURRACHMAN FADILLAH
NIM:
08051282025046
KELAS:
B

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari atmosfer, khususnya
bagian bawah, yang mana gejala cuaca dan iklim terjadi. Meteorologi merupakan
studi tentang proses dan keadaan atmosfer. Sedangkan fenomena meteorologi
berarti aktivitas cuaca yang dapat diamati dan dijelaskan dengan ilmu meteorologi.
Akivitas tersebut terikat dengan variabel yang ada di atmosfer bumi, seperti
temperatur, tekanan udara, uap air, dan gradien interaksi setiap variabel serta
bagaimana mereka berubah seiring dengan waktu (Khuzey, 2019).
Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu
iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang
gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai sifat
umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi
(Tarmizi, 2019).
Meteorologi berasal dari kata Yunani meteoros, yang artinya benda yang
ada di dalam udara dan logos yang berarti ilmu/kajian. Jadi meteorologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses dan gejala cuaca yang terjadi
di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Kajian masalah
meteorologi diperlukan dalam pembangunan irigasi, objek wisata, tempat
peristirahatan, perkebunan, perikanan, lapangan terbang, pelayaran, proyek
industri dan lain sebagainya (Khuzey, 2019).
Suhu merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang
(heat) yang terkandung dalam suatu benda. Suhu merupakan salah satu faktor
yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena dapat
mempengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangbiakan dari organisme-
organisme tersebut. Umumnya suhu air laut optimum untuk pertumbuhan
plankton di laut tropis adalah antara 25 - 32°C. Kehidupan plankton dengan suhu
air laut dalam kisaran luas disebut sebagai eurythermal, sementara mereka yang
hidup dalam rentang sempit disebut sebagai stenothermal (Tanto, 2020).
Pengukuran spektrum inframerah yang dipancarkan oleh permukaan laut
hanya dapat memberikan informasi suhu pada lapisan permukaan sampai
kedalaman tertentu. Suhu permukaan laut merupakan faktor penting bagi
kehidupan organisme di lautan, karena suhu dapat mempengaruhi sistem
metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme di laut. Suhu permukaan
laut sangat penting untuk diketahui karena peta sebaran suhu permukaan laut
dapat memberikan informasi mengenai front, Upwelling, arus, cuaca / iklim, dan
daerah tangkapan ikan (Bashit, 2020).
Secara teoritis pengaruh SPL terhadap lokasi potensial penagkapan ikan
dapat dilihat dari pengaruh fisikknya, dimana SPL dapat menyebabkan terjadinya
upwelling yang dapat membawa nutrien atau unsur hara ke permukaan dan
menjadikan kesuburan perairan meningkat sehingga menjadi area feeding zone
atau zona makan bagi ikan. SPL juga mempengaruhi metabolisme ikan secara
biologis, SPL juga mempengaruhi persebaran ikan khususnya pada ikanikan
pelagis yang memiliki swimming layer (Hadi, 2020).
Sebelum tahun 1980-an pengukuran suhu permukaan laut/SPL (sea
surface temperature/SST) dapat dilakukan dengan instrumen/alat pengukur di
sekitar pantai, kapal, dan melalui pelampung. Metode pengumpulan SST secara
otomatis pertama adalah dengan mengukur air yang mengalir melalui port input
kapal di laut. Kapal dan pelampung telah melakukan perekaman data suhu
permukaan laut diantara banyak parameter (Tanto, 2020).

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui tekhnik pengolahan data menggunakan GrADS 2.0.2.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tekhnik penentuan sebaran suhu permukaan laut
menggunakan software GrADS 2.0.2.

1.3 Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui tekhnik dalam pengolahan data
menggunakan software GrADS 2.0.2. Untuk menentukan sebaran suhu
permukaan laut.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu konsep dilingkungan kampus.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu Permukaan Laut (SPL)


Suhu Permukaan Laut (SPL) adalah suhu air yang berada di permukaan
laut diukur dari kedalaman 1 mm sampai dengan 20 m. SPL sebagai salah satu
faktor oseanografis fisika yang penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan
organisme dalam suatu perairan. SPL adalah salah satu parameter oseanografi
yang mencirikan massa air di lautan dan berhubungan dengan keadaan lapisan air
laut yang terdapat di bawahnya, sehingga dapat digunakan dalam menganalisis
fenomena yang terjadi di lautan. Untuk penentuan suhu permukaan laut dari satelit
pengukuran dilakukan dengan radiasi infra merah pada panjang gelombang 3-14
µm (Fitriani, 2020).
Suhu air laut juga dapat mempengaruhi ekosistem di wilayah pesisir, baik
terhadap kehidupan ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove, maupun
terhadap organisme yang hidup di dalam ekositem tersebut. Secara horizontal
sebaran suhu perairan sangat bergantung pada letak lintang, secara umum suhu
laut pada daerah sekitar khatulistiwa lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
sekitar lintang tinggi. Daerah-daerah yang paling banyak menerima panas dari
matahari adalah daerah pada lintang 10 LU – 10 LS, sehingga suhu air laut
tertinggi ditemukan di daerah khatulistiwa. Suhu permukaan laut di perairan
Indonesia secara umum berkisar antara 28 – 31oC (Tanto, 2020).
Secara vertikal, sebaran suhu di laut dapat dibedakan menjadi 3 yaitu,
lapisan homogen/tercampur (mix layer), lapisan termoklin, dan lapisan dasar. Peta
suhu permukaan laut sangat penting dalam ilmu oseanografi, beberapa fenomena
di laut dapat terlihat dengan menggunakan peta SPL secara global. Beberapa
kegunaan dari sebaran SPL adalah untuk fenomena upwelling dan downwelling,
pemetaan distibusi hujan salju, pemetaan banjir, analisa kelembaban tanah
regional, pendeteksian kebakaran hutan, pemantauan badai, gunung api meletus,
analisis fenomena El Nino, La Nina, IODM, sea level heigh, sea level rises,
perubahan iklim global, pergerakan arus laut (Gulf Stream), dan lain-lainnya
(Fauziah, 2020).
Suhu permukaan laut di Indonesia umumnya sekitar 28–31oC, dimana
ditemukannya fenomena upwelling terjadi, seperti Laut Banda. Kejadian
upwelling di lihat dari tingkat penurunan SPL, yaitu upwelling dikatakan terjadi
jika anomali sekitar 0.5oC dibawah suhu suhu rata-rata dan terjadi peningkatan net
primary productivity (NPP) rata-rata. SPL juga dapat melihat variasi arus laut
secara spasial dan temporal. Sebaran suhu permukaan laut juga mempengaruhi
distribusi ikan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi kehidupan biota yang ada di
suatu perairan. Suhu dapat mempengaruhi fotosintesis di laut baik secara langsung
maupun tidak langsung (Triarso, 2020).

2.2 Faktor Suhu Permukaan Laut (SPL)


Kondisi cuaca yang berubah-ubah bisa menjadi salah satu faktor nilai suhu
permukaan laut bervariasi setiap harinya. Apalagi di permukaan perairan mudah
sekali terpengaruh oleh kondisi alam sekitar misalnya terik matahari, angin, dan
hujan. Suhu air laut mengalami variasi dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi
alam yang mempengaruhi perairan tersebut. Perubahan tersebut terjadi secara
harian, musiman, tahunan maupun jangka panjang. Variasi harian terjadi terutama
pada lapisan permukaan (Fitri, 2020).
Perairan dekat pesisir memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan
perairan lepas pantai atau jauh dari pesisir. Pengaruh daratan yang kuat terhadap
suhu perairan menyebabkan perairan pantai mempunyai suhu yang lebih tinggi
dibandingkan perairan lepas pantai. Setiap jenis biota perairan mempunyai tingkat
atau toleransi suhu yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi fisik, habitat, tempat
pemijahan dan kecukupan makanan. Perubahan suhu perairan menjadi dibawah
suhu normal menyebabkan penurunan aktifitas gerakan dan aktifitas makan serta
menghambat berlangsungnya proses pemijahan. Secara umum SPL cenderung
meningkat dan diatas suhu optimum untuk penangkapan (Bukhari, 2017).
Sebaran SPL dapat dihubungkan dengan adanya pergerakan arah dan
kecepatan angin akan memperkuat pernyataan bahwa tinggi atau rendahnya nilai
SPL juga dipengaruhi oleh angin dan perubahan musim. SPL sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor meteorologi seperti penguapan, curah hujan, suhu udara,
kecepatan angin, arus permukaan dan intensitas cahaya matahari (Shabrina 2017).
Pada saat fenomena La Nina angin pasat timur di sepanjang Samudra
Pasifik menguat sehingga menyebabkan pergerakan masa air hangat ke arah
Pasifik barat. Fenomena La Nina dan IOD (-) akan terjadi jika ada penurunan nilai
SPL di Samudra Pasifik bagian timur dan Samudra Hindia bagian barat.
Fenomena tersebut menimbulkan tekanan udara yang tinggi diiringi dengan
pergerakan angin dari Samudra Pasifik bagian timur menuju Samudra Pasifik
bagian barat serta dari Samudra Hindia bagian barat yang menyebabkan
meningkatnya SPL di perairan sekitar Pulau Jawa (Jatisworo, 2020).

2.3 OpenGrads
The Grid Analysis and Display System (GrADS) merupakan software
interaktif yang digunakan untuk memanipulasi dan visualisasi data sains
kebumian secara mudah. GrADS merupakan software yang direkomendasikan
oleh World Meteorological Organization (WMO) untuk menggambarkan
parameter-parameter meteorologi dalam bentuk spasial. Format data yang bisa
digunakan dalam GrADS adalah biner biasa, netCDF dan HDF-SDS
(Hierarchical Data Format –Science Data Format) (Pandia, 2019).
Software ini digunakan untuk mengekstrak data, mengkompilasi data
hourly menjadi harian, bulanan bahkan klimatologis dan untuk menampilkan
sebaran spasial data. Perangkat lunak GrADS lebih mudah dioperasikan untuk
analisis sederhana data geosains. Media visual dapat memvisualisasikan setiap
langkah proses fenomena alam yang terkait dengan konsep ESS. Analisis data
autentik dengan menggunakan GrADS (Wulan, 2018).
Data autentik geosains dapat dianalisis menggunakan Grid Analysis and
Display System (GrADS) untuk menampilkan kondisi Indonesia yang sebenarnya.
Penanaman aspek spiritual dilakukan dengan menggali nilai konsep atmosfer
bumi. Animasi harus digunakan untuk mendukung proses pembelajaran secara
efektif. Kompilasi animasi dan visualisasi dari GrADS mampu menjelaskan
konsep dan memunculkan kondisi nyata dari radiasi matahari yang masuk ke
atmosfer Indonesia (Suhandi, 2018).
Hasil analisis data otentik dengan menggunakan GrADS dalam kegiatan
pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang berbeda tentang kondisi
nyata radiasi matahari di atmosfer Indonesia. Visualisasi termasuk animasi,
gambar, grafik, dan tampilan dari GrADS memfasilitasi pemikiran tingkat tinggi.
Animasi yang digunakan berpotensi memberikan situasi dinamis suatu objek
terutama objek yang tidak dapat diamati (Johan, 2018).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Meteorologi ini dilaksanakan secara virtual pada hari rabu
tanggal 20 Oktober 2021 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.
Bertempat di Jalan Sukatani 1, komplek griya bukit sukatani blok A-2 RSS. RT
24 RW 08, kelurahan Sukamaju, kecamatan Sako, Palembang, Sumatera Selatan
(-2,9307511, 104,7658620).

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu:
No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Laptop/Komputer Untuk mengoprasikan data
2. ECMWF (European Centrefor Untuk memperoleh data meteorologi
Medium Range Weather
Forecast)
3. OpenGrADS Software untuk mengolah data SPL

3.3 Cara Kerja


Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini, yaitu:
Buka folder OpenGrADS, lalu pada folder tersebut, buka folder Contents, lalu
buka folder Resources, lalu buka folder Scripts.

Pilih data dengan nama Basemap, lalu klik kanan, pilih open with, dan pilih
WordPad.

Akan muncul tampilan data Basemap pada WordPad.

Pada bagian * Set the polygon data files pada if type L dan if type O, tambahkan
D:\script\.

Save data Basemap pada WordPad. Atau klik ctrl+S.

Download data Sea Surface Temperature di ECMWF, sesuaikan dengan
koordinat wilayah yang dikaji, lalu Retrieve now.

Download data suhu permukaan laut dalam format .nc.

Buka software OpenGrADS, lalu enter 1 kali, maka akan muncul GrADS
2.0.2.oga.1.

Ketik sdfopen, lalu spasi, lalu drag data suhu permukaan laut yang sudah di
download tadi dengan format .nc. Lalu klik enter.

Ketik q file, untuk mengetahui informasi data yang di open, lalu klik enter.

Ketik set lon, lalu spasi, dan tambahkan longitude yang sudah terdapat di
deskripsi saat data di open. Lalu klik enter.

Ketik set lat, lalu spasi, dan tambahkan latitude yang sudah terdapat di
deskripsi saat data di open. Lalu klik enter.

Ketik set gxout shaded, untuk menghilangkan garis-garis pada peta SPL. Lalu
klik enter.

Ketik set mpdset hires, untuk menjernihkan tampilan peta SPL. Lalu klik enter.

Ketik set csmooth on, untuk memperhalus tampilan peta SPL. Lalu klik enter.

Selanjutnya, ketik d sst -273, untuk menampilkan sebaran suhu permukaan laut
di GrADS 2.0.2.oga.1. Lalu klik enter.

Ketik cbarn, untuk menampilkan skala legenda dari warna sebaran suhu. Lalu
klik enter.

Ketik draw xlab Temperature (C), untuk keterangan legenda, yang artinya
dalam suhu satuan Celcius. Lalu klik enter.

Ketik draw title, dan tambahkan title sesuai dengan data suhu permukaan
daerah, misalnya SPL Pulau Buru Januari 2018. Lalu klik enter.

Simpan file dengan cara ketik printim d:\namafile.png. Lalu klik enter.

Data visualisasi SPL akan tersimpan dalam format .png.
3.4 Analisa data
1. Buka folder OpenGrADS, lalu pada folder tersebut, buka folder Contents,
lalu buka folder Resources, lalu buka folder Scripts.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

2. Pilih data dengan nama Basemap, lalu klik kanan, pilih open with, dan pilih
WordPad.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

3. Akan muncul tampilan data Basemap pada WordPad.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046
4. Pada bagian * Set the polygon data files pada if type L dan if type O,
tambahkan D:\script\.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

5. Save data Basemap pada WordPad.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

6. Download data Sea Surface Temperature di ECMWF, sesuaikan dengan


koordinat wilayah yang dikaji, lalu Retrieve now.

Syakira Nurrachman Fadllah


08051282025046
7. Download data suhu permukaan laut dalam format .nc.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

8. Buka software OpenGrADS, lalu enter 1 kali, maka akan muncul GrADS
2.0.2.oga.1.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

9. Ketik sdfopen, lalu spasi, lalu drag data suhu permukaan laut yang sudah di
download tadi dengan format .nc. Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046
10. Ketik q file, untuk mengetahui informasi data yang di open, lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

11. Ketik set lon, lalu spasi, dan tambahkan longitude yang sudah terdapat di
deskripsi saat data di open. Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

12. Ketik set lat, lalu spasi, dan tambahkan latitude yang sudah terdapat di
deskripsi saat data di open. Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046
13. Ketik set gxout shaded, untuk menghilangkan garis-garis pada peta SPL.
Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

14. Ketik set mpdset hires, untuk menjernihkan tampilan peta SPL. Lalu klik
enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

15. Ketik set csmooth on, untuk memperhalus tampilan peta SPL. Lalu klik
enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046
16. Selanjutnya, ketik d sst -273, untuk menampilkan sebaran suhu permukaan
laut di GrADS 2.0.2.oga.1. Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

17. Ketik cbarn, untuk menampilkan skala legenda dari warna sebaran suhu.
Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

18. Ketik draw xlab Temperature (C), untuk keterangan legenda, yang artinya
dalam suhu satuan Celcius. Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046
19. Ketik draw title, dan tambahkan title sesuai dengan data suhu permukaan
daerah, misalnya SPL Sulawesi Utara Januari 2018. Lalu klik enter.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046

20. Simpan file dengan cara ketik printim d:\namafile.png. Lalu klik enter. Data
visualisasi SPL akan tersimpan dalam format .png.

Syakira Nurrachman Fadillah


08051282025046
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bulan Januari

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Januari 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 29,1˚C - 29,7˚C. Sedangkan suhu paling tinggi
berkisar pada 30,3˚C. Di bagian tengah memiliki suhu tertinggi, kondisi ini
memberi kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan pertumbuhan awan-
awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut rendah mengakibatkan penguapan
air laut sangat kecil kemungkinan terjadi sehingga pembentukan awan-awan
Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini disebabkan labilitas
udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah sehingga perkembangan awan
terhambat atau tidak terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan sangat tinggi karena
mencapai 30,3˚C ke atas. Sulawesi Utara pada bulan Januari 2018 juga memiliki
suhu lain yaitu berkisar 29,7˚C - 30,3˚C dengan kondisi suhu cukup tinggi, 29,1˚C
- 29,7˚C dengan kondisi suhu yang normal. Suhu 29,7˚C - 30,3˚C memiliki
sebaran yang cukup luas di Sulawesi Utara pada bulan Januari 2018. Sedangkan
suhu normalnya yaitu 29,1˚C - 29,4˚C memiliki sebaran yang sempit.
4.2 Bulan Februari

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Februari 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 28,4˚C - 28,6˚C. Sedangkan suhu paling tinggi
berkisar pada 30,2˚C. Di bagian tengah memiliki suhu tertinggi, kondisi ini
memberi kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan pertumbuhan awan-
awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut rendah mengakibatkan penguapan
air laut sangat kecil kemungkinan terjadi sehingga pembentukan awan-awan
Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini disebabkan labilitas
udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah sehingga perkembangan awan
terhambat atau tidak terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan sangat tinggi karena
mencapai 30,2˚C. Sulawesi Utara pada bulan Februari 2018 juga memiliki suhu
lain yaitu berkisar 29,8˚C - 30˚C dengan kondisi suhu cukup tinggi, 29˚C - 29,8˚C
dengan kondisi suhu yang normal, 28,4˚C - 29˚C dengan kondisi suhu yang
rendah. Suhu 29˚C - 29,8˚C memiliki sebaran yang cukup luas di Sulawesi Utara.
Sedangkan suhu tingginya yaitu 30,2˚C memiliki sebaran yang sempit.
4.3 Bulan Maret

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Maret 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 28,5˚C - 28,8˚C. Sedangkan suhu paling tinggi
berkisar pada 30,3˚C ke atas. Di bagian tengah memiliki suhu tertinggi, kondisi
ini memberi kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan pertumbuhan awan-
awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut rendah mengakibatkan penguapan
air laut sangat kecil kemungkinan terjadi sehingga pembentukan awan-awan
Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini disebabkan labilitas
udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah sehingga perkembangan awan
terhambat atau tidak terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan sangat tinggi karena
mencapai 30,3˚C. Sulawesi Utara pada bulan Maret 2018 juga memiliki suhu lain
yaitu berkisar 29,7˚C - 30,3˚C dengan kondisi suhu cukup tinggi, 29,1˚C - 29,7˚C
dengan kondisi suhu yang normal, 29,1˚C - 29˚C dengan kondisi suhu yang
rendah. Suhu normal memiliki sebaran yang cukup luas di Sulawesi Utara. Suhu
tingginya terbagi menjadi 2 titik. Sedangkan suhu rendahnya yaitu 28,5˚C -
28,8˚C memiliki sebaran yang sempit.
4.4 Bulan April

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan April 2018, suhu rata-rata permukaan air paling rendah
berada pada kisaran 28,2˚C - 28,6˚C. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar pada
30˚C. Di bagian tengah memiliki suhu tertinggi, kondisi ini memberi kontribusi
uap air yang cukup dan meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan
suhu permukaan laut rendah mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil
kemungkinan terjadi sehingga pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan
terhambat bahkan tidak ada, hal ini disebabkan labilitas udara atau gerakan
vertikal ke atas relatif rendah sehingga perkembangan awan terhambat atau tidak
terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan normal karena
dominan berkisar pada 29,2˚C - 29,8˚C. Sulawesi Utara pada bulan April 2018
juga memiliki suhu lain yaitu berkisar 28,8˚C - 29,2˚C dengan kondisi suhu
normal, 28,4˚C - 28,8˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu normal berkisar
29,2˚C - 29,8˚C memiliki sebaran yang sangat luas di Sulawesi Utara. Suhu
tingginya sangat sempit. Sedangkan suhu rendahnya yaitu 28,4˚C - 28,6˚C
memiliki sebaran yang sempit.
4.5 Bulan Mei

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Mei 2018, suhu rata-rata permukaan air paling rendah
berada pada kisaran 28,8˚C - 29,4˚C. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar pada
30˚C ke atas. Di bagian tengah memiliki suhu cukup tinggi, kondisi ini memberi
kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan.
Sedangkan suhu permukaan laut rendah mengakibatkan penguapan air laut sangat
kecil kemungkinan terjadi sehingga pembentukan awan-awan Cumulonimbus
akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini disebabkan labilitas udara atau gerakan
vertikal ke atas relatif rendah sehingga perkembangan awan terhambat atau tidak
terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan cukup tinggi karena
dominan berkisar pada 29,4˚C - 29,7˚C. Sulawesi Utara pada bulan Mei 2018 juga
memiliki suhu lain yaitu berkisar 28,8˚C - 29,4˚C dengan kondisi suhu normal.
Suhu tinggi berkisar 29,4˚C - 29,7˚C memiliki sebaran yang sangat luas di
Sulawesi Utara. Suhu tingginya terbagi menjadi 2 titik dan menjauh dari titik
tengah. Sedangkan suhu normalnya yaitu 28,8˚C - 29,4˚C memiliki sebaran yang
sempit.
4.6 Bulan Juni

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Juni 2018, suhu rata-rata permukaan air paling rendah
berada pada kisaran 27,6˚C ke bawah. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar pada
29,7˚C. Di bagian tengah memiliki suhu normal yang berkisar 28,5˚C - 29,1˚C,
Suhu tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan
pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut rendah
mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi sehingga
pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini
disebabkan labilitas udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah sehingga
perkembangan awan terhambat atau tidak terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan normal karena
dominan berkisar pada 28,5˚C - 29,1˚C. Sulawesi Utara pada bulan Juni 2018 juga
memiliki suhu lain yaitu berkisar 29,1˚C - 29,7˚C dengan kondisi suhu cukup
tinggi, 27,6˚C - 28,5˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu normal berkisar
28,5˚C - 29,1˚C dan juga suhu rendahnya memiliki sebaran yang sangat luas di
Sulawesi Utara.
4.7 Bulan Juli

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Juli 2018, suhu rata-rata permukaan air paling rendah
berada pada kisaran 27˚C ke bawah. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar pada
29˚C. Di bagian tengah memiliki suhu normal yang berkisar 28˚C - 29˚C, Suhu
tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan pertumbuhan
awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut rendah mengakibatkan
penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi sehingga pembentukan awan-
awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini disebabkan labilitas
udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah sehingga perkembangan awan
terhambat atau tidak terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan rendah karena dominan
berkisar pada 27˚C - 28,5˚C. Sulawesi Utara pada bulan Juli 2018 juga memiliki
suhu lain yaitu berkisar 27˚C - 28˚C dengan kondisi suhu cukup rendah, 27˚C -
27,5˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu normal dan rendah memiliki
sebaran yang sangat luas di Sulawesi Utara pada bulan Juli 2018.
4.8 Bulan Agustus

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 26,7˚C - 27˚C ke bawah. Sedangkan suhu paling
tinggi berkisar pada 28,8˚C. Di bagian tengah memiliki suhu normal yang berkisar
27,6˚C - 28,2˚C, Suhu tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan
meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut
rendah mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi
sehingga pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak
ada, hal ini disebabkan labilitas udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah
sehingga perkembangan awan terhambat atau tidak terbentuk awan
Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan normal karena
dominan berkisar pada 27˚C - 28,5˚C. Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2018
juga memiliki suhu lain yaitu berkisar 27,9˚C - 28,5˚C dengan kondisi suhu
normal, 26,7˚C - 27,6˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu normal dan
memiliki sebaran yang sangat luas di Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2018.
4.9 Bulan September

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan September 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 27˚C - 27,3˚C. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar
pada 28,8˚C - 29,1˚C. Di bagian tengah memiliki suhu normal yang berkisar
27,6˚C - 28,2˚C, Suhu tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan
meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut
rendah mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi
sehingga pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak
ada, hal ini disebabkan labilitas udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah
sehingga perkembangan awan terhambat atau tidak terbentuk awan
Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan rendah karena dominan
berkisar pada 27,6˚C - 28,2˚C. Sulawesi Utara pada bulan September 2018 juga
memiliki suhu lain yaitu berkisar 28,2˚C - 29,1˚C dengan kondisi suhu normal,
27˚C - 27,6˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu normal dan rendah
memiliki sebaran yang sangat luas di Sulawesi Utara pada bulan September 2018.
4.10 Bulan Oktober

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 27˚C - 27,3˚C. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar
pada 28,5˚C - 28,8˚C. Di bagian tengah memiliki suhu normal yang berkisar
27,9˚C - 28,5˚C, Suhu tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan
meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut
rendah mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi
sehingga pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak
ada, hal ini disebabkan labilitas udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah
sehingga perkembangan awan terhambat atau tidak terbentuk awan
Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan rendah karena dominan
berkisar pada 27,3˚C - 28,5˚C. Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2018 juga
memiliki suhu lain yaitu berkisar 28,2˚C - 28,5˚C dengan kondisi suhu normal,
27˚C - 27,6˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu normal ini memiliki
sebaran yang sangat luas, dan suhu tertingginya memiliki sebaran yang sangat
kecil di Sulawesi Utara pada bulan Oktober 2018.
4.11 Bulan November

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan November 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 28˚C ke bawah. Sedangkan suhu paling tinggi berkisar
pada 29,8˚C - 30˚C. Di bagian tengah memiliki suhu normal yang berkisar 28,8˚C
- 29,6˚C, Suhu tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan meningkatkan
pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut rendah
mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi sehingga
pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak ada, hal ini
disebabkan labilitas udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah sehingga
perkembangan awan terhambat atau tidak terbentuk awan Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan normal karena
dominan berkisar pada 28,8˚C - 29,6˚C. Sulawesi Utara pada bulan November
2018 juga memiliki suhu lain yaitu berkisar 29,4˚C - 29,6˚C dengan kondisi suhu
sedikit lebih tinggi, 28,2˚C - 28,8˚C dengan kondisi suhu yang rendah. Suhu
normalnya memiliki sebaran yang sangat luas di Sulawesi Utara pada bulan
November 2018.
4.12 Bulan Desember

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa suhu permukaan laut di
Sulawesi Utara pada bulan Desember 2018, suhu rata-rata permukaan air paling
rendah berada pada kisaran 28,5˚C - 28,8˚C. Sedangkan suhu paling tinggi
berkisar pada 30,3˚C ke atas. Di bagian tengah memiliki suhu tinggi yang berkisar
29,7˚C - 30˚C, Suhu tinggi memiliki kontribusi uap air yang cukup dan
meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan. Sedangkan suhu permukaan laut
rendah mengakibatkan penguapan air laut sangat kecil kemungkinan terjadi
sehingga pembentukan awan-awan Cumulonimbus akan terhambat bahkan tidak
ada, hal ini disebabkan labilitas udara atau gerakan vertikal ke atas relatif rendah
sehingga perkembangan awan terhambat atau tidak terbentuk awan
Cumulonimbus.
Pada bulan ini suhu permukaan air dapat dikatakan cukup tinggi karena
dominan berkisar pada 29,7˚C - 30˚C. Sulawesi Utara pada bulan Desember 2018
juga memiliki suhu lain yaitu berkisar 29,1˚C - 29,7˚C dengan kondisi suhu
sedikit normal, 28,5˚C - 29,1˚C dengan kondisi suhu sedikit lebih rendah. Suhu
tingginya normalnya memiliki sebaran yang cukup luas, dan suhu normalnya
menyebar luas keluar di Sulawesi Utara pada bulan Desember 2018.
V KESIMPULAN

1. Penentuan suhu permukaan laut ini menggunakan perangkat lunak GrADS


2.0,2.
2. Kondisi permukaan laut yang hangat akan memberi kontribusi uap air yang
cukup dan meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan.
3. Suhu tertinggi di Sulawesi Utara pada tahun 2018 adalah 30,3˚C.
4. Rata-rata suhu normal di Sulawesi Utara pada tahun 2018 adalah 28,8˚C -
29,6˚C.
5. Rata-rata suhu rendah di Sulawesi Utara pada tahun 2018 adalah 27˚C - 28,5˚C.
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, Adi W, Kurniawan. 2017. Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan


Tenggiri Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di
Perairan Bangka. Jurnal Perikanan Tangkap., Vol. 1(3).

Fauziah A N, Triarso I, Fitri A D P. 2020. Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan


Tongkol Dengan Teknologi Penginderaan Jauh Berdasarkan Parameter
Klorofil-A dan Suhu Permukaan Laut Di Perairan Natuna. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology., Vol. 9(1):
35-44.

Fitriani N, Bashit N, Hadi F. 2020. Analisis Pemetaan Daerah Potensial


Penangkapan Ikan (Fishing Ground) Dengan Menggunakan Citra Satelit
Terra Modis dan Parameter Oseanografi. Jurnal Geodesi Undip., Vol.
10(1).

Jatisworo D, Kusuma D W, Sukresno B, Hanintyo R. 2020. Analisis Spasio-


Temporal Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Berdasarkan Data Satelit Modis Aqua: Studi Kasus Di WPP 573
Dan WPP 715. Majalah Ilmiah Globë., Vol. 22(2): 101-112.

Johan H, Suhandi A, Wulan A R, Sipriyadi. 2018. Grid Analysis Display System


(GrADS) and Multi Modus Visualization in Earth Science Learning
Mastery and Spiritual Aspect to Enhance Concept. Journal of Turkish
Science Education., Vol. 15(1): 109-127.

Khuzey, Tarmizi. 2019. Pengaruh Aspek Astronomi Terhadap Terjadinya


Perubahan Cuaca dan Iklim Berdasarkan Pengamatan Badan
Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Kelas 1 Bandung. Karya Tulis.
Pandia F S, Sasmito B, Sukmono A. 2019. Analisis Pengaruh Angin Monsun
Terhadap Perubahan Curah Hujan Dengan Penginderaan Jauh (Studi
Kasus: Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Geodesi Undip., Vol. 8(1): 278-283.
Shabrina N N, Sunarto, Hamdani H. 2017. Penentuan Daerah Penangkapan Ikan
Tongkol Berdasarkan Pendekatan Distribusi Suhu Permukaan Laut dan
Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Utara Indramayu Jawa Barat. Jurnal
Perikanan dan Kelautan., Vol. VIII (1): 139-145

Tanto T A. 2020. Deteksi Suhu Permukaan Laut (Spl) Menggunakan Satelit.


Jurnal Kelautan., Vol. 13(2): 126-142.

Anda mungkin juga menyukai