Anda di halaman 1dari 33

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
KONSTRUKSI STRUKTUR BANGUNAN SPALD-T

BAB 1 UMUM
1.1 Acuan Pekerjaan
1.2
BAB 2 PEKERJAAN PERSIAPAN
BAB 3 PEKERJAAN TANAH
BAB 4 PEKERJAAN STRUKTUR
1.1 Umum
(1) Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen,
air dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras
menurut bentuk yang diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang
padat, keras dan tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi balk yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi
jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan,
yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga
antara agregat-kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air
entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan
Kontrak khusus.

(2) Peraturan (Code) Beton


Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia - PBI tahun 1971 atau
perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan
beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan
AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.
(3) Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 2.1.1
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis

TABEL 2.1.1 - KELAS-KELAS BETON

(4) Toleransi

a. Toleransi dimensi.

 Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 4 meter + 5 mm


 Struktur dengan panjang lebih dari 4 meter + 15 mm
 Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol

 Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm


b. Toleransi posisi (dad titik acuan ) + 10 mm

c. Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding- + 10 mm


dinding
d. Toleransi ketinggian permukaan + 10 mm

e. Toleransi untuk selimut beton di atas baja tulangan


 Sampai 5 cm atau lebih 0 dan ± 5 mm
 Selimut dari 5 cm sampai 10 cm ± 10 mm

(5) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian
yang menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menyerahkan gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan
pada pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum
pencampuran atau pengecoran beton.

(6) Penyimpanan bahan-bahan


a. Agregat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan
rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan
semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu kadaluwarsa
penyimpanan semen beton konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen
yang sudah mengeras, tidak diizinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan
konstruksi.
Spesifikasi Teknis

b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus


dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan
untuk bahanbahan yang harus dipakai dilapangan, harus memenuhi
persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karakteristik bahan-
bahan (NI-3) danspesifikasi penyimpanan bahan- bahan (PBI 1971, pasal 3.9)

(7) Kondisi Cuaca


Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus
dilakukan pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu,
kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
melindungi campuran beton terhadap hujan, dan Direksi Teknik harus
menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau
ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan
beton yang ditolak karena hujan.

(8) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan


a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai
toleransi (kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir
permukaan, harus diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan dapat
meliputi:
 Perubahan dalam perbandingan campuran
 Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
 Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya
ternyata tidak memuaskan.
b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik
mengenai mutu pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta
Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat
penilaian mutu yang benar.

7.1.Bahan
(1) Semen
Spesifikasi Teknis

a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu
jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85:
Tipe I : Pemakaian umum - tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat
(sedang)
Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah
Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat
yang tinggi
b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada
pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2) Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan
organik. Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air
yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan
Pengujian AASHTO T26).

(3) Agregat
a. Persyaratan Umum
i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar
danhalus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai
alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus
dicuci.
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada
Tabel 2.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel
2.1.3.
iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan. (acuan)
iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
v. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan
jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian
Spesifikasi Teknis

kandungan organik menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21.


Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
vi. Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 2.1.2.berikut
ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak,
apabila kontraktor dapat menunjukkan
(berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton yang
memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.

TABEL 2.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT


UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOWS BERDASARKAN BERAT
STANDAR IMPERIAL AGREGAT PILIHAN AGREGAT KASAR
(mm) (inches) HALUS
50 2 100
37 11/2 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 3/4 35 - 70 - 90 - 100 100
13 1/2 - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
4,75 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 #16 45-80 - - -
0,3 #50 10 –30
0,15 # 100 2-10

c. Syarat-Syarat Mutu Agregat


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang
diberikan pada Tabel 2.1.3 di bawah.
TABEL 2.1.3 SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT
URAIAN BATAS PENGUJIAN

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) 40% -
Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 12% 10%
5 putara
Spesifikasi Teknis

Prosentase gumpalan lempung dan partikel 2% 0.5%


Serpih
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm 1% 3%
(#

(4) Filler (bahan pengisi) sambungan


a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M 173 -jenis Elastis dituangkan panas.
b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus
memenuhi persyaratan AASHTO - M153. Filler Bentuk Karet Spons (bunga karang)
danFiller Gabus Sambungan Muai.

1.3 Perencanaan Campuran Beton


(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)
Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan-perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan
menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus sesuai dengan
batasan yang diberikan pada Tabel 2.1.4. Gradasi dan ukuran maksimum agregat
harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 2.1.2.
TABEL 2.1.4 - PERBANDINGAN (PROPORSI) DISAIN CAMPURAN BETON
(BERDASARKAN BERAT)
BERAT UKURAN AGREGAT MAX. PERBANDINGAN AIR/ SEMEN
SEMEN YANG DISARANKAN (mm) OPTIMUM
KELAS
TOTAL
BETON PERBANDIN DNG. BERAT
Kg/m3
KELAS A KELAS B GAN (RATIO) Kg/m2
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K125 250 50.0 25.0 0.52 130
B I/O 225 50.0 37.5 0.60 135

K 225 400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210


(didalam air)
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh
persyaratan kekuatan yang ditetapkan
Spesifikasi Teknis

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)


Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik
secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu
kombinasi berat dan volume. Tindakan- pencegahan berikut ini harus dilakukan :
a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.
b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak
ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan
secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat
lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.
c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume
tambahan pasir yang mengembang Narena kadar air.
i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% ber- dasarkan
volume dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk
kadar air.
Kondisi Pasir Kandungan Air
Pasir amat basah 100-130 kg/m3
Pasir basah sedang 60 - 65 Kg/m3
Pasir lembab 30 - 35 Kg/m3

ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus
dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.
d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang
sesuai.
e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran
berikut, yang diberikan pada Tabel 2.1.5.
TABEL PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-PEKERJAAN
KECIL (BERDASARKAN VOLUME)
CAMPURAN VOLUME UNTUK 200 KG BETON KELAS
NOMINAL PEKERJAAN
SEMEN PASIR (M3) AGREGAT AIR (LITER)
(DENGAN
(40 KG) KASAR
VOLUME
KANTONG (m3)
BAHAN - LEMBAB KERING PASIR PASIR
KERING) LEMBAB KERING
Spesifikasi Teknis

1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 Gelagar, pelat


1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 lantai,
1:2, 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 kolom-beton
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 bertulang
Pelat-lantai beton
ber
tulang dan beton
tanpa
tulang '
Beton massa,
dinding
Penahan dan
Catatan : Semen 40 kg bervolume 0,035 KM3

(3) Campuran Percobaan


Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan
akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam
Tabel 2.1.6.
(4) Persyaratan Sifat-sifat Campuran
a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 2.1.6 di
bawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan
dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam
spesifikasi ini.

TABEL PERSYARATAN SWAT CAMPURAN BETON

SlLUMP DIIZINKAN
.KELAS (mm)
BETON
SILINDER
KUBUS 15 CM
15 CM x 30 CM DIGETAR TANPA
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI DIGETAR
K 400 40- 60 -
K 350 225 350 190 290 40- 60 -
K 275 175 275 145 230 40- 60 -
K 225 145 225 120 185 40- 60 -
K 175 110 175 90 145 40- 60 50 - 80
K 125 80 125 65 100 - 40 - 100
Spesifikasi Teknis

K 225 145 225 120 185 - 75 - 175


(dlm. air)
Catatan : Untuk pengujian kekuatan yang dilakukan dengan contoh uji silender,
persyaratan kekuatan harus diturunkan sekitar 83% dari dinas kubus

b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai


dengan Tabel 2.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump
minimum yang diberikan pada Tabel 2.1.7.
TABEL SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL
KEKUATAN TEKAN MINIMUM SLUMP YANG
CAMPURAN Kg/cm2 DIIZINKAN (mm)
NOMINAL KUBUS 15 CM SILINDER (TANPA GETAR)
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 - 100
1: 2,5: 5 90 125 75 100 40 - 100
1:3:6 - - - - -

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap
di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali
Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk
pekerjaan dengan kelas rendah.
d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang
ditentukan, Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan
bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan
Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang
diberikan pada Tabel 2.1.6 dan 2.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab
2.1.1 (8).
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena
kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik,
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih
Spesifikasi Teknis

lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.


(5) Penyesuaian Campuran
a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang
dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan- perbandingan
yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan
perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang
diperlukan, asalkan kandungan semen yang ditunjukan menurut calon
aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan
pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk
meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada
persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan di bawah.

b. Penyesuaian Kekuatan
i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan o,leh Direksi
Teknik.
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah
tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan- bahan baru yang akan digunakan
sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan
telah diusulkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan pengujian
campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
c. Bahan Campuran Tambahan (additive)
i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah
Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis
serta volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi
Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji


dalam campuran percobaan sebelum pemakaian penuh dalam
pekerjaan di lapangan.
2.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan
Spesifikasi Teknis

(1) Pencampuran Beton di Lapangan


a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan
dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran
yang akan menjamin suatu campuran yang merata/homogen.
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi
Teknik, pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan
air dan satu sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas 3/4 m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 1/2 m3
campuran beton.
iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuatildiisi dengan agregat
yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang
pendek sebelum ditambah air.
iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur
tersebut harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan Tangan


Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan
sebuah pencampur mesin (mixer), Direksi Teknik dapat menyetujui
pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini :
i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas)
yang keras bersih dan kedap air.
Urutan pencampuran haruslah :
Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan dengan
alat takaran kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.
 Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen
tersebut.
 Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-
bahan tersebut bercampur menyeluruh.
 Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop
sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan
Spesifikasi Teknis

yang merata.

(2) Penyiapan Lapangan


a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua
pemasangan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik.
Bahan-bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan
dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.
b. Semua penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di-
cor.
c. Semua acuan, penulangandan sarana-sarana pelengkap lainnya harus
ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah
penggeseran.
(3) Acuan/Cetakan
Acuan/cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis
danletak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi
persyaratan berikut.
i. Acuan/cetakan pabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras
beton. Permukaan sebelah
ii. dalam dari acuan/cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-
bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh atau
diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.
iii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk
permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut
dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan
(expose).
iv. M. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga
dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut.
v. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut, klemp atau sarana lain
yang akan digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya
acuan selama pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat
Spesifikasi Teknis

sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa merusak permukaan beton jadi


(selesai).
vi. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah
dapat digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton
tersebut akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan
dasarnya dirapihkan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
vii. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran
(4) Menangkut dan Menempatkan Beton
a. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat
pengecoran harus dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk
mencegah segregasi dankehilangan bahan-bahan (air, semen, atau agregat)
b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang
miring harus disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang
dan kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.
c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan
pekerjaan persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk
keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24
jam sebelumnya.
d. Beton harus dicampur dan di-cor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60
menit, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi
Teknik berdasarkan jenis semen yang digunakan.
e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi
agregat, dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu
ketinggian lebih besar dari 1,50 meter.
f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus
tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan
konstruksi yang sudah disiapkan sebelumnya.
g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan
untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan
horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.
(5) Pengecoran Beton Dalam Air
Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta
demikian untuk keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor
Spesifikasi Teknis

harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus
diterapkan :
a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur
dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
 Pengecoran beton dengan pemompaan
 Pengecoran beton dengan alat tremie
 Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah
b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus
melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan peralatan
tersebut.
c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton
tersebut tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan
atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk
membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
(6) Sambungan Konstruksl
a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan
sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh
Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus
diterapkan :
i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-
bagian struktural, kecuali ditentukan lain sebelumnya.
ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.
iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan
memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit.
iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk sambungan
konstruksi dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan dinding-dinding.
v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.
vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga
dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi
tambahan menurut perintah Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis

(7) Pemadatan Beton


a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui,
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.
b. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik
dan akan terdiri dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran beton
dengan tongkat pemadat, bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi
luar cetakan.
c. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi
sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang
memuaskan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.
d. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar ke
dalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasukkan ke dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan
digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI
1971).
e. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang
di-cor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat
meter kubik.
(8) Penyelesaian dan Perawatan Beton
a. Pembongkaran Cetakan
i. Tidak ada acuan/cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup
kaku dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri
(mendukung)sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum
pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung
jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan
ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran
acuan diberikan pada Tabel 2.1.8.
TABEL WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN
LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU MINIMUM PERSYARATAN KEKUATAN
Pinggir dinding, kolom, balok, 2 hari Acuan yang dicukung oleh
Dasar
kereb lantai (Slab) 12 - 14 hari penyokong atau perancah
lain,
Dukungan dibawah gelegar bawah, 14 hari beton tersebut telah meraih
paling sedikit 60% kekuatan
balok, rangka atau lengkungan rencana
Spesifikasi Teknis

iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/cetakan yang digunakan pada


pekerjaan hiasan, tangga, parapet dan lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.

b. Permukaan Jadi (Selesai)


i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari
logam danlidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.
ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh
Direksi Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar nampak keluar, beton
harus disumbingkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air
dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari
satu bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai
bentuk permukaan yang diperlukan.
c. Perawatan Beton
i. Dimulai, segera setelah pengecoranbeton harus dilindungi terhadap hujan
lebat,panas matahari atau setiap kerusakan pisik yang dapat menggeser beton
tersebut.,
ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus
direndam dengan air untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan
kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
iii. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.
d. PemeriksaanAkhirPekerjaan Beton
Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur
28 hari, asalkan semua cara dan konOisi sebagaimana diatur dalam spesifikasi
dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan telah dipenuhi selengkapnya.
Penyimpangan dari Gambar Rancangan, spesifikasi-spesifikasi dan/atau
petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau
kerusakan kepada pekerjaan- pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan
beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang sesuai dengan
spesifikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, akan merupakan tanggung
jawab Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

2.1.5 Pengendalian Mutu


Spesifikasi Teknis

Pengujian
(1) pengujian Laboratorium
Pengujian-pengujian laboratoriumberikut ini harus merupakan rujukan dan pengujian-
pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratanpersyaratan spesifikasi ini.
TABEL 2.1.9 PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON
PENGUJIAN REFERENSI PENGUJIAN TIPE
AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan Agregat T27 PB 0201 - 76 Untuk memenuhi persyaratan
halus dan Agregat kasar gradasi
Kekeruhan organik dalam T 21 PB 0207 - 76 Menentukan kekeruhan organik
pasir untuk beton dengan
menggunakan larutan Sodium
Jumlah bahan-bahan yang T11 PB 0208 - 76 Menentukan
Hydroxida total volume bahan-
lebih halus dari saringan bahan
0,075 dalam agregat yang lebih halus dad 0.075 mm.
Mutu air yang harus di T26 PB 0301 - 76 Penentuan keasaman atau
Gumpalan lempung dan T 112 - alkalinitas, total
Menentukan dengan % gumpalan
partikel pecahan dalam lempung
Kekerasan agregat oleh T 104 - Menentukan kekerasan agregat
penggunaan Sodium terhadap
Sulfat
Ketahanan terhadap T 96 PB 0206 - 76' Test abrasi untuk pengujian
abrasi, agregat kasar
agregat kasar ukuran kecil < 37,5 mm.
Kekuatan tekan contoh T 22 - Pengujian kekuatan tekan contoh
uji bahan
beton pada 7 had dan 28 hari,

(2) Pengendalian Lapangan


Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan
pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan
persetujuan oleh Direksi Teknik.

TABEL PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN


Spesifikasi Teknis

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Mengecor dan merawat Beton Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan
b. Pembongkaran Cetakan termasuk
pekerjaangalian, cetakan, penulangan, dan untuk
pemadatan, penyelesaian, serta perawatan.
Pemeriksaan setiap had catatan-catatan dan
c. Test untuk Pengembangan Agregat kerja Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan
untuk pembongkaran.

Halus dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik


d. Test Slump untuk Kekentalan dan menentukan
untuk , kandungan air dalam agregat
sebelum pencampuran.
Test penurunan (slump) untuk setiap takaran
Kemudian Dikerjakan, Campuran hasil beton, dan seperti serta jika diminta oleh
Beton basah. Direksi Teknik.
AASHTO T 119
PC 0101 - 7
e. Test Kekuatan Tekan Satu test kekuatan tekan (dengan tiga
AASHTO T 22 contoh
f. Test Agregat Halus untuk
bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60
m3
beton campuran yang di cor. Sebagai
tambahan

Gumpalan Lempung dan Partikel- paling sedikit


oleh Direksi satuuntuk
Teknik, test memeriksa
untuk setiap bagian
mutu
partikel pecahan. halus atau pasir yang digunakan di lapangan
agregat
AASHTO T 112

2.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1). Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter
kubik beton yang digunakan dan diterima di dalam pekerjaan yang sesuai dengan
ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas
beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lain
yang ditanam seperti penulangan, penghentian air (water stops), lubang-lubang
drainase, danpipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.
(2). Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti
a. Beton struktural bertulang kelas K 175; K 225; K 275; K 350; dan K 400 (kelas
yang sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran).
Spesifikasi Teknis

b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan Bo.


(3). Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian
atau pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan atau/cetakan perancah untuk
balok-balok dan slab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak
termasuk konstruksi jembatan), pemompaan, penyelesaian, perawatan
mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap struktur beton
yang barusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap termasuk
dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.
(4). Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi
pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang
sesuai dengan item pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam
"Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten".
(5). Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di
bawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di
bawah item pembayaran terpisah yang disediakan di tempat lain dalam Spesifikasi
ini.
(6). Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah
diperintahkan demikian yang sesuai dengan Sub Bab 2.1.1 (8) Spesifikasi ini,
tidak ada pembayaran tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra
(tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.

2.1.7 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk


pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk
item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus
merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan
dalam penyelesaian Pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.
BETON
NOMOR ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN PEMBAYARAN
2.1.1 Beton struktur bertulang meter kubik
2.1.2 Beton tidak bertulang meter kubik
Spesifikasi Teknis

BAB 2. B E S I T U L A N G A N U N T U K B E T O N
2.2.1 URAIAN
(1) Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan
beton, sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Teknik.

(2) Toleransi
a. Pabrikasi
Pembengkokan batang besidan pabrikasi harus dilaksanakan betul- betul sesuai
dengan persyaratan FBI 1971,(N.L-2).
b. Kelonggaran penempatan
i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang
atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 1 cm,. dengan minimum 3,0
cm, yang mana lebih besar.
ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang,
penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan
dengan ruang bebas/jarak vertikal minimum 2,5 cm.

c. Selimut Beton (terhadap tulangan)


i. Batang tulangan besi harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton
minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 2.2.1 untuk
beberapa macam kondisi yang didapat.
TABEL 2.2.1 SELIMUT BETON SAMPAI PENULANGAN
Ukuran batang Permukaan beton Permukaan beton
tulangan yang yang dapat dilihat Permukaan beton terbuka dibawah
harus ditutup tidak terbuka permukaan air
Spesifikasi Teknis

Batang dia. 16 mm 3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm


dan lebih kecil
Batang diatas dia. 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
16 mm
Ukuran toleransi penutup tulangan harus ± 5 mm

i. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat)
atau beton yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang
membuat karat, penutup minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm.

(3) Penyerahan-Penyerahan
a. Paling sedikit 14 had sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram
pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang disyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik.
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang
memberikan mutu batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram
tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas untuk digunakan dalam
pekerjaan.
(4) Penyimpanan dan Penanganan
a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan, diikat dan
masingmasing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran
batang, panjang, ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang
baik.
b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara
yang baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.
(5) Perbaikan Kualitas Baja atauPenanganan yang tidak memuaskan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar
batang dan diagram pembengkokan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar
urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai
dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya
kontraktor.
b. Baja Tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam
pekerjaan.
i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi
Spesifikasi Teknis

yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI - 2).


ii. Baja Tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar
batang - kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
iii. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan
batang-batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulangan yang
ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk
digunakan. Di dalam hal kesalahan fabrikasi, batang harus tidak dibengkokkan
kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi Teknik atau
dilakukan dengan lain cara yang akan merusak atau melemahkan baja.
Pembengkokan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak
boleh digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat
yang sama.

2.2.2 Bahan-Bahan
a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI - 2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan
untuk beton bertulang harus mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm 2.
Catatan: Untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan
secara khusus dalam Daftar Penawaran.
b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus
disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu
baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.

c. Baja Penulanganharus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak,
gemuk, atau karat.
(2) Penulangan Anyaman Besi
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas
pabrik sesuai dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata -atau
gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.

(3) Penopang (ganjal) Penulangan


Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya, harus
terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3 x
Spesifikasi Teknis

3 cm) dibuat dari adukan semen (1 : 2).


Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi
Teknik.
(4) Kawat Pengikat Penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan besi,
harus kawat besi sesuai dengan PBI 1971 (NI - 2) dan disetujui Direksi Teknik.

2.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan


(1) Pabrikasl Baja Tulangan
Batang besi tulangan harus dipotong menurut panjang yang yang diperlukan
dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta.
Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang
tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus
dipertahankan sampai kepada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan
kemungkinan pemanasan yang paling rendah.
Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam
gambar rencana, ia harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan
(untuk U 24) atau 6,5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih
tinggi). Kait dan begel harus dibengkokkan sesuai.dengan PBI 1971 (N.I - 2)
(2) Penempatan dan Pengikatan
a. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin
kondisi pengikatan yang baik.
b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan
petunjuk Direksi Teknik dan dalam Batas toleransi. Dalam keadaan apapun,
penulangan dilarang terletak langsung di atas acuan/cetakan.
c. Batang besi penulangan harus diikat bersama dengan kokoh
d. Penyambungan batang besi penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (NI
- 2) dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini
i. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti
dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila
ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan
Direksi Teknik. Setiap penyambungan demikian yang disetujui harus
selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik tegangan tarik
minimum.
ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan
Spesifikasi Teknis

harus 40 kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.


iii. Pengelasan batang besi tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada
gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
e. Kawat ikatharus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton.
f. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arch memanjang, sepanjang
yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar sate
anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan
bukaan-bukaan dan harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab
(lantai).
2.2.4 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) a. Jumlah besi tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan
sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik. Jumlah
kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total
panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat satuan
yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.
b. Jumlah kilogram anyaman besi yang dilas terpasang harus dihitung dengan lugs
jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat
yang disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman besi
c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat
normal yang disediakan oleh pabrik pembuat besi
(2) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan
dan pemasangan besi penulangan di tempat, tidak boleh dimasukkan dalam berat
yang harus dibayar.
(3) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada
suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi
pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran di dalam Bab ini.

2.2.5 Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana, harga-harga dan pembayaran
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan .biaya yang
diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan dan pengujian, serta pekerjaan-
Spesifikasi Teknis

pekerjaan lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang
memuaskan.
NOMOR ITEM
URAIAN SATUAN PENGUKURAN
PEMBAYARAN
2.2.1 Baja Tulangan (U 24) Kilogram
2.2.2 Anyaman baja dengan las (mutu anyaman Kilogram
harus ditentukan

BAB 2.3 SIAR (ADONAN) SEMEN


2.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk
digunakan dalam pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton
dan struktur lainnya yang diperlukan dalam Spesifikasi ini.
(2) Syarat-Syarat Pemakaian
Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan
penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari Spesifikasi
ini.
(3) Contoh Bahan
a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling
sedikit 14 hari sebelumpekerjaan dimulai bersama-sama dengan rincian sumber
pengadaan dan hasil-hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi
dan syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini, atau seperti yang
ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.
b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus
disertai dengan penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan danpersetujuan lebih lanjut
seperti di atas.
2.3.2 Bahan-Bahan dan Campuran
(1) Bahan-Bahan
Spesifikasi Teknis

a. Semen
i. Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen harus sesuai
dengan persyaratan AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa akan
dipakai kecuali dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran atau
diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.
b. Agregat Halus untuk Adonan
i. Agregatihalus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum
digunakan), bagian halus dari batu atau kerikil pecah, dan harus mematuhi
batas-batas gradasi pada Tabel 2.3.1 berikut.
ii.
TABEL 2.3.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS
UKURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT CATATAN
SARINGAN UKURAN NOMINAL
mm MAKSIMUM
9.5 mm 4.75 mm
9.5 100 - Gradasi yang lebih kasar akan di
4.75 95 - 100 100 gunakan untuk adonan pengisi
2.36 - 95 - 100 rongga yang besar dan untuk
1.18 45 - 80 - sambungan lebih tebal dari 13
0.30 10 - 30 - mm
0.15 2- 10 Maximum
0.075 - Maximum
25
iii. Syarat-syarat kualitas untuk agregat
10 halus diberikan pada Tabel 2.3.2. Direksi
akan menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis
khusus dan lokasi pekerjaan.

TABEL 2.3.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS


URAIAN TEST AASHTO BATAS TEST
Kekeruhan organis dalam pasir Melewati harga standar warna
T 21
(Test (kuning gading)
Kekerasan agregat (Test Sodim T 104 Kehilangan tidak lebih dari
Sulphate) 10%
Persen gumpalan lempung dan Maksimum 1% atas berat
T 112
Partikel Serpih
c. Kapur Hidrasi
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan
mematuhi persyaratan standar konstruksi PBI N.I-7 (Syarat-syarat untuk
Spesifikasi Teknis

Kapur Bahan Bangunan).


ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan kapur
hidrasi dengan pasir (1:3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2
sesudah 7 had.
d. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen, harus bersih dan bebas dari
benda organis atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran.

(2) Campuran
Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut:
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-
cacat dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton,
sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang relevan dari Spesifikasi ini
terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan satu
bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air
yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan
campuran tersebut dengan satu ratio maksimum air/semen sekitar 0,65
danadonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan
beton.
b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung
pasangan batu, akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat
halus, untuk mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang
sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air yang cukup harus
ditambahkan untuk memberikan campuran yang dapat ditangani dan bila
diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50
kg/cm2 pada 28 hari
2.3.3 Pencampuran dan Pengecoran
a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer
(pencampur) beton, atau dengan tangan di atas dasar yang cocok sampai
dihasilkan satu campuran yang wamanya merata. Kemudian ditambahkan air
yang cukup untuk satu campuran yang baik dan pencampuran berlanjut
selama 5 - 10 menit sampai didapatkan satu adonan dari kekentalan yang
diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian
segera dantambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dad
Spesifikasi Teknis

waktu pencampuran) bila diminta demikian untuk mempertahankan satu


campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak digunakan
di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.
(2) Penempatan (Pemasangan)
a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan
lepas, lumpur atau benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian
dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut dipasang.
b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus
dipasang di atas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang
cukup untuk menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1,5 cm
dan harus dikulir sampai satu permukaan yang halus dan rata.
2.3.4 Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
Test laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan
kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah Spesifikasi ini.

(2) Pengendalian Lapangan


Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan suatu test pelaksanaan
di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.

2.3.5 Pengukuran dan Dasar Pembayaran


Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan
dianggap berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya
dalam Spesifikasi ini, dan biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan
dimasukkan dalam item pembayaran yang dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing
pekerjaan yang lain.
BAB 2.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA
2.5.1Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan
pembuangan struktur yang harus dibongkar untuk memungkinkan
pembangunan, perluasan ataupun perbaikan struktur baru yang sejenis.
b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada,
gorong-gorong, dinding kepala dan lantai bantaran, gedung- gedung dan
Spesifikasi Teknis

dinding, perkerasan lama danhalangan lainnya yang mengganggu terhadap


pekerjaan-pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai lagi dan
perlu dibongkar. Pembuangan termasuk pebongkaran, penanganan,
pengangkutan dari lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang-
barang reruntuhan yang dapat digunakan lagi.
(2) Kewajiban Kontraktor mengenai Pembongkaran
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas
waktu yang tersebut pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi. Semua barangbarang yang diperoleh kembali dari pembongkaran
tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara khusus disebutkan
dalam Daftar Penawaran, dan Kontraktor akan membuang atau menyimpan
barang tersebut yang sesuai dengan persyaratanpersyaratan kontrak atau
sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.
b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau
peningkatan lainnya untuk sebuah jembatan, gelegar, dinding kepala atau
komponen struktural lainnya, pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan
tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan yang tidak perlu terhadap
bagian-bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam
kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan
oleh kelalaian Kontraktor terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya
pengawasanM1dari Kontraktor, harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.
c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan
pemilik lahan tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan
lokasi yang cocok bagi pembuangan barang-barang buangan dan untuk
penyimpanan sementara barang-barang yang harus diselamatkan.

(3) Pengendalian Lalu Lintas


a. Jembatan jembatan, gorong-gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh
lalu lintas tidak boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang
memuaskan telah dibuat untuk menampung lalu lintas dengan jalan
pengalihan (alternatif) sementara atau pembagian jalan yang dapat disetujui
oleh Direksi.

2.5.2 Pelaksanaan Pekerjaan


Spesifikasi Teknis

(1) Pembongkaran Struktur


a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus
dibongkar secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai
untuk identifikasi.
b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada
harus ,dibongkar sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh
mungkin .untuk menghilangkan gangguan atau halangan terhadap
strukturjembatan baru.
c. Bangunan-bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar,
harus dibongkar sampai palingsedikit 30 cm di bawah permukaan tanah, atau
dibuang lebih jauh sebagaimana diperlukan untuk menghindari halangan-
halangan atau gangguan terhadap struktur baru yang sedang dibangun.
(2) Operasi Peledakan
a. Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembuangan struktur yang ada,
harus dilaksanakan dengan sangat mematuhi kepada peraturan- peraturan bahan
peledak yang berlaku dan sebelumm pekerjaan baru dimulai, kecuali diperintahkan
lain oleh Direksi.
(3) Pembuangan Baran-Barang hasil Pembongkaran
Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan Kontraktor
harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan
menyimpannya sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara
tertulis oleh Direksi.
2.5.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
a. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah
pembongkaran struktur akan ditentukan sebagai berikut:
i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter
persegi dad luas lantai.
ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti,
tidak boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan dalam item
pembayaran untuk penggantian lantai jembatan.
iii. Jumlah bongkaran struktur penahan pasangan batu atau beton dari masing-
masingjenis, harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik
struktur tersebut sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan Kontraktor
sebelum pembongkaran.
iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis
Spesifikasi Teknis

konstruksi, termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan
diukur untuk pembayaran, atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar
yang dikelilingi oleh dinding struktur utama.
b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam Dokumen Kontrak mengenai item
pembayaran untuk satu jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar
secara terpisah, tetapi akan dianggap telah dimasukkan didalam item pembayaran
untuk pekerjaan pelaksanaan yang diperlukan.

2.5.4 Dasar Pembayaran


a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada
harga satuan kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang
tercantum di bawah. Hargaharga dan pembayaran tersebut akan merupakan
kompesasi penuh untuk semua pekerjaan yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.
b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan
(pengamanan) dan penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan.

NOMOR ITEM URAIAN SATUAN


PEMBAYARAN PENGUKURAN
2.5.1 Pembongkaran struktur pasangan batu atau Meter kubik
2.5.2 Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton Meter persegi luas
2.5.3 Pembongkaran bangunan lantai

lantai dasari

BAB II PEKERJAAN Laston Lapis Aus (AC – WC)

Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC ) adalah


campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60
yang campurannya menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1
mm) dan kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran Asphalt
(UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur
tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.
Spesifikasi Teknis

Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan


semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil
pengujuian material dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan
penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi
pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi
Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama
dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan
komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas
kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher,
kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type
Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan
pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua
rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk
mendapatkan kepadatan yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok
pekerja akan merapihkan tepid an sambungan hamparan secara manual,
sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant +
Genset, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck,
dan alat bantu.

Anda mungkin juga menyukai