Pasokan sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Barat (diluar kepulauan Mentawai) berasal dari sistem
interkoneksi 150 kV Sumatera bagian Tengah (Jambi - Sumbar - Riau) melalui 16 Gardu Induk dengan
kapasitas total 834 MVA dan beban puncak sebesar 485 MW seperti yang terlihat pada Gambar
A6.1.1.
Saat ini di Provinsi Sumatera Barat terdapat pembangkit-pembangkit besar sebagaimana ditunjukan
Sebagian besar pembangkit di subsistem Sumbar adalah jenis hydro, sehingga saat kondisi musim
kering rawan terjadi defisit daya. Untuk sistem kelistrikan isolated antara lain Kepulauan Mentawai,
saat ini mempunyai beban puncak 1,9 MW yang dipasok dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang
berjumlah 31 unit dan tersebar di 8 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang seperti yang dijabarkan
pada tabel A6.2.
Beberapa daerah di Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang, sebagian Balai Selasa, Sebagian
Lakuak, dan Lunang membentuk sistem-sistem isolated sendiri dengan beban puncak total sebesar
12.6 MW. Hal tersebut terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat rendah akibat
jauhnya jarak dari GI Pauh Limo sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir Selatan (±260 km).
Selain itu Solok Selatan juga masih sistem isolated dengan sumber daya berasal dari PLTM Pinang Awan yang
beroperasi paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut mengingat
jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah tersebut.
Tabel A6.2. Pembangkit di Sistem Isolated
Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan
pertumbuhan ekonomi dan industri, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di
masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik Sumatera Barat pada tahun 2015 – 2024 dapat dilihat
pada Tabel A6.4.
Tabel A6.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Sumber energi yang tersedia di Sumatera Barat antara lain batubara, panas bumi, dan tenaga air.
Menurut informasi dari Bapeda Sumatera Barat, potensi batubara tersebar di Kota Sawahlunto,
Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan
Kabupaten Solok Selatan. Menurut informasi dari Kementerian ESDM, potensi panas bumi di
Sumatera Barat adalah sekitar 908 MW dan berada di Muaralabuh – Kabupaten Solok Selatan dan di
Talang - Kabupaten Solok. Sedangkan potensi tenaga air tersebar hampir di Provinsi Sumatera Barat
seperti terlihat pada Tabel A6.5
Tabel A6.5. Potensi Tenaga Air
Tabel A6.5. Potensi Tenaga Air (Lanjutan)
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2024 direncanakan pengembangan
pembangkit di Sumatera Barat berkapasitas total 924 MW dan transfer energi dengan sistem
interkoneksiSumatera. Pengembangan pembangkit interkoneksi di Sumatera Barat ditampilkan pada
Tabel A6.6.
Tabel A6.6. Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi dan Isolated
Selainitu PLN juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda dan swasta untuk
mengembangkanpembangkit hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada Tabel A6.7.
Pengembangan GI di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan tahun 2024 berupa GI 275 kV dan GI
150 kV yang diperlihatkan pada Tabel A6.8 dan Tabel A6.9.
A6.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dan pembangunan fasilitas kelistrikan di Provinsi Sumatera
Barat sampai tahun 2024 diberikan pada Tabel A6.13.