Anda di halaman 1dari 10

2019

DASAR MANAJEMEN ALAT BERAT:


Pemindahan Tanah Mekanis
Oleh:
1. Adhi Purnomo, MT NIDN: 0008097603
2. Ir. Tri Mulyono., MT NIDN: 0001076904
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur yang masif di Indonesia menjadi salah satu faktor


meningkatnya peran sektor konstruksi terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dari besarnya persentase sektor konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
sebesar 10,36 % pada triwulan III/2018 (BPS, 2018). Pekerjaan pertambangan dan penggalian
menyumbang sebesar 8,11%. Kedua sektor ini pada pekerjaannya banyak menggunakan alat-
alat berat sebagai alat bantu utama penyelesaian pekerjaan. Menurut BPS (2018), “Peran sektor
konstruksi dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja, penanaman modal, jumlah proyek
infrastruktur dan bangunan, hubungan timbal balik dengan sektor-sektor pendukung, bahkan
menjadi fasilitator dalam pergerakan dan pertumbuhan barang dan jasa. Pemerataan
pembangunan untuk semua sektor juga didukung oleh sektor konstruksi antara lain ketahanan
pangan di tiap daerah, pemenuhan kebutuhan listrik dan energi nasional, peningkatan sarana
pendidikan dan kesehatan, akses jalan yang memadai untuk pengangkutan barang dan jasa, dan
peningkatan daya tarik pariwisata” (BPS, 2018).

Industri konstruksi global diperkirakan akan mencapai nilai estimasi $ 10,388.6 miliar
pada 2019. Penggerak utama industri konstruksi adalah pengeluaran pemerintah, peningkatan
populasi, pendapatan per kapita yang tinggi, dan pertumbuhan PDB. Meningkatnya urbanisasi,
ketersediaan kredit mudah, dan meningkatnya belanja konsumen juga akan mungkin
meningkatkan industri konstruksi. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di negara berkembang,
seperti Cina, India, dan negara-negara Timur Tengah, diharapkan dapat lebih mendorong
industri ini. Industri konstruksi berdasarkan jenis pasar terbagi menjadi tiga (1) perumahan, (2)
perdagangan, dan (3) infrastruktur (ResearchandMarket, 2014).

Industri konstruksi rata-rata menyumbangkan sekitar 9% dari gross domestic product


(GDP) sebuah negara, sekitar 7% penduduknya bekerja di sektor konstruksi. Hasil survey
Engineering News Record (ENR 2005) total konstruksi dunis selama 2004 mendekati $4
trillion. (Horta, Camanho, Johnes, & Johnes, 2012). Laporan Timetric, Key Trends and
Opportunities to 2019 report, bahwa pertumbuhan sektor kontruksi di Indonesia 6,62% per

1
tahun antara 2010 - 2014 dan di perkirakan sekitar 7,87% pertahun selama periode 2015 – 2019.
(ITEBuild&Interior, 2015).

Penggunaan alat berat dalam industri konstruksi untuk pekerjaan/proyek yang besar saat
ini menjadi sebuah kebutuhan untuk mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, terutama pada
pekerjaan pekerjaan yang sedang dikejar target penyelesaiannya. Selain itu untuk melaksanakan
jenis pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia atau mesin sederhana.
Utamanya alasan efisien keterlambatan tenaga kerja, keamanan dan faktor-faktor ekonomi
lainnya.

Alat berat harus dipilih berdasarkan kegunaan dan pertimbangan ekonomis, dimana alat
tersebut harus sesuai dengan kondisi pekerjaan, mampu berproduksi tinggi dengan biaya yang
relatif rendah. Oleh karena itu pemahaman teknis dan ekonomi menjadi pengetahuan dasar
pengambilan keputusan untuk penggunaan alat berata.

Pemahaman teknis yang mencakup penggunaan berbagai jenis alat-alat berat &
kelengkapanya sesuai spesifikasi dari pabrikan (manual books) serta pengetahuan akan sifat
sifat material batuan dan tanah serta kondisi medan kerja, cakupan lingkup pekerjaan yang
dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi sebagai faktor-faktor efesiensi alat menjadi
pengetahuan penting untuk menghitung produktivitas alat secara teoritis dan aktual.

Pemahaman tentang ekonomi yang terkait dengan perhitungan biaya kepemilikan dan
operasional alat (O&O Cost) dari satu jenis/merk alat dengan jenis/merk alat lainnya akan
menjadi dasar dalam memilih sisi ekonomi sesuai jenis pekerjaan yang sama. Selain itu faktor-
faktor lain yang mempengaruhi segi ekonomis alat misalnya usia dan keandalan/keterujian serta
dukungan purna jual.

1.1.1 Kondisi Material dan Pekerjaan

Penggunaan alat berat dan applikasinya tidak dapat dipisahkan dari kondisi medan kerja
dan sifat fisik material seperti yang tercantum dalam manual books dari pabrikan aplikasinya
(Caterpillar, 2017; Komatsu, 2018). Keadaan ini akan banyak menentukan secara teknis jenis
alat apa yang tepat digunakan. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dalam Katalog Alat
Berat: “Alat yang dipergunakan pada medan kerja yang berbatu dan bergelombang akan sangat
lain dengan alat yang dipergunakan pada medan kerja lunak berlumpur. Demikian pula alat
yang dipergunakan mengerjakan material yang berat akan lain dengan yang ringan. Kondisi

2
suatu medan kerja umumnya tercipta oleh keadaan alam dan sifat dan karakteristik material
terutama siat fisik yang ada didalamnya” (Kementerian Pekerjaan Umum, 2014).

Sifat fisik material pada penggunaan alat berat merupakan fungsi dari faktor
pengembangan & penyusutan (swell factor), berat, bentuk, kohesivitas material, kekerasan dan
daya dukung material serta jarak angkut.

Faktor penegembangan dan penyusutan material (swell factor) adalah perubahan volume
material (tanah dan batuan) yang terganggu dari bentuk aslinya seperti dalam Tabel 1.1.
Kaitanya dengan alat berat, material dibagi menjadi keadaan: (1) Keadaan asli (bank condition),
yaitu keadaan material batuan atau tanah yang masih alami dan belum mengalami gangguan.
Butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik pada keadaan bank.
Ukuran tanah demikian dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure, yaitu Bank Cubic
Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah volume tanah; (2) Keadaan
gembur (loose condition), merupakan keadaan material batuan atau tanah setelah terganggu
pengerjaan. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose
measure yaitu Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya sama dengan BCM+%swell x BCM
dimana faktor "swell" ini tergantung dari jenis tanah dan batuan. LCM mempunyai volume
yang lebih besar dari BCM; dan (3) Keadaan padat (compact), adalah keadaan batuan atau tanah
setelah ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan melalui proses pemadatan.
Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara partikel-partikel
tanah tersebut. dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. ukuran
volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure atau Compact
Cubic Meter (CCM).

Alat berat mempunyai batasan kapasitas, volume tertentu, sehingga memahami berat isi
material akan menjadi bagian penting. Berat isi dipengaruhi oleh densitas material. Pada
volume yang sama jika densitas material berbeda maka kapasitas produksinya akan
terpengaruh. Material dengan densitas (massa jenis) besar misalnya besi dengan rentang 6800
– 7800 kg/m3, yang akan di muat oleh wheel loader. Maka volume akan berbeda jika memuat
pasir dengan densitas sekitar 1600 kg/m3. Artinya bahwa produktivitas wheel loader akan
memuat pasir lebih banyak dibandingkan memuat biji besi jika kapasitas volumenya sama.

3
Tabel 1.2: Berat isi kondisi BCM, LCM dan Faktor Pengembangan
Berat Isi
Pengembangan Faktor
(Bulk density)
Jenis Material (Swell) Pengembangan
(kg/m3)
(%) (Swell Factor)
BCM LCM
Basalt 2970 1960 52 0,66
Bauxite, kaolin 1900 1420 33 0,75
Lempung Alami 2020 1660 22 0,82
Lempung Kering 1840 1480 24 0,8
Lempung Basah 2080 1660 24 0,8
Lempung kerikil kering 1660 1420 17 0,86
Lempung kerikil basah 1840 1540 19 0,84
Batu Bara Antrasit - Alami 1600 1190 35 0,74
Batu Bara Antrasit - Bersih 1480 1100 35 0,74
Fly Ash 590-890 550-830 8 0,93
Batu Bara Bituminous - Alami 1280 950 35 0,74
Batu Bara Bituminous - Bersih 1122 830 35 0,74
Tanah - Kondisi kering alami 1900 1510 26 0,79
Tanah - Kondisi basah alami 2020 1600 26 0,79
Kerikil Alami 2170 1930 12 0,89
Kerikil kering 1690 1510 12 0,89
Kapur 2610 1540 69 0,59
Pasir Kering Gembur 1600 1420 12 0,89
Pasir Alami 1900 1690 12 0,89
Pasir Basah 2080 1840 13 0,88
Pasir lempung gembur 2020 1600 26 0,79
Pasir kerikil kering 1930 1720 12 0,89
Pasir kerikil basah 2230 2020 10 0,91
Pasir batu 2520 1510 67 0,6
Top soil 1370 950 44 0,69
Sumber: (evenfallstudios.com, 2019)

Ukuran dan bentuk material akan juga mempengaruhi produktivitas. Material berbutir
halus akan lebih banyak di muat oleh wheel loader dibandingkan dengan material bongkahan.
Jenis material batuan seperti batuan beku, metamorp dan sedimen (Mulyono, 2019) juga akan
berpengaruh. Batuan Beku memiliki sifatnya keras, padat, pejal dan kokoh sedangkan batuan
sedimen lebih lunak sampai dengan keras, ringan dan bersifat lepas serta batuan metamorf
secara umum perlapisannya keras, padat dan tidak teratur.

Material yang memiliki kohesivitas tinggi lebih lengket dan plastis dibandingkan dengan
tanah granular. Pada kondisi kadar air optimum material dengan nilai kohesi tinggi lebih besar
volumenya dan lebih padat dibandingkan tanah granular. Eksavator yang menggali di tanah ini

4
cenderung mengalami pengurangan volume bucket karena tidak semua tanah yang digali dapat
hilang dari bucketnya.

Kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya juga faktor yang
mempengaruhi produktivitas alat. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut
akan memberikan “Ground Pressure”, sedangkan perlawanan yang diberikan tanah adalah
“Daya Dukung”. Jika Ground Pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, maka alat
tersebut akan amblas. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran
menggunakan cone panetrometer (Mulyono, 2005).

1.1.2 Lingkungan dan Volume serta Jadwal Kerja

Lingkungan yang berubah akan mempengaruhi produktivitas alat berat. Saat musim
kering produktivitas alat lebih tinggi dibandingkan dengan musim hujan. Faktor lingkungan
terutama iklim akan mempengaruhi juga jadwal kerja hal ini terkait dengan waktu kerja efektif
dalam satu bulan. Volume pekerjaan tergantung dengan ketersedian waktu, target volume
pekerjaan didapatkan dengan membagi volume pekerjaan dengan waktu yang tersedia.

1.1.3 Spesifikasi Alat Berat

Spesifikasi alat akan sangat menentukan keberhasilan dari produktivitas. Kapasitas alat
yang besar sepanjang lingkungan, volume dan jenis pekerjaan mendukung akan sangat
menentukan tinggi-rendahnya produktivitas. Setiap pabrikan biasanya memberikan spesifikasi
yang lengkap untuk alat yang dipasarkannya seperti Komatsu dengan “Specification and
Application Handbook” (Komatsu, 2018), Caterpillar dengan “Caterpillar Performance
Handbook” (Caterpillar, 2017).

Merujuk uraian di atas, jelas bahwa pelaksana pekerjaan yang akan melaksanakan
kegiatan pembangunan/proyek besar menjadi penting untuk memahami apa dan bagaimana
bahan alat berat sehingga dapat mewujudkan pekerjaannya sesuai rencana dan serasi serta
selaras dengan lingkungannya.

1.2 Tujuan

Tujuan utama penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang dasar
pengetahuan Manajemen Alat Berat, untuk pekerjaan pemindahan tanah mekanis.

5
Pengetahuan Manajemen Alat Berat mencakup pemahaman tentang perkembangan dan
evolusi alat berat; pengetahuan tentang sifat fisik material batuan dan tanah; spesifikasi umum
alat berat untuk pekerjaan pemindahan tanah mekanis di industri konstruksi; produktivitas alat;
biaya kepemilikan dan operasional. Pengetahuan ini sebagai dasar untuk meningkatkan
kompetensi keahlian atau ketrampilan sehingga peluang kerja sesuai kualifikasi pekerjaan dapat
lebih kompetitif. Atas dasar tersebut maka buku yang akan ditulis tujuan utamanya adalah
sebagai pedoman bagi mahasiswa di rumpun Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNJ. Selain itu
dapat dijadikan peganggan baik sebagai mahasiswa di Level D3 ataupun S1 dan bahkan S2 dan
S3 yang akan melakukan riset-riset sebagai referensi tambahan. Para praktisi di industri
konstruksi diharapkan juga dapat menjadikan buku ini sebagai pendamping dalam pelaksanaan
pekerjaan di Konstruksi terutama pekerjaan pemindahan tanah mekanis.

Secara umum, pembaca buku ini diharapkan menguasai konsep teoritis bidang
pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam pengetahuan untuk
mata kuliah Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) dan Jalan Raya, Manajemen Konstruksi,
Estimasi Biaya, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah secara prosedural.

1.3 Ruang Lingkup

Buku ini disusun berdasarkan referensi yang terkait dengan alat berat secara umum serta
regulasi konstruksi di Indonesia. Cakupan pembahasan dimulai dari: Evolusi alat berat
konstruksi; Sifat dan karakteristik material; Pemilihan penggunaan alat berat; Produktivitas alat
berat; Alat gali, muat, perata, dan angkut; serta Biaya pemilikan dan pengoperasian peralatan
konstruksi. Cakupannya sesuai Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI Sesuai Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2012 Tanggal 17 Januari 2012 seperti Gambar 1.1.
Jenjang KKNI sesuai cakupan materi.

1.4 Manfaat

Manfaat dari buku ini bagi para pembaca dan menjelaskan keutamanya buku ini terhadap
manfaatnya sebagai pedoman bagi mahasiswa di Diploma 3 Teknik Sipil serta S1-Pendidikan
Vokasional Teknik Bangunan, Fakultas Teknik UNJ. Selain itu dapat dijadikan peganggan baik
sebagai mahasiswa di Level D3 ataupun S1 dan bahkan S2 dan S3 yang akan melakukan riset-
riset terkait dengan insdustri konstruksi. Para praktisi di konstruksi diharapkan juga dapat
menjadikan buku ini sebagai pendamping dalam pelaksanaan pekerjaannya.

6
Gambar 1.1: Jenjang KKNI sesuai Cakupan Materi

1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa

Manfaat buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari matakuliah
Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) Jalan Raya baik dikelas maupun selama praktek kerja
lapangan yang ada pekerjaan pemindahan tanah mekanis. Selain itu dapat membantu
mahasiswa sebagai tambahan pengetahuan dalam melaksanakan tugas akhir dan penulisan
skripsi jika berhubungan dengan topik ini.

1.4.2 Manfaat bagi Pelaksana

Manfaat yang hendak dicapai dari buku ini untuk pelaksana harapannya dapat menjadi
salah satu alat untuk mendampingi para pekerja melaksanakan pekerjaan-pekerjaannya di
industri konstruksi.

1.4.3 Manfaat bagi Konsultan Perencana dan Pengawas

Harapannya dengan membaca buku ini, para konsultan perencana dan pengawas dapat
terbantukan dengan buku ini untuk melakukan pekerjaan perencanaan ataupun supervisi serta

7
membantu dalam menyusun laporan pekerjaan terkait dengan pekerjaan pemindahan tanah di
industri konstruksi.

1.4.4 Manfaat bagi Pemilik (Owner)

Bagi pemilik diharapkan sebagai pedomannya dalam menerima hasil pekerjaan ataupun
untuk pedoman dalam melaksanakan pekerjaannya di industri konstruksi.

1.5 Sistematika Buku

Buku ini terdiri dari sepuluh bab dengan dilengkapi pada setiap bab latihan soal. Pada bab
pertama berisi pendahuluan yang membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
manfaat dan sistematika buku. Pada bab 2 akan membahas tentang evolusi alat berat konstruksi
dari peran peralatan konstruksi berat meliputi jenis dan penggunaan alat berat serta katagori
konstruksi dan penggunaan alat. Revolusi alat berat juga dibahas pada bab ini meliputi
perkembangan perusahaan alat berat, perkembangan alat gali-muat dan angkat, peralatan alat
berat untuk konstruksi di indonesia, dan produsen alat berat di Indonesia. Serta, diakhiri dengan
alat berat dan lingkungan.

Sifat dan karakteristik material dari material tanah dan batuan, sifat fisik dan mekanik
material, faktor pengaruh material, dan lokasi, medan serta kondisi material termasuk lokasi
dan medan pekerjaan, kondisi material serta lingkungan pekerjaan akan dibahas pada Bab 3.
Pada Bab 4 akan membahas Pemilihan penggunaan alat berat. Pembahasan dimulai dengan
pertimbangan dasar untuk pemilihan peralatan, pemilihan peralatan pemindahan tanah,
pemilihan dan pertimbangan peralatan angkut dan gali yang mencakup trek dan ban, bucket dan
blades, aksesori dan kelengkapannya, dan pekerjaan pemindahan tanah dan menggali.

Secara umum teori tentang produktivitas alat berat dari kapasitas teoritis alat berat, siklus
kerja alat berat: alat angkut dan alat gali; produktivitas kerja kasar, efesiensi alat berat: faktor
tanah, faktor alat dan efisiensi pekerjaan, serta produktivitas kerja aktual akan dibahas pada
Bab 5.

Pembahasan tentang alat gali yaitu excavator dan wheel excavator serta alat muat yang
terdiri dari backhoe loader, track loader , wheel loader, skid steer loader serta alat perata
bulldozer, motor grader, wheel dozer, tractor dibahas di Bab 6 dan 7. Pembahasan dilanjutkan
dengan alat angkut mulai dari rigid dump truck dan articulated dump truck. Bab terakhir akan
membahas biaya pemilikan dan pengoperasian peralatan konstruksi. Biaya kepemilikan

8
mencakup biaya awal, depresiasi, investasi (atau bunga) biaya, pajak asuransi dan biaya
penyimpanan serta total biaya kepemilikan. Biaya pengoperasian peralatan konstruksi meliputi
biaya perawatan dan perbaikan, biaya ban, biaya konsumsi, biaya mobilisasi dan demobilisasi,
biaya operator peralatan, dan biaya barang khusus. Bab ini juga membahas tentang metode
menghitung biaya kepemilikan dan operasional menggunakan metode caterpillar, metode
komatsu, metode peurifoy / schexnayder, dan perbandingan biaya dihitung dengan metode
berbeda.

Daftar Pustaka

Caterpillar. (2017). Caterpillar Performance Handbook (47 ed.). Peoria, Illinois, U.S.A:
Caterpillar Inc.
evenfallstudios.com. (2019). Weights and Swell Factors of Earthwork Materials. Retrieved
from evenfallstudios.com:
http://www.evenfallstudios.com/metrology/earthworkweights.html
Horta, I., Camanho, A. S., Johnes, J., & Johnes, G. (2012). Performance trends in the
construction industry worldwide: an overview of the turn of the century. Springer
Science+Business Media, DOI 10.1007/s11123-012-0276-0, 11.
ITEBuild&Interior. (2015, May 20). The future of the Indonesian construction industry.
Retrieved from ITEBuild&Interior: https://www.buildingshows.com/market-
insights/indonesia/the-future-of-the-indonesian-construction-industry/801788142
Kementerian Pekerjaan Umum. (2014). Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 (Cetakan Pertama,
April 2014 ed.). Jakarta: Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi Badan Pembinaan
Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum. Retrieved from
http://investasiinfrastruktur.net/file/Katalog%20Alat%20Berat%202013.pdf
Komatsu. (2018). Specification and Application Handbook (33 ed.). Jepang: Komatsu.
Mulyono, T. (2005). Mekanika Tanah 1. Jakarta: UNJ-Press.
Mulyono, T. (2019). Mekanika Tanah dan Pondasi. Retrieved from Blogspot.com:
http://trisutomo10.blogspot.com/
ResearchandMarket. (2014). Global Construction Industry 2014-2019: Trends, Profits and
Forecast Analysis. Ireland: Taylors Lane,
http://www.researchandmarkets.com/reports/2890960/.

Anda mungkin juga menyukai