Anda di halaman 1dari 7

Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Tujuan Praktikum

Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Menentukan

nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.

Alat dan Bahan

Alat :

a. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram yang mempunyai kapasitas 5 kg

b. Keranjang besi diameter 203,2 mm (8’”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)

c. Alat Penggantung keranjang

d. Handuk atau Kain Pel

Bahan :

a. Berat contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka

(SSD = Saturated Surface Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses

melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran agregat lolos saringan No.4

tidak dapat digunakan sebagai benda uji. Berat minimum benda uji yang

digunakan ditentukan berdasarkan ukuran maksimum nominal yang dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Nominal Maximum Size (mm) Minimum Mass (Kg)


12.5 2
19 3
25 4
37.5 5
Prosedur Percobaan

Berikut ada prosedur yang harus dilakukan dalam percobaan:

a. Benda Uji direndam selama 24 jam

b. Benda Uji dikeringkan permukaannya (Kondisi SSD) dengan

menggulungkan handuk pada butiran

c. Timbang contoh. Hitung berat contoh kondisi SSD = A

d. Contoh benda uji dimasukkan ke dalam keranjang dan direndam kembali di

dalam air. Temperatur air dijaga (73,4±3)°F, dan kemudian ditimbang,

setelah dikeranjang digoyang-goyangkan di dalam air untuk melepaskan

udara yang terperangkap. Hitung berat contoh kondisi jenuh = B

e. Contoh dikeringkan pada temperatur (212-130)°F. Setelah didinginkan

kemudian ditimbang. Hitung berat contoh kondisi kering = C.


Mulai

Lap permukaan benda Timbang Masukkan contoh ke


contoh dan oven dan didinginkan
uji dengan handuk
(SSD) catat data setelah 24 jam di-oven

Timbang Contoh dimasukkan Timbang


contoh dan dalam piknometer dan contoh dan
catat data digoyangkan catat data

Selesai

Perhitungan

𝐶
Apparent Specific Gravity = 𝐶−𝐵

𝐶
Bulk Specific Gravity (Kondisi Kering) = 𝐴−𝐵

𝐴
Bulk Specific Gravity (Kondisi SSD) = 𝐴−𝐵

𝐴−𝐶
Persentasi Absorpsi = 𝑥 100%
𝐴

Contoh Perhitungan pada Observasi I

Berat Contoh Kering 2960


Apparent Specific Gravity =Berat Contoh Kering - Berat Contoh dalam Air =2960−1953 = 𝟐, 𝟗𝟑𝟗
Berat Contoh Kering 2960
Bulk Specific Gravity (Kondisi Kering) = Berat Contoh SSD – Berat Contoh dalam Air = 3000−1953 =

𝟐, 𝟖𝟐𝟕

Berat Contoh SSD 3000


Bulk Specific Gravity (Kondisi SSD) = Berat Contoh SSD - Berat Contoh dalam Air = 3000−1953 =

𝟐, 𝟖𝟔𝟓

Berat Contoh SSD - Berat Contoh Kering 3000−2960


Persentasi Absorpsi = x 100 % = 𝑥 100% = 𝟏, 𝟑𝟓%
Berat Contih Kering 2960

Laporan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN


PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY AGREGAT KASAR
OBSERVASI I
A. Berat Contoh Kondisi SSD 3000 gram
B. Berat Contoh dalam Air 1953 gram
C. Berat Contoh Kering 2960 gram
Apparent Specific Gravity 2.939424032
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering 2.827125119
Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD 2.865329513
Persentase Absorpsi 1.351351351 %
OBSERVASI II
A. Berat Contoh Kondisi SSD 3000 gram
B. Berat Contoh dalam Air 1934 gram
C. Berat Contoh Kering 2928 gram
Apparent Specific Gravity 2.945674044
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering 2.746716698
Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD 2.814258912
Persentase Absorpsi 2.459016393 %
RATA-RATA
Apparent Specific Gravity 2.942549038
Bulk Spesific Gravity Kondisi Kering 2.786920909
Bulk Spesific Gravity Kondisi SSD 2.839794212
Persentase Absorpsi Air 1.905183872 %
Analisis Data

Pada percobaan kali ini akan dilakukan analisis berat contoh agregat kasar pada

kondisi SSD, kering, dan dalam air. Untuk kondisi SSD, sudah disiapkan dari 24

jam sebelumnya agar bisa memenuhi target SSD (Saturated Surface Dry).

Sebelum memasukannya ke dalam piknometer, perlu ditimbang berat contoh

agregat kasar dalam kondisi SSD. Setelah ditimbang, dimasukkan lagi ke dalam

piknometer berisi air (Suhu 73,4 ± 3)°F sambal digoyang-goyangkan untuk

menghilangkan rongga udara yang terperangkap. Dari situ akan didapatkan

berat contoh kondisi jenuh. Selanjutnya contoh dikeringkan di dalam oven (Suhu

212-130°F). Setelah itu didinginkan dan ditimbang lagi. Dari situ didapatkan berat

contoh agregat kasar kondisi kering

Dilakukan 2 kali observasi dengan perbedaan pada berat contoh kering dan

berat contoh dalam air. Pada Observasi I menggunakan berat contoh kering dan

berat contoh dalam air yang lebih besar daripada Observasi II. Berat jenis semu

(apparent specific gravity) adalah perbandingan antara berat agregat kering dan

berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu

tertentu. Didapati Apparent Specific Gravity yang lebih besar pada Observasi II

(2,9456) daripada Observasi I (2,9394). Hal tersebut karena selisih berat contoh

kondisi kering dan berat contoh kondisi jenuh pada Observasi II lebih kecil

daripada Observasi I sehingga pembaginya lebih kecil mengakibatkan Apparent

Specific Gravity pada Observasi II lebih besar dari Observasi I.


Berat jenis kering (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat

agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan

jenuh pada suhu tertentu. Didapati Bulk Specific Gravity kondisi kering pada

Observasi I (2,827) lebih besar daripada Observasi II (2,746). Hal tersebut

disebabkan karena selisih antara berat contoh kondisi SSD dan berat contoh

keadaan jenuh pada Observasi I lebih kecil daripada Observasi II sehingga

pembaginya lebih kecil mengakibatkan Bulk Specific Gravity kondisi kering

Observasi I lebih besar dari Observasi II

Berat jenis kering permukaan jenuh (bulk specific gravity kondisi SSD) adalah

perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling

yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

Didapati Bulk Specific Gravity kondisi SSD pada Observasi I (2,865) lebih besar

daripada Observasi II (2,814). Hal tersebut disebabkan karena selisih antara

berat contoh kondisi SSD dan berat contoh keadaan jenuh pada Observasi I

lebih kecil daripada Observasi II sehingga pembaginya lebih kecil mengakibatkan

Bulk Specific Gravity kondisi SSD Observasi I lebih besar dari Observasi II.

Persentase absorpsi adalah persentase berat air yang dapat diserap pori

sehingga tercapai kondisi SSD. Persentase absorpsi dari suatu agregat sering

merupakan petunjuk yang berguna terharap kekedapan air dan daya tahan

terhadap pembekuan pada musim dingin dari beton yang menggunakan agregat

ini. Didapati persentase absorpsi yang lebih besar pada Observasi II (2,459%)

daripada Observasi I (1,351%). Hal tersebut karena selisih berat contoh kondisi

SSD dan berat contoh kondisi kering pada Observasi II lebih besar daripada
Observasi I sehingga pembilangnya lebih besar mengakibatkan persentase

absorpsi pada Observasi II lebih besar dari Observasi I.

Ada kemungkinan kesalahan yang terjadi saat pengocokan di piknometer yakni

masih adanya udara yang terperangkap sehingga hasil yang didapatkan tidak

maksimal.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dua kali observasi, diperoleh rata-rata sebagai berikut


Apparent Specific Gravity : 2,942549038
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,786920909
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,839794212
Persentase Absorpsi :1,905183872 %

Anda mungkin juga menyukai