Tujuan Praktikum
nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.
Alat :
Bahan :
a. Berat contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka
(SSD = Saturated Surface Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses
melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran agregat lolos saringan No.4
tidak dapat digunakan sebagai benda uji. Berat minimum benda uji yang
Selesai
Perhitungan
𝐶
Apparent Specific Gravity = 𝐶−𝐵
𝐶
Bulk Specific Gravity (Kondisi Kering) = 𝐴−𝐵
𝐴
Bulk Specific Gravity (Kondisi SSD) = 𝐴−𝐵
𝐴−𝐶
Persentasi Absorpsi = 𝑥 100%
𝐴
𝟐, 𝟖𝟐𝟕
𝟐, 𝟖𝟔𝟓
Pada percobaan kali ini akan dilakukan analisis berat contoh agregat kasar pada
kondisi SSD, kering, dan dalam air. Untuk kondisi SSD, sudah disiapkan dari 24
jam sebelumnya agar bisa memenuhi target SSD (Saturated Surface Dry).
agregat kasar dalam kondisi SSD. Setelah ditimbang, dimasukkan lagi ke dalam
berat contoh kondisi jenuh. Selanjutnya contoh dikeringkan di dalam oven (Suhu
212-130°F). Setelah itu didinginkan dan ditimbang lagi. Dari situ didapatkan berat
Dilakukan 2 kali observasi dengan perbedaan pada berat contoh kering dan
berat contoh dalam air. Pada Observasi I menggunakan berat contoh kering dan
berat contoh dalam air yang lebih besar daripada Observasi II. Berat jenis semu
(apparent specific gravity) adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu
tertentu. Didapati Apparent Specific Gravity yang lebih besar pada Observasi II
(2,9456) daripada Observasi I (2,9394). Hal tersebut karena selisih berat contoh
kondisi kering dan berat contoh kondisi jenuh pada Observasi II lebih kecil
agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertentu. Didapati Bulk Specific Gravity kondisi kering pada
disebabkan karena selisih antara berat contoh kondisi SSD dan berat contoh
Berat jenis kering permukaan jenuh (bulk specific gravity kondisi SSD) adalah
perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
Didapati Bulk Specific Gravity kondisi SSD pada Observasi I (2,865) lebih besar
berat contoh kondisi SSD dan berat contoh keadaan jenuh pada Observasi I
Bulk Specific Gravity kondisi SSD Observasi I lebih besar dari Observasi II.
Persentase absorpsi adalah persentase berat air yang dapat diserap pori
sehingga tercapai kondisi SSD. Persentase absorpsi dari suatu agregat sering
merupakan petunjuk yang berguna terharap kekedapan air dan daya tahan
terhadap pembekuan pada musim dingin dari beton yang menggunakan agregat
ini. Didapati persentase absorpsi yang lebih besar pada Observasi II (2,459%)
daripada Observasi I (1,351%). Hal tersebut karena selisih berat contoh kondisi
SSD dan berat contoh kondisi kering pada Observasi II lebih besar daripada
Observasi I sehingga pembilangnya lebih besar mengakibatkan persentase
masih adanya udara yang terperangkap sehingga hasil yang didapatkan tidak
maksimal.
Kesimpulan