Anda di halaman 1dari 11

MODUL 7

ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN PENYERAPAN AGREGAT


KASAR

7.1 Tujuan Percobaan

Menentukan bulk spesific gravity dan apparent specific gravity serta


penyerapan (absorbsi) dari agregat kasar. Nilai ini diperlukan untuk
mendapatkan besar komposisi volume agregat dalam adukan volume
beton.

7.2 Teori Dasar

Pada saat merencanakan pembuatan beton ada beberapa nilai-nilai


penting yang perlu diperhatikan contohnya berat jenis dan penyerapan
suatu agregat. Nilai tersebut harus diperhatikan sebagai bahan
pembanding dalam isi kandungan dari beton itu sendiri. Dengan adanya
pembandingan dalam, maka beton dapat direncanakan dengan kuat
tekan yang diinginkan.

Ada tiga macam berat jenis yang digunakan dalam penetapan komposisi
adukan beton yaitu berat jenis kering (bulk spesific gravity) yang
merupakan perbandingan antara berat bahan di udara (termasuk rongga
yang kedap dan yang menyerap air) pada satuan volume dan suhu
tertentu, dengan berat air suling serta volume yang sama pada suhu
tertentu pula. Berat jenis semu (apparent spesific gravity) adalah
perbandingan antara berat bahan di udara (tidak termasuk rongga yang
menyerap air) pada satuan volume dan suhu tertentu, dengan berat air
suling serta volume yang sama pada suhu tertentu pula. Berat jenis
kering muka (SSD) merupakan perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori sehingga
tercapai kondisi kering muka (SSD). Angka penyerapan digunakan
untuk menghitung perubahan berat dari suatu agregat akibat air yang
menyerap ke dalam pori di antara partikel utama dibandingkan dengan
pada saat kondisi kering, ketika agregat tersebut dianggap telah cukup
lama kontak dengan air sehingga air telah menyerap penuh. Penyerapan
dari agregat merupakan petunjuk terhadap kekedapan dan daya tahan
beton terhadap suhu rendah dari beton yang dibuat dengan campuran
agregat ini. Standar laboratorium untuk penyerapan akan diperoleh
setelah merendam agregat yang kering ke dalam air selama (24+4) jam.
Agregat yang diambil dari bawah muka air tanah akan memiliki
penyerapan yang lebih besar apabila digunakan, bila tidak dibiarkan
mengering. Sebaliknya, beberapa jenis agregat apabila digunakan
mungkin saja mengandung kadar air yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan kondisi terendam selama (24+4) jam. Untuk agregat yang telah
kontak dengan air dan terdapat air bebas pada permukaan partikelnya,
persentase air bebasnya dapat ditentukan dengan mengurangi
penyerapan dari kadar air total yang ditentukan dengan cara uji
AASHTO T 255.

7.3 Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:


a. Bak air.

Gambar 7.3.1. Bak Air


b. Keranjang Kawat

Gambar 7.3.2. Keranjang Kawat


c. Timbangan untuk keadaan jenuh air

Gambar 7.3.3. Timbangan untuk keadaan jenuh


d. Penggantung Keranjang.

Gambar 6.3.4. Penggantung Keranjang


e. Timbangan.

Gambar 7.3.5. Timbangan


f. Kontainer.

Gambar 7.3.6. Kontainer


a. Ember.

Gambar 7.3.7. Ember


g. Oven.

Gambar 7.3.8. Oven

7.4 Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:


a. Agregat Kasar.

Gambar 7.4.1. Agregat Kasar

7.5 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Merendam sampel agregat kasar dalam

Gambar 7.5.1. Mengambil Agregat Kasar


b. Memasukkan sampel agregat kasar ke dalam keranjangan kawat

Gambar 7.5.2. Merendam Agregat Kasar


c. Memutar tuas sehingga agregat kasar terendam ke dalam air.

Gambar 7.5.3. Memutar Tuas


d. Menimbang berat sampel agregat kasar dalam keadaan jenuh.

Gambar 7.5.4. Menimbang Berat Agregat Kasar Keadaan Jenuh


e. Mengeringkan agregat kasar menggunakan handuk untuk
mendapatkan kondisi kering muka (SSD)

Gambar 7.5.5. Mengeringkan Agregat Kasar


f. Menimbang agregat kasar dalam kondisi kering muka (SSD)

Gambar 7.5.6. Menimbang Agregat Kasar


g. Memasukkan sampel agregat kasar ke dalam oven.

Gambar 7.5.7. Memasukkan Agregat Kasar ke Oven


h. Mengeluarkan sampel agregat kasar dari dalam oven.

Gambar 7.5.8. Mengeluarkan Agregat Kasar dari Oven


i. Menimbang dan menghitung berat sampel agregat kasar dalam
keadaan kering.

Gambar 7.5.9. Menimbang dan Menghitung berat Agregat Kasar

7.6 Data Hasil Percobaan

Tabel 7.6.1. Data Hasil Percobaan


Diameter Diameter
Kode Berat Jenis 5-10 mm 10-10 mm
Berat (gram)
A SSD 2000 2000
B Jenuh 1180 1210
C Kering 1940 1980
Sumber: Data Hasil Praktikum
7.7 Perhitungan

Rumus:
C
Apparent specific gravity =
(C - B) (7.1)
C
Bulk specific gravity (kondisikering) = (7.2)
(A - B)
A (7.3)
Bulk specific gravity (kondisi SSD) =
(A - B)
(7.4)
A
Persentase penyerapan (%abosrpsi) = x 100%
(A- C )

Keterangan :
A : Benda Uji dalam Keadaan SSD (gram)
B : Benda Uji dalam Keadaan Jenuh (gram)
C : Benda Uji dalam Keadaan Kering (gram)
Perhitungan:
1. Perhitungan saringan 5-10 mm :
1940 gr
Apparent specific gravity =
(1940 gr – 1180 gr)

= 2,552 gram

1940 gr
Bulk specific gravity (kondisi kering) =
(2000 gr – 11 80 gr)

= 2,365 gram

2000 gr
Bulk specific gravity (kondisi SSD) =
(2000 gr – 1180 gr)

= 2,439 gram

(2000 gr )
Persentase penyerapan (% abosrpsi) = ×100%
( 2000 gr - 1940 gr )

= 3,33 %

2. Perhitungan saringan 10-20 mm :


19 80 gr
Apparent specific gravity =
(19 8 0 gr – 1 21 0 gr)

= 2,571 gram

19 80 gr
Bulk specific gravity (kondisi kering) =
(2000 gr – 121 0 gr)

= 2,506 gram

2000 gr
Bulk specific gravity (kondisi SSD) =
(2000 gr – 1 21 0 gr)

= 2,531 gram

2000 gr
Persentase penyerapan (% abosrpsi) = ×100%
(2000 gr - 19 8 0 gr )

=1%

Tabel 7.7.1. Data Agregat Kasar


Berat Jenis 5-10 mm 10-20 mm
Apparent specific gravity (gram) 2,552 2,571
Bulk spesific gravity kondisi kering (gram) 2,365 2,506
Bulk spesific gravity kondisi SSD (gram) 2,439 2,531
Persentase penyerapan (% absorpsi) 3,33 1
Sumber: Data Hasil Perhitungan

7.8 Analisis

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan berat jenis dan
penyerapan kasar pada apparent specific gravity bernilai 2,552 gr pada
saringan 5-10 mm dan 2,571 gr pada saringan 10-20 mm. Bulk specific
grafity (kondisi kering) bernilai 2,365 gr pada saringan 5-10 mm dan
2,506 pada saringan 10-20 mm, lalu nilai berat jenis agregat kasar dalam
kondisi SSD sebesar 2,439 pada saringan 5-10 mm dan 2,531 pada
saringan 10-20 mm gr. Serta persentase absorbsi 3,33% pada saringan 5-
10 mm dan 1% pada saringan 10-20 mm. Menurut ASTM C 127-88 berat
jenis agregat kasar (semu) minimal 2,5 gram dan persentase absorbsi
maksimum 8%. Berdasarkan data percobaan yang di dapatkan jenis semu
dari hasil percobaan dan perhitungan yang memenuhi syarat ada pada
saringan 10-20 mm. Sedangkan untuk persentase absorbsi di kedua
saringan memenuhi syarat karena lebih kecil dari batas maksimum 8%.
Oleh karena itu, agregat kasar dalam praktikum ini baik digunakan dalam
komposisi adukan beton ada pada saringan 10-20 mm.

7.9. Kesimpulan dan Saran

7.9.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut.


a. Berdasarkan hasil percobaan nilai SSD agregat kasar pada
saringan 10-20 mm sesuai dengan ASTM C 127-88 mengenai
analisa berat jenis agregat kasar.
b. Nilai berat jenis dan penyerapan agregat kasar pada saringan 10-
20 mm dalam kondisi SSD sebesar 2,506 gr dan 1 %
c. Agregat kasar dalam praktikum ini baik digunakan dalam
komposisi adukan beton ada pada saringan 10-20 mm.

7.9.2. Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :


a. Praktikan sebaiknya memperhatikan asisten praktikum agar
lebih mengerti.
b. Praktikan diharapkan tepat waktu dalam melakukkan praktikum.
c. Praktikan sebaiknya menonton video terlebih dahulu agar lebih
mengerti.

Anda mungkin juga menyukai