Anda di halaman 1dari 10

MODUL 6

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT

6.1. Tujuan Percobaan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan persentase kadar air


agregat dengan cara pengeringan menggunakan oven bersuhu (110±5)ºC
selama 24 jam.

6.2. Teori Dasar

Agregat merupakan material berbutir, seperti pasir, kerikil, batu pecah,


dan kerak tungku pijar, yang dimana akan digunakan bersama-sama
dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan
semen hidrolik. Berdasarkan pembagian butirannya, agregat dibagi
menajadi 2 macam, yaitu agregat halus dan agregat kasar. Agregat halus
merupakan pasir alam yang sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau
pasir yang dihasilkan dari industri pemecah batu dan agregat ini
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. Sedangkan, agregat kasar
merupakan kerikil sebagai hasil disintegrasi dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan agregat inin
mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm.

Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan agregat dalam keadaan kering yang dinyatakan dalam
persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air dalam
perencanaan adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di
lapangan. Kadar air tiap agregat bergantung pada tempat agregat tersebut
berada. Berdasarkan ASTM C 566 – 89 yang menjadi standar dalam
analisis kadar air agregat diperoleh hasil pengujian agregat halus dengan
syarat kurang dari 0,1 % dan kadar air agregat kasar dengan syarat 0-3
%. (Cahyono & Dhana, 2019)
6.3. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:


a. Saringan Ø10-20 mm

Gambar 6.3.1. Saringan Ø10-20 mm


b. Saringan Ø5-10 mm

Gambar 6.3.2. Saringan Ø5-10 mm


c. Saringan dan Pen

Gambar 6.3.3. Saringan dan Pen


d. Sekop

Gambar 6.3.4. Sekop


e. Kontainer

Gambar 6.3.5. Kontainer


f. Sarung Tangan Anti Panas

Gambar 6.3.6. Sarung Tangan


g. Timbangan Ketelitian 0.1 gram

Gambar 6.3.7. Timbangan


h. Oven dengan pengatur suhu

Gambar 6.3.8. Oven

6.4. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:


a. Agregat Kasar lolos saringan 5 mm sebanyak 1503 gr

Gambar 6.4.1. Agregat Kasar Lolos Saringan 5 mm


b. Agregat Kasar lolos saringan 10 mm sebanyak 3003 gr

Gambar 6.4.2. Agregat Kasar Lolos Saringan 10 mm


c. Agregat Halus 502 gr

Gambar 6.4.3. Agregat Halus

6.5. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Mengambil agregat kasar dan mengayaknya dengan saringan.

Gambar 6.5.1. Mengambil Agregat Kasar


b. Menimbang agregat kasar lolos saringan 5 mm sebanyak 1503 gr
dan agregat kasar lolos saringan 10 mm sebantak 3003 gr (Ws).

Gambar 6.5.2. Menimbang Agregat Kasar


c. Mengambil agregat halus.

Gambar 6.5.3. Mengambil Agregat Halus


d. Menimbang agregat halus sebanyak 502 gr, kemudian masukkan ke
dalam kontainer (Ws).

Gambar 6.5.4. Menimbang Agregat Halus


e. Memasukkan benda uji ke dalam oven dengan suhu (110±5)° C
selama 24 jam.

Gambar 6.5.5. Memasukkan Benda Uji


f. Mengeluarkan masing-masing benda uji dari oven.

Gambar 6.5.6. Mengeluarkan Benda Uji


g. Menimbang kembali masing-masing benda uji setelah di oven (Wd).

Gambar 6.5.7. Menimbang Benda Uji


6.6. Data Hasil Percobaan

Tabel 6.6.1. Data Hasil Percobaan Agregat Kasar

Ukuran Agregat Berat (gram)


(mm)
Awal Akhir
Ø5-10 1503 1500
Ø10-20 3003 2990
Sumber: Data Hasil Pengamatan
Table 6.6.2. Data Hasil Percobaan Agregat Halus

Berat (gram)
Sumber:
Awal Akhir
Data Hasil Pengamatan
502 495,0
6.7. Perhitungan

Rumus:
Ws - Wd
% Kadar air agregat (W) = × 100 % (6.1)
Wd

Keterangan :
Ws : Massa benda uji sebelum di oven (gr)
Wd : Massa benda uji setelah di oven (gr)
Perhitungan:
1. Perhitungan Kadar Air Agregat Kasar
a. Mencari % Kadar air agregat kasar lolos saringan 5 mm (W1)
1503 gr - 1500 gr
W1 = 1 500 gr × 100 %

W1 = 0,2 %
b. Mencari % Kadar air agregat kasar lolos saringan 10 mm (W2)
300 3 gr - 299 0 gr
W2 = × 100 %
299 0 gr
W2 = 0,4347 %
2. Perhitungan Kadar Air Agregat Halus
50 2 gr - 495,0 gr
W1 = × 100 %
49 5,0 gr
W1 = 0,0141 %
6.8. Analisis

Pada praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil dari percobaan yaitu
kadar air sebesar 0,2 % pada agregat kasar yang lolos saringan 5 mm dan
0,4347 % pada agregat kasar yang lolos saringan 10 mm. Yang artinya
pada percobaan kali ini agregat kasar yang lolos saringan 5 mm dan
agregat kasar yang lolos saringan 10 mm sudah sesuai dengan standar
ASTM C 566 – 89, dimana disebutkan bahwa standar kadar air agregat
kasar yaitu berkisar 0 - 3 %. Untuk percobaan agregat halus didapatkan
hasil kadar air sebesar 0,0141 %. Hasil ini telah sesuai dengan standar
ASTM C 566 – 89, dimana disebutkan bahwa standar kadar air agregat
halus yaitu kurang dari 0,1 %.

6.9. Kesimpulan dan Saran

6.9.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai


berikut:
a. Hasil yang diperoleh pada praktikum pemeriksaan kadar air
agregat kasar lolos saringan 5 mm dan 10 mm yaitu 0,2 % dan
0,4347 %.
b. Hasil yang diperoleh pada praktikum pemeriksaan kadar air
agregat halus yaitu 0,0141 %.
c. Kadar air pada agregat kasar yang lolos saringan 5 mm dan 10
mm dan kadar air pada agregat halus sesuai dengan standar
ASTM C 566 – 89.

6.9.2. Saran

Adapun saran dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


a. Praktikan diharapkan memahami modul praktikum sebelum
dilakukannya praktikum.
b. Praktikan diharapkan fokus memperhatikan video dan
penjelasan dari asisten praktikum.
c. Praktikan diharapkan melakukan perhitungan dengan teliti.

Anda mungkin juga menyukai