Anda di halaman 1dari 10

BAB VIII

ANALISIS SPECIFIC GRAVITY DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

8.1 Tujuan
Tujuan dari analisis specific gravity dan penyerapan agregat kasar antara
lain sebagai berikut:
a. Menentukan nilai bulk dan apparent specific gravity serta penyerapan dari
agregat kasar menurut prosedur ASTM C-127.
b. Memahami prosedur pelaksanaan analisis specific gravity dan penyerapan
agregat kasar.

8.2 Landasan Teori


Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari
bahan yang kita uji. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu
bahan untuk menyerap air. Jumlah rongga atau pori yang didapat pada agregat
disebut porositas. Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan
campuran beton dengan agregat, campuran ini berdasarkan perbandingan berat
karena lebih teliti dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk
menentukan banyaknya pori agregat (SNI 1969:2016).
Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran beton,
karena pada umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga
untuk menentukan banyak pori. Agregat dengan berat jenis kecil mempunyai
volume yang besar sehingga dengan berat yang sama membutuhkan jumlah yang
lebih banyak, dan sebaliknya agregat dengan berat jenis yang besar tidak
membutuhkan jumlah yang banyak. Adapun berat jenis dibagi menjadi berbagai
macam antara lain:
a. Berat jenis curah (bulk specific gravity)
Berat jenis curah adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh
volume yang ada (Volume pori yang dapat diresapi beton atau dapat
dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan volume partikel).
b. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)

74
Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Berat jenis kering permukaan jenis adalah berat jenis yang memperhitungkan
volume pori yang hanya dapat diresapi beton ditambah dengan volume
partikel.
c. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Berat jenis semu adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel
saja tanpa memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air. Atau
merupakan bagian relative density dari bahan padat yang terbentuk dari
campuran partikel kecuali pori atau pori udara yang dapat menyerap air.
d. Berat jenis efektif
Berat jenis efektif merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,
terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang
dapat menyerap air yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam
perencanaan campuran agregat (Herman Fithra, 2018).
Berat jenis kondisi jenuh kering permukaan digunakan apabila agregat
dalam keadaan basah yaitu pada kondisi penyerapannya sudah terpenuhi,
sedangkan berat jenis curah yang ditentukan dari kondisi kering oven digunakan
untuk menghitung ketika agregat dalam keadaan kering atau diasumsikan kering
(SNI 1969:2016).
Angka penyerapan digunakan untuk menghitung perubahan berat dari
suatu agregat akibat air yang meresap ke dalam pori di antara partikel utama
dibandingkan dengan pada saat kondisi kering, ketika agregat tersebut dianggap
telah cukup lama kontak dengan air sehingga air telah meresap penuh. Standar
laboratorium untuk penyerapan akan diperoleh setelah merendam agregat yang
kering ke dalam air selama 15 jam sampai dengan 19 jam (SNI 1969:2016).
Agregat yang diambil dari bawah muka air tanah, ketika digunakan akan
memiliki penyerapan yang lebih besar, bila tidak dibiarkan mengering.
Sebaliknya, beberapa jenis agregat apabila digunakan mungkin saja mengandung
kadar air yang lebih kecil bila dibandingkan dengan kondisi terendam selama 15
jam sampai dengan 19 agregat yang telah kontak dengan air dan terdapat air bebas
pada permukaan partikelnya, jam. Untuk persentase air bebasnya dapat ditentukan
dengan mengurangi penyerapan dari kadar air total yang ditentukan dengan
metode uji AASHTO T 255 (SNI 1969:2016).

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Prosedur umum yang digambarkan dalam metode uji ini juga sesuai
untuk digunakan dalam menentukan penyerapan agregat yang dikondisikan
dengan cara perendaman yang lain, seperti penggunaan pompa hampa udara atau
kondisi air mendidih. Namun nilai penyerapan yang didapat akan berbeda, begitu
juga berat jenis curah pada kondisi jenuh kering permukaan. Pori pada agregat
ringan mungkin tidak dapat benar-benar terisi dengan air setelah perendaman
selama 15 jam sampai dengan 19 jam. Pada kenyataannya beberapa jenis agregat,
tetap saja tidak akan mencapai potensi penyerapan yang sebenarnya walaupun
setelah direndam selama beberapa hari. Oleh karena itu, metode uji ini tidak
digunakan dalam pemeriksaan agregat ringan (SNI 1969:2016).

8.3 Peralatan
Analisis specific gravity dan penyerapan agregat kasar menggunakan
ketentuan dan aturan yang sudah ditetapkan, yakni berdasarkan SNI 1969:2016.
Adapun peralatan yang dibutuhkan dari analisis specific gravity dan penyerapan
agregat kasar adalah sebagai berikut:
8.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam analisis specific gravity dan
penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut:
a. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram yang mempunyai kapasitas 5 kg.

Gambar 8.1 Timbangan


b. Keranjang besi dengan diameter 203,3 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”).

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Gambar 8.2 Keranjang besi

c. Oven.

Gambar 8.3 Oven


d. Handuk atau lap.

Gambar 8.4 Handuk atau Lap

8.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam analisis specific gravity dan
penyerapan agregat kasar adalah contoh agregat kasar yang tertahan di saringan
No. 4 sebanyak 3000,59 gram untuk masing-masing wadah pengujian.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Gambar 8.5 Agregat Kasar

8.4 Prosedur
Adapun prosedur pengujian yang dilakukan dalam analisis specific
gravity dan penyerapan agregat kasar beradasarkan SNI 1969:2016 sebagai
berikut:
a. Benda uji direndam selama 24 jam.
b. Contoh benda uji dimasukkan ke dalam keranjang dan direndam kembali di
dalam air. Temperatur air dijaga (73,4±3°F) dan ditimbang setelah keranjang
digoyang-goyangkan dalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap.
c. Hitung berat contoh keadaan jenuh (B).
d. Benda uji dikering-mukakan (kondisi SSD) dengan menggulungkan handuk
pada butiran agregat.
e. Timbang berat contoh dalam kondisi SSD (A).
f. Contoh dikeringkan pada temperatur 212-130°F. setelah didinginkan
kemudian ditimbang dan hitung berat contoh kondisi kering (C).

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Bersihkan agregat kasar dengan Rendam agregat kasar yang ± 24


air mengalir. jam.

Timbang keranjang yang berisi


benda uji. Masukkan agregat kasar lalu
rendam kembali.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Keringkan benda uji untuk Lalu timbang benda uji dalam


mendapatkan kondisi SSD. kondisi kering.

Gambar 8.6 Prosedur Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
8.5 Perhitungan
Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan analisis specific
gravity dan penyerapan agregat halus sebagai berikut:
A
Berat jenis (bulk) =
( B−C )
B
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) =
( B−C )
A
Berat jenis semu (apparent) =
( A−C )
B− A
Penyerapan (absorption) = × 100 %
A
Keterangan:
A = Berat agregat kasar kering oven
B = Berat agregat kasar kering permukaan jenuh
C = Berat agregat kasar di dalam air
Berikut ini merupakan data yang didapatkan dari analisis specific gravity
dan penyerapan agregat kasar.
Tabel 8.1 Data Pengujian Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
Kondisi Saat Menimbang Agregat I Satuan II Satuan
Berat agregat kasar kering oven (A) 2981,19 gram 2973,19 gram
Berat agregat kasar kering permukaan jenuh (B) 3000,59 gram 3004,39 gram
Berat agregat kasar di dalam air (C) 1875,99 gram 1863,09 gram

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

Berdasarkan data di atas, maka dilakukan perhitungan menggunakan


rumus untuk menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Adapun
perhitungan yang dilakukan untuk menentukan hasil dari analisis specific gravity
dan penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut:
A
a. Berat jenis kering (bulk) I =
( B−C )
2891,19
=
( 3000,59−1875,99 )
= 2,651
A
b. Berat jenis kering (bulk) II =
( B−C )
2973,19
=
( 3004,39−1863,09 )
= 2,605
B
c. Berat jenis kering permukaan jenuh I =
( B−C )
3000,19
=
( 3000,59−1875,99 )
= 2,668
B
d. Berat jenis kering permukaan jenuh II =
( B−C )
3004,39
=
( 3004,39−1863,09 )
= 2,650
A
e. Berat jenis semu (apparent) I =
( A−C )
2981,19
=
( 2981,19−1875,99 )
= 2,697
A
f. Berat jenis semu (apparent) II =
( A−C )
2973,19
=
( 2973,19−1863,09 )
= 2,688

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

B− A
g. Penyerapan (absorption) I = × 100 %
A
3000,59−2981,19
= × 100 %
2981,19
= 0,651%

B− A
h. Penyerapan (absorption) II = × 100 %
A
3004,39−2973,19
= × 100 %
2973,19
= 0,850%
8.6 Hasil dan Analisis Data
Berdasarkan pengujian analisis specific gravity dan penyerapan agregat
halus dan perhitungannya, didapatkan hasil berupa data. Berikut merupakan tabel
data hasil perhitungan analisis specific gravity dan penyerapan agregat kasar.
Tabel 8.2 Hasil Perhitungan Pengujian Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Kasar I II Rata-Rata
Berat jenis curah (bulk specific gravity) 2,651 2,605 2,628
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) 2,668 2,632 2,650
Berat jenis semu (apperent specific gravity) 2,697 2,678 2,688
Penyerapan (absorption) 0,651 1,049 0,850
Analis specific gravity dan penyerapan agregat halus dimana pengujian
ini dilakukan berdasarkan standar ASTM C 127. Hasil rata-rata dari sampel
pengujian berupa berat jenis kering sebesar 2,628, berat jenis kering permukaan
jenuh sebesar 2,650, berat jenis semu sebesar 2,688, dan absorption seberapa
0,850%. Nilai absorption berada dibawah nilai absorption agregat kasar
maksimum berdasarkan ASTM C 127 yaitu sebesar 2%.

8.7 Kesimpulan
Dari pengujian analisis specific gravity dan penyerapan agregat halus
yang telah di laksanakan untuk mendapatkan kasarnya komposisi volume agregat
dalam adukan beton di dapat hasil persentase absorption sebesar 0,850%. Syarat
pengujian berat jenis yaitu berkisar antara 2,5-2,7 gram dan persentase nilai
penyerapan kecil dari 2% dari data yang diperoleh dapat disimpulkan agregat ini
dapat digunakan untuk pembuatan beton.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar

8.8 Saran
Beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis
specific gravity dan penyerapan agregat halus adalah sebagai berikut:
a. Mengikuti praktikum dengan sungguh-sungguh.
b. Melaksanakan praktikum dengan mengikuti ketentuan dan aturan yang
berlaku.
c. Menghitung dan menganalisis data dilakukan dengan teliti untuk menghindari
kesalahan perhitungan.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003

Anda mungkin juga menyukai