Anda di halaman 1dari 10

BAB VII

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGRERAT

7.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pemeriksaan kadar air dalam agregat antara lain
sebagai berikut:
a. Menentukan kadar air yang terkandung dalam agregat sehingga dapat
diperhitungkan dalam perancangan campuran beton dengan cara pengeringan
menggunakan oven.
b. Mengetahui metode perbandingan berat agregat dengan isi agregat kasar di
dalam suatu bahan yang digunakan untuk pembuatan campuran yang baik dan
benar.

7.2 Landasan Teori


Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan
semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah
pengerjaannya. Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang
tercemar garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam
campuran beton akan menurunkan kekuatannya dan dapat juga mengubah sifat-
sifat semen. Penambahan air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya
gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit
akan menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan
mempengaruhi kekuatan beton (Nawy, 1990).
Agregat yang basah akan membuat campuran beton lebih basah. Kadar
air yang dikandung agregat dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Oleh karena
itu, kadar air agregat harus diperiksa sebelum dipergunakan. Jika agregat tidak
jenuh air maka agregat tidak akan menyerap air campuran beton lebih banyak
sehingga akan kekurangan (PBI, 1971).
Keadaan kandungan air untuk menghitung jumlah air dalam agregat
terbagi atas 4, yaitu:
a. Kering tungku, yaitu kondisi ageregat benar-benar tidak berair secara penuh
akan menyerap air.

65
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

b. Kering udara, kondisi agregat yang butir-butir kering permukaannya tetapi


mengandung sedikit air dalam pori-pori sehinga sedikit menghisap jumlah air.
c. Jenuh kering muka, kondisi agregat tidak ada air di pemukaan, tetapi butir-
butirnya berisi sejumlah air yang diserap sehingga butirana gregat tidak
menyerap dan menambah jumlah air dalam campuran beton.
d. Basah, kondis agregat dengan butirannya banyak mengandung air baik di
permukaan maupun di dalam butirannya, jika dipakai dalam campuran akan
menambah air (Tjokrodimuljo, 1996).
Dari keempat keadaan di atas, hanya dua keadaan yang sering dipakai
sebagai dasar hitungan, yaitu kering oven dan jenuh kering muka karena konstan
untuk agregat tertentu. Keadaan jenuh kering muka (saturated surface dry, SSD)
lebih disukai sebagai standar, karena merupakan keadaan kebasahan agregat yang
hampir sama dengan agregat dalam beton, sehingga agregat tidak menambah atau
mengurangi air dari pasta (Tjokrodimuljo, 1996).
Kadar air adalah besarnya perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dalam keadaan kering dan dinyatakan dalam persen (%). Kadar air yang
dikandung agregat dapat mempengaruhi kuat tekan beton atau dengan kata lain
faktor air semen (FAS) dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Dalam rancangan
campuran beton kondisi agregat dianggap dalam keadaan kering permukaan atau
jenuh (saturated surface dry condition/SSD). Oleh karena itu kadar air agregat
harus diperikasa sebelum dipergunakan (SNI 03–1971–1990).
Kadar air dalam agregat harus memenuhi persyaratan, jika agregatnya
tidak jenuh air, maka agregat akan menyerap air campuran beton yang
menyebabkan kurangnya air untuk proses pengerasan. Dengan mengetahui kadar
air dari agregat dapat ditaksir/diperhitungkan untuk penambahan maupun
pengurangan air dalam suatu campuran beton. Peraturan persyaratan yang
digunakan dalam “American Society For Testing and Material”, yaitu 0,2%-4,0%
(ASTM C70).

7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pemeriksaan kadar air dalam agregat
terdiri dari alat dan bahan yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

7.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan kadar air dalam agregat
adalah sebagai berikut:
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.

Gambar 7.1 Timbangan


b. Oven yang dilengkapi pengatur suhu dan dapat diatur sampai 110±50C.

Gambar 7.2 Oven


c. Talam logam berkapasitas cukup besar sebagai tempat pengeringan contoh
benda uji.

Gambar 7.3 Talam


7.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pemeriksaan kadar air dalam
agregat adalah sebagai berikut:

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

a. Agregat halus 1500,03 gram.

Gambar 7.4 Agregat Halus


b. Agregat kasar 5000, 03 gram.

Gambar 7.5 Agregat Kasar


7.4 Prosedur
Pemeriksaan kadar air agregat dilakukan menurut standar dan ketentuan
yang berlaku yaitu SNI 1971:2011, agar tidak terjadi kesalahan dalam prosedur
kerja. Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam pemeriksaan kadar air dalam
agregat adalah sebagai berikut:
a. Menimbang talam yang akan digunakan, catat beratnya (W 1).
b. Timbanglah berat bahan uji (agregat) sebelum dikeringkan (W 2).
c. Hitung berat benda uji (W 3 =W 2−W 1 ¿.
d. Keringkan benda uji bersama talam dalam oven pada suhu 110±5C hingga
mencapai berat tetap.
e. Setelah kering, timbang berat benda uji beserta talam (W 4).
f. Hitung berat benda uji kering (W 5 =W 4 −W 1 ¿ .

7.4.1 Agregat Halus


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam pemeriksaan kadar air
dalam agregat halus adalah sebagai berikut:

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Menimbang talam yang akan Menimbang berat agregat halus


digunakan, catat beratnya. sebelum dikeringkan.

Dinginkan agregat halus setelah Keringkan agregat bersama talam


dikeringkan dalam oven. dalam oven.

Timbang berat benda uji beserta Hitung berat benda uji kering.
talam.

Gambar 7.6 Prosedur Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus

7.4.2 Agregat Kasar


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam pemeriksaan kadar air
dalam agregat kasar adalah sebagai berikut:

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Menimbang talam yang akan Menimbang berat agregat kasar


digunakan, catat beratnya. sebelum dikeringkan.

Gambar 7.7 Prosedur Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

7.5 Perhitungan
Adapun rumus menghitung kadar air yang dilakukan setelah mendapat
data dari hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
(W ¿ ¿ 3−W 5 )
Kadar air agregat ¿ ×100 % ¿
W5
Keterangan:
W 3 = Berat benda uji mula-mula (gram)
W 5 = Berat benda uji setelah dikeringkan (gram)

7.5.1 Agregat Halus


Berdasarkan rumus di atas maka dapat dilakukan perhitungan kadar air
agregat sebagai berikut:
(W ¿ ¿ 3−W 5 )
a. Kadar air agregat kurs I ¿ ×100 %¿
W5
(1500,03−1431,03)
= x 100%
(1431,03)
= 4,822 %
(W ¿ ¿ 3−W 5 )
b. Kadar air agregat kurs II ¿ ×100 %¿
W5
(1500,03−1437,07)
= x 100%
(1437,07)
= 4,384 %
kadar air aagregat 1+kadar agregat 2
c. Kadar air rata-rata ¿
2
4,822 %+ 4,384 %
¿
2
¿ 4,603 %
Hasil perhitungan kadar air agregat halus yang didapat berdasarkan data
hasil pengujian yang telah dilaksanakan pada pemeriksaan kadar air agregat halus
pada dapat dilihat pada tabel 7.1 berikut:
Tabel 7.1 Kadar Air Agregat Halus
Keterangan Agregat Halus (gram)
Nomor Krus Yang Dipakai I II
Berat krus + contoh basah 1500,03 1500,03
Berat krus + contoh kering 1431,03 1437,03
Berat air (berat basah - berat kering) 69 63

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

Presentase kadar air 4,822% 4,384%


Presentase rata-rata kadar air 4,603%

7.5.2 Agregat Kasar


Perhitungan kadar air agregat kasar tidak jauh berbeda dengan
perhitungan kadar air agregat halus. Adapun perhitungan kadar air agregat kasar
berdasarkan rumus di atas adalah sebagai berikut:
(W ¿ ¿ 3−W 5 )
a. Kadar air agregat kurs I ¿ ×100 %¿
W5
(5000,03−4924,03)
= x 100%
(4924,03)
= 1,543 %
(W ¿ ¿ 3−W 5 )
b. Kadar air agregat kurs II ¿ ×100 %¿
W5
(5000,03−4899,03)
= x 100%
(4899,03)
= 2,062 %
kadar air aagregat 1+kadar agregat 2
c. Kadar air rata-rata ¿
2
1,543% +2,062 %
¿
2
¿ 1,803 %

Hasil perhitungan kadar air agregat kasar yang didapat berdasarkan data
hasil pengujian yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut:
Tabel 7.2 Kadar Air Agregat Kasar
Keterangan Agregat Kasar (gram)
Nomor Krus Yang Dipakai I II
Contoh basah 5000,03 5000,03
Contoh kering 4924,03 4899,03
Berat air (berat basah - berat kering) 76 101
Presentase kadar air 1,543% 2,062%
Presentase rata-rata kadar air 1,803%
7.6 Hasil dan Analisis Data
Pemeriksaan kadar air pada agregat halus dan agregat kasar dilakukan
dengan cara pengeringan, dimana masing-masing menggunakan benda uji

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

sebanyak 1500,03 gram untuk agregat halus dan 5000,03 gram untuk agregat
kasar. Berat yang didapat setelah pengeringan menggunakan oven pada suhu
110±50 C pada agregat halus mendapatkan 1431,33 gram, sedangkan berat yang
didapatkan setelah proses pengeringan pada agregat kasar 4924,33 gram.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas didapatkan presentase kadar air rata-rata
pada agregat halus sebesar 4,603% dan hasil presentase kadar air agregat kasar
sebesar 1,803%.
Hasil yang didapatkan dari perhitungan tabel diatas terlihat bahwa kadar
air dalam agregat halus memiliki nilai yang lebih besar yaitu sebesar 4,603%,
dibandingkan kadar air pada agregat kasar sebesar 1,803%.

7.7 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pemeriksaan kadar air agregat adalah
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kadar air bertujuan mengetahui besarnya perbandingan antara
berat air yang dikandung agregat dalam keadaan kering dan dinyatakan dalam
persen.
b. Berat agregat halus sebelum dikeringkan sebesar 1500,03%, sedangkan berat
agregat setelah dilakukan pengeringan dalam oven berkurang menjadi sebesar
1431,03% dan 1437,03%.
c. Berat agregat kasar sebelum dikeringkan sebesar 5000,03%, sedangkan berat
agregat setelah dilakukan pengeringan dalam oven berkurang menjadi sebesar
4924,03% dan 4899,03%.
d. Persentase kadar air rata-rata agregat halus sebesar 4,603%, sedangkan
persentase agregat kasar rata-rata sebesar 1,803%.
e. Kadar air dalam agregat halus memiliki nilai yang lebih besar yaitu sebesar
dibandingkan kadar air pada agregat kasar.

7.8 Saran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kadar air
agregat adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kadar air agregat sebaiknya dilakukan dengan teliti dan
mengikuti ketentuan yang berlaku.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Kadar Air Agregat

b. Memasukkan bahan uji ke oven dengan hati-hati untuk mrngurangi resiko


tumpahnya bahan uji.
c. Penimbangan bahan uji juga dilakukan dengan teliti untuk mengurangi
kesalahan analisis data.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003

Anda mungkin juga menyukai