Anda di halaman 1dari 18

BAB III

ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS

3.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum analisis saringan agregat kasar dan halus adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan pembagian butiran atau gradasi dari agregat yang digunakan
untuk perencanaan adukan beton.
b. Menentukan modulus kehalusan yang nantinya akan diperlukan dalam
perencanaan adukan beton.

3.2 Landasan Teori


Analisis saringan agregat adalah suatu kegiatan analisis yang digunakan
untuk menentukan persentase berat butiran agregat yang lolos dalam suatu set
saringan, yang angka persentase kumulait digambarkan pada grafik pembagian
butir. Ukuran butir yang maksimum dan agregat ditunjukan dengan saringan
terkecil dimana agregat tersebut masih bisa lolos 100%. Ukuran nominal
maksimum agregat adalah ukuran saringan maksimum agregat adalah ukuran
saringan yang terbesar dimana diatas saringan tersebut terdapat sebagian agregat
yang tertahan. Ukuran butiran maksimum dan gradasi agregat di kontrol oleh
spesifikasi susunan dari butiran agregat sangat berpengaruh dalam perencanaan
suatu perkerasan (SNI 03-1968-1990).
Agregat menempati kira-kira 70% volume mortar atau beton sehingga hal
ini sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton atau mortar. Untuk membedakan
jenis agregat, maka digunakan suatu analisa mekanis, dimana variasi ukuran
agregat tersebut dinyatakan dalam persentase berat kering total (Ilsley, 1942).
Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah
melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
berada paling atas dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan
pada saringan tersebut disebut salah satu dari ukuran butir sampel tanah. Berat
tanah yang tertahan ditiap saringan dihitung beratnya dan persentase kumulatif
dari berat tanah yang melewati tiap saringan dihitung beratnya (SNI 03-1968-
1990).

25
Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Dengan kita mengetahui pembagian besarnya butiran dari suatu tanah


maka kita akan menentukan klasifikasi terhadap suatu macam tanah tertentu
dengan kata lain dapat mengadakan deskripsi tanah. Besarnya butiran tanah biasa
digambarkan dalam grafik. Dengan mengetahui pembagian besarnya butir dari
suatu tanah maka kita dapat menentukan klasifikasi terhadap suatu macam tanah
(Ilsley, 1942).
Gradasi agregat adalah gambaran yang memperlihatkan distribusi ukuran
butiran dari agregat. Gradasi yang paling baik digunakan dalam pembuatan beton
adalah gradasi sempurna, karena pada campuran rongga yang dihasilkan oleh
agregat yang berukuran besar akan ditutupi oleh agregat yang berukuran besar,
maka agregat tidak akan menghasilkan rongga ketika dicetak, sehingga agregat
akan bersifat kokoh, padat, dan tidak keropos (Abrams, 1918).
Agregat dalam campuran beton, kehalusan atau kekasaran agregat harus
diperhatikan karena dapat mempengaruhi kelecekan (workabilty) campuran beton,
yang dapat dilihat dari nilai modulus kehalusan. Campuran beton harus memiliki
(workabilty) yang baik dengan ruang udara yang kecil dan juga tahan terhadap
segregasi. Terdapat tiga jenis agregat berdasarkan gradasi yaitu:
a. Gradasi menerus (well graded), dimana terdapat semua ukuran agregat dan
distribusikan secara baik. Kehalusan dapat mempengaruhi kelecekan
(workabilty) campuran beton, yang dapat dilihat dari nilai modulus kehalusan.
Gradasi menerus sering dipakai dalam campuran beton dikarenakan gradasi
tersebut mendapatkan angka pori yang kecil dan memiliki kemampatan yang
tinggi sehingga didapatkannya (interlocking) yang baik pada campuran beton,
variasi ukuran butir agregat dibutuhkan dalam campuran beton.
b. Gradasi seragam (uniform graded), yaitu agregat yang memiliki butiran yang
sama. Gradasi ini hanya mengandung sedikit agregat sehingga terdapat
banyak rongga/ ruang kosong antar agregat.
c. Gradasi senjang (gap graded), dimana tidak terdapat salah satu atau lebih dari
ukuran butir, gradasi ini akan menunjukkan satu garis horizontal dalam
grafiknya (SNI T-15-1990-03:21).
Tabel gradasi agregat berdasarkan ketentuan sertifikasi ASTM C-33
adalah sebagai berikut:

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Tabel 3.1 Gradasi Agregat Kasar


%Lolos Saringan/Ayakan
Ukuran
Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi
saringan
No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6
4 in 100 – 100
31/2 in 90 – 100
3 in 100 – 100
21/2 in 25 – 60 90 – 100 100 – 100
2 in 35 – 70 90 – 100 100 – 100
11/2 in 0 – 15 0 – 15 35 – 70 90 – 100 100 – 100
1 in 0 – 15 20 – 55 90 – 100 100 – 100
3/ in
4 0–5 0–5 0 – 15 20 – 55 90 – 100
1
/2 in 0–5 0 – 10 20 – 55
3/ in
8 0–5 0–5 0 – 15
No. 4 0–5
No. 8
No. 16
(Sumber: ASTM C-33)
Tabel 3.2 Gradasi Agregat Halus
Sieve Analysis (ASTM C-33)
No. Saringan
%Batas Bawah %Batas Atas

3/8” 100 100


No.4 95 100
No.8 80 100
No.16 50 85
No.30 25 60
No.50 5 30
No.100 0 10
(Sumber: ASTM C-33)

Selain gradasi agregat dapat dinyatakan dalam bentuk grafik juga dapat
dinyatakan dalam suatu parameter yang disebut dengan modulus kehalusan.
Modulus halus butir (fineness modulus) ialah suatu indeks yang dipakai untuk
mengukur kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat (Abrams, 1918).
Modulus kehalusan didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif dari
butir agregat yang tertinggal diatas satu ayakan (38, 19, 9.60, 4.80, 2.40, 1.20,
0.60, 0.30, dan 0.15) kemudian nilai tersebut dibagi dengan 100. Kehalusan dan
kekasaran agregat dapat mempengaruhi kecelakaan dari mortar beton. Modulus
kehalusan agregat kasar antara 6,0-7,1 dengan variasi butir sesuai standar gradasi,
sedangkan modulus kehalusan agregat halus antara 1,5-3,8 dengan variasi butir
sesuai standar (Ilsley, 1942).

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam analisis saringan agregat kasar
dan halus berupa alat dan bahan sebagai berikut:
3.3.1 Alat
Berikut ini alat yang digunakan dalam praktikum analisis saringan
agregat kasar dan halus:
a. Timbangan dengan ketelitian 0,2 %

Gambar 3.1 Timbangan


b. Seperangkat saringan agregat halus

Gambar 3.2 Saringan Agregat Halus


c. Seperangkat saringan agregat kasar

Gambar 3.3 Saringan Agregat Kasar

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

d. Oven

Gambar 3.4 Oven


e. Mesin penggetar saringan (sieve shaker)

Gambar 3.5 Sieve Shaker


f. Talam

Gambar 3.6 Talam


g. Sikat

Gambar 3.7 Sikat

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

3.3.2 Bahan
Berikut bahan yang digunakan dalam praktikum analisis saringan agregat
kasar dan halus:
a. Agregat halus 600,003 gram

Gambar 3.8 Agregat Halus


b. Agregat kasar 6000,003 gram

Gambar 3.9 Agregat Kasar


3.4 Prosedur
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum analisis saringan
agregat kasar dan halus berdasarkan SNI 03-1968-1990 sebagai berikut:

3.4.1 Agregat Halus


Berikut ini prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum analisis
saringan agregat halus:
a. Bersihkan agregat halus yang akan digunakan dengan sikat.
b. Keringkan agregat halus dengan oven pada suhu 110±5o C.
c. Masukkan agregat ke dalam lapis saringan yang sudah disusun.
d. Nyalakan mesin sieve shaker selama 15 menit, setelah itu keluarkan agregat.
e. Pisahkan agregat berdasarkan jumlah yang tertahan di masing-masing
saringan.
f. Timbang dan catat berat agregat yang tertahan.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Bersihkan agregat halus dengan Keringkan agregat halus dengan


sikat. oven.

Nyalakan mesin sieve shaker Masukkan agregat ke dalam lapis


selama 15 menit. saringan.

Pisahkan agregat berdasarkan Timbang dan catat berat agregat


masing-masing saringan. yang tertahan.

Gambar 3.10 Prosedur Analisis Saringan Agregat Halus

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

3.4.2 Agregat Kasar


Analisis saringan pada agregat kasar pada dasarnya tidak berbeda jauh
dengan analisis saringan agregat halus, hanya saja pada agregat kasar digunakan
teknik pengguncangan atau penggoyangan secara manual, tidak menggunakan
mesin pengguncang (sieve shaker). Berikut ini prosedur kerja yang dilakukan
dalam praktikum analisis saringan agregat kasar:
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada analisis saringan agregat
kasar.
b. Bersihkan agregat kasar yang akan digunakan dengan sikat. Hal ini untuk
memastikan tidak ada unsur lain yang ikut dalam agregat.
c. Keringkan agregat kasar dengan oven pada suhu 110±5o C.
d. Masukkan agregat ke dalam lapis saringan yang sudah disusun sesuai urutan
ukuran.
e. Guncang tumpukan saringan selama 15 menit.
f. Pisahkan agregat berdasarkan jumlah yang tertahan di masing-masing
saringan.
g. Timbang dan catat berat agregat yang tertahan.

Siapkan alat dan bahan yang Bersihkan agregat kasar dengan


digunakan. sikat.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Susun saringan sesuai ukuran Masukkan agregat kasar ke dalam


terkecil ke terbesar. oven.

Goyangkan saringan yang sudah Timbang dan catat berat agregat


diisi agregat kasar. yang tertahan.

Gambar 3.11 Prosedur Analisis Saringan Agregat Kasar

3.5 Perhitungan
Berdasarkan SNI 03-1968-1990 perhitungan analisis saringan agregat
kasar dan halus menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah berat tertahan


Persentase tertahan = ×100 %
Jumlah berat keseluruhan

Persentase lolos = 100 %−Jumlah persentase tertatahan

Modulus kehalusan =
∑ persen kumulatif terta h an
100
Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003
Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

3.5.1 Agregat Halus


Berdasarkan analisis saringan agregat halus dan kasar yang dilakukan,
maka akan didapatkan data berat tertahan yang selanjutnya akan diolah untuk
mendapatkan data-data lainnya. Berikut ini merupakan perhitungan untuk
pengujian analisis saringan butiran agregat halus:
a. Saringan ukuran 1 ½”
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
Persentase tertahan = 0 x 100% = 0%
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
b. Saringan ukuran 1”
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
600,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
c. Saringan ukuran 3/4”
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
600,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
d. Saringan ukuran 1/2”

Jumlah berat tertahan =0+0 =0


0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
600,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
e. Saringan ukuran 3/8”
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
600,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
f. Saringan No. 4
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
600,03

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Persentase lewat = 100% - 0% = 100%

g. Saringan No. 8
Jumlah berat tertahan = 0 + 1,82 = 1,82
1,82
Persentase tertahan = ×100 % = 0,30%
600,03
Persentase lewat = 100% - 0,30% = 99,70%
h. Saringan No. 16
Jumlah berat tertahan = 1,82 + 4,82 = 6, 64
6,64
Persentase tertahan = ×100 % = 1,10%
600,03
Persentase lewat = 100 % - 1,10% = 98,80%
i. Saringan No. 30
Jumlah berat tertahan = 6,64 + 247,02 = 253,66
253,66
Persentase tertahan = ×100 % = 42,27%
600,03
Persentase lewat = 100% - 42,27 = 57,73%
j. Saringan No. 50
Jumlah berat tertahan = 253,66 + 77,19 = 483,08
483,08
Persentase tertahan = × 100 % = 80,50%
600,03
Persentase lewat = 100% - 80,50% = 19,5%
k. Saringan No. 100
Jumlah berat tertahan = 483,08 + 72,22 = 560,30
560,30
Persentase tertahan = ×100 % = 93,37%
600,03
Persentase lewat = 100% - 93,37% = 6,01%
l. Saringan No. 200
Jumlah berat tertahan = 560,30 + 3,72 = 562,02
0564,02
Persentase tertahan = ×100 % = 93,99%
600,03
Persentase lewat =100% - 93,99% = 6,01%
m. Pan
Jumlah berat tertahan = 562,02 + 36,01 = 600,03

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

600,03
Persentase tertahan = ×100 % = 100%
600,03
Persentase lewat = 100% - 100% = 0%

n. Modulus kehalusan =
∑ persen kumulatif terta h an = 217,540 % = 3,1153%
100 100

Hasil uji analisis agregat halus berdasarkan data-data di atas akan


disajikan dalam bentuk tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3 Hasil Uji Analisis Agregat Halus
Saringan Berat Jumlah Berat Jumlah persen kumulatif
Tertahan (gr) Tertahan (gr) Tertahan (%) Lewat (%)
1 ½” 0 0 0 100
1” 0 0 0 100
3/4” 0 0 0 100
1/2” 0 0 0 100
3/8” 0 0 0 100
No. 4 0 0 0 100
No. 8 1,82 1,82 0,30 99,70
No.16 4,82 6,64 1,10 98,90
No. 30 247,02 253,66 42,27 57,73
No. 50 229,42 483,08 80,50 19,5
No.100 77,22 560,30 93,37 6,63
No. 200 3,72 564,02 93,99 6,01
Pan 36,1 600,03 100 0
MK 2,175

3.5.2 Agregat Kasar


Berikut merupakan perhitungan untuk pengujian analisis saringan butiran
agregat kasar:
a. Saringan ukuran 1 ½”
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
Persentase tertahan = 0 x 100% = 0%
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
b. Saringan ukuran 1”
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
c. Saringan ukuran 3/4”
Jumlah berat tertahan = 0 + 125,03 = 125,03

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

125,03
Persentase tertahan = ×100 % = 2,08%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 2,08% = 97,92%
d. Saringan ukuran 1/2”
Jumlah berat tertahan = 125,03 + 2094,03 = 2219,06
2219,06
Persentase tertahan = ×100 % = 36,98%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 36,98% = 63,02%
e. Saringan ukuran 3/8”
Jumlah berat tertahan = 2219,06 + 1835,03 = 4054,09
4054,09
Persentase tertahan = × 100 % = 67,56%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 67,56% = 32,44%
f. Saringan No. 4
Jumlah berat tertahan = 4054,09 + 1830,03 = 5884,12
5884,12
Persentase tertahan = ×100 % = 98,06%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 98,06% = 1,94%
g. Saringan No. 8
Jumlah berat tertahan = 5884,12 + 10,03 = 5894,15
5894,15
Persentase tertahan = ×100 % = 98,23%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 98,23 = 1,77%
h. Saringan No. 16
Jumlah berat tertahan = 5894,15 + 10,23 = 5904,18
5904,18
Persentase tertahan = ×100 % = 98,40%
6000,03
Persentase lewat = 100 % - 98,40% = =1,60%
i. Saringan No. 30
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
j. Saringan No. 50

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Jumlah berat tertahan =0+0 =0


0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
k. Saringan No. 100
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
l. Saringan No. 200
Jumlah berat tertahan =0+0 =0
0
Persentase tertahan = ×100 % = 0%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 0% = 100%
m. Pan
Jumlah berat tertahan = 5904,18 + 95,82 = 6000,03
6000,03
Persentase tertahan = ×100 % = 100%
6000,03
Persentase lewat = 100% - 100% = 0%

n. Modulus kehalusan =
∑ persen kumulatif terta h an = 401,31 % = 4,013%
100 100

Berdasarkan data-data di atas, hasil uji analisis agregat kasar akan


disajikan dalam bentuk tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4 Hasil Uji Analisis Agregat Kasar
Jumlah persen kumulatif
Berat Jumlah Berat
Saringan Tertahan(%
Tertahan (gr) Tertahan (gr) Lewat (%)
)
1 ½” 0 0 0 0
1” 0 0 0 0
3/4” 125,03 125,030 2,084 97,916
1/2” 2094,03 2219,060 36,984 63,016
3/8” 1835,03 4054,090 67,568 32,432
No. 4 1830,03 5884,120 98,069 1,931
No. 8 10,03 5894,150 98,236 1,764
No.16 10,03 5904,180 98,403 1,597
No. 30 0 0 0 0
No. 50 0 0 0 0

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

No.100 0 0 0 0
No. 200 0 0 0 0
Pan 95,82 6000 100,000 0,000
MK     4,013  

3.6 Hasil dan Analisis Data


Tujuan dari uji analisis saringan agregat kasar dan halus adalah untuk
menentukan pembagian butiran atau gradasi dari agregat serta menentukan
modulus kehalusan. Penyaringan agregat kasar mengunakan saringan yang
berukuran 1”, 3/4”, 1/2”, 3/8”, No. 4, No. 8, dan No. 16, sedangkan untuk agregat
halus menggunakan saringan yang berukuran 1”, 3/8”, No. 4, No. 8, No. 16, No.
30, No. 50, No. 100, No. 200.
Adapun hasil perhitungan dari uji analisis saringan agregat dapat dilihat
pada tabel 3.5, tabel 3.6, gambar 3.12 dan gambar 3.13 di bawah ini.

Tabel 3.5 Hasil Analisis Saringan Agregat Halus


No. Saringan Persen Lolos (%) Gradasi Agregat (ASTM C-33)

% Batas Bawah % Batas Atas

3/4” 100 100 100

No. 4 100 95 100

No. 8 99,70 80 100

No. 16 98,90 50 85

No. 30 57,73 25 60

No. 50 19,5 5 30

No.100 6,62 0 10

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Grafik Gradasi Agregat Halus


120

100
Persen Lolos (%)

80

60 Persen
Lolos
40
%Batas
20 Bawah

0 %Batas
No.100 No.50 No.30 No.16 No.8 No.4 3/8” Atas

Nomor Saringan

Gambar 3.12 Grafik Gradasi Agregat Halus

Tabel 3.6 Hasil Analisis Saringan Agregat Kasar


No. Saringan Persen Lolos (%) Gradasi Agregat (ASTM C-33)

% Batas Bawah % Batas Atas

1” 100 100 100

3/4” 97,92 90 100

1/2” 63,02 20 55

3/8” 32,44 0 15

No.4 1,94 0 5

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

Grafik Gradasi Agregat Kasar


120

Persen Lolos (%) 100

80
Persen Lolos
60 %Batas Bawah
%Batas Atas
40

20

0
No.4 3/8” 1/2” 3/4” 1”

Nomor Saringan

Gambar 3.13 Grafik Gradasi Agregat Kasar

3.7 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari analisis agregat kasar dan halus adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan dilakukannya pengujian ini untuk menentukan pembagian butiran atau
gradasi dari agregat serta menentukan modulus kehalusan sehingga dapat
diketahui distribusi butiran pada tiap jenis agregat yang nantinya akan
diperlukan dalam campuran beton.
b. Berat awal dan berat akhir dari hasil analisis saringan agregat kasar dan
agregat halus mengalami penurunan.
c. Nilai modulus kehalusan pada agregat kasar jauh lebih besar daripada agregat
halus sebesar 4,0131% modulus kehalusan agregat kasar dan 3,1153%
modulus kehalusan agregat halus.

3.8 Saran
Berikut hal-hal yang harus dilakukan agar uji analisis saringan agregat
mendapat hasil yang sesuai:
a. Agregat kasar dan halus harus dibersihkan (dicuci) sampai benar-benar bersih
yang ditandai dengan jernihnya air bekas pencucian. Hal ini juga untuk
memastikan tidak adanya unsur lain yang bercampur pada agregat.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus

b. Pastikan saringan yang digunakan tidak ada yang berlubang, untuk


menghindari kesalahan data (adanya agregat yang lolos tanpa tersaring).
c. Perhatikan dengan benar urutan saringan dalam ptoses pengayakan, agar
sesuai dengan panduan.
d. Proses pengayakan agregat kasar harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari jatuh atau terbuangnya agregat kasar yang berakibat pada
berkurangnya berat awal agregat.
e. Proses pengayakan agregat halus menggunakan mesin pengguncang (sieve
shaker) juga perlu diperhatikan, saat mesin menyala tahan mesin tersebut
untuk menghindari jatuh atau terbuangnya agregat halus.
f. Proses pengolahan data saat mencari jumlah berat tertahan, jumlah persen
tertahan, jumblah persen lewat serta modulus kehalusan harus dihitung
dengan teliti agar hasil yang diperloleh tepat dan tidak kerliru.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003

Anda mungkin juga menyukai