PENGUJIAN BAHAN II
Dibuat oleh:
Putu Bayu Aritama
2115124075
4E D4 Manajemen Proyek Konstruksi
[AUTHOR NAME]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3. Tujuan................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
Pembahasan........................................................................................................................6
2.1. Penyiapan Agregat.............................................................................................6
2.2. Pengujian Berat Jenis.........................................................................................6
2.2.1. Berat Jenis Agregat Halus..........................................................................6
2.2.2. Berat Jenis Agregat Sedang........................................................................9
2.2.3. Berat Jenis Agregat Kasar..........................................................................9
2.3. Pengujian Analisa Ayakan................................................................................10
2.3.1. Agregat Halus...........................................................................................10
2.3.2. Agregat Sedang........................................................................................11
2.3.3. Agregat Kasar...........................................................................................12
2.4. Pengujian Penetrasi..........................................................................................13
2.5. Pengujian Titik Leleh Aspal.............................................................................14
2.6. Pengujian Berat Jenis Aspal.............................................................................15
2.7. Komposisi Material Beton Aspal......................................................................16
2.8. Pembuatan Briket Aspal Beton.........................................................................17
2.9. Uji Density.......................................................................................................17
BAB III............................................................................................................................19
Penutup............................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................19
3.2. Saran.................................................................................................................19
3.3. Lampiran..........................................................................................................20
[AUTHOR NAME]
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Beton Aspal (Hotmix) adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari
campuran agregat, dengan atau tanpa bahan tambahan. Material-material
pembentuk beton aspal dicampur di instalasi pencampur pada suhu tertentu,
kemudian diangkut ke lokasi, dihamparkan, dan dipadatkan. Suhu
pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal apa yang akan digunakan
(Silvia Sukirman, 2003). Dalam pencampuran aspal harus dipanaskan untuk
memperoleh tingkat kecairan (viskositas) yang tinggi agar dapat mendapatkan
mutu campuran yang baik dan kemudahan dalam pelaksanaan. Pemilihan
jenis aspal yang akan digunakan ditentukan atas dasar iklim, kepadatan lalu
lintas dan jenis konstruksi yang akan digunakan.
Salah satu produk campuran beton aspal yang kini banyak digunakan oleh
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah adalah Asphalt Concrete -
Wearing Course (AC-WC) / Lapis Aus Aspal Beton. AC-WC adalah salah
satu dari tiga macam campuran lapis aspal beton yaitu AC-Base, AC-BC ,dan
AC-WC. Ketiga jenis Asphalt Concrete tersebut merupakan konsep
spesifikasi campuran beraspal yang telah disempurnakan oleh Bina Marga
bersama-sama dengan Pusat Litbang Jalan. Dalam perencanaan spesifikasi
baru tersebut menggunakan pendekatan kepadatan mutlak. Penggunaan AC-
WC yaitu untuk lapis permukaan (paling atas) dalam perkerasan dan
mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis Asphalt
Concrete lainnya.
Terdapat tujuh karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh beton
aspal adalah stabilitas, keawetan, kelenturan atau fleksibilitas, ketahanan
terhadap kelelahan (fatique resistance), kekesatan permukaan atau ketahanan
geser, kedap air dan kemudahan pelaksanaan (workability).
[AUTHOR NAME]
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat dan bahan dalam pembuatan beton aspal?
2. Bagaimana langkah – langkah membuat beton aspal?
3. Bagaimana cara menyusun komposisi beton aspal?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam pembuatan beton aspal
2. Untuk mengetahui langkah – langkah dalam membuat beton aspal
3. Untuk mengetahui cara menyusun komposiis beton aspal
[AUTHOR NAME]
BAB II
Pembahasan
2.1. Penyiapan Agregat
A. Alat
1. Ayakan 4,75 dan ayakan 9,5
2. Sendok material
3. Ompreng/wadah
B. Langkah Kerja
1. Untuk pengambilan agregat halus, ambil agregat dari quarry dan ayak
menggunakan ayakan 4,75. Agregat yang lolos pada ayakan tersebut
merupakan material yang akan digunakan
2. Bagi agregat halus menjadi 2 yaitu untuk uji gradasi dan uji SSD,
rendam salah satu sampel dan masukan ke oven sampel lainnya
3. Untuk pengambilan agregat sedang, ambil agregat dari quarry dan
ayak menggunakan ayakan 9,5 dan 4,75. Agregat yang lolos pada
ayakan 9,5 dan tertahan pada ayakan 4,75 tersebut merupakan
material yang akan digunakan, rendam salah satu sampel dan masukan
ke oven sampel lainnya
4. Untuk pengambilan agregat kasar, ambil agregat dari quarry dan ayak
menggunakan ayakan 9,5. Agregat yang tertahan pada ayakan 9,5
tersebut merupakan material yang akan digunakan, rendam salah satu
sampel dan masukan ke oven sampel lainnya
2.2. Pengujian Berat Jenis
2.2.1. Berat Jenis Agregat Halus
A. Alat
1. Timbangan Digital
2. Kerucut Abrams
3. Kain Lap
4. Penumbuk dan Alas Kaca
5. Toples dan Tutup Kaca
6. Sedok pasir
[AUTHOR NAME]
7. Oven
B. Langkah Kerja
1. Ambil material yang sudah direndam selama 24 jam
2. Tiriskan airnya lalu hamparkan benda uji pada alas dan jemur
hingga dirasa sudah SSD
3. Jika dirasa sudah cukup dijemur, lakukan pengujian SSD
dengan menyiapkan Kain Lap, Alas Kaca, Kerucut Abrams,
Penumbuk, dan Sendok pasir
4. Isi pasir sebanyak 1/3 corong, lalu di tumbuk sebanyak 8 kali,
kemudian masukkan lagi pasir hingga pasir dalam corong
sebanyak 2/3 corong, kemudian ditumbuk sebanyak 8 kali,
lalu di isi pasir hingga corong penuh dengan pasir lalu
ditumbuk lagi 8 kali lalu tambahkan pasir lagi hingga full lalu
ditumbuk 1 kali, kemudian permukaan atas corong diratakan
5. Bersihkan area kerucut, lalu angkat kerucut secara vertikal ke
atas
6. Jika bagian atas pasir yang runtuh sebanyak 1/3 maka pasir
tersebut sudah SSD
7. Selanjutnya timbang toples kosong + tutup kaca pada
timbangan digital
8. Lalu masukkan pasir SSD ke dalam toples sehingga di
hasilkan toples + benda uji ssd + tutup kaca, lalu timbang
dengan timbangan digital
9. Lalu isi air pada toples tanpa ada gelembung udara
sehingga di hasilkan toples + benda uji + air + tutup kaca, lalu
timbang lagi
10. Kemudian masukkan benda uji + air tersebut dalam wadah
lalu diamkan selama 24 jam
11. Kemudian bersihkan toples dan tutup kaca, lalu isikan air
hingga penuh maka didapatkan toples + air + tutup kaca, lalu
ditimbang lagi
12. Setelah menunggu 24 jam , benda uji tersebut airnya disedot
[AUTHOR NAME]
dengan selang kecil lalu di oven selama 24 jam
13. Kemudian benda uji di timbang
C. Hasil Pengujian
PENGUJIAN SATUAN Sampel 1 NOTASI
Berat toples kosong + tutup gram 686,5 W1
Berat t toples + sampel +
gram 1224 W2
tutup
Berat toples + sampel + air +
gram 2151,5 W3
tutup
Berat toples + air + tutup gram 1827,5 W4
Berat Contoh Kering gram 533 W5
PERHITUNGAN RUMUS Sampel 1 Rata-rata
Berat Jenis Kering (Bulk) W5/((W4+(W2-W1))-W3 2,50 2,50
Berat Jenis JKP (W2-W1)/((W4+(W2-W1))-W3 2,52 2,52
Berat Jenis Semu W5/((W4+W5)-W3) 2,55 2,55
Peresapan (%) ((W2-W1-W5)/W5) x 100 0,84 0,84
[AUTHOR NAME]
2.2.2. Berat Jenis Agregat Sedang
A. Alat
1. Timbangan Triple Beam
2. Lap
3. Oven
B. Langkah Kerja
1. Ambil material yang sudah dicuci bersih dan direndam selama
24 jam, lalu tiriskan
2. Lap permukaan agregat hingga kering permukaan
3. Timbang berat agregat di udara menggunakan timbangan
triple beam
4. Timbang berat agregat dalam air
5. Masukkan agregat ke dalam oven selama 24 jam
6. Timbang kembali agregat yang sudah kering
C. Hasil Pengujian
PENGUJIAN SATUAN Sampel 1 NOTASI
Berat contoh JKP gram 757 w1
Berat contoh di dalam air gram 427,0 w2
Berat contoh kering gram 712,0 w3
PERHITUNGAN RUMUS Sampel 1 Rata-rata
Berat Jenis Kering W3/(W1-W2) 2,16 2,16
Berat Jenis JKP W1/(W1-W2) 2,29 2,29
Berat Jenis Semu W3/(W3-W2) 2,50 2,50
Peresapan (%) ((W1-W3)/W3)*100 6,32 6,32
[AUTHOR NAME]
beam
4. Timbang berat agregat dalam air
5. Masukkan agregat ke dalam oven selama 24 jam
6. Timbang kembali agregat yang sudah kering
C. Hasil Pengujian
PENGUJIAN SATUAN Sampel 1 NOTASI
Berat contoh JKP gram 942 w1
Berat contoh di dalam air gram 542,0 w2
Berat contoh kering gram 898,0 w3
PERHITUNGAN RUMUS Sampel 1 Rata-rata
Berat Jenis Kering (Bulk) W3/(W1-W2) 2,25 2,25
Berat Jenis JKP W1/(W1-W2) 2,36 2,36
Berat Jenis Semu W3/(W3-W2) 2,52 2,52
Peresapan (%) ((W1-W3)/W3)*100 4,90 4,90
[AUTHOR NAME]
C. Hasil Pengujian
Kode Sample : AGREGAT HALUS
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 6,04 gram.
[AUTHOR NAME]
6. Timbang masing – masing ayakan beserta agregat yang
tertahan pada setiap ayakan
7. Bersihkan ayakan
C. Hasil Pengujian
Kode Sample : AGREGAT SEDANG
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 7,87 gram.
[AUTHOR NAME]
tersusun
5. Letakkan ayakan pada shieve shaker lalu hidupkan selama 5
menit
6. Timbang masing – masing ayakan beserta agregat yang
tertahan pada setiap ayakan
7. Bersihkan ayakan
C. Hasil Pengujian
Kode Sample : AGREGAT KASAR
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 8,90 gram.
[AUTHOR NAME]
6. Gelas kaca dan meja
7. Cawan
8. Dudukan Cawan
9. Termometer
10. Es
B. Langkah Kerja
1. Siapkan aspal ke dalam cawan
2. Siapkan penetrometer dan letakkan gelas kaca ditempat pengujian
pada penetrometer
3. Aspal direndam pada air pada gelas kaca
4. Ukur suhu hingga 25 derajat, gunakan es untuk menurunkan suhu
5. Pasang jarum pada penetrometer lalu nol kan penetrometer dengan
mengangkat atau menurunkan tuas pada penetrometer
6. Letakkan aspal dibawah jarum lalu turunkan jarum hingga menyentuh
permukaan aspal
7. Nyalakan penetrometer hingga mengeluarkan suara “klik” (selama 5
detik)
8. Lakukan pada 5 titik
C. Hasil Pengujian
No Penetrasi 1
1 56
2 73
3 57
4 59
5 68
Rata-rata 62,6
2.5. Pengujian Titik Leleh Aspal
A. Alat
1. Gelas Ukur
2. Air
3. Es
4. Ring Beserta Penutup
[AUTHOR NAME]
5. Beban
6. Termometer
7. Aspal
8. Kompor
B. Langkah Kerja
1. Siapkan gelas ukur, lalu letakkan pada kompor dan isi dengan air
2. Atur suhu hingga mencapai 5 derajat menggunakan air dan es
3. Masukkan benda uji ke dalam gelas ukur lalu hidupkan kompor dan
stopwatch
4. Catat waktu setiap kenaikan suhu sebesar 5 derajat
5. Jika aspal sudah meleleh dan menyentuh plat, catat waktu akhir dan
pengujian selesai
C. Hasil Pengujian
Waktu Benda Uji
Suhu ˚C
(menit) I
5 0
10 09:36
15 12:30
20 15:11
25 17:10
30 19:56
35 23:08
40 01:45
45 05:08
49 05:15 LELEH
[AUTHOR NAME]
B. Langkah Kerja
1. Gunakan benda uji yang sama pada saat uji penetrasi
2. Timbang Benda uji dengan tutup kaca (cawan+aspal+tutup)
3. Timbang Benda uji, air dan tutup kaca (cawan+aspal+air+tutup)
4. Bersihkan cawan dengan melelehkan aspal dan bersihkan sisa aspal
menggunakan TCE
5. Timbang cawan kosong+tutup
6. Timbang cawan kosong+air penuh+tutup
C. Hasil Pengujian
Berat Berat
Berat Berat
Picnometer picnometer
Picnometer Picnometer Berat Jenis
No + Aspal + + Aspal + Air
+ tutup + air + tutup Aspal
tutup + Tutup
(gram) (gram)
(gram) (gram)
A B C D (C-A)/((B-A)-(D-C))
1 74,5 151,0 131,5 152,5 1,03
[AUTHOR NAME]
2.8. Pembuatan Briket Aspal Beton
A. Alat
1. Agregat
2. Aspal cair
3. Aspal compactor
4. Extruder
5. Penggorengan
6. Kompor
7. Timbangan Digital
8. Timbangan Triple Beam
B. Langkah Kerja
1. Timbang setiap agregat sesuai dengan komposisi yag diperoleh saat
perhitungan (triple beam untuk agregat kasar dan sedang, timbangan
digital untuk agregat halus)
2. Keringkan pada oven selama 24 jam
3. Siapkan aspal cair sebanyak 5% dari total berat agregat yaitu 1200
gram (berat aspal=60 gram)
4. Masukkan agregat yang sudah di oven ke dalam penggorengan lalu
masukkan aspal sebanyak 60 gram ke dalam penggorengan
5. Panaskan agregat dan aspal hingga tercampur rata
6. Siapkan alat compactor aspalt dan pastikan sudah di setel 75 kali
tumbukan
7. Masukkan aspal ke dalam mold hingga batas garis mold
8. Hidupkan mesin dan tunggu hingga selesai 75 kali tumbukan, tumbuk
pada sisi bawah dan atas
9. Dinginkan briket lalu keluarkan dari mold menggunakan extruder
2.9. Uji Density
A. Alat
1. Timbangan Triple Beam
2. Ompreng
3. Air
4. Briket
[AUTHOR NAME]
5. Jangka sorong
B. Langkah Kerja
1. Bersihkan briket
2. Ukur diameter menggunakan jangka sorong
3. Ukur ketebalan briket sebanyak 3-4 sisi lalu dicatat rata – rata
ketebalan briket
4. Timbang dalam keadaan kering
5. Rendam dengan air selama 5 menit
6. Lap permukaan
7. Timbang dalam keadaan SSD
8. Timbang briket dalam air
C. Hasil Pengujian
PENGUJIAN SATUAN Sampel 1 NOTASI
Berat contoh JKP gram 1032 w1
Berat contoh di dalam air gram 530,0 w2
Berat contoh kering gram 1025,0 w3
PERHITUNGAN RUMUS Sampel 1 Rata-rata
Berat Jenis Kering W3/(W1-W2) 2,04 2,04
Berat Jenis JKP W1/(W1-W2) 2,06 2,06
Berat Jenis Semu W3/(W3-W2) 2,07 2,07
[AUTHOR NAME]
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Dari praktikum pengujian bahan 2 mengenai beton aspal, banyak
diperoleh ilmu diantaranya mengetahui hasil berat jenis agregat penyusun
aspal. Hasil data gradasi untuk mengetahui komposisi beton aspal,serta bahan
– bahan penyusunnya, alat – alat yang digunakan dalam proses pembuatan
beton aspal, tahapan – tahapan yang dilaksanakan dimulai dari mengambil
materal hingga mencetak beton aspal menjadi briket beton.
3.2. Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya memperhatikan selama kegiatan
berlangsung dengan disiplin mengkuti arahan yang diberikan oleh
pembimbing serta pentingnya kualitas dan kuantitas alat yang memadai agar
praktikum dapat berjalan efektif dan efisien.
[AUTHOR NAME]
3.3. Lampiran
[AUTHOR NAME]
[AUTHOR NAME]