PENGUJIAN BAHAN II
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3. Tujuan................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
Pembahasan........................................................................................................................6
2.1. Penyiapan Agregat.............................................................................................6
2.2. Pengujian Berat Jenis.........................................................................................6
2.2.1. Berat Jenis Agregat Halus..........................................................................6
2.2.2. Berat Jenis Agregat Sedang........................................................................9
2.2.3. Berat Jenis Agregat Kasar..........................................................................9
2.3. Pengujian Analisa Ayakan................................................................................10
2.3.1. Agregat Halus...........................................................................................10
2.3.2. Agregat Sedang........................................................................................11
2.3.3. Agregat Kasar...........................................................................................12
2.4. Pengujian Penetrasi..........................................................................................13
2.5. Pengujian Titik Leleh Aspal.............................................................................14
2.6. Pengujian Berat Jenis Aspal.............................................................................15
2.7. Komposisi Material Beton Aspal......................................................................16
2.8. Pembuatan Briket Aspal Beton.........................................................................17
2.9. Uji Density.......................................................................................................17
BAB III............................................................................................................................19
Penutup............................................................................................................................19
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................19
3.2. Saran.................................................................................................................19
3.3. Lampiran..........................................................................................................19
ii
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
i
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Beton aspal adalah jenis
perkerasan jalan yang terdiri dari
campuran agregat dan aspal, dengan
atau tanpa bahan tambahan. Material-
material pembentuk beton aspal
dicampur di instalasi pencampur pada
suhu tertentu, kemudian diangkut ke
lokasi, dihamparkan, dan dipadatkan.
Suhu percampuran ditentukan
berdasarkan jenis aspal yang
digunakan. Jika digunakan semen
aspal, maka suhu percampuranya
umumnya antara 145°C-155°C,
sehingga disebut beton aspal
campuran panas. Campuran ini
dikenal pula dengan nama hotmix
(Sukirman,2003).
Beton aspal ini dibuat dengan
mencampurkan aspal keras dengan
agregat dalam kondisi panas. Agregat
yang digunakan terdiri dari 3 fraksi
yaitu fraksi kasar (coarse aggregate),
fraksi sedang (medium aggregate) dan
fraksi halus (fine aggregate). Secara
umum agregat yang digunakan
haruslah batu pecah dan bukan batu
alami. Tujuan penggunaan batu pecah
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
0
2.2.2. Berat Jenis Agregat Sedang
A. Alat
1. Timbangan Triple
Beam
2. Lap
3. Oven
B. Langkah Kerja
1. Ambil material yang sudah dicuci bersih dan direndam selama
24 jam, lalu tiriskan
2. Lap permukaan agregat hingga kering permukaan
3. Timbang berat agregat di udara menggunakan timbangan
triple beam
4. Timbang berat agregat dalam air
5. Masukkan agregat ke dalam oven selama 24 jam
6. Timbang kembali agregat yang sudah kering
C. Hasil Pengujian
PENGUJIAN SATUAN Sampel 1 NOTASI
Berat contoh JKP gram 757 w1
Berat contoh di dalam air gram 427,0 w2
Berat contoh kering gram 712,0 w3
PERHITUNGAN RUMUS Sampel 1 Rata-rata
Berat Jenis Kering W3/(W1-W2) 2,16 2,16
Berat Jenis JKP W1/(W1-W2) 2,29 2,29
Berat Jenis Semu W3/(W3-W2) 2,50 2,50
Peresapan (%) ((W1-W3)/W3)*100 6,32 6,32
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
1
dan direndam selama
24 jam, lalu tiriskan
2. Lap permukaan
agregat hingga kering
permukaan
3. Timbang berat agregat
di udara menggunakan
timbangan triple beam
4. Timbang berat agregat
dalam air
5. Masukkan agregat ke
dalam oven selama 24
jam
6. Timbang kembali
agregat yang sudah
kering
C. Hasil Pengujian
PENGUJIAN SATUAN Sampel 1 NOTASI
Berat contoh JKP gram 942 w1
Berat contoh di dalam air gram 542,0 w2
Berat contoh kering gram 898,0 w3
PERHITUNGAN RUMUS Sampel 1 Rata-rata
Berat Jenis Kering (Bulk) W3/(W1-W2) 2,25 2,25
Berat Jenis JKP W1/(W1-W2) 2,36 2,36
Berat Jenis Semu W3/(W3-W2) 2,52 2,52
Peresapan (%) ((W1-W3)/W3)*100 4,90 4,90
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
2
hingga pan yang akan
digunakan
2. Susun ayakan sesuai
urutan
3. Timbang benda uji
menggunakan
timbangan digital
4. Masukkan agregat ke
ayakan teratas pada
ayakan yang sudah
tersusun
5. Letakkan ayakan pada
shieve shaker lalu
hidupkan selama 5
menit
6. Timbang masing –
masing ayakan beserta
agregat yang tertahan
pada setiap ayakan
7. Bersihkan ayakan
C. Hasil Pengujian
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
3
Kode Sample : AGREGAT HALUS
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 6,04 gram.
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
4
4. Masukkan agregat ke
ayakan teratas pada
ayakan yang sudah
tersusun
5. Letakkan ayakan pada
shieve shaker lalu
hidupkan selama 5
menit
6. Timbang masing –
masing ayakan beserta
agregat yang tertahan
pada setiap ayakan
7. Bersihkan ayakan
C. Hasil Pengujian
Kode Sample : AGREGAT SEDANG
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 7,87 gram.
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
5
2.3.3. Agregat Kasar
A. Alat
1. Set Ayakan
2. Shieve Shaker
3. Timbangan Digital
B. Langkah Kerja
1. Timbang setiap ayakan
hingga pan yang akan
digunakan
2. Susun ayakan sesuai
urutan
3. Timbang benda uji
menggunakan
timbangan digital
4. Masukkan agregat ke
ayakan teratas pada
ayakan yang sudah
tersusun
5. Letakkan ayakan pada
shieve shaker lalu
hidupkan selama 5
menit
6. Timbang masing –
masing ayakan beserta
agregat yang tertahan
pada setiap ayakan
7. Bersihkan ayakan
C. Hasil Pengujian
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
6
Kode Sample : AGREGAT KASAR
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 8,90 gram.
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
7
2. Siapkan penetrometer dan
letakkan gelas kaca ditempat
pengujian pada penetrometer
3. Aspal direndam pada air pada
gelas kaca
4. Ukur suhu hingga 25 derajat,
gunakan es untuk
menurunkan suhu
5. Pasang jarum pada
penetrometer lalu nol kan
penetrometer dengan
mengangkat atau menurunkan
tuas pada penetrometer
6. Letakkan aspal dibawah
jarum lalu turunkan jarum
hingga menyentuh permukaan
aspal
7. Nyalakan penetrometer
hingga mengeluarkan suara
“klik” (selama 5 detik)
8. Lakukan pada 5 titik
C. Hasil Pengujian
No Penetrasi 1
1 56
2 73
3 57
4 59
5 68
Rata-rata 62,6
2.5. Pengujian Titik Leleh Aspal
A. Alat
1. Gelas Ukur
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
8
2. Air
3. Es
4. Ring Beserta Penutup
5. Beban
6. Termometer
7. Aspal
8. Kompor
B. Langkah Kerja
1. Siapkan gelas ukur, lalu letakkan pada kompor dan isi dengan air
2. Atur suhu hingga mencapai 5 derajat menggunakan air dan es
3. Masukkan benda uji ke dalam gelas ukur lalu hidupkan kompor dan
stopwatch
4. Catat waktu setiap kenaikan suhu sebesar 5 derajat
5. Jika aspal sudah meleleh dan menyentuh plat, catat waktu akhir dan
pengujian selesai
C. Hasil Pengujian
Waktu Benda Uji
Suhu ˚C
(menit) I
5 0
10 09:36
15 12:30
20 15:11
25 17:10
30 19:56
35 23:08
40 01:45
45 05:08
49 05:15 LELEH
1
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
9
5. Kompor
6. Cairan TCE
B. Langkah Kerja
1. Gunakan benda uji yang sama pada saat uji penetrasi
2. Timbang Benda uji dengan tutup kaca (cawan+aspal+tutup)
3. Timbang Benda uji, air dan tutup kaca (cawan+aspal+air+tutup)
4. Bersihkan cawan dengan melelehkan aspal dan bersihkan sisa aspal
menggunakan TCE
5. Timbang cawan kosong+tutup
6. Timbang cawan kosong+air penuh+tutup
C. Hasil Pengujian
Berat Berat
Berat Berat
Picnometer picnometer
Picnometer Picnometer Berat Jenis
No + Aspal + + Aspal + Air
+ tutup + air + tutup Aspal
tutup + Tutup
(gram) (gram)
(gram) (gram)
A B C D (C-A)/((B-A)-(D-C))
1 74,5 151,0 131,5 152,5 1,03
2
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
0
% Agr ksr % Agr sdg % Agr hls
Klp 5 48,46 11,41 40,13
Berat Agr ksr Berat Agr sdg Berat Agr hls
(gr) (gr) (gr)
581,56 136,91 481,53
2
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
2
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Dari praktikum pengujian
bahan II yang membahas mengenai
beton aspal, banyak ilmu yang
didapat diantaranya dapat
mengetahui pengertian apa itu beton
aspal, bahan – bahan penyusunnya,
alat – alat yang digunakan dalam
proses pembuatan beton aspal,
tahapan – tahapan yang dilaksanakan
dimulai dari mengambil materal
hingga mencetak beton aspal menjadi
briket beton.
3.2. Saran
2
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
3
Dalam proses praktikum
alangkah baiknya jika mengikuti dan
memperhatikan kegiatan dengan
sebaik baiknya hingga tidak ada satu
hal yang terlewat serta pentingnya
kualitas dan kuantitas alat yang
memadai agar praktikum dapat
berjalan efektif dan efisien.
3.3. Lampiran
2
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
4
2
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
5
2
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN II
6