Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN BAHAN II

POLITEKNIK NEGERI BALI

Disusun oleh:
Kadek Risky Mahendra

2115124015

4E D4 Manajemen Proyek Konstruksi


POLITEKNIK NEGERI BALI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa karena atas Agung Kerta Wara Nugraha-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Pengujian Bahan II ini tepat pada waktunya dan sesuai dengan apa yang kami
rencanakan.
Dalam penyusunan Laporan Praktikum Pengujian Bahan II ini, kami mendapat
banyak dukungan, bimbingan, dan bantuan baik dari pihak dosen, PLP, ataupun teman teman
kelas 4E D4 Manajemen Proyek Konstruksi. Tidak ada yang dapat kami berikan selain rasa
terima kasih yang sangat tulus karena telah membantu menyukseskan penyusunan laporan
ini.
Adapun tujuan disusunnya laporan ini sebagai syarat untuk memenuhi tugas
Praktikum Pengujian Bahan II. Dan terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa tiada
gading yang tak retak. Laporan praktikum yang kami susun masih jauh dari kata sempurna,
maka kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan laporan kami kedepannya. Akhir
kata, kami berharap Laporan Praktikum Pengujian Bahan II ini dapat memberikan manfaat
ataupun inspirasi bagi banyak pihak.

Gianyar, 21 April 2023

Kadek Risky Mahendra

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Pernyiapan Bahan Agregat....................................................................................................2
2.2 Pengujian Berat Jenis.............................................................................................................2
2.2.1 Agregat Kasar................................................................................................................2
2.2.2 Agregat Sedang..............................................................................................................3
2.2.3 Agregat Halus................................................................................................................4
2.3 Pengujian Analisis Saringan..................................................................................................5
2.3.1 Agregat Kasar................................................................................................................5
2.3.2 Agregat Sedang..............................................................................................................7
2.3.1 Agregat Halus................................................................................................................8
2.4 Pengujian Titik Leleh Aspal..................................................................................................9
2.5 Pengujian Penetrasi................................................................................................................9
2.6 Berat Jenis Aspal.................................................................................................................11
2.7 Job Mix Formula.................................................................................................................11
2.8 Pembuatan Briket.................................................................................................................12
2.9 Uji Density Briket................................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran....................................................................................................................................14
3.3 Lampiran..............................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton aspal merupakan alih bahasa dari Asphalt Cement (AC). Beton aspal ini
dibuat dengan mencampurkan aspal keras dengan agregat dalam kondisi panas.
Agregat yang digunakan terdiri dari 3 fraksi yaitu fraksi kasar (coarse aggregate),
fraksi sedang (medium aggregate) dan fraksi halus (fine aggregate). Secara umum
agregat yang digunakan haruslah batu pecah dan bukan batu alami. Tujuan
penggunaan batu pecah adalah agar agregat memiliki ikatan yang baik karena
bentuknya kubikal. Sedangkan syarat-syarat agregat yang dapat digunakan dalam
campuran didasarkan pada sifat-sifatnya yaitu; berat jenis, penyerapan, keausan,
kekekalan, dan gradasi.

Pada campuran beton aspal tersebut, aspal berfungsi sebagai media perekat bagi
agregat dan menjadi bahan yang membuat beton aspal ini memiliki sifat lentur.
Sehingga campuran aspal beton ini diistilahkan sebagai lapis permukaan lentur
(flexible pavement). Aspal yang digunakan adalah aspal keras sehingga dalam
penggunaannya aspal keras ini harus dipanasi terlebih dahulu agar mampu dicampur
dengan agregat danberfungsi sebagai perekat.

Klasifikasi aspal keras didasarkan pada tingkat kekerasannya dan tingkat tingkat
kekentalannya. Berdasarkan tingkat kekerasannya, dinyatakan dalam“penetrasi” yang
sering disingkat dengan pen, Imisalnya ; pen 40/60, pen 60/80 atau 80/100 sedangkan
berdasarkan tingkat kekentalannya yaitu AC 2,5, AC 10, AC 20 dan AC 40. Kedua
pengklasifikasian tersebut diatur dalam masing-masing SNI. Selain diklasifikasikan,
aspal yang dapat digunakan dalam campuran masih memiliki persyaratan yang harus
dipenuhi. Secara garis besar syarat-syarat tersebut menyatakan sifat-sifat aspal seperti
berat jenis, penetrasi, titik nyala, titik bakar, titik lembek, daktilitas, kehilangan berat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja job sheet dalam Praktikum Pengujian Bahan II?
2. Bagaimana langkah kerja dalam Praktikum Pengujian Bahan II?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui job sheet dalam Praktikum Pengujian Bahan II
2. Untuk mengetahui langkah kerja dalam Praktikum Pengujian Bahan II

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pernyiapan Bahan Agregat

Persiapan bahan dilakukan dengan mengambil dan memisahkan ketiga jenis


agregat yaitu agregat halus, agregat sedang, dan agregat kasar. Masing-masing
kelompok mengambil 4 wadah, dimana 2 sample untuk uji gadasi dan 2 sample lagi
untuk pengujian berat jenis. Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1
agregat halus, kelompok 2 agregat sedang, kelompok 3 agregat kasar. Proses
pengambilan agregat halus dilakukan dengan cara mengayak agregat dengan ayakan
4,75 dengan catatan agregat yang lolos dianggap agregat halus, sementara yang
tertahan, akan di ayak lagi dengan ayakan 9,5 dan ayakan 4,75 dengan catatan agregat
yang lolos ayakan 9,5 dan terahan di ayakan 4,75 dianggap agregat sedang, agregat
yang tertahan di 9,5 di anggap sebagai agregat kasar. Pada uji berat jenis, agregat
kasar dan sedang di cuci terlebih dahulu hingga air rendaman dalam wadah terlihat
bening, untuk agregat halus hanya di rendam air lalu di diamkan selama 24 jam.

2.2 Pengujian Berat Jenis


2.2.1 Agregat Kasar
A. Alat
 Timbangan Triple Beam
 Handuk/lap
 Oven

B. Langkah Kerja
1. Ambilah bahan uji yang sudah direndam selama 24 jam
2. Tiriskan airnya lalu lap benda uji dengan handuk/lap
3. Timbang benda uji dengan Triple Beam dan pastikan ember sudah
terendam dalam air lalu meng nolkan timbangan dengan wadah lalu
kunci, kemudian masukkan benda uji dalam wadah dan pindahkan
beban ratusan gram jika sudah hampir nol atur dengan beban puluhan
gram agar timbangan nol dengan akurat, baca timbangan dan catat
dalam handout
4. Masukan benda uji kedalam ember yang terendam lalu timbang, baca
timbangan dan catat dalam handout
5. Masukkan kembali benda uji dalam wadah lalu oven selama 24 jam
6. Kemudian timbang benda uji yang sudah di oven dengan timbangan
Triple Beam, baca timbangan dan catat pada handout

2
3
C. Data Hasil Pratikum

2.2.2 Agregat Sedang


A. Alat
 Timabangan Triple Beam
 Handuk/lap
 Oven

B. Langkah Kerja
1. Ambilah bahan uji yang sudah direndam selama 24 jam
2. Tiriskan airnya lalu lap benda uji dengan handuk/lap
3. Timbang benda uji dengan Triple Beam dengan pastikan ember sudah
terendam dalam air lalu meng nolkan timbangan dengan wadah lalu
kunci, kemudian masukkan benda uji dalam wadah dan pindahkan
beban ratusan gram jika sudah hampir nol atur dengan beban puluhan
gram agar timbangan nol dengan akurat, Baca timbangan dan catat
dalam handout
4. Masukan benda uji kedalam ember yang terndam lalu timbang, baca
timbangan dan catat dalam handout
5. Masukkan kembali benda uji dalam wadah lalu oven selama 24 jam
6. Kemudian timbang benda uji yang sudah di oven dengan timbangan
Triple Beam , baca timbangan dan catat pada handout

4
C. Data Hasil Pratikum

2.2.3 Agregat Halus


A. Alat
 Timabangan Digital
 Kain
 Corong abram
 Penumbuk dan Alas Kaca
 Toples dan Tutup Kaca
 Sedok pasir
 Oven

B. Langkah Kerja
1. Ambilah bahan uji yang sudah direndam selama 24 jam
2. Tiriskan airnya lalu paparkan benda uji pada kain dan jemur hingga
dirasa sudah SSD
3. Jika dirasa sudah cukup dijemur, lakukan pengujian SSD dengan
menyiapkan Alas Kaca, Corong Abram, Penumbuk, dan Sendok pasir
4. Kemudian tahan corong abram dengan kedua tangan lalu, anggota lain
menyendok pasir dan mengisi corong sebanyak 1/3 corong, lalu di
tumbuk sebanyak 8 kali proses ini dilakukan untuk pemadatan pasir
dalam corong, kemudian masukkan lagi pasir hingga pasir dalam
corong sebanyak 2/3 corong, kemudian ditumbuk sebanyak 8 kali,
lalu di isi pasir hingga corong penuh dengan passir lalu ditumbuk lagi
8 kali lalu tambahkan pasir lagi hingga full lalu ditumbuk 1 kali,
kemudian permukaan atas corong diratakan
5. Kemudian bersihkan area sekitar corong
6. Angkat corong secara vertikal ke atas tanpa menggoyangkan corong
tersebut
7. Amati keruntuhan yang terjadi, jika bagian atas pasir yang runtuh
sebnayak 1/3 maka pasir tersebut sudah SSD
8. Selanjutnya timbang toples + tutup kaca pada timbangan digital

5
9. Lalu masukkan benda uji dalam toples sehingga di hasilkan toples +
benda uji ssd + tutup kaca, lalu timbang dengan timbangan digital
10. Lalu isikan air pada toples sehingga di hasilkan toples + benda uji +
air + tutup kaca, lalu timbang lagi
11. Kemudian masukkan benda uji + air tersebut dalam wadah lalu
diamkan selama 24 jam
12. Kemudian bersihkan toples dan tutup kaca, lalu isikan air hingga full
maka didapatkan toples + air + tutup kaca, lalu ditimbang lagi
13. Setelah menunggu 24 jam , benda uji tersebut airnya disedot dengan
vinset lalu di oven selama 24 jam
14. Kemudian benda uji di timbang

C. Data Hasil Pratikum

2.3 ujian Analisis Saringan


2.3.1 Agregat Kasar
A. Alat
 Ayakan
 Mesin pengayak
 Timbangan Digital
 Stopwatch

B. Langkah Kerja
1. Timbanglah Setiap ayakan dan Pan yang digunakan
2. Susun ayakan dari ayakan terbesar berada diatas hingga mengecil
berada di bawah lalu tambah Pan di bagian bawahnya
3. Ambilah benda uji yang sudah di oven lalu ditimbang dengan

6
timbangan digital
4. Masukkan benda uji ke ayakan paling atas lalu ayakan ditutup
5. Pasang ayakan tersebut di mesin ayakan
6. Hidupkan mesin ayakan bersamaan dengan stopwatch yang sudah di
set selama 10 menit
7. Jika sudah angkat ayakan lalu timbang setiap ayakan satu per satu
8. Bersihkan ayakan

C. Data Hasil Praktikum

7
2.3.2 Agregat Sedang
A. Alat
 Ayakan
 Mesin pengayak
 Timbangan Digital
 Stopwatch

B. Langkah Kerja
1. Timbanglah Setiap ayakan dan Pan yang digunakan
2. Susun ayakan dari ayakan terbesar berada diatas hingga mengecil
berada di bawah lalu tambah Pan di bagian bawahnya
3. Ambilah benda uji yang sudah di oven lalu ditimbang dengan
timbangan digital
4. Masukkan benda uji ke ayakan paling atas lalu ayakan ditutup
5. Pasang ayakan tersebut di mesin ayakan
6. Hidupkan mesin ayakan bersamaan dengan stopwatch yang sudah di
set selama 10 menit
7. Jika sudah angkat ayakan lalu timbang setiap ayakan satu per satu
8. Bersihkan ayakan

C. Data Hasil Praktikum

8
2.3.1 Agregat Halus
A. Alat
 Ayakan
 Mesin pengayak
 Timbangan Digital
 Stopwatch

B. Langkah Kerja
1. Timbanglah Setiap ayakan dan Pan yang digunakan
2. Susun ayakan dari ayakan terbesar berada diatas hingga mengecil
berada di bawah lalu tambah Pan di bagian bawahnya
3. Ambilah benda uji lalu ditimbang dengan timbangan digital
4. Masukkan benda uji ke ayakan paling atas lalu ayakan ditutup
5. Pasang ayakan tersebut di mesin ayakan
6. Hidupkan mesin ayakan bersamaan dengan stopwatch yang sudah di
set selama 10 menit
7. Jika sudah angkat ayakan lalu timbang setiap ayakan satu per satu
8. Bersihkan ayakan
C. Data Hasil Praktikum

9
2.4 Pengujian Titik Leleh Aspal
A. Alat
 Gelas Ukur
 Air
 Es
 Ring beserta penutupnya
 Beban
 Aspal
 Termometer
 Kompor

B. Langkah Kerja
1. Siapkan Gelas Ukur di taruh pada kompor lalu isikan air
2. Ukur suhu air hingga 5 derajat berikan Es agar suhu merendah
3. Persiapkan benda uji dengan memasukkan aspal ke dalam ring, lalu ditutup
dan di beri beban
4. Jika suhu sudah 5 derajat. Masukkan bahan uji ke dalam gelas ukur lalu
hidupkan kompor, lalu hidupkan timer
5. Amati aspal setiap perubahan suhu kelipatan 5 derajat
6. Perhatikan waktu yang di dapat saat suhu mencapai kelipatan 5
7. Amati hingga aspal meleleh ke plat, amati pada suhu ke berapa aspal tersebut
meleleh dan amati waktunya

C. Data Hasil Pratikum

2.5 Pengujian Penetrasi


A. Alat
 Penetrometer
 Aspal
 Gelas Kaca + meja sebagai tempat cawan
 Air
 Jarum
 Dudukan cawan
 Cawan

10
 Termometer
 Es Cube

B. Langkah Kerja
1. Benda uji di persiapkan dengan memasukkan aspal ke dalam cawan
2. Siapkan penetrometer taruh gelas kaca di tempat penngujian pada
penetrometer
3. Benda uji di masukkan ke dalam gelas kaca yang sudah di beri air dan meja
untuk cawan
4. Ukur suhu air hingga mencapai 25 derajat, gunakan es untuk menurunkan
suhu, ganti air untuk menaikan suhu
5. Pasang jarum pada penetrometer lalu nol kan penetrometer tersebut dengan
mengangkat atau menurunkan tuas pada penetrometer
6. Lalu cek suhu kembali jika masih 25 derajat turunkan alat penetrometer
sampai jarum menyentuh permukaan aspal
7. Nyalakan penetrometer lalu tunggu hingga bersuara (perlakuan penetrasi itu
selama 5 detik)
8. Jika sudah turunkan tuas secara perlahan untuk mendapatkan nilai penetrasi
9. Lakukan kegiatan 4 - 8 sebanyak 5 kali pada permukaan aspal yang berbeda

C. Data Hasil Pratikum

11
2.6 Berat Jenis Aspal
A. Alat
 Aspal
 Timbangan Digital
 Air
 Cawan
 Kompor
 TCE dan bensin

B. Langkah Kerja
1. Gunakan benda uji yang sama dengan benda uji penetrasi
2. Timbang benda uji dengan tutup kaca (Cawan + aspal + tutup kaca)
3. Lalu timbang benda uji ditambah air dengan tutup kaca (Cawan + aspal + air
+ tutup kaca)
4. Lalu bersihkan cawan dengan cara memanaskan cawan sehingga aspal
didalamnya meleleh
5. Lalu rendam cawan dalam TCE dan bensin
6. Lalu timbang cawan + tutup kaca
7. Kemudian beri air pada cawan hingga penuh lalu timbang + tutup kaca

C. Data Hasil Pratikum

2.7 job Mix Formula


A. Alat
 Hasil Gradasi
 Excel
 Laptop

B. Langkah Kerja

1. Tentukan persentase masing-masing agregat (agregat kasar, agregat


sedang dan agregat halus) sehingga jumlah dari persentase ketiga agregat
tersebut 100%.
2. Gabungkan ketiga agregat tersebut sesuai persentasenya lalu plotkan ke
dalam spesifikasi gradasi yang dipilih. Jika hasil jumlah agregat gabungan
belum masuk dalam spesifikasi gradasi, maka coba-coba persentase lainnya
namun total tetap 100%, hingga diperoleh gradasi agregat gabungan yang
sesuai spesifikasi

12
2.8 Pembuatan Briket
A. Alat
 Komposisi
 Agregat
 Aspal
 Aspalt Compactor
 Extruder
 Penggorengan
 Kompor

B. Langkah Kerja
1. Timbanglah ketiga jenis agregat sesuai komposisi yang sudah diperoleh saat
menentukan job mix formula
2. Timbang dengan timbangan Triple Beam
3. Lalu ketiga jenis agregat di campur jadi satu dan ditimbang dan harus
mencapai 1200 gram
4. Lalu oven agregat tersebut
5. Siapkan penggorengan masukkan agregat yang sudah dioven ke dalam
penggorengan lalu timbang penggorengan di Triple Beam lalu nol kan
6. Masukkan aspal sesuai berat yang didapatkan
7. Panaskan seluruh agregat dan aspal pada kompor lalu di aduk aduk hingga
rata dan matang sempurna
8. Siapkan mold beri kertas pada bagian bawah mold, mold ditaruh pada aspalt
compactor, masukkan agregat sedikit demi sedikit jika sudah seluruh agregat
beri kertas lagi
9. Siapkan alat aspalt compactor hingga seluruhnya terpasang dan siap di
tumbuk
10.Tumbuk kedua sisi aspal atas dan bawah
11.Lalu dinginkan briket tersebut lalu di pisahkan dengan moldnya dengan alat
extruder
12.Diamkan hingga 24 jam

2.9 Uji Density Briket


A. Alat
 Timbangan
 Ompreng

13
 Air
 Briket

B. Langkah kerja
1. Bersihkan Briket
2. Timbang dalam keadaan kering
3. Timbang dalam air
4. Rendam selama 3-5 menit
5. Lap permukaannya
6. Timbang keadaan ssd
C. Data Hasil Praktikum

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum Uji Bahan 2 mengenai pekerjaan beton aspal, yang kami
lakukan didapatkan data hasil kegiatan yang berupa data berat jenis agregat penyusun
aspal serta aspalnya sendiri. Selain itu juga memperoleh hasil gradasi untuk
menentukan komposisi aspal. Kemudian didapatkan hasil penetrasi serta titik leleh
aspal,
Dapat disimpulkan bahwa komposisi untuk pengaspalan harus akurat agar
permukaan jalan tidak terlalu kasar maupun halus, dalam pemilihan agregat untuk
tingkat kelas jalan harus diperhitungkan dengan baik, jika permukaan jalan terlalu
halus maka dalam kondisi hujan jalan akan sangat licin, namun jika kondisi terlalu
kasar maka akan berdampak pada kenyamanan pengguna jalan. Dalam pemilihan
aspal yang bagus, sebaiknya harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, dengan
adanya pengujian titik leleh aspal kita mengetahui tingkat kelelehan aspal pada suhu
yang telah diuji, jika kondisi lapangan lebih panas dari kondisi leleh aspal maka aspal
tersebut tidak dianjurkan untuk digunakan, karena dalam tempo waktu aspal tesebut
susah mengeras dan permukaan jalan akan bergelombang.

3.2 Saran
Dalam pengujian lakukan pengujian sebaik baiknya dan seakurat akuratnya karena
masing masing pengujian akan berdampak pada JMF yang akan kita tentukan,
perhatikan handout dengan baik agar tidak ada suatu hal yang terlewatkan.

3.3 Lampiran

15
16

Anda mungkin juga menyukai