Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PRAKTEK PENGUJIAN BAHAN DAN BETON

S1-PTB

Disusun oleh : Dinna olivia Manalu (5221111001)

: Daniela A Sitorus (5223311003)

: Prengki C.G Sitomorang (5223111006

: Samuel K.A Girsang (5223111016)

: Jogi Riski Manik (5223311014)

: Ansari Piliang (5223311011)

DOSEN PENGAMPU : Syahreza Alvan,S.T.,M.Si.,IPM


Muhammad Qarinur,S.T.,M.Eng.

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
AGUSTUS 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan "PENGUJIAN BETON".
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak Syahreza Alfan,
S.T.,M.Si.,IPM dan Bapak Muhammad Qarinur ,S.T.,M.Eng. selaku dosen mata kuliah
yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas praktek pada mata kuliah ini.
Dalam penyusunan makalah, kami melakukan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Sebagai manusia Kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari
segi teknik penulisan maupun tata bahas. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami
dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami
apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan
lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan
pembelajaran pembuatan beton dapat membuka wawasan ilmu serta akan menghasilkan
generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, September 2022

penyusun,

2
DAFTAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN DAN BETON
________________________________________________________________
Kelompok :5
Nama : Dinna olivia manalu ( 5221111001)
Prengki g.c situmorang ()
Samuel girsang (
Kelas : Pendidikan Teknik bangunan – b 2022
Mata Kuliah : Praktikum Pengujian bahan dan beton
NO TANGGAL KETERANGAN TANDA TANGAN
1 Pemeriksaan kadar lumpur dan pasir (ACC )

2 Clay lump pasir ( ACC )

3
Analisa ayakan pasir ( ACC )

4
Analisa ayakan kerikil ( ACC )

5
Berat isi pasir dan kerikil ( ACC )

6
Berat jenis dan absorbsi pasir dan kerikil
( ACC )

Diketahui Oleh
Tim Dosen Pengampup
DAFTAR ISI

3
KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
Daftar Isi …………………………………………………………………………….3
MODUL A………………………………………………………………………….. 4
JOB SHEET 1 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR PASIR DAN KERIKIL
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..4
BAB 2. ALAT DAN BAHAN………………………………………………………….5
BAB 3 PROSEDUR PENGUJIAN……………………………………………………
BAB 4.ANALISIS DATA………………………………………………………………..
BAB 5. DATA HASIL PERCOBAAN…………………………………………………..
BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………..
JOB SHEET 2 CLAY LUMP PASIR…………………………………………………14

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

BAB 2. ALAT DAN BAHAN………………………………………………………….


BAB 3 PROSEDUR PENGUJIAN……………………………………………………
BAB 4.ANALISIS DATA………………………………………………………………..
BAB 5. DATA HASIL PERCOBAAN…………………………………………………..
BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………..
JOB SHEET 4 ANALISA AYAKAN PASIR…………………………………………23

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

BAB 2. ALAT DAN BAHAN………………………………………………………….


BAB 3 PROSEDUR PENGUJIAN……………………………………………………
BAB 4.ANALISIS DATA………………………………………………………………..
BAB 5. DATA HASIL PERCOBAAN…………………………………………………..
BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………..

JOB SHEET 5 ANALISA AYAKAN KERIKIL………………………………………36

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

BAB 2. ALAT DAN BAHAN………………………………………………………….5


BAB 3 PROSEDUR PENGUJIAN……………………………………………………
BAB 4.ANALISIS DATA………………………………………………………………..

4
BAB 5. DATA HASIL PERCOBAAN…………………………………………………..
BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………..

MODUL B
JOB SHEET 6-7 BERAT ISI PASIR-KERIKIL……………………………………..48
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

BAB 2. ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………..


BAB 3 PROSEDUR PENGUJIAN……………………………………………………
BAB 4.ANALISIS DATA………………………………………………………………..
BAB 5. DATA HASIL PERCOBAAN…………………………………………………..
BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………..

JOB SHEET 8-9 BERAT JENIS DAN ABSORBSI PASIR-KERIKIL……………60


BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

BAB 2. ALAT DAN BAHAN………………………………………………………….


BAB 3 PROSEDUR PENGUJIAN……………………………………………………..
BAB 4.ANALISIS DATA………………………………………………………………..
BAB 5. DATA HASIL PERCOBAAN…………………………………………………..
BAB 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………..

5
MODUL A
JOB SHEET 1

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR PASIR DAN KERIKIL


BAB 1
PENDAHULUAN
I. latar belakang
Agrerat Halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi secara alami dari batuan
besar menjadi butiran batuan yang berukuran kecil.Dalam fungsinya untuk dijadikakn
sebagai campura beton harus lebih bersih dari materi yang halus (lumpur).Jika agrerat
mengandung lumpur yang banyak,pemakaian semen juga akan semakin banyak,hal ini
disebabkan karena permukaan yang harus ditutupi semakin luas sedangkan perekat menipis
yang membuat kemampuan mengikat tidak kuat.
Hal utama dalam agrerat halus yang harus diperhatikan yaitu kebersihannya.
Agrerat kasar adalah kerikil atau batuan kecil yang butirannya lebih besar dari 5mm
atau agrerat yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75mm.Agrerat ini bisa
dihasilkan dari disintegrasi batuan-batuan berupa batuan pecah yang diperoleh dari
pemecahan manual atau mesin.
Didalam beton,agrerat merupakan bahan pengisi yang netral dengan komposisi 70-
75% dari massa beton.

II. Tujuan/Manfaat praktikum

1. Untuk mengetahui alat dan bahan pengujian pemeriksaan kadar lumpur dalam
agregat.
2. Untuk mengetahui prosedur pengujian pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat.
3. Untuk mengetahui berapa persen atau jumlah pencampuran kadar lumpur pada
pasir dan kerikil.

BAB 2.

6
ALAT DAN BAHAN

I. Alat

OVEN

7
II. Bahan

 Pasir kering

 Kerikil

 Air

BAB 3

8
PROSEDUR PENGUJIAN

I. Langkah Pengujian
 Pasir
1. Timbanglah wadah yang akan digunakan (w1)
2. Sediakan 2(dua) sample pasir sebanyak masing-masing 500gr, dalam keadaan kering
(w2).
3. Hitunglah berat benda uji basah,w3 = w2 – w1
4. Tuang pasir kedalam ayakan no 200, lalu disimpan dalam wadah yang berisi
air.Kemudian dicuci hingga air pencuci jernih,yang menandakan benda uji telah bebas
dari lumpur
5. Pasir tersebut ditiriskan lalu dimasukkan kedalam oven selama 24 jam sampai
beratnya tetap.
6. Timbanglah berat wadah dan pasir tersebut setelah dioven selama 24 jam.(w4)
7. Hitunglah berat pasir tersebut setelah dioven, w5 = w4 – w1

 Kerikil
1. Timbanglah berat wadah yang akan digunakan (w1), baik itu sampel 1 ataupun
sampel 2
2. Timbanglah berat benda uji (w2) masing-masing 1000gr
3. Hitunglah berat benda uji, w3 = w2 – w1
4. Benda uji kemudian dimasukkan kedalam sample spliter,lalu benda uji yang lolos
lewat dri sample spliter dimasukkan kewadah yang berisi air.Kemudian dicuci hingga
air pencuci jernih menandakan benda uji telah bebas dari lumpur.
5. Benda uji atau kerikil tersebut ditiriskan dan dimasukkan kedalam oven selama 24
jam
6. Timbanglah berat wadah dan bahan uji tersebut setelah dioven selama 24 jam (w4).
7. Hitunglah berat benda uji setelah dioven,w5 =w4 – w1

9
BAB 4.
ANALISIS DATA

Rumus: KL= WI-W2 / W2 x 100%


Keterang: KL= kadar lumpur (%)

W1 = berat sampel mula mula (gr)


W2 = berat sampel setelah dikeringkan selama 24 jam (gr)
Ww = berat wadah (gr)

Perhitungan Sampe pasir

 Sampel 1
Dik : W1 = 500gr

W2 = w2 – ww = 564 - 146
= 418
kL = …………..?
kL = w1- w2 /w2 x 100%
KL = 500gr – 418gr / 418 gr x 100%
KL = 82gr /418gr x 100%
kL = 0,196gr x 100 %
KL = 19,6%

 Sampel 2
Dik: W1 = 500gr

W2 = w2 - ww = 668 - 170
=498gr

KL = …….?

10
KL = w1- w2 /w2 x 100%
KL = 500gr -440gr /440x100%
KL = 60/440gr x 100%
KL = 0,136x 100%
KL = 13,6 %

Rata rata = Kl1 + Kl2 /2


= 19,6 + 13,6 /2
= 33,2/ 2
= 16,6 %

Perhitungan Sampel kerikil

 Sampel 1
Dik:W1 = 1000 gr
W2 = w2 – ww = 1214 - 219gr
= 995 gr
Kl=………?
KL= 1000gr – 995gr /995gr x100%
KL= 5gr / 995gr x 100%
KL= 0,0050 x 100%
KL= 0,5%

11
 Sampel 2
Dik:W1 =1000gr
W2= w2 – ww = 1222gr – 225gr
= 997gr
KL=……….?
KL = 1000gr – 997gr / 997gr x 100%
KL = 3gr / 997gr x 100%
KL= 0,0030 x 100%
KL= 0,3%

Rata rata = KL1 + KL2 /2


= 0,5% + 0,3% /2
= 0,8 / 2
= 0,4 %

Data known :
Pasir yang telah dicuci dengan ayakan no 200,kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% berat
agrerat
Kadar lumpur yang terkandung dalam agrerat (kerikil) tidak boleh lebih dari 1% berat agrerat

BAB 5.

12
DATA HASIL PERCOBAAN

 PASIR

KETERANGAN Sampel 1 Sampel 2 Rata-Rata


Berat Pasir 500 500 500
Mula -Mula (gr)
(w1)
Berat Pasir 418 440 458
Kering (gr) (w2)
Kandungan 19,6 13,6 16,6
Lumpur (%0

 KERIKIL

KETERANGAN Sampel 1 Sampel 2 Rata-Rata


Berat Kerikil 1000 1000 1000
mula-Mula (gr)
(w1)
Berat Kerikil 995 997 996
Kering (gr) (w2)
Kandungan 0,5 0,3 0,4
lumpur (%)

13
BAB 6.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. KADAR LUMPUR KERIKIL:

KESIMPULAN:

Data pengujian kadar lumpur yang dilakukan didapat hasil rata-rata dari kadar lumpur
sebesar 0,4% menurut PBI 71 kadar lumpur yang terkandung di dalam agregat kasar tidak
boleh lebih dari 1% berat agreat. Maka kerikil hasil praktek yang dilakukan layak digunakan
sebagai bahan bangunan.

REKOMENDASI:
Saat pencucian kerikil harus dipastikan benar-benar bersih agar data yang didapat
akurat atau sesuai dengan PBI 71 yakni kadar lumpur yang terkandung dalam agret kasar
tidak boleh lebih dari satu 1% berat agreat.

II. KADAR LUMPUR PASIR:

KESIMPULAN:

Dari pengujian kadar lumpur yang dilakukan didapat hasil rata-rata dari kadar lumpur
sebesar 16,6%. Menurut PBI 71 kadar lumpur yang terkandung dalam agreat halus tidak
boleh lebih dari 5% berat agreat. Maka pasir hasil praktek yang dilakukan tidak layak untuk
digunakan sebagai bahan bangunan.

REKOMENDASI:

Pasir yang digunakan kurang baik karena kandungan lumpurnya sangat banyak dan
sebaiknya melakukan pencucian lebih maksimal agar layak digunakan sebagai bahan
campuran beton

14
JOB SHEET 2

CLAY LUMP PASIR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pasir merupakan salah satu material pengisi yang digunakan dalam campuran beton. Pasir yang
digunakan sebagai material pengisi memiliki standar standar kelayakan yang harus dipenuhi sesuai
standar. Untuk mengetahui kualitas pasir perlu dilakukan percobaan sehingga dapat diketahui layak
tidaknya pasir tersebut sesuai standar yang digunakan.

Clay Lump test merupakan kelanjutan dari percobaan pencucian pasir di mana pasir yang sudah
dicuci pada percobaan terdahulu direndam lagi dalam aquades selama lebih kurang 24 jam.
Tujuannya adalah agar gumpalan-gumpalan liat yang melekat pada pasir (yang tidak lepas pada
pencucian pasir) menjadi lepas dan mengapung. Setelah itu dicuci lagi dengan ayakan no 200 di
bawah siraman air sehingga yang tertinggal hanyalah pasir yang bersih.

Untuk percobaan pencucian pasir ini, kandungan lumpur yang diperoleh harus lebih kecil atau sama
dengan 5% maka untuk kandungan gumpalan liat/ clay lump haruslah kurang dari atausama dengan
1%.

Dalam pekerjaan pencampuran beton, kadar liat yang ada harus seminimal mungkin agar mutu
beton yang didapat lebih baik. Semakin banyak liat yang dikandung agregat halus maka semakin
banyak pula permukaan yang harus ditutupi semen.

Namun demikian perlu diteliti lebih lanjut seberapa besar sebenarnya kandungan lumpur dalam
pasir yang menyebabkan kuat tekan beton mengalami penurunan secara signifikan. Penelitian ini
dilakukan untuk maksud tersebut, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk meninjau ulang kadar
maksimum lumpur yang disyaratkan dalam standar.

B. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. pasir selalu mengandung lumpur dan keberadaannya dapat mengurangi kuat tekan beton;
2. seberapa besar kandungan lumpur dalam pasir yang dapat mengakibatkan menurunnya
kuat tekan beton belum diketahui secara pasti.

15
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mengetahui seberapa besar sebenarnya
kandungan lumpur dalam pasir yang menyebabkan kuat tekan beton mengalami penurunan
yang signifikan, dan mengetahui kadar liat yg harus di minimalkan agar mutu beton yg di
dapat baik.

16
BAB II.
ALAT DAN BAHAN

Nama

alat dan bahan:


I. Pasir

17
II. Aquades
III. Air
IV. Ayakan No.200
V. Oven
VI. Timbangan

BAB III.
PROSEDUR PENGUJIAN
18
Langkah pengujian:
1. Ambil pasir yg telah kering, Pasir sisa percobaan pencucian lumpur di sediakan
sebanyak 2 sampel dengan berat kering setelah pencucian lumpur sebagai berat awal
direndam dalam aquades selama lebih kurang 24 jam.
2. Setelah direndam selama lebih kurang 24 jam aquades dibuang dengan hati-hati agar
jangan sampai ada pasir yang ikut terbuang.
3. Tuangkan pasir pada ayakan no. 200 dan dicuci di bawah siraman air sambil diremas
remas selama lebih kurang 5 menit.
4. Pasir yang telah di cuci hingga bersih dituang ke dalam pan dan dikeringkan dalam
oven bersuhu 110°C selama 24 jam.
5. Pasir kering hasil pengovenan kemudian ditimbang beratnya dan dicatat
6. Persentase selisih antara berat mula-mula sebelum pencucian dan berat kering sesudah
pencucian disebut sebagai kadar liat.

BAB IV
DATA HASIL PENELITIAN

19
Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:

KETERANGAN Sampel I Sampel II Rata-rata

Berat pasir Mula- 500 500 500


mula (gr)
Berat Pasir Kering 462 438 450
(gr)
Kandungan Liat (%) 7,6 12,4 10

BAB V
ANALISIS DATA

20
Persyaratan untuk mencari kadar liat pasir:

Rumus:

% Kadar Liat = A-B x 100% / A

Pan 1 = 236 gr
2 = 266 gr
Dimana:
A = Berat Pasir mula-mula (sisa penyucian lumpur) (gram)
B = Berat Pasir setelah di oven (gram)

Perhitungan sampel 1
Dik: A = 500
B = 698

Maka:
Kandungan liat = ........?
Kandungan liat = A-B x 100% / A
= 500-462 x 100% / 500
= 38 x 1 / 500

21
= 0,076%
=7,6

Perhitungan sampel 2
Dik: A = 500
B = 704

Maka:
Kandungan liat = ........?
Kandungan liat = A-B x 100% / A
= 500-438 x 100% / 500
= 62 x 1 / 500
= 0,124%
= 12,4

Rata-rata = 7,6 + 12,4 / 2


= 20/2
= 10

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

22
Kesimpulan:
Dari hasil pengujian diperoleh rata-rata kandungan liat sebesar 10%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pasir yang digunakan tidak layak dipakai untuk bahan beton. Sesuai
dengan persyaratan PBI 71 kadar liat tidak boleh lebih dari 1%

Rekomendasi:
Pasir yang digunakan kurang baik karena berdasarkan prosedur pengujian, pasir yang
digunakan harus di rendam 24 jam dan sebaiknya melakukan pencucian untuk mengurangi
kandungan liat agar layak digunakan sebagai bahan campuran beton.

JOB SHEET 4

ANALISA AYAKAN PASIR

23
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

Agrerat Halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi secara alami dari batuan
besar menjadi butiran batuan yang berukuran kecil.Keadaan gradasi suatu agregat sangat
mempengaruhi kekuatan dan kekeonomisan suatu beton . Agregat dengan gradasi yang
homogen dikatakan bergradasi jelek dan tidak bisa dipakai sebagai campuran beton. Karena
dengan perbutiran yang homogen akan banyak ruang-ruamg kosong atau celah di antara
agregat tersebut.

Jadi agregat yang baik untuk beton adalah agregat dengan butiran yang bervariasi,
karena ruang-ruang kosong antara partikel akan terisi oleh partikel lebih kecil dan semen
akan mengisi ruang yang tidak terisi oleh ruang yang lebih kecil, sehingga pemakaian semen
bisa lebih hemat dan lebih penting penguatan partakel oleh semen dapat berlangsung dengan
baik.

Agrerat kasar adalah kerikil atau batuan kecil yang butirannya lebih besar dari 5mm
atau agrerat yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75mm . Agrerat ini bisa
dihasilkan dari disintegrasi batuan-batuan berupa batuan pecah yang diperoleh dari
pemecahan manual atau mesin.

Agregat yang kita pakai sebagai campuran beton adakalanya memiliki distrribusi
butiran bervariasi ( heterogen ) maupun yang homogen. Agregat dengan gradasi heterogen
lebih baik dipakai sebagai campuran beton daripada agregat yang gradasinya homogeny. Hal
ini disebabkan karena agregat dengan gradasi homogen membentuk banyak ruang kosong
diantara partikel, semen nantinya akan mengisi ruang ini, otomatis biaya menjadi lebih
mahal.

Jadi agregat yang baik untuk campuran semen adalah agregat kasar dengan butiran
yang heterogen, karena ruang kosong antara partikel lebih sedikit dan pemakaian semenpun
akan menjadi lebih irit serta pengikatan butiran-butiran agregat dapat berlangsung dengan
baik.

24
Kerikil adalah agregat kasar yang berdiameter 38,1mm-4,76mm ( lolos saringan
berdiameter 38,1mm dan tertahan pada saringan 4,76 ).

II. TUJUAN / MANFAAT PRAKTIKUM


1. Menentukan gradasi /distribusi perbutiran pasir
2. Mengetahui fineness modulus pasir(kehalusan)
Untuk mengetahui alat dan bahan pengujian analisa ayakan pasir .

BAB II
ALAT DAN BAHAN

25
III. ALAT

1) Timbangan digital

2) Shieve shaker machine

3) Wadah stainless

4) 1 Set ayakan pasir

26
5) Sekop dan ember

I. BAHAN

 Pasir kering

27
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN

I. LANGKAH PENGUJIAN PASIR

1) Ambil pasir yang telah kering.


2) Sediakan pasir sebanyak 2 sampel masing-masing sebanyak 500gr dengan
menggunakan sampel spliter.
3) Susun ayakan berturut-turut dari atas kebawah ; 9.52 , 4.76 , 2.38 , 1.19 , 0.6 , 0.30 ,
0.15 mm dan pan.
4) Tempatkan susunan ayakan tersebut diatas shieve shaker machine sesuai urutan yang
telah ditentukan.
5) Masukkan sampel 1 pada ayakan paling atas lalu tutup.
6) Mesin dihidupkan selama 5 (lima) menit.
7) Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan .
8) Bersihkan ayakan dari hasil sampel 1 9) Masukkan sampel 2 pada ayakan paling
atas.
10) Lalu hidupkan mesin selama 5(lima) menit.
11) Timbang sampel yang tertahan pada masing-masing ayakan.

28
BAB IV
DATA PERCOBAAN
I. DATA HASIL PERCOBAAN PASIR

Berikut adalah table data hasil percobaan pada analisa ayakan pasir.
AYAKAN SAMPEL 1 SAMPEL 2

16

30

50

29
100

200

Berikut adalah table data hasil percobaan dan rata-rata pada hasil percobaan.
BERAT FRAKSI TERTAHAN

AYAKAN SAMPEL 1(gr) SAMPEL 2(gr) RATA-RATA

4 2 0 1

8 32 32 32

16 48 50 49

30 92 90 91

50 98 96 97

100 152 154 154

200 50 56 53

PAN 22 22 22

TOTAL 496 502 499

30
BAB V

ANALISIS DATA

II. PERHITUNGAN DATA :

 Untuk berat yang tertahan ( tertinggal ) pada ayakan

B= x 100 %
Dimana : B = % berat tertahan pada ayakan
P = Berat agregat pada ayakan
Q = Berat total pada sampel

• Ayakan 4 x 100%

= 0,2

• Ayakan 8 x 100%
= 6,42

• Ayakan 16 x 100%
= 9,84

• Ayakan 30 x 100%
= 18,27

• Ayakan 50 x 100%
= 19,5

• Ayakan 100 x 100%


= 30,72

• Ayakan 200 x 100% = 10,64

• Pan x 100%
= 4,41

 Dari sampel rata-rata kita peroleh FM ( fineness modulus ) sebagai berikut :

FM =

FM =

31
FM =
FM = 2,9276

 ( % ) Kumulatif tertahan = % great tertahan + % great tertahan berikutnya


 Ayakan 4 = 0% + 0,2%
= 0,2%
 Ayakan 8 = 0,2% + 6,42%
= 6,62%
 Ayakan 16 = 6,62% + 9,84%
= 16,46%
 Ayakan 30 = 16,46% + 18,27%
= 34,73%
 Ayakan 50 = 34,73% + 19,5%
= 54,23%
 Ayakan 100 = 54,23% + 30,72%
= 84,95%
 Ayakan 200 = 84,95% + 10,64%
= 95,59%
 Pan = 95,59% + 4,41%
= 100

 ( % ) Kumulatif lolos saringan = 100% - ( % ) kumulatif tertahan.


 Ayakan 4 = 100% - 0,2%
= 99,8
 Ayakan 8 = 100% - 6,62%
= 93,38%

 Ayakan 16 = 100% - 16,46%


= 83,54%
 Ayakan 30 = 100% - 34,73%
= 65,27%
 Ayakan 50 = 100% - 54,23%
= 45,77%
 Ayakan 100 = 100% - 84,95%
= 15,05%

32
 Ayakan 200 = 100% - 95,59%
= 4,41%
 Pan = 100% - 100%
= 0%

III. TABEL PERHITUNGAN AYAKAN PASIR

% %
KUMULATIF KUMULATIF
AYAKAN SAMPEL SAMPEL BERAT % BERAT
TERTAHAN LOLOS
1 2 TOTAL TERTAHAN

4 2 0 2 0,2% 0,2% 99,8%


8 32 32 64 6,42% 6,62% 93,38%
16 48 50 98 9,84% 16,46% 83,54
30 92 90 182 18,27% 34,73% 65,27%
50 98 96 194 19,5% 54,23% 45,77%
100 152 154 306 30,72% 84,95% 15,05%
200 50 56 106 10,64% 95,59% 4,41%
PAN 22 22 44 4,41% 100% 0
TOTAL 496 500 996 100 292,78
FM ( ANGKA KEHALUSAN ) 2,9278

33
IV. PENENTUAN ZONA
ZONA 1

ZONA 1
100
90
80
70
60 GRADASI
50
BATAS BAWAH
40
30 BATAS ATAS
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ZONA 2

ZONA 2
100
90
80
70
60 GRADASI
50
BATAS BAWAH
40
30 BATAS ATAS
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

34
ZONA 3

ZONA 3
100
90
80
70
60 GRADASI
50
BATAS BAWAH
40
30 BATAS ATAS
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ZONA 4

ZONA 1
100
90
80
70
60 GRADASI
50
BATAS BAWAH
40
30 BATAS ATAS
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

35
BAB Vl
KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

Kesimpulan pengujian ini dapat dilihat dari angka kehalusan (FM) yaitu 2,9278 dan
terdapat pada zona 3 sehingga agregat halus tersebut termasuk kategori pasir kasar ,
pasir tersebut dapat digunakan dalam campuran beton sebagai pasir.

II. SARAN
Pasir yang digunakan sangat cocok untuk campuran beton pada saat pengayakan
harus menggunakan pasir yang kering supaya proses pengayakan berjalan cepat. Partikel
besar ( batu kerikil kecil ) jangan dimasukkan ketika proses pengayakan , perlu ditambahkan
beberapa kelengkapan alat seperti kuas , sekop kecil ,wadah dan ember didalam modul

36
JOB SHEET 5

ANALISA AYAKAN KERIKIL

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Agrerat kasar adalah kerikil atau batuan kecil yang butirannya lebih besar dari 5mm
atau agrerat yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75mm . Agrerat ini bisa
dihasilkan dari disintegrasi batuan-batuan berupa batuan pecah yang diperoleh dari
pemecahan manual atau mesin.

Agregat yang kita pakai sebagai campuran beton adakalanya memiliki distrribusi
butiran bervariasi ( heterogen ) maupun yang homogen. Agregat dengan gradasi heterogen
lebih baik dipakai sebagai campuran beton daripada agregat yang gradasinya homogeny. Hal
ini disebabkan karena agregat dengan gradasi homogen membentuk banyak ruang kosong
diantara partikel, semen nantinya akan mengisi ruang ini, otomatis biaya menjadi lebih
mahal.

Jadi agregat yang baik untuk campuran semen adalah agregat kasar dengan butiran
yang heterogen, karena ruang kosong antara partikel lebih sedikit dan pemakaian semenpun
akan menjadi lebih irit serta pengikatan butiran-butiran agregat dapat berlangsung dengan
baik.

Kerikil adalah agregat kasar yang berdiameter 38,1mm-4,76mm ( lolos saringan


berdiameter 38,1mm dan tertahan pada saringan 4,76 ).

TUJUAN / MANFAAT PRAKTIKUM


1. Menentukan gradasi /distribusi perbutiran pasir
2. Mengetahui gradasi kerikil
3. Mengetahui fineness modulus pasir(kehalusan) dan kerikil
4. Untuk mengetahui alat dan bahan pengujian analisa ayakan pasir dan kerikil.

37
BAB II
ALAT DAN BAHAN
I. ALAT
1) Timbangan digital

2) Shieve shaker machine

3) Wadah stainless

4) 1 set ayakan kerikil

5) Sekop dan ember

38
II. BAHAN

1) Kerikil

39
BAB lll
PROSEDUR PENGUJIAN

I. LANGKAH PENGUJIAN KERIKIL

1) Sediakan 2 ( dua ) sampel kerikil dengan berat masing-masing 1000gr dengan


menggunakan sample spliter.
2) Masukkan kerikil dengan ayakan yang telah disusun sesuai urutannya yaitu 38.1mm ;
19.1mm ; 9.52mm ;
3) Tutup susunan ayakan tersebut dan letakkan di shiever shaker machine , kemudian
hidupkan selama 5 menit.
4) Setelah 5 menit ambil ayakan dan timbang kerikil yang bertahan dimasing-masing
ayakan tersebut.
5) Ulangi percobaan untuk sampel kedua dengan cara yang sama

40
BAB IV
DATA PERCOBAAN
I. DATA HASIL PERCOBAAN KERIKIL

Berikut adalah table data hasil percobaan pada analisa ayakan kerikil.

AYAKAN SAMPEL 1 SAMPEL 2

37,5

19

3/8

10,4

PAN

Berikut adalah table data hasil percobaan dan rata-rata pada hasil percobaan.

41
BERAT FRAKSI TERTAHAN ( gram )
AYAKAN SAMPEL 1 SAMPEL 2 RATA-RATA
37,5 0 0 0
19 408 364 386
3/8 566 522 544
10/4 2 12 7
PAN 24 98 61
TOTAL 1000 996 99

42
BAB V
ANALISIS DATA
I. PERHITUNGAN DATA :

 Untuk berat yang tertahan ( tertinggal ) pada ayakan


P
B= x 100 %
Q
Dimana : B = % berat tertahan pada ayakan
P = Berat agregat pada ayakan
Q = Berat total pada sampel

0
 Ayakan 38.1 = B= x 100%
1996
= 0
772
 Ayakan 19.1 = B= x 100%
1996

= 38,68

1088
 Ayakan 9,52 = B= x 100 %
1996

= 54,50

14
 Ayakan 4,76 = B= x 100%
1996

= 0,70

122
 Pan =B= x 100%
1996

= 6,12

 Dari sampel rata-rata kita peroleh FM ( fineness modulus ) sebagai berikut :

FM = £ % kumulatif tertahan ayakan¿ ¿


0+38,68+93,18+ 93,18
FM =
100
227
FM = = 2,27
100

43
 ( % ) Kumulatif tertahan = % great tertahan + % great tertahan berikutnya

 Ayakan 38,1 = 0%+0%


= 0%
 Ayakan 19,1 = 0 %+ 38,68%
= 38,68%
 Ayakan 9,52 = 38,68 %+ 54,50%
= 93,18%
 Ayakan 4,76 = 93,18% + 0,70%
= 93,88%
 Pan = 93,88%+6,12%
= 100%
 ( % ) Kumulatif lolos saringan = 100% - ( % ) kumulatif tertahan.

 Ayakan 38,1 = 100% - 0


= 100%
 Ayakan 19,1 = 100% - 38,68
= 61,32%
 Ayakan 9,52 = 100% - 93,18
= 6,82%
 Ayakan 4,76 = 100% - 93,88
= 6,12%
 Pan = 100% - 100%
= 0%

44
II. TABEL PERHITUNGAN AYAKAN KERIKIL

BERAT FRAKSI TERTAHAN (gram) KUMULATIF


% %
AYAKA SAMPE SAMPE BERA %BERAT KUMULATI KUMULATI
N L1 L2 T TERTAHA F F LOLOS
TOTA N TERTAHAN
L
37,5 0 0 0 0 0 100%
19 408 364 772 38,68 38,68 61,32%
9,52 566 522 1088 54,50 93,18 6,82%
4,76 2 12 14 0,70 93,88 6,12%
PAN 24 98 122 6,12 100 0
TOTAL 1000 996 1996 100
FM ( ANGKA KEHALUSAN ) 227

45
BAB VI
PENENTUAN GRADASI AGGREGAT

I. BATAS GRADASI KERIKIL ATAU KORAL UKURAN MAKSIMUM 10MM


120

100

80

HASIL PENGUJIAN
60
BATAS MAKSIMUM
BATAS MINIMUM
40

20

0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

II. BATAS GRADASI KERIKIL ATAU KORAL UKURAN MAKSIMUM 20MM


120

100

80

HASIL PENGUJIAN
60
BATAS MAKSIMUM
BATAS MINIMUM
40

20

0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

46
III. BATAS GRADASI KERIKIL ATAU KORAL UKURAN MAKSIMUM 40MM
120

100

80

HASIL PENGUJIAN
60
BATAS MAKSIMUM
BATAS MINIMUM
40

20

0
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

47
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
Dari data pengujian ini dapat ditentukan bahwa grafik batas gradasi kerikil atau koral
ukuran maksimum agregat kasar adalah 40 mm . Nilai FM yang didapat adalah 2,27 ,dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian tersebut tidak memenuhi syarat yang seharusnya
5,5≤FM≤7,5 dilarenakan saringan yang digunakan tidak lengkap.

II. SARAN
Dalam pelaksanaan praktek pengujian ini langkah-langkah yang dilakukan sudah
sesuai dengan modul, tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan persyaratan modul.
Dikarenakan peralatan dilaboratorium pengujian beton kurang lengkap ,sebaiknya peralatan
dilaboratorium pengujian beton dilengkapi.

48
MODUL B
JOB SHEET 6-7
BERAT ISI PASIR-KERIKIL

BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

Agrerat Halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi secara alami dari batuan
besar menjadi butiran batuan yang berukuran kecil.Keadaan gradasi suatu agregat sangat
mempengaruhi kekuatan dan kekeonomisan suatu beton . Agregat dengan gradasi yang
homogen dikatakan bergradasi jelek dan tidak bisa dipakai sebagai campuran beton. Karena
dengan perbutiran yang homogen akan banyak ruang-ruamg kosong atau celah di antara
agregat tersebut.

Jadi agregat yang baik untuk beton adalah agregat dengan butiran yang bervariasi,
karena ruang-ruang kosong antara partikel akan terisi oleh partikel lebih kecil dan semen
akan mengisi ruang yang tidak terisi oleh ruang yang lebih kecil, sehingga pemakaian semen
bisa lebih hemat dan lebih penting penguatan partakel oleh semen dapat berlangsung dengan
baik.

Pasir sebagai salah satu campuran beton,akan mempunyai nilai ekonomis dimana
apabila direncanakan dengan pencampuran volume yang tepat akan didapatkan suatu nilai
yang optimum.

Percobaan ini bertujuan untuk mencari berat isi suatu pasir ,agar dapat
dikoversikan pasir dari berat kevolume atau sebaliknya.Pengkonverisan ini dilakukan
agar pada pelaksanaan dilapangan tidak diperlukan waktu yang banyak untuk menentukan
komposisi pasir yang harus dicampur pada pembuatan beton denga perbandingan tertentu,
Pada umumnya perbndingan komposisi campuran beton yang digunaan adalah dalam
satuan berat.

Hubungannya dapat ditulis :

berat isi : pasir = m / v

m = berat pasir (kg)

49
v = volume / berat isi dari air pada suhu tertentu (m3)

Agrerat kasar adalah kerikil atau batuan kecil yang butirannya lebih besar dari 5mm
atau agrerat yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75mm . Agrerat ini bisa
dihasilkan dari disintegrasi batuan-batuan berupa batuan pecah yang diperoleh dari
pemecahan manual atau mesin.

Agregat yang kita pakai sebagai campuran beton ada kalanya memiliki distrribusi
butiran bervariasi ( heterogen ) maupun yang homogen. Agregat dengan gradasi heterogen
lebih baik dipakai sebagai campuran beton daripada agregat yang gradasinya homogeny. Hal
ini disebabkan karena agregat dengan gradasi homogen membentuk banyak ruang kosong
diantara partikel, semen nantinya akan mengisi ruang ini, otomatis biaya menjadi lebih
mahal.

Jadi agregat yang baik untuk campuran semen adalah agregat kasar dengan butiran
yang heterogen, karena ruang kosong antara partikel lebih sedikit dan pemakaian semenpun
akan menjadi lebih irit serta pengikatan butiran-butiran agregat dapat berlangsung dengan
baik.

Kerikil , dalam pekerjaan dilapangan seringkali campuran beton dibuat dalam


jumlah yang cukup besar , sehingga untuk menentukan perbandingan berat bahan yang
akan diaduk sangatlah tidak praktis jika dilakukan secara
penimbangan .Untuk ,engefesiensikan pekerjaan, maka ditentukan terlebih dahulu berat
isi agrerat sehingga berat agrerat dapat ditentukan dengan megaligkan berat isi agrerat
dengan volume bahan yang terdpat dalam wadah atau penakar yang telah diketahui
volumenyadengan du acara padat dan longgar.

Berat isi kerikil ikut menentukan kekuatan beton,maka perlu diatur unsur-unsur
yang membentuk beton untuk mencapai kekuatan beton yang optimum.Maka penakaran
berat diganti dengan penakaran volume yang diberikan dengan hubungan berikut :

M = Bk .V

M = berat atau massa

B = berat isi

V = volume

50
II. TUJUAN / MANFAAT PRAKTIKUM
1. Percobaan berat isi pasir sebagaimana hasilnya pada percobaan berat isi kerikil ,
bertujuan untuk mencari berat isi dari suatu pasir dan kerikil. Berat isi pasir dan
kerikil ini perlu diketahui agar dapat dikonversikan pasir dan kerikil dari berat
kevolume dan sebaliknya.
2. Untuk mengetahui alat dan bahan pengujian analisa ayakan pasir dan kerikil.

51
BAB II
ALAT DAN BAHAN
I. ALAT

1) Timbangan digital

2) Wadah stainless

3) Thermometer

52
4) Sekop

5) Bejana

6) Perojok

BAHAN

 Pasir kering

53
 Kerikil

54
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN

I. LANGKAH PENGUJIAN
A. Pasir
Ambil pasir yang telah kering.

Sediakan pasir sebanyak 2 sampel

A. Cara Merojok
1) Bejana besi ditimbang kemudian diisi dengan pasir (sampel 1) sampai 1/3 bagian
tinggi bejana,lalu dirojok sebanyak 25 kali secara merata pada permukaanya.
2) Pasir ditambah lagi hingga mencapai 2/3 tinggi bejana dan dirijok 25 kali secara
merata pada permukaannya.
3) Pasir ditambah lagi sampai penuh dan dirojok sebanyak 25 kali, Dalam perojokan
setiap lapis tidak boleh menembus lapisan bawahnya.
4) Timbang sampel dan bejana.
5) Pasir dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi air hingga penuh,timbang berat
bejana + air dan ukur suhu air didalam bejana .

B. Cara Menyiram
1. Bejana besi ditimbang kemudian diisi dengan pasir dengan cara menyiram dengan
sekop setinggi kurang lebih 5 cm,sampai bejana tersebut penuh lalu ratakan
permukaanya.
2. Timbang bejana dan pasir tersebut
3. Pasir dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi air hingga penuh,timbang berat
bejana + air dan ukur suhu air didalam bejana

4.

55
B. Kerikil

Sediakan 2 ( dua ) sampel kerikil

 Cara Merojok
1) Bejana besi ditimbang kemudian diisi dengan kerikil yang telah dioven kering, dan
isikan sampai 1/3 bagian tinggi bejana,lalu dirojok sebanyak 25 kali secara merata
pada permukaanya.
2) Kerikil ditambah lagi hingga mencapai 1/3 tinggi bejana dan dirijok 25 kali secara
merata pada permukaannya.
3) Kerikil ditambah lagi sampai penuh dan dirojok sebanyak 25 kali, Dalam perojokan
setiap lapis tidak boleh menembus lapisan bawahnya.
4) Timbang sampel dan bejana.
5) Kerikil dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi air hingga penuh,timbang berat
bejana + air dan ukur suhu air didalam bejana .

 Cara Longgar
8. Bejana besi ditimbang kemudian diisi dengan kerikil dengan cara menyiram dengan
sekop setinggi kurang lebih 5 cm,sampai bejana tersebut penuh lalu ratakan
permukaanya.
9. Timbang bejana dan kerikil tersebut
10. Kerikil dikeluarkan dan bejana dibersihkan lalu diisi air hingga penuh,timbang berat
bejana + air dan ukur suhu air didalam bejana

56
BAB IV

DATA HASIL PERCOBAAN


VII. PASIR

Berat isi =m/v

Analisis Data:

1.Dengan cara longgar

•Berat air = 4,81 - 275

= 2,06

•Berat pasir =5,64 - 2,75

= 2,89

•Berat isi = 2,89/2,06

=1402

•Berat isi pasir =30°C

=0,995 kg/m³

•Berat isi = 1402 • 0,995

= 1996 kg/m³

2.Dengan cara merojok

•Berat air = 4,84 - 275

= 2,09

•Berat pasir =5,81 - 2,75

= 3,06

•Berat isi = 3,06/2,09

=1464

•Berat isi pasir =30°C

=0,995 kg/m³

•Berat isi = 1464 • 0,995

57
= 1456 kg/m³

KETERANGA CARA LONGGAR RATA- CARA MEROJOK RATA-


N RATA RATA

Sampel1 Sampel2 Sampel1 Sampel2

Berat 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75


Bejana(kg)

Berat 5,64 5,64 5,64 5,81 5,81 5,81


pasir+bejana
(kg)

Berat bejan + air 4,81 4,81 4,81 4.84 4,84 4,84


(kg)

Suhu air (°c) 30 30

Berat isi pasir 1966 1456

(kg/m³)

Kesimpulan:

Dari pengujian ini didapatkan hasil rata-rata berat isi pasir (agregat halus) dengan cara
longgar sebesar 1996 kg/m³ dan berat isi pasir dengan cara merojok sebesar 1456
kg/m³.Menurut ASTM C ( 29 M-91) syarat nilai agregat pasir adalah 1,25 - 1,59 kg/m ,maka
dapat disimpulkan bahwa syarat isi pasir dengan cara longgar dan merojok memenuhi syarat.

Saran:

Sebaiknya pada saat melakukan pengujian berat isi pasir menggunakan peralatan dan K3
yang lengkap agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan

II. KERIKIL

58
Berat isi =m/v

Analisis Data:

1.Dengan cara longgar

•Berat air = 4,81 - 275

= 2,06

•Berat kerikil=5,60 - 2,75

= 2,85

•Berat isi = 2,85/2,06

=1383

•Berat isi keeikil =30°C

=0,995 kg/m³

•Berat isi = 1383 • 0,995

= 1376 kg/m³

2.Dengan cara merojok

•Berat air = 4,84 - 275

= 2,09

•Berat kerikil =5,73- 2,75

= 2,98

•Berat isi = 2,98/2,09

=1425

•Berat isi kerikil =30°C

59
=0,995 kg/m³

•Berat isi = 1425 • 0,995

= 1418 kg/m³

KETERANGAN CARA RATA- CARA MEROJOK RATA-


LONGGAR RATA RATA

Sampel Sampel2 Sampel1 Sampel2


1

Berat Bejana(kg) 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75

Berat 5,60 5,68 5,64 5,58 5,88 5,73


kerikil+bejana(kg)

Berat bejana+ 4,81 4,81 4,81 4,84 4,84 4,84


air(kg)

Suhu air (°c) 30 30

Berat isi kerikil 1376 1418

(kg/m³)

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengujian berat isi kerikil diperoleh rata-rata berat isi kerikil dengan cara
longgar sebesar 1376 kg/m³ dan berat isi keriki dengan cara merojok sebesar 1418 kg/m³ .
Menurut aturan SNI 03-4804-1998 nilai agregat kerikil antara 1,50 -1,80 gr/cm³,maka dapat
disimpulkan bahwa berat isi kerikil dengan cara merojok tidak memenuhi syarat.
Saran:
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum berat isi kerikil menggunakan peralatan dan K3
yang lengkap agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan .

60
JOB SHEET 8-9
BERAT JENIS DAN ABSORBSI PASIR-KERIKIL
A. TUJUAN
- Untuk menentukan berat jenis kering, berat jenis semu, dan berat jenis SSD pasir
dan kerikil
- Untuk menentukan penyerapan (absorbs) pasir dan kerikil

B. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Timbangan digital
 Oven
 Piknometer
 Batang perojok
 Pan
 Dunagan tes test
 Keranjang kawat
 Ember
 Kain lap
b. Bahan
 Pasir
 Kerikil
 Air

C. TEORI
Berat jenis pasir dan kerikil perlu diketahui untuk menentukan banyaknya
agregat, ada 3 keadaan pasir dan kerikil yang digunakan pada percobaan ini, antara
lain: pasir dan kerikil kering dimana pori-pori pasir dan kerikil berisikan udara tanpa
air dengan kandungan air sama dengan 0%. Lalu dalam keadaan SSD (Saturated
Surface Dry) dimana permukaan pasir dan kerikil jenuh dengan uap air sedangkan
dalamnya kering pasir dan kerikil dalam keadaan inilah yang sering digunakan. Dan
terakhir dalam keadaan semu dimana pasir dan kerikil basah total dengan pori-pori
jenuh air. pasir dan kerikil ini masih dalam keadaan basah walaupun permukaan pasir
dan kerikil tidak ada air.
Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat uji dalam keadaan SSD
dengan volume benda uji dalam keadaan SSD.
Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat benda uji yang
hilang terhadap berat benda uji kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD
sampai keadaan kering. Berat jenis pasir ini perlu diketahui tinggi Mould untuk
menentukan banyaknya agregat yang digunakan dalam campuran beton.

61
Rumus :
1. Rumus pada pasir
A
Berat jenis kering =
B+ D−C
D
Berat jenis SSD =
B+ D−C
A
Berat jenis semu =
B+ A−C
D− A
Absorbsi = ×100%
A
Dimana :
A = berat pasir dalam keadaan kering (gr)
B = berat piknometer berisi air (gr)
C = berat piknometer (gr)
D = berat pasir dalam keadaan SSD
Dimana: Berat jenis kering < berat jenis < SSD < berat jenis semu

2. Rumus pada kerikil


A
Berat jenis kering =
B−C
B
Berat jenis SSD =
B−C
A
Berat jenis semu =
A−C
B− A
Absorbsi = ×100%
A
A = berat agregat dalam keadaan kering (gr)
B = berat agregat dalam keadaan SSD (gr)
C = berat agregat dalam air (gr)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Prosedur Percobaan pada pasir:
a. Sediakan pasir secukupnya.
b. Rendam pasir tersebut dalam suatu wadah dengan air selama 24 jam
c. Pasir tersebut dianginkan hingga mencapai kondisi kering permukaan.
62
1
d. Untuk menentukan pasir dalam kondisi SSD mould tinggi, lalu rojok 25 kali,
3
2
kemudian isi pasir hingga ketinggian tinggi, dirojok 25 kali. Demikian
3
seterusnya diisi hingga penuh dan dirojok 25 kali. Setelah itu mould diangkat
secara perlahan, dan apabila pasir runtuh pada bagian tepi atasnya (tidak
keseluruhan) berarti pasir dalam keadaan SSD.
e. Sediakan pasir yang telah mencapai kondisi SSD dalam dua bagian, masing-
masing seberat 500 gram. Bagian yang pertama dimasukkan kedalam piknometer
kemudian di isi dengan air kemudian diguncang berulang-ulang dengan tujuan
agar udara yang ada dalam pasir keluar, ini ditandai dengan keluarnya buih dalam
pasir. Buih yang keluar tersebut dibuang dengan cara mengisi piknometer dengan
air, sampai melimpah dari leher piknometer tersebut. Pengisian air dilakukan
secara perlahan-lahan. Setelah udara tidak lagi, atur agar air sampai hingga batas
air.
f. Timbang berat piknometer + pasir + air.
g. Buang isi piknometer lalu isi dengan air bersih hingga batas air max.
h. Timbang berat piknometer + air, dan catat hasilnya.
i. Untuk pasir yang telah di ovenkan, setelah kering dilakukan penimbangan.
j. Ulangi percobaan diatas untuk sampel kedua.

2) Prosedur percobaan pada kerikil :


a. kerikil diayak dengan ayakan 19.1 mm dan 4.76 mm. kita ambil krikil yang lolos
ayakan 19.1 mm dan yang tertahan diayakan 4.76mm±3kg.
b. Rendam krikil tersebut dalam suatu ember dengan air selama 24 jam
c. Krikil hasil rendaman tersebut dikeringkan hingga didapat kondisi kering
permukaan (ssd) dengan menggunakan kain lap
d. Siapkan krikil sebnyak 2 X 1250 gram untuk 2 sampel
e. Atur kesetimbangan air dan keranjang pada Dunagan Tes Set sampai jarum
menunjukkan kesetimbangan pada saat air dalam kondisi tenang
f. Masukkan krikil yang telah mencapai kendin sad kedalam keranjang yang telah
berisi air.
g. Timbang berat air + Keranjang kering
h. Ulangi prosedur diatas untuk sampel kedua

E. DATA
1.1 Tabel data hasil percobaan pada pasir
NO Keterangan Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata
1 Berat piknometer (gr) 176 176 176
2 Berat piknometer + air (gr) 694 694 694
3 Berat pasir kering oven (gr) 244 244 244
4 Berat pasir SSD (gr) 250 250 250
5 Berat pasir + piknometer + 846 860 853
air (gr)

63
6 Berat jenis pasir SSD 2,55 2,97 2,76
7 Berat jenis pasir kering 2,48 2,95 2,71
8 Berat jenis semu 2,65 3,2 2,83
9 Absorbsi (%) 2,45 0,8 1,62

Sampel 1
A 244
Berat jenis kering = = = 2,45
B+ D−C 694+250−846
D 250
Berat jenis SSD = = = 2,55
B+ D−C 692+ 250−846
A 694
Berat jenis semu = = = 2,65
B+ A−C 694+244−846
D− A 250−244
Absorbsi = ×100% = ×100 % = 2,45%
A 244
Sampel 2
A 248
Berat jenis kering = = = 2,95
B+ D−C 694+250−860
D 250
Berat jenis SSD = = = 2,97
B+ D−C 694+250−860
A 248
Berat jenis semu = = = 3,02
B+ A−C 694+248−860
D− A 250−248
Absorbsi = ×100% = ×100 % = 0,8%
A 248

1.2 Tabel data hasil percobaan pada kerikil


NO Keterangan Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata
1 Berat cawan (gr) 780 780 780
2 Berat kerikil SSD (gr) 1000 1000 1000
3 Berat kerikil + cawan (gr) 1780 1780 1780
4 Berat kerikil + cawan 582 582 582
dalam air (gr)
5 Berat kerikil kering oven 996 996 996
(gr)
6 Berat kerikil dalam air 582 582 582
(gr)
7 Berat jenis kerikil SSD 2,39 2,39 2,39
8 Berat jenis kerikil kering 2,38 2,38 2,38
9 Berat jenis semu 2,40 2,40 2,40
10 Absorbsi (%) 0,40 0,40 0,40

64
Perhitungan sampel 1 dan sampel 2
A 996
Berat jenis kering = = = 2,38
B−C 1000−582
B 1000
Berat jenis SSD = = = 2,39
B−C 1000−582
A 996
Berat jenis semu = = = 2,40
A−C 996−582
B− A 1000−996
Absorbsi = ×100% = ×100% = 0,40%
A 996

F. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan pada berat jenis dan absorbsi pasir, didapatkan
 Rata-rata berat jenis spesifik pasir SSD sebesar 2,76;
 Rata-rata berat jenis spesifik pasir kering sebesar 2,71;
 Rata-rata berat jenis spesifik pasir semu sebesar 2,83; dan
 Rata-rata absorbsi sebesar 1,62 %.
2. Dari hasil percobaan pada berat jenis dan absorbsi kerikil, didapatkan
 Rata-rata berat jenis spesifik kerikil SSD sebesar 2,39;
 Rata-rata berat jenis spesifik kerikil kering sebesar 2,38;
 Rata-rata berat jenis spesifik kerikil semu sebesar 2,40; dan
 Rata-rata absorbsi sebesar 0,40 %.
3. Sesuai dengan ketentuan pada modul, berat jenis kering < berat jenis SSD < berat
jenis semu. Dari analisis data pada kedua benda uji, hasil yang didapatkan
memenuhi ketentuan pada modul.

G. Saran
Sebaiknya dalam langkah pencucian dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar benda
uji tidak terjatuh dan berat benda uji tidak berkurang, dan persamaan perhitungan pada
modul perlu diperbaiki.

65
DAFTAR PUSTAKA

SNI 03-4804-1998 nilai agregat kerikil antara 1,50 -1,80 gr/cm³


persyaratan PBI 71 kadar liat tidak boleh lebih dari 1%
syarat FM yang seharusnya 5,5≤FM≤7,5 sesuai modul saringan yang digunakan tidak
lengkap.

66

Anda mungkin juga menyukai