Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGHANTAR

Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya
laporan akhir yang berjudul “M-I Preparasi” dapat di selesaikan. Diharapkan atas
selesainya laporan ini dapat digunakan untuk keperluan yang sebagai mana
semestinya.
Dalam penyusunannya, saya ucapkan terima kasih kepada Assisten
Laboratorium Tambang yang telah memberikan ilmu, waktu dan tenaga dalam
membimbing di Praktikum Mekanika Tanah.
Laporan ini saya susun sebagai tugas untuk laporan M-I Persiapan
(Preparasi) yang memuat tentang definisi serta preparasi sampel tanah, sehingga
harapannya dapat memenuhi syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga laporan hasil praktikum
ini dapat bermanfaat.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 26 September 2022


Penulis

Frans Putra Setya


10070121018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
M-1 PREPARASI ................................................................................................. 1
1.1 Tujuan Praktikum .......................................................................... 1
1.2 Landasan Teori ............................................................................. 1
1.2.1 Pendahuluan ............................................................ 1
1.2.2 Preparasi Sampel Tanah .......................................... 2
1.3 Alat dan Bahan ............................................................................. 6
1.3.1 Alat ........................................................................... 6
1.3.2 Bahan ....................................................................... 6
1.5 Hasil Akhir..................................................................................... 6
1.6 Data Hasil Pengujian..................................................................... 7
1.7 Analisis ......................................................................................... 7
1.8 Kesemipulan ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN .……………………………………………………………………………10

ii
M-1
PREPARASI

1.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum preparasi ini diantaranya yaitu:
1. Dapat mengetahui cara pengambilan sampel yang benar dan juga dapat
memperoleh hasil yang akurat demi keberhasilan analisis.
2. Mampu melaksanakan secara sederhana proses preparasi sampel untuk
analisa.
3 Dapat mengetahui pembuatan sampel yang akan digunakan untuk
pengujian selanjutnya dengan sampel yang berbeda-beda.

1.2 Landasan Teori


1.2.1 Pendahuluan
Istilah tanah dalam Mekanika Tanah mencakup semua bahan dari lempung
sampai batu-batu besar, tetapi tidak mencakup batuan tetap. Tanah didefinisikan
sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang tidak
tersementasi satu sama lainnya serta terletak di atas batuan dasar dan Tanah juga
merupakan suatu sistem yang kompleks yg terdiri dari tiga fase yaitu padat, cair
dan gas. Bentuk padat terutama terdiri dari bahan mineral dan bahan organik dan
menempati 50 % dr volume tanah. Tanah terbentuk karena terjadi proses
penghancuran dan pelapukan terhadap bahan induk. Terjadi 3 macam proses
penghancuran dan pelapukan diantaranya yaitu fisika, kimiawi dan biologis.
Pelapukan kimiawi adalah proses yang lebih rumit daripada pelapukan fisika. Pada
pelapukan kimiawi memerlukan air serta oksigen dan karbondioksida. Proses
kimiawi ini mengubah suatu mineral yang terkandung dalam batuan menjadi jenis
mineral lain yang sangat berbeda sifatnya. Mineral baru ini disebut mineral
lempung (clay minerals). Ada beberapa jenis mineral yang terkenal dalam
pelapukan kimiawi diantaranya yaitu kaolinite, illite, dan montmorillonite. Mineral
ini termasuk bahan yang disebut kristalin dan ukuran butirnya lebih kecil dari 0,002
mm. Mineral lempung inilah yang menghasilkan sifat lempung yang khusus, yaitu

1
2

kohesi serta plastisitas. Pelapukan fisika terdiri atas dua jenis. Jenis pertama
adalah pelapukan yang disebabkan oleh pembasahan dan pengeringan secara
terus-menerus ataupun pengaruh salju maupun es. Jenis kedua adalah pengikisan
yang disebabkan oleh air, angin, dan sungai es. Proses ini menghasilkan butir kecil
sampai besar, namun komposisinya masih tetap sama dengan batuan asalnya.
Butir lanau dan pasir biasanya terdiri atas satu jenis mineral saja. Butir lebih kasar
terdiri atas beberapa jenis mineral, seperti halnya pada batuan asalnya.
Ikatan antar butiran relatif lemah disebabkan karena adanya ruang
(rongga) diantara partikel-partikel butiran tanah. Ruang tersebut dapat berisi air,
udara ataupun keduanya. Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak
akan ada air sama sekali dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan
pada tanah yang masih dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat dihilangkan
sama sekali dari tanah apabila dilakukan dengan tindakan khusus untuk maksud
tersebut, misalnya dengan memanaskan di dalam oven. Penyelidikan tanah yang
memadai merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada
perencanaan sebuah proyek.
1.2.2 Preparasi Sampel Tanah
Dalam dunia tambang, preparasi sampel sangat dibutuhkan oleh
penambang dalam hal ini perusahaan tambang menguji sebuah material sampel.
Pada dasarnya, material sampel tersebut diambil secara acak oleh penambang
dengan menggunakan metode tertentu menarik sampel di setiap lokasi tambang
atau lebih dikenal sebagai site. Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk
metode analisis tanah. Analisis tanah dilakukan terhadap suatu sampel.Tanah
yang diambil dilapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan.
Sampel tanah yang diambil langsung menggunakan bor ini digunakan untuk
menentukan kadar air kering udara dan juga untuk sifat fisik dan kimia tanah
Maksud pengujian sampel ini yaitu untuk menentukan atau menguji kualitas
sebuah bahan material tambang baik dari segi sifat fisik sampel maupun zat kimia
yang terkandung di dalamnya. Preparasi sampel merupakan pengurangan massa
dan ukuran dari sampel sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk analisa
di Laboratorium.
Teknik preparasi sampel adalah bagian dari proses analisis yang sangat
penting karena merupakan proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan
sampel sehingga siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai.
3

Secara umum proses analisis minimal mempunyai 5 langkah, yaitu sampling


(pengambilan sampel), preservasi sampel (penyimpanan sampel), preparasi
sampel (penyiapan sampel), analisis (pengukuran), interpretasi data (analisis
data), dan pembuatan laporan analisis.

Sumber: adawiiah, 2012


Foto 1.1
Preparasi pengambilan sampel
Kesalahan pada salah satu tahap pada proses analisis akan menyebabkan
terjadinya kesalahan hasil analisis. Akibatnya akan dihasilkan data hasil analisis
yang tidak valid (Anonim, 2015). Preparasi merupakan persiapan sebelum
dilakukan proses konsentrasi, dalam proses ini ada beberapa tahap, yaitu:
1. Pengeringan Udara (Air Drying), Pengeringan udara pada gross sample
dilakukan jika sample tersebut terlalu basah untuk diproses tanpa
menghilangnya moisture atau yang menyebabkan timbulnya kesulitan
pada crusher atau mill. Pengeringan udara dilakukan pada suhu ambient
sampai suhu maksimum yang dapat diterima yaitu 400 Celcius. Waktu
yang diperlukan untuk pengeringan ini bervariasi tergantung dari tipe
batubara yang akan di preparasi, hanya prinsipnya batubara dijaga agar
tidak mengalami oksidasi saat pengeringan. Pengeringan udara dilakukan
pada suhu ambient sampai suhu maksimum yang dapat diterima yaitu 400
Celcius.
2. Pengecilan Ukuran Butir (Crushing) adalah proses pengurangan ukuran
atas sample tanpa menyebabkan perubahan apapun pada massa sampel.
Umumnya contoh batubara digiling berdasarkan ukuran partikel yang
diperlukan oleh pengujian tertentu. Beberapa aturan dalam cara
memperkecil ukuran partikel antara lain:
a. Pengecilan ukuran harus dilakukan secara mekanis
4

b. Tidak diperbolehkan mengayak material yang tertahan ayakan


(oversize).
c. Semua penggerus harus selalu bersih. Misalnya pada pemakaian
hammer mill yang selalu menahan batubara setelah penggerusan,
sehingga pada penggerusan selanjutnya dapat mengotori sampel
yang akan digerus.
d. Memperkecil ukuran dengan tangan tidak diperbolehkan, kecuali
untuk batubara lempengan.
3. Pencampuran (Mixing) Pencampuran yaitu proses yang dilakukan setelah
pengecilan ukuran butir pengadukan sample agar diperoleh sampel yang
homogen.
4. Pembagian (Dividing) Proses untuk mendapatkan sampel yang
representatif dari gross sample tanpa memperkecil ukuran butir dan alat
yang digunakan untuk batubara yaitu slotted belt.
5. Pengayakan (Screening) adalah kegiatan pengelompokkan partikel
dengan melewatkan melalui mata atau lubang ayakan, maka ayakan itu
sendiri dapat dibuat dari besi yang dilubangi dengan ukuran tertentu atau
dari kawat yang dianyam partikel yang lolos dari atau melewati mata
ayakan disebut bendersize product, akibat terlalu banyak partikel
berukuran kecil dalam jumlah yang cukup besar atau banyak dicampur
dengan partikel besar yang tinggal sebagai oversize product.

Sumber: Bong fachri, 2021


Foto 1.2
Pengayakan (Screening)
Akibat selalu adanya partikel yang berukuran kecil dalam jumlah yang
cukup besar bercampur dengan partikel besar yang tinggal sebagai
oversize produk hal ini diakibatkan mekanisme pengayakan bekerja
terhadap kelompok partikel yang tidak bersinggungan langsung dengan
5

lapisan yang ada diatas tidak terkena mekanisme pengayakan untuk


meningkatkan efektifitas pengayakan atau pemisahan yakni dengan
memberikan getaran yang cukup pada permukaan ayakan. Selain itu
besarnya kandungan air dipengaruhi terhadap penggumpalan dan
kelengketan butiran partikel untuk mengatasi hal tersbut, dilakukan
pemanasan dan pengeringan terlebih dahulu atau dengan mengaliri
permukaan ayakan dengan listrik hingga panas yang biasa disebut electric
heated screen, selain metode tersebut diatas dijumpai juga metode wet
screening (pengayakan) basah yakni dengan cara menyomprotkan air
keatas batubara mentah yang diayak atau dengan melewatkan udara ke
permukaan ayakan. Untuk menghitung efisiensi pengayakan salah satu
cara dengan membandingkan berat undersize produk hasil pengayakan
sebenarnya terhadap berat undersize prodak pada pengayakan sempurna
atau ideal kemudian dinyatakan dalam persen. Pengayakan ideal adalah
pengayakan dengan menggunakan ayakan uji atau ayakan baku (standart
sieve atau test sieve) dengan lubang yang sama besarnya dan dalam
waktu yang cukup lama. Screen digunakan pada sieve analysis, sampel
yang diayak adalah sampel batubara yang telah dikering-anginkan (air dry)
terlebih dahulu di atas lantai yang kering dan rata. Adapun kegunaan
ayakan (screen) untuk mendapatkan fraksi ukuran sampel yang telah
ditentukan, umumnya ukuran screen yang digunakan dari ukuran 50 mm -
0,5 mm. Dengan menggunkan ukuran tersebut cukup mewakili untuk
analisis yang dilakukan di laboratorium.
6. Penggerusan (milling) Proses selanjutnya adalah milling atau
penggerusan. Alat yang digunakan adalah raymond mill. Raymond mill
merupakan alat yang digunakan untuk menggiling atau menghancurkan
sampel batubara sehingga didapatkan ukuran 0,212mm (sampel batubara
yang telah siap dianalisa di laboratorium).
7. Penyimpanan Sampel (Storage) Setelah dilakukannya berbagai macam
proses preparasi, maka selanjutnya dilakukanlah penyimpanan sampel
yang disimpan di dalam botolsampel. Sebagian sampel digunakan analisa
di laboratorium dan sebagian lagi disimpan pada storage. (Anonim, 2015)
6

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan sampel tanah meliputi:
1. Sendok semen
2. Cylinder ring
3. Container
4. Neraca Ohaus
5. Rubber Hammer
6. Piston Plunger
7. Dongkrak
8. Palu
9. Jangka Sorong
10. Pisau/Cutter
1.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan sampel yaitu tanah .

1.4 Prosedur
Pembuatan sampel tanah dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kemudian masukan tanah ke dalam cylinder ring
3. Padatkan sampel tanah yang telah dimasukan kedalam cylinder ring dengan/
menggunakan rubber hammer
4. Ratakan sampel menggunakan plate
5. Keluarkan sampel dengan menggunakan piston plunger
6. Ukur dimensi sampel dengan menggunakan jangka sorong

1.5 Hasil Akhir


Hasil akhir dari pembuatan sempel adalah sempel dapat di uji
menggunakan alat mekanika tanah. Dalam pengujian ini dilakukan menurut SNI
1964 : 2008 Standar ini menetapkan prosedur ujii untuk menentukan berat jenis
tanah menggunakan alat pignometer. Apabila tanah mengandung partikel lebih
besar saringan 5,75 mm, maka dari SNI 03-1969-1990. Apabila tanah merupakan
7

gabungan dari partikel yang lebih besar dari saringan 4,75mm maka contoh tanah
harus dipastikan menggunakan saringan 4,75mm.
1.6 Data Hasil Pengujian
Rata-rata diameter sampel pada pengujian praktikum kali ini:
1. Sampel 1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
Rumus rata-rata, 𝑀 = Banyak data
5,2+5,1+5,2
𝑀= 3
= 5,14

2. Sampel 2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
Rumus rata-rata, 𝑀 = Banyak data
6,06+6,4+6
𝑀= 3
= 6,1

3. Sampel 3
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
Rumus rata-rata, 𝑀 =
Banyak data
3,2+3,2+3,2
𝑀= 3
= 3,2

Jadi jumlah rata-rata pada diameter sampel yaitu sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
M𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Banyak data
5,14+6,1+3,2
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3
= 4,81

1.7 Analisis
Pada Praktikum ini dilakukan preparasi sampel pada satu sampel tanah ke
dalam alat cylinder ring dengan tiga kali pengukuran tinggi, berat dan juga
diameter. Dalam hal ini preparasi sampel merupakan hal yang penting sebelum
melakukan analisis sampel selanjutnya. Karena dalam preparasi senidiri menjadi
dasar pengujian sifat fiisik tanah, uji kuat geser, uji kuat tekanan bebas dan uji
konsolidasi.

1.8 Kesemipulan
Dapat disimpulkan bahwa pada praktikum ini terdapat bebrapa kesimpulan
diantaranya:
1. Dengan menentukan bentuk sampel dan cara dalam pengujian harus
sesuai dengan SNI karena laboratorium penguji akan menerbitkan Sertifikasi Hasil
8

Uji sampel produk. Bila hasil pengujian tidak memenuhi persyaratan SNI, pemohon
diminta segera melakukan pengujian ulang. Contohnya pada SNI 1964 : 2008
Standar ini menetapkan prosedur ujii untuk menentukan berat jenis tanah
menggunakan alat pignometer.
2. Dalam menghitung rata-rata dimensi sampel diperlukan rumus untuk
menghitungnya sesuai dengan perhitungan bahwa nialai data dari rata-rata ini
yaitu 4,81. Selain itu dalam preparasi terdapat prosedurnya siapkan alat dan
bahan kemudian masukan tanah ke dalam cylinder ring, padatkan sampel tanah
yang telah dimasukan kedalam cylinder ring dengan menggunakan rubber
hammer, ratakan sampel menggunakan plate, keluarkan sampel dengan
menggunakan piston plunger dan ukur dimensi sampel dengan menggunakan
jangka sorong.
DAFTAR PUSTAKA

1. Unknown, 2014, “Laporan mingguan preparasi sampel” Diakses pada 25


September 2022 pada https://luckman04hakim.blogspot.com/

2. Prasanti, Yustika, 2016, “Pengujian Sifat Fisik Tanah” Diakses pada 25


September pada https://www.academia.edu/

3. Rizky, Khoirul, 2019, “Sifat Fisik Tanah” Diakses ada 25 September pada
https://www.wajibbaca.com/

4. Unknown, 2014, “Laporan Ilmu Tanah Hutan Sifat Fisik Tanah” Diakses pada
25 September pada https://syugab.blogspot.com/

9
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai