Disusun oleh:
Prodi: D3 Sanitasi
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Persiapan
dan Prosedur Pengambilan Sampel Tanah Dan Sampah” disusun berdasarkan
pengetahuan yang penyusun dapatkan dari beberapa sumber. Makalah ini juga disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Teknik Pengambilan Sampel.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Catur Puspawati, ST., MKM selaku dosen pada mata kuliah Teknik Pengambilan
Sampel.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari penyusunan
maupun materinya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya bisa lebih sempurna. Akhir kata, semoga makalah sederhana ini bisa diterima dan
bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
....................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.2 Jenis Alat dan Tata Cara Pengambilan Sampel Tanah Dan Sampah....................................3
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat,
cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut
karena tanah merupakan system yang terbuka dengan terjadinya proses pertukaran bahan dan
energy secara berkesinambungan (Palar, 1994).
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman,
yang mengandung semua unsur yang berbeda baik dalam bentuk maupun jumlahnya. Unsur
hara mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn) dan tembaga (Cu) merupakan unsur hara
penting bagi tanaman yang terdapat dalam tanah.
Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya sedikit. Tanah pun
memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat yang berbeda untuk tiap
jenis tanah berdasarkan bahan induk penyusun tanah tersebut. Menurut standar umum kadar Pb
dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah masing-masing 150 ppm dan 2 ppm namun untuk
jenis tanah yang berasal dari batuan beku (Charlena, 2004)
Kandungan unsur-unsur tersebut dalam tanah sangat bervariasi tergantung sifat-sifat tanah
seperti pH, tekstur tanah, komposisi mineral, aktivitas mikroorganisme di dalamnya dan
kelembaban. Ketersediaan Fe dalam tanah berkisar antara (10.000 ~ 60.000) ppm atau (1 % ~ 6
%), Mn berkisar (100 ~ 5.000) ppm, Zn berkisar (20 ~ 150) ppm, sedangkan Cu berkisar (2 ~
60) ppm (Lindsay, 1979).
Tanah dengan atau tanpa disadari merupakan tempat penimbunan akhir dari limbah yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia. Secara alami tanah akan menguraikan bahan kimia yang
mask kedalam tanah, tetapi apabila bahan kimia yang direrima tersebut berlebihan maka tanah
tidak akan mampu menguraikannya. Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam merespon bahan kimia yang diterimanya.
Kontaminasi logam berat Pb akan cendrung meningkat di dalam tubuh seiring dengan
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang mengunakan bahan bakar bensin. Hal ini
disebabkan Indonesia belum dapat membuat bahan bakar minyak yang bebas dari Pb. Dampak
yang ditimbulkan adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup (Fardiaz, 1992).
Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan logam berat dalam tanah terutama Pb, Arsen, Cd, Pyrene.
2. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel tanah.
Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada
populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang
dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa
dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa
tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian
dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.
Syarat sampel yang baik
1. Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample.
Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel
tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.
Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic variance” yang
maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh yang
diketahui atau tidak diketahui, yang menyebabkan skor cenderung mengarah pada satu titik
tertentu. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, lalu yang
dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor yang
diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel yang diambil secara
sistematis.
2. Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi
mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Contoh :
Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari,
setiap orang menghasilkan 50 potong produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai
bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian
yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel,
terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan
rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi sepenuhnya. Oleh karena
itu dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat keasalahan-kesalahan, yang dikenal
dengan nama “sampling error” Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin
kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan
baku dari populasi ()s, makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat
presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan jumlah sampel, karena kesalahan
mungkin bisa berkurang kalau jumlah sampelnya ditambah ( Kerlinger, 1973 ). Dengan contoh
di atas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata di antara populasi dengan sampel bisa lebih
sedikit, jika sampel yang ditariknya ditambah. Katakanlah dari 50 menjadi 75.
5
B. Teknik Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila
contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak
dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di
dalam program uji tanah.
Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak
boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel
tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang
yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan
sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat,
cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut
karena tanah merupakan system yang terbuka dengan terjadinya proses pertukaran bahan dan
energy secara berkesinambungan
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis
kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan
status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara
efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah
yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara
benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam
program uji tanah.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://youda.wordpress.com/2008/11/13/teknik-pengambilan-sampel/
http://www.batan.go.id/datalingkungan/index.php?id=9.
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=138:cara-
pengambilan-contoh-tanah-untuk-analisis-uji-tanah-&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-
leaflet&Itemid=53
1
0