PENDAHULUAN
menentukan
apakah
sistem
pertanian
di
wilayah
survei
nyata
tentang
materi
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa
mampu
mengaplikasian
secara
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Fieldtrip mata kuliah Pertanian Berlanjut semester genap 2014-2015
dilaksanakan pada tanggal 15, 16, 22, dan 23 November 2014 di dua lokasi, yaitu:
Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang dan Dusun Kekep, Kota Batu. pembagian
pelaksanaan fieldtrip, yaitu:pada tanggal 15 November 2014 di Dusun Kekep
kelas A,B,C,D; tanggal 15 November 2014 Desa Tulungrejo kelas E,F,G,H;
tanggal 16 November 2014 di Dusun Kekep kelas I,J,K,L; tanggal 16 November
2014 Desa Tulungrejo kelas M,N,Q,AB; tanggal 22 November 2014 di Dusun
Kekep kelas O,R,S,T; tanggal 22 November 2014 Desa Tulungrejo kelas
U,V,W,X; tanggal 23 November 2014 di Dusun Kekep kelas Y,Z,AA,P; dan
tanggal 23 November 2014 Desa Tulungrejo kelas AC,AD,AE,UB Kediri.
Kegiatan dimulai pada pukul 06.00 13.00 WIB. Kelas J mendapatkan jadwal
tanggal 16 November 2014 di Dusun Kekep. Dengan pembagian kelompok, yaitu:
Dusun Kekep II
Kota Batu
Waktu
Kegiatan
06.00 - 08.00
Pemberangkatan
08.15 - 09.15
Plot 4
09.30 - 10.30
Plot 3
10.45 - 11. 45
Plot 2
12.00 - 13.00
Plot 1
13.00 - 14.30
Selesai - Pulang
Tanah
J1
J4
J3
J2
J2
J1
J4
J3
Kelas J
Materi
BP
HPT
J1, J2, J3, J4
J3
J2
J1
J4
J1, J2, J3, J4
Agribisnis
J4
J3
J2
J1
atas), sedangkan grup Kekep II dibagian sebelah kanan sungai. Berikut ini
penjeasannya:
Cara kerja:
1) Tentukan lokasi yang representatif sehingga kita dapat
melihat lanskap secara keseluruhan
2) Lakukan pengamatan secara menyeluruh terhadap berbagai
bentuk penggunaan lahan yang ada. Isikan pada kolom
penggunaan lahan dan dokumentasikan dengan foto kamera.
3) Identifikasi jenis vegetasi yang ada, isikan hasil identifikasi
ke dalam kolom tutupan lahan.
Cara kerja:
1) Pada saat pengambilan contoh air, sungai harus
dalam kondisi yang alami (tidak ada orang yang
masuk dalam sungai). Hal ini untuk menghindari
kekeruhan air akibat gangguan tersebut.
Pengamatan suhu
o Alat yang digunakan adalah termometer standar
Cara kerja:
1) Alat multi water quality checker dimasukkan ke
dalam contoh air yang telah diambil.
2) Liat
data
hasil
analisis
di
data
logger
dan
kelaskan
berdasarkan
tabel
o Kamera dokumentasi
o Kertas gambar A3
o Buku Flora
o Kantong plastik
o Kalkulator Analitik
o Alkohol 75%
Cara kerja:
1) Buat jalur transek pada hamparan yang akan dianalisis.
2) Tentukan titik pada jalur (transek) yang mewakili masingmasing tutupan lahan dalam hamparan lanskap.
3) Catat karakteristik tanaman budidaya di setiap tutupan lahan
yang telah ditentukan
4) Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
5) Tentukan titik pengamatan yang dapat melihat seluruh
hamparan lanskap.
6) Gambarkan sketsa tutupan lahan lanskap di kertas yang telah
disediakan.
Cara kerja:
1) Buat jalur transek pada hamparan yang akan dianalisis.
2) Tentukan titik (transek)
yang
masing
masing
Cara kerja
1) Tentukan lokasi yang representatif sehingga dapat melihat
lanskap secara keseluruhan.
2) Lakukan pengamatan secara menyeluruh terhadap berbagai
bentuk penggunaan lahan yang ada serta kerapatan dan
perkiraan umur pohon.
3) Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
4) Identifikasi hasil pengamatan.
Cara kerja:
1) Wawancara dengan petani di sekitar lahan tersebut. Indikator
indikator yang ditanyakan, yaitu:
a. Jenis komoditas yang ditanam
b. Akses terhadap sumberdaya pertanian
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Kondisi Umum Wilayah
Fieldtrip ini dilaksanakan di Dusun Kekep, Desa Tulungrejo
Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Lokasi dusun ini berada lebih-kurang di
tengah wilayah Kota Batu, dengan lereng bagian atas terdiri dari kawasan
hutan milik perhutani, yang kemudian disusul dengan lahan pertanian
intensif milik penduduk dan pemukiman penduduk. Di kawasan hutan
dusun ini terdapat beberapa sumber mata air yang menjadi sumber air bersih
bagi warga dusun Kekep maupun desa-desa di sekitarnya. Namun sejak
tahun 2000-an, beberapa sumber semakin mengecil debitnya dan bahkan
ada beberapa mata air yang mati. Saat pelaksanaan praktikum lapang dibagi
menjadi 4 plot.
Pada plot 1 pengamatan PB aspek tanah dengan penggunaan lahan
hutan produksi dengan dengan posisi lereng paling atas didapat kondisi
aktualnya di dominasi oleh tanaman tahunan seperti tanaman kayu, nangka,
pisang dan semak, dengan tingkat kerapatan kanopi dan tebal seresah tinggi
untuk tanaman tahunan dan tanaman kayu. Untuk jumlah keragaman spesies
untuk tanaman pisang yaitu 5, tanaman kayu dan semak masing-masing
lebih dari 30, dengan tingkat kerapatan dominan tinggi.
Pada plot 2 pengamatan PB aspek tanah dengan penggunaan lahan
agroforestri dimana kondisi aktualnya yaitu berupa tanaman wortel, cabai,
pisang, alpukat, manga, bawang merah, apel serta beberapa jenis tanaman
tahunan dengan tutupan lahan rapat dan jumlah seresah sedang dan dengan
tingkat kerapatan doniman rendah.
Pada plot 3 pengamatan PB aspek tanah pada lahan tanaman semusim
yaitu kubis, wortel, daun bawang, dan tanaman semak dengan kelerengan
tidak terlalu curam dan posisi berada di bawah. Untuk kerapatan tanaman
utama sedang dan tanpa adanya tanaman naungan diatasnya. Sedangkan
untuk jumlah seresah tergolong rendah dan tidak terlalu banyak gulma
dikarenakan petaninya sering membersihkan gulma dan seresah. Pada
Penggunaan
Tutupan
Lahan
lahan
1.
Pisang
Manfaat
Posisi
Tingkat tutupan
Jumlah
Kerap
C-
atan
Stock
lereng Kanopi
Seresah
species
B,D
80
Plot 1
Tanaman
>30
80
Hutan
kayu
15
250
Produski
Tanaman
tahunan
50
Nangka
T,B
>30
250
Pohon X
>30
80
Plot 2
Nangka
20
Agroforestri
Pisang
20
alpukat
B/D
T/P
10
20
Mangga
10
20
Aple
20
50
Wortel
>30
80
Bawang
10
20
Kubis
Plot 3
Daun
Tanaman
bawang
Semak
2.
merah
3.
semusim
Wortel
A/T
250
Tanaman
semak
4.
Rumah
15
Plot 4
Tanaman
Pemukiman
semusim
dan
Bunga kol
>30
tanaman
Kubis
>30
musiman
Kacang
B/BJ
>30
hijau
50
Tanaman
tahunan
10
Bamboo
B/D
Pisang
>30
Rumput
gajah
Kekeruhan cm
o
Suhu air
C
o
Suhu
C
udara
DO
Mg/L
PH
-
UL 3
Plot 3
UL
UL
1
2
UL
3
Plot 4
UL
UL
1
2
35
20
29
32
20
26
35
20
29
UL
3
35
20
20
20
26
23
Kelas
(PP
No.
82
Thn
2001)
-
40
19
20,5
40
19
20,5
40
19,5
20,5
40
20
22
38
20
22,5
37
-
35
20
29
0,01
6,91
0,01
6,85
0,01
6,80
0,01
6,84
0,01
6,75
0,01
6,73
Dari tabel diatas dapat dilihat dari hasil sampel yang diambil pada
setiap plot dengan hasil pengamatan yakni untuk pendugaan kualitas air
secara fisik dengan menggunakan Secchi disc dan pengamatan suhu. Plot 1
pengambilan sampel bertempat sungai daerah hutan terganggu, hasil dari
pengamatan yakni kekeruhan 40 cm serta suhu air berkisar 19-19,50C dan
suhu udara 20,50C. Pada plot 2 bertempat di lahan agroforestri yang
didapatkan data kekeruhan lebih dari 38-40 cm dan suhu air rata 200C dan
suhu udaranya 22-22,50C tetapi pada sampel ke 3 tidak bisa diidentifikasi
dikarenakan kendala hujan. Pada plot 3 yaitu daerah tanaman semusim
didapatkan data kekeruhan 35 cm dengan kisaran suhu air 200C dan suhu
udara 290C. dan pada plot 4 lahan tanaman semusim dan pemukiman,
kekeruhan 20-35 cm dengan suhu air 200C dan suhu udara berkisar 23-260C.
Dari data yang diatas dapat disimpulkan bahwa daerah tanaman semusim dan
pemukiman yang terletak pada plot 1, kekeruhan lebih tinggi dibandikan
dengan plot lainnya. Ini berarti jumlah sedimen yang terkandung pada air
yang ada di plot 1 lebih besar. Sedangkan suhu pada plot 1 juga merupakan
suhu terendah yaotu 19-19,50C dibandingkan plot yang lainnya.
Pengukuran kekeruhan disini berarti untuk mengetahui banyaknya
bahan-bahan terlarut dalam air misalnya lumpur, alga dan kotoran lokal
lainnya. Dimana tingkat kekeruhan air mencerminkan jumlah sedimen yang
terkandung dalam air sungai, yang berrati semakin besar jumlah sedimen
menunjukkan bahwa lereng bagian atas telah terjadi erosi tanah atau longsor
pada tebing sungai.
Pengukuran suhu udara didapatkan suhu yang paling tinggi yakni pada
plot 3 dengan suhu udara 290C, yang paling rendah yaitu pada plot 1 dengan
suhu 20,50C. Sementara suhu air yang tertinggi yaitu pada plot 3 dengan suhu
200C, sedangkan suhu air yang paling rendah yakni pada plot 1 dengan suhu
19-19,50. Pengukuran suhu merupakan faktor penting dalam keberlangsungan
proses biologi dan kimia yang terjadi di dalam air. Tinggi rendahnya suhu
akan berpengaruh pada kandungan oksigen dalam air, proses fotosintesis
tumbuhan air, laju organisme air dan kepekaan organisme terhadap
polusi,parasit dan penyakit.
Untuk hasil data pH sendiri dapat diketahui dari tabel pengamatan
kualitas air setiap plot mempunyai rata rata pH yakni pHnya 6,47-6,91. Dari
hasil pengamatan, plot 1 mempunyai pH yang paling tinggi yakni 6,91. pH
pada setiap plot masuk dalam kategori asam. Kondisi optimum pH air bagi
makhluk hidup adalah pada kisaran 6,5-8,2.
Untuk data Oksigen terlarut/Dissolve Oxygen (DO), plot 1 sampai plot
4 memiliki DO 0,01. Tempat fieldtrip dusun kekep I kualitas air yang diamati
masuk dalam kategori kelas 4. Menurut buku panduan fieldtrip Pertanian
Berlanjut, kualitas air yang masuk dalam kriteria kelas 4 merupakan air yang
peruntukannya dapat digunakan untyuk mengairi pertanaman dan atau
Semusim/
Pengamatan
Tahunan/
Lanskap
Sampel
Campuran
Luas
Tutupan Lahan
Populasi
Sebaran
Acak
Pinus
Sedang
Acak
Pisang
Banyak
Acak
Alpukat
Sedikit
Acak
Rumput
Banyak
Tanam
Fragmen
Plot 1
Jarak
Hutan
Terganggu
Gajah
Acak
Durian
Sedikit
Lebat
Agak Lebat
Jarang
(>50%)
(25%-50%)
(<25%)
Plot 1 (Gulma)
Plot
60%
(Tanaman
40%
Tahunan)
Nama Ilmiah
Lokasi
Jumlah Fungsi
Sampel
Babandotan
Teki Ladang
Ageratum conyzoides
L.
Cyperus iria
Dapat digunakan
Plot 1
untuk
pestisida
nabati
Plot 1
Tanaman obat
Pengendalian
Rumput
Teki
Cyperus rotundus
Plot 1
13
system pergiliran
tanaman
(rotasi
tanaman)
Rumput
Pennisetum
Gajah
purpureum
Rumput
Gajah Mini
Grinting
Ditanam
Plot 1
mampu menahan
Plot 1
schamach
Cynodon dactylon
baku
pakan ternak
Pennisetum
purpureum
bahan
untuk
Plot 1
rumput-rumput
216
liar lainya
110
Cover crop
PLOT 2
Tabel Pengamatan Biodiversitas Gulma Plot 2
Gulma
Nama
Nama
Lokal
Latin
Grintin
Cynod
on
dactylo
n (L.)
Pers
total
20
15
35
D1
D2
Semang
Marsil
gi
ea
Rumput
Cyperu -
Teki
drumm
ondii
L.
Krokot
Portul
aca
olerac
ea, L.
rotund
us L.
Kelebatan Gulma
sampel
Lebat (>50%)
Agak
(25%-50%)
Lebat
Jarang (<25%)
3
4
adalah
dengan
hizoma,stolon,dll.
Pembiakan
melaluispora
namun tidak perlu disiangi sampai bersih, karena akan mengurangi tutupan
lahan. Jika disiangi sampai bersih, maka lahan akan menjadi terbuka sehingga
rentan terhadap erosi maupun longsor, apalagi dengan kelerengan yang cukup
curam. Erosi dapat menyebabkan degradasi lahan sehingga akan mengganggu
keberlanjutan pertanian di lanskap tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan
pengelolaan gulma agar tidak mengganggu tanaman budidaya, dan justru
mendukung keberlanjutan lahan pertanian.
PLOT 3
Tabel Pengamatan Biodiversitas Tanaman Semusim Plot 3
NO
Penggunaan
Tutupan Lahan
Lahan
1
Lahan Budidaya
Wortel
Lahan Budidaya
Kubis
Lahan Budidaya
Bawang Pre
Lahan Budidaya
Terong
D1
D2
Nama lokal
Nama ilmiah
Total
Krokot
Portulaca oleracea L.
27
12
Teki
Cyperus rotundus
47
32
86
28
Cynodon dactylon
22
21
14
Chromolaena odorata 4
10
11,5
11
45
68
Rumput
Grinting
Kirinyuh
Bayam duri
Tomat
Amaranthus
Spinousus
Solanum
Iycopersicum
Kelebatan Gulma
Lebat (>50%)
(25%-50%)
Lebat
Jarang (<25%)
1
2
Agak
Semusim/
pengambilan
tahunan/campuran Luas
Jarak
Populasi
Sebaran
sampel
tanam
tutupan
lahan
Plot 3
Semusim (kubis)
1 ha
30x30
1111
rapat
cm
PLOT 4
Data pengamatan Biodiversitas gulma ASPEK BP plot 4
Nama lokal
Jumlah gulma
D1
D2
Titik
Titik
Titik
Titik
Titik
17
19
21
21
24
Babandotan 3
18
16
30
Bayam duri -
19
21
Semanggi
23
23
16
Rumput
total
teki
Krokot
Nama lokal
Nama ilmiah
Fungsi
Rumput teki
Cyperus rotundus
Pengendalian
system
pergiliran
Portulaca oleraceae L.
Babandotan
Ageratum conyzoides L.
Bayam duri
Amaranthus caudatus
Semanggi
Marsilea
Drummondii Bisa
L.
dijadikan
bahan
sebagai
sampel
Agak
Lebat (>50%)
(25%-50%)
Lebat
Jarang (<25%)
Pada lahan budidaya, ada beberapa spesies tumbuhan yang hdup. Ada
tumbuhan yang meang ditanam, dan ada tumbuhan yang tumbuh dengan
sendirinya dan cenderung merugikan. Tumbuhan yanng ditanam yaitu
tanaman budidaya. Yang mana pada plot 4 adalah kubis. Dan ada beberapa
gulma / tanaman pengganggunya adalah rumput teki, krokot, babandotan ,
bayam duri dan semanggi. Memang tidak semua gulma itu menguntungkan,
namun gulma-gulma yang merugikan itu perlu dikendalikan dengan
mencabut, menyiangi, atau bahkan dikendalikan dengan herbisida.
Semusim/
pengambilan
tahunan/campuran luas
sampel
Jarak
Populasi
Sebaran
62.500
Rapat
tanam
tutupan
lahan
Plot 4
Semusim (kubis)
1 ha
40x40
tersebut dapat diketahui populasi dengan membagi luas lahan dengan jarak tanam.
Sebaran tanaman kubis pada lahan tersebut rapat karena kubis merupakan
tanaman budidaya utama pada lahan tersebut.
Dokumentasi Pribadi
Literatur
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Hesperiidae
Genus
: Erionata
http://en.wikipedia.org/wi
Spesies
: E.thrax
ki/Erionota_thrax
A. crenulata
Family : Pyrgomorphidae
http://potokitomyshot.blogspot.com
Subfamily : Pyrgomorphinae
Tribe : Atractomorphini
Genus : Atractomorpha
Species name : A. crenulata
Scientific name : Atractomorpha
crenulata (Fabricius, 1793)
Kingdom: Animalia
Phylum:
Arthropoda
Class:
Arachnida
Order:
Araneae
Suborder: Araneomorphae
Family:
Genus:
http://www.ozanimals.co
m
Lycosidae
Lycosa
Lycosa sp
Phylum : Arthropoda
Class : Insect
Order : Orthoptera
Family : Acrididae
Species : nigricornis
Scientific Name : Valanga
Valanga nigricornis
zh.wikipedia.org
nigricornis
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insect
Ordo
: Coleoptera
Keluarga
: Curculionidae
Genus
: Cosmopolites
Spesies
:Cosmopolites
http://rahendrapanjiamoks
a.blogspot.com
Cosmopolites sordidus
sordidus
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Arthropoda
Class:
Insecta
Order:
Hymenoptera
Family:
Formicidae
Subfamily:
Myrmicinae
Tribe:
Solenopsidini
Genus:
Solenopsis
http://en.wikipedia.org/wi
ki/ Solenopsis_sp
Solenopsis sp
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Arthropoda
Class:
Insecta
Order:
Diptera
Family:
Tephritidae
Genus:
Bactrocera
Subgenus:
Bactrocera
Species:
B. dorsalis
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Arthropoda
Upafilum:
Hexapoda
Kelas:
Insecta
Ordo:
Lepidoptera
http://en.wikipedia.org/wi
ki/Bactrocera_dorsalis
Pyraloidea
Famili:
Crambidae
Upafamili:
Schoenobiinae
Genus:
Scirpophaga
Spesies:
S. innotata
http://en.wikipedia.org/wi
ki/ Scirpophag_ innotata
Scirpophaga innotata
Lokasi
Pengambilan
Sampel
NamaLokal
Nama Ilmiah
Jumlah Fungsi
(H,
MA,
SL,)
Plot 1
Ulatdaun
Erienotathrax
BelalangHijau
Oxyachinensis
SL
Laba-laba
Lycorasp
MA
BelalangKayu
Valanganigricornis
SL
UretKumbang
Cosmopolites
sordidus
No.
SemutHitam
Solenopsissp
LalatbuahDacus
DacusdorsalisHend. 9
PenggerekBatang Odoiporuslongicolis 4
(Oliv)
Total
15
MA
58
terhadap serangga lain dan musuh alami atau sangat labil, serta memerlukan
penanganan khusus dalam upaya pengembangan tindakan preventif.
PLOT 2
Arthropoda yang ditemukan pada plot 2
Lokasi
No. pengambilan
sampel
Nama
lokal
Fungsi
Nama ilmiah
Jumlah
(H, MA,
SL)
PLOT 2
Laba-laba
Lycosa sp.
PLOT 2
Belalang
Valanga
Kayu
Nigricornis
PLOT 2
PLOT 2
Ngengat
Dudusa Vethi
PLOT 2
Ulat
Spodoptera
Lalat
Drosophila
Mimik
sp
MA
SL
47
19
H
1
Exiguna
Klasifikasi
Dokumentasi pribadi
Literatur
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Arachnidae
Ordo
: Aroneceae
Famili
: Lycosidae
Genus
: Lycosa
Spesies
: Lycosa sp.
http://www.ozanimals.c
om
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthopoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Family
: Acridoidea
Genus
: Valanga
Spesies
:Valanga Nigricornis
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Family
: Noctuidae
Genus
: Spodoptera
Spesies
: Spodoptera
zh.wikipedia.org
www.bugwood.org
Exiguna
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Family
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Spesies
: Drosophila sp
http://en.wikipedia.org/
wiki/Drosophila
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Family
: Notodontidae
Genus
: Dudusa
Spesies
: Dudusa Vethi
No.
www.flickriver.com
Lokasi
pengembalia
sebagai
n sampel
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
PLOT 2
67
73
91,7%
4,1%
4,1%
JumlahIndividu
Persentase
Presentase
TitikPengambila
nSampel
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
Plot 2titik 1
11
12
91,6%
8,4%
Plot 2titik 2
17
100%
Plot 2 titik3
23
24
95,8%
4,2%
Plot 2titik 4
77,7%
22,3%
Plot 2titik 5
11
81,8%
18,2
Agroekosistem
JumlahIndividu
Presentase
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
67
73
91,8%
4,1%
4,1%
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4
JumlahIndividu
Presentase
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
67
73
91,8%
4,1%
4,1%
PLOT 3
Arthropoda yang ditemukan pada plot 3
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
:Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Odonata
Subordo
: Anisoptera
Superfamil
:Libelluloidea
Famili
: Libellulidae
Genus
: Orthetrum
Species
: Orthetrum
Dokumentasi Pribadi
Literatur
http://id.wikipedia.org/wi
ki/Capung
Sabina
Kingdom
: Animalia
Divisio
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Genus
: Spodoptera
Spesies
: Spodoptera
litura
www.bugwood.org
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Minochilas
Genus
: Menochilus
Spesies
: Menochilus
www.meloidae.com
sexmaculatus
Kingdom
: Animalia
Divisi
: Rhopalocera
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Lepidoptera
Famili
: Nymphalidae
Genus
: Ypthima
Spesies
: Ypthima
http://id.wikipedia.org/wi
ki/Kupu-kupu
baldus
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araida
Famili
: Lycosidae
Genus
: Lycosa
Spesies
: Lycosa sp.
www.satwaunik.com
Titik 2
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Jumlah
Capung
Orthetrum sabina
MA
Ulat Grayak
Spodoptera litura
Kumbang Spot
Menochilus
MA
sexmaculatus
Titik 3
Kupu-kupu
Ypthima baldus
SL
Titik 4
Ulat Grayak
Spodoptera litura
Titik 5
Laba-laba
Lycosa sp.
MA
1
2
3
4
5
Jumlah individu
Presentase
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
2
0
0
2
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
3
1
1
2
1
67 %
0%
0%
100 %
0%
33 %
100 %
0%
0%
100 %
0%
0%
100 %
0 %
0%
Presentase
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
50 %
37,5 %
12,5 %
PLOT 4
Arthropoda yang ditemukan pada plot 4
Tabel . Arthropoda yang ditemukan pada plot4
Lokasi
Pengambilan
Fungsi
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Jumlah
Sampel
Plot 4 titik 1
(H, MA,
SL)
Capung
Agriocnemis femina
MA
Semut Hitam
Dolichoderus
MA
SL
thoracicus
Plot 4 titik 2
Lalat Buah
Drosophila
melanogaaster
Plot 4 titik 3
Plot 4 titik 4
Kepik
Nezara viridula
Tomcat
Paederus littoralis
Kumbang
Menochillus
MA
Kubah spot M
sexmaculatus
Capung
Agriocnemis femina
MA
Semut Hitam
Dolichoderus
MA
MA
cancrivora 1
MA
thoracicus
Plot 4 titik 5
Laba-Laba
Lycora sp
Katak
Fejervarya
Gravenhorst
Capung
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
:Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Odonata
Subordo
: Anisoptera
Superfamil
:Libelluloidea
Famili
: Libellulidae
Genus
: Orthetrum
Species
: Orthetrum
Agriocnemis femina
Dokumentasi Pribadi
MA
Literatur
http://id.wikipedia.org/wi
ki/Capung
Sabina
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Order
: Diptera
Family
: Tephritidae
Genus
: Bactrocera
Subgenus
: Bactrocera
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Coleoptera
Famili
: Minochilas
Genus
: Menochilus
Spesies
: Menochilus
sexmaculatus
www.bugguide.net
www.meloidae.com
Kerajaan
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Family
: Acrididae
Genus
: Oxya
Spesies
: Oxya
http://sv.wikipedia.org/w
iki/Oxya_chinensis
chinensis
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diptera
Famili
: Drosophilidae
Genus
: Drosophila
Spesies
: Drosophila
http://ms.wikipedia.org/
wiki/Lalat_buah
melanogaster
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amfibia
Bangsa
: Anura
Suku
: Ranidae
Genus
: Fejervarya
Spesies
http://id.wikipedia.org/wi
ki/Kodok_dan_katak
Fejervarya
cancrivora
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Hempitera
Famili
: Pentatonimae
Genus
: Nezara
Spesies
: Nezara
viridula
http://en.wikipedia.org/w
iki/Nezara_viridula
Ordo
: Hymenoptera
Devisi
: Holometabola
Kelas
: Insecta
Family
: Formicidae
Genus
: Lacius
http://id.wikipedia.org/wi
Spesies
: Lasius
ki/Semut
Fuliginosus
Titik
Presentase
Pengambilan
Sampel
/ Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
Agroekosistem
Plot 4 titik 1
100%
Plot 4 titik 2
67%
33%
Plot 4 titik 3
50%
50%
Plot 4 titik 4
100%
Plot 4 titik 5
100%
Sampel/Agroekosistem
Presentase
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
19
23
13%
82%
5%
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4
Sampel/Agroekosistem
Plot 4
Presentase
Hama
MA
SL
Total
Hama
MA
SL
19
23
13%
82%
5%
jumlah hama dan serangga lain. Jadi untuk rekomendasi pada plot 4 ini
adalah harus selalu menjaga keseimbangan ekosistem yang ada dengan cara
melakukan rotasi tanaman supaya tidak terjadi ledakan hama.
No
Penggunaan
Lahan
Tutupan
Lahan
Manfaa
t
Posisi
Lereng
1
2
3
4
5
6
7
8
Agroforestry
Agroforestry
Agroforestry
Agroforestry
Agroforestry
Agroforestry
Agroforestry
Agroforestry
Pohon X
Nangka
Alpukat
Pisang
Mangga
Apel
Wortel
bawang
merah
K
B
B
B/ D
B
B
B
D
A
T
T
T/ B
T
T
B
B
Tingkat Tutupan
Kanopi
T
S
S
S
S
T
R
R
Seresah
S
S
S
S
S
S
R
R
Jumlah
Spesies
> 30
5
6
10
10
20
>30
10
T
R
R
R
R
S
T
R
Total C-Stock
Plot 1. Data Cadangan Karbon Hutan
NO Penggunaan
lahan
1
Agroforestry
2
Hutan
Tutupan
lahan
Pisang
Tanaman
kayu
3
Hutan
Tanaman
tahunan
4
Agroforestry nangka
5
Hutan
semak
Total C-Stock
80
20
20
20
20
50
80
20
310
manfaat Posisi
lereng
B,D
T
K
A
Tingkat tutupan
kanopi Seresah
T
T
-
15
250
B
-
B
T,B
5
>30
S
T
50
250
710
No
Manfaat
Posisi
Lereng
Tingkat Tutupan
Kanopi Seresah
Jumlah
Spesies
Kerap
atan
15
CStock
1
B
B
B/ BJ
T
A
A
R
R
R
R
R
R
>30
>30
>30
S
S
S
50
P
B/D
D
B
B
B
T
T
T
T
T
T
10
5
>30
S
S
S
51
Keterangan :
Manfaat: Bu (buah), D (Daun), A (Akar), Bi (Biji), K (kayu)
Posisi lereng: A (Atas), T (tengah), B (bawah)
Tingkat tutupan canopy dan seresah: T (tinggi), S (sedang), R (rendah)
Kerapatan: T (tinggi), S (sedang), R (rendah)
Tabel Nilai C-Stock pada berbagai tenis penggunaan lahan dan kerapatan
pohon
Penggunaan
lahan
Tutupan
Lahan
Manfaat
Posisi
Lereng
Tingkat
Tutupan
Kanopi
1
2
3
4
Jumlah
Spesies
Kerapat
an
CStock
Tanaman
Semusim
Tanaman
Semusim
Tanaman
Semusim
Kubis
Seresa
h
R
Daun
bawang
Wortel
Hutan
Tanaman
semak
A/T
250
Total C-Stock
253
tingkat luasan tutup lahan hutan alami dan lahan pertanian berbasis
pepohonan baik tipe tumpangsari (campuran) atau monokultur. Namun
demikian besarnya karbon tersimpan di lahan bervariasi antar penggunaan
lahan tergantung pada jenis kerapatan dan umur pohon Oleh karena itu ada
dua parameter yang diamati oada setiap penggunaan lahan yaitu jenis pohon
dan biomassa yang dinilai dengan Above Ground C-Stock. Ada tiga macam
penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang pertama adalah hutan produksi
dengan tutupan lahan pisang dengan C-Stock 80, tanaman kayu dengan CStock 80, tanaman tahunan dengan C-Stock 250, nangka dengan C-Stock 50,
dan semak dengan C-Stock 250. Sehingga C-Stock pada penggunaan lahan
PLOT 1 (Kelompok 1)
Kemampuan Masyarakat Menghasilkan untuk Pemenuhan Kebutuhan
Sehari-hari dari bidang pertanian (perhitungan pendapatan usahatani)
Identitas Petani
Nama
: Bapak Tanto
Pekerjaan
: Petani
Luas Lahan
: 0,15 Ha (Sawah)
Status Lahan
: Milik sendiri
Jenis Tanaman
Jenis
Tanaman
Kubis
Wortel
Luas
Lahan
(m2)
750 m2
750 m2
Jumlah
Produksi
(kg)
3500
3500
Harga/kg
(Rp)
1000
2000
Nilai Produksi
(Rp)
3.500.000
6.000.000
Unit
1500 m2
2625 buah
Harga/Unit
(Rp)
50.000
Jumlah Biaya
(Rp)
3.750.000
40
105.000
2 sak
100 kg
100 kg
700 ml
95.000
1.200
1.400
150.000
190.000
120.000
140.000
1.050.000
2 pack
-
110.000
-
220.000
-
2 orang
7 orang
16 liter
40.000
40.000
8.500
80.000
280.000
104.000
5.819.000
Penerimaan Kubis
=PxQ
= Rp 1000 x 3.500 kg
= Rp 3.500.000
Py
ri
Xi
Dengan diketahui:
Y
= 6.500 kg
Py
= Rp 2.000/kg
ri . Xi = Rp 5.819.000
Sehingga nilai GFFI dari usahatani kubis dan pakchoi yang dilakukan
oleh petani responden ialah sebagai berikut:
GFFI
= Y . Py ri . Xi
PLOT 2 (Kelompok 2)
Kemampuan
Masyarakat
Menghasilkan
untuk
Pemenuhan
BIAYA TETAP/ TF
@25000x2TK x 4
200.000
Urea
100000/50kg
100.000
TSP
175000/50kg
175.000
Ponska
200000/50kg
200.000
NPK Mutiara
425000/50kg
425.000
Bibit
@80 x 2000
160.000
@280000 x 1 L
280.000
Pupuk
Pestisida
Biaya Lain-lain
Pajak Lahan
500000/th
500.000
Cangkul
50000/th
50.000
Sabit
25000/th
25.000
Alat Penyiraman
40000/th
40.000
Peralatan
Biaya Lain-lain
200.000
200.000
PENERIMAAN
Kubis
2 ton x 3000/kg
Rp. 6.000.000
Wortel
8 kw x 3000/kg
Rp. 2.400.000
Total Penerimaan / TR
Rp. 8.400.000/musim
Rp. 25.200.000/th
BEP
BEP UNITmusim
BEP
HARGAmusim
271.666/{3000-(1.640.000/2800kg)}
271.666/3000-
R/C RATIO
TR/Tcmusim
8.400.000/1.911.666 = 4,39
Jumlah penjualan per unit lebih dari nilai BEP yang telah dihitung, usaha ini
dinyatakan layak dari perhitungan BEP unit. Dari harganya sendiri, usaha ini juga
dinilai layak karena melebihi dari BEP harga yang ditemukan. Dengan nilai R/C
rasio lebih dari 1, maka usaha tani tersebut dinyatakan layak. Usahatani ini bisa
dikatakan layak karena GFFI, BEP dan R/C ratio yang didapat cukup besar,
dimana masing-masing mendapat GFFI = Rp 6.488.334, BEP = Rp 112,52 dan
R/C ratio 4,39
PLOT 3 (Kelompok 3)
Kemampuan Masyarakat menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
dari
bidang
pertanian
(perhitungan
pendapatan
usahatani)!
Untuk komoditas tanaman yang paling dominan adalah tanaman
wortel tetapi petani juga menanam tanaman terong. Modal berasal
dari uang sendiri dan tidak meminjam uang pada bank. Untuk bibit
dan pupuknya semua serba beli. Untuk hasil panennya semua dijual
pada tengkulak dengan harga wortel Rp 3.000/kg. Untuk komoditas
terong harga perkilonya Rp 2.000/ kg. Harga jual pada komoditas
wortel dan terong yang diterima petani dari tengkulak memang
tinggi karena harga pasar untuk komoditas tersebut pada saat itu juga
sedang tinggi.
Penghasilan yang didapat mastarakat untuk pengembalian input
produksi:
Tenaga kerja
Petani di desa Kekep menggaji 7 orang buruh dengan upah
sebesar Rp 35.000/ orang. Karena pada sistem pertanian pada
desa Kekep ini adalah gotong royong yaitu, jadi pada saat salah
satu warga ada yang sedang membutuhkan tenaga kerja untuk
mengelola lahannya maka warga lainnya ikut membantu. Begitu
seterusnya saling gotong royong.
Bibit,
Untuk bibit petani membeli, dan harga bibit wortel Rp
50.000/kaleng. Pada lahan di plot 3 yang seluas 6000 m2
memerlukan bibit wortel sebanyak 90 kaleng. Penggunaan
bibitnya yaitu dengan cara disebar baru pada waktunya tiba
dilakukan penjarangan untu menghasilkan wortel yang besar.
Pupuk,
Kelayakan Usahatani
Pendapatan kotor petani (Tanaman wortel)
= Penerimaan total Biaya yang dibayarkan
= Rp 15.000.000 1.343.000
= Rp 13.657.000
R/C Ratio =
=
= 11,16 (layak)
PLOT 4 (Kelompok 4)
Produksi, Nilai Produksi, Penggunaaan Input dan Biaya Usahatani
Tanaman Kubis
Jenis
Tanaman
(ha)
Produksi (kg)
Kubis
180 m2
10 ton
Harga/kg
Nilai Produksi
Rp 2.000
Rp. 20.000.000
Unit
Harga/unit
Jumlah Biaya
Luas Lahan
180 m2
Bibit
720
40
28.800
Pupuk
-
Urea ( Pupuk N)
1 sak/ 50 kg
Rp 95.000/sak
Rp 95.000
NPK
2 sak/ 50 kg
Rp 450.000/sak
Rp 900.000
Organik
1 karung/25 kg
Rp 15.000/karung
Rp 15.000
300 ml
150.000
150.000
Pestisida kimia
-
Curakron
Pestisida
organic/nabati/hayati
Tenaga Kerja
Dalam Keluarga
Rp 40.000
Rp 120.000
Luar Keluarga
Laki laki 3
Rp 40.000
Rp 120.000
Perempuan 4
Rp 20.000
Rp 80.000
12 liter
8.500
102.000
1.610.800
= 12,4 (layak)
Tanaman
(ha)
Produksi (kg)
Wortel
100 m2
3 ton
Harga/kg
Nilai Produksi
Rp 3.000
Rp. 9.000.000
Unit
Harga/unit
Jumlah Biaya
Luas Lahan
100 m2
Bibit
1.600
40
64.000
Pupuk
-
Urea ( Pupuk N)
1 sak/ 50 kg
Rp 95.000/sak
Rp 95.000
NPK
1 sak/ 50 kg
Rp 450.000/sak
Rp 450.000
Organik
1 karung/25 kg
Rp 15.000/karung
Rp 15.000
Pestisida kimia
-
200 ml
Curakron
Pestisida
100.000
100.000
organic/nabati/hayati
Tenaga Kerja
Dalam Keluarga
Rp 40.000
Rp 80.000
Luar Keluarga
Laki laki 2
Rp 40.000
Rp 80.000
Perempuan 3
Rp 20.000
Rp 60.000
12 liter
8.500
102.000
1.046.000
R/C Ratio =
=
= 8,6 (layak)
yang terdapat mata air. Tempat tersebut dilindungi supaya mata airnya tetap
terjaga, tidak dicemari oleh ulah manusia yang kurang bertanggung jawab.
Kelompok 2 (PLOT 2)
Kelompok 3 (PLOT 3)
Berdasarkan hasil wawancara kami dilapang, kemampuan dan kulitas
agroekosistem masih terjaga dengan baik. Dibuktikan dengan masih tetap
produktifnya lahan tersebut ditandai dengan hasil panen yang masih cukup
tinggi mencapai 5 ton/ 6000m2. Ini membuktikan bahwa kemampuan dan
kualitas agroekosistem masih terjaga dengan baik. Dan untuk saat ini adalah
perlu menjaga keadaan tersebut agar tetap mempunyai kualitas dan
kemampuan yang tinggi dimasa yang akan datang.
Pada petani yang kami wawancarai, menyatakan bahwa dalam
pembudidayaan tanman menggunakn pupuk kimia dan pupuk kandang, serta
dalam penanggulangan hama dan penyakit. Dari hal tersebut dapat diketahui
bahwa sistem pertanian yang dilakukan mulai berorientasi pada ramah
lingkungan, namun sebagian besar inputnya masih terdiri dari bahan kimia
yang tidak ramah lingkungan. Kemudian dilihat dari pola tanamnya, petani
tersebut menggunakan sistem tanam monokultur sehingga biodeversitasnya
rendah.
Kelompok 4 (PLOT 4)
Agroekosistem yang ada sudah baik maka kualitasnya juga baik
(Kelompok 4) Pupuk dan pestisida yang dipakai petani masih tergolong
pestisida dan pupuk kimia, namun petani juga sudah mulai menerapkan
sedikit-sedikit pupuk organik (pupuk kandang) (Kelompok 4)
Perbandingan :
Dari data keempat kelompok yang ada mengenai ecological adjust bisa
dibandingkan bahwa kualitas ekosistem yang ada sudah baik dan mengenai
pertanian ramah lingkungannya, keempat titik sudah mulai mengarah ke
pertanian ramah lingkungan namun mereka juga masih menggunakan pupuk
dan pestisida kimia. Dengan kegiatan pertanian yang masih menggunakan
bahan kimia serta penanaman tanaman yang masih monokultur tentu petani
seharusnya sadar dengan resiko yang kemungkinan didapat
dan
Keanekaragaman,
kepemilikan
keanekaragaman hayati
dan
melestarikan
Lahan yang dimiliki oleh Pak Tanto merupakan lahan milik pribadi
dan
dikelola
sendiri
oleh
Pak
Tanto.
Komoditas
yang
hasil
wawancara,
kegiatan
pemuliaan
dan
digunakan
pada
saat
awal
musim
tanam.
Untuk
PLOT 2 (Kelompok 2)
Kebutuhan dasar sebagai pengelola pertanian (hak)
Petani memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil pertanian dan
dibantu sedikit oleh hasil ternaknya. Jadi, petani mendapatkan hak yang
terpenuhi dari mengelola lahan pertanian tersebut.
Penggunaan fungsi lahan pertanian
Untuk kategori penggunaan fungsi lahan pertanian masih
digunakan untuk monokultur sawah dengan kepemilikan lahan adalah milik
petani sendiri seluas 654 meter persegi.
Keanekaragaman, kepemilikan, dan melestarikan keanekaragaman hayati
Untuk aspek keanekaragaman hayati, sangat disayangkan karena
pada plot tiga yang keseluruhannya adalah monokultur padi maka tingkat
keanekaragamannya sangat kecil. Dan dampak langsung yang bisa
dirasakan oleh petani adalah berkembangnya hama yang menyerang
tanaman budidaya mereka. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada tempat
tinggal yang tersedia bagi para musuh alami.
Penulisan dan pengembangan
Keanekaragaman merupakan hal yang sangat penting dan harus
dijaga dalam sebuah system pertanian. Karena selain dapat menekan hama
dan gulma, keanekaragaman yang ada (khususnya keanekaragaman tanaman
budidaya) dapat mencegah terjadinya gagal panen. Sebagai contoh tumpang
sari antara padi dengan ubi jalar yang ditanam disekitar pematang sawah.
Jika padi yang menjadi komoditas unggulan terancam gagal panen, maka
paetani masih bisa memanen ubi kalar dan diharapkan bisa memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Maka dari itu ada baiknya petani sadar akan
keragaman ini dan mulia mengurangi praktek monokultur mereka sedikit
demi sedikit. Dari hasil wawancara juga didapat informasi bahwa pupuk
juga masih dibeli dan pupuk kandang hanya sedikit saja yang diolah
langsung oleh petani di daerah tersebut. Padahal jika sadar akan hal itu
petani bisa mengurangi biaya yang mereka gunakan untuk pembelian pupuk
kimia selama ini dan jika memungkinkan petani juga bisa menjual pupuk
tersebut, sehingga dampaknya dapat dirasakan petani dalam hal ekonomi
masing-masing rumah tangga.
Saling menukar dan menjual benih ke masyarakat
Petani tidak melakukan tukar dna menjual benih kepada
masyarakat. Dalam penyediaan benih, petani membeli dari pihak luar
seharga Rp. 80,-/bibit.
Memperoleh informasi pasar (harga & kuantitas demand-suply)
Petani mendapat akses baik untuk informasi pasar tetapi seluruh
hasil panennya dijual dan dipasarkan ke para tengkulak.
Hal ini
PLOT 3 (Kelompok 3)
Penggunaan fungsi lahan pertanian
PLOT 4 (Kelompok 4)
Penggunaan fungsi lahan pertanian
Interpretasi :
tidak
menggunakan
pranoto
mongso
untuk
diri
dengan
perubahan
kondisi
usahatani
yang
berlangsung
Masyarakat setempat, salah satu contohnya Bapak Tanto sudah
dapat dikatakan mampu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
kondisi usahatani, hal ini dibuktikan dengan kepemilikan ternak yang
berjumlah 2 ekor sapi sebagai pekerjaan sampingan. Dan tentunya
untuk mengurangi biaya pembelian pupuk dengan menggunakan
kotoran ternak sapi. Pupuk kandang tersebut selain digunakan sendiri
juga dijual kepada petani lain, sehingga dapat menambah penghasilan
tersendiri selain dari hasil usahatani serta kondisi usahatani yang tidak
menentu. Untuk rotasi tanaman, Pak Tanto menanam tanaman kubis
dan wortel yang nantinya dijual ke pasar dengan harga yang wajar.
PLOT 2 (Kelompok 2)
Selaras/sesuai dengan sistem budaya yang berlaku
Pertanian yang dilakukan tidak bertentangan dengan budaya
setempat. Budaya yang berhubungan dengan pertanian adalah budaya
Bersih Desa. Bersih Desa dilakukan dengan mengadakan hajatan,
wayangan, selamatan dan tayuban sebagai bentuk syukur atas hasil
panen dari Tuhan Yang Maha Esa. Dengan diadakannya Bersih Desa
ini mereka berharap panen pada musim selanjutnya bisa lebih baik dan
terhindar dari segala macam musibah dan marabahaya.
diri
dengan
perubahan
kondisi
usahatani
yang
berlangsung terus
Masyarakat petani Desa Kekep ini termasuk masyarakat yang
fleksibel dan luwes. Hal ini bisa dilihat bahwa mereka sekarang sudah
tidak menggunakan Pranoto Mongso (penanaman sesuai dengan
perkiraan musim) dikarenakan iklim yang sangat tidak bisa diprediksi
sebagai akibat dari pemanasan global. Masyarakat juga sudah bisa
menerima adanya teknologi yang masuk. Pada saat banjir besar tahun
2009 yang merusak seluruh lahan pertanian yang ada juga diatasi
dengan baik oleh masyarakat. Mereka tidak membutuhkan waktu lama
untuk memulihkan lagi lahan pertanian tersebut sebagai sumber mata
pencaharian mereka.
PLOT 3 (Kelompok 3)
Selaras/ sesuai dengan sistem budaya yang berlaku
Masyarakat memiliki budaya gotong royong yang tinggi dalam
penggelolaan pertanian mereka namun dam menentukan peraturaperaturan untuk budidaya pertanian mereka ditentukan secara
individualis tanpa campur tangan dari pihak lain, hal ini diperburuk
denga tidak adanya campur tangan dari pemerintah.
Hubungan serta institusi yang ada mampu menggabungkan nilai-nilai
dasar kemanusiaan seperti kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerja
sama, dan rasa kasih sayang.
Tidak adanya hubungan persaudaran dan kekerabatan yang erat
antar petani disana sehingga petani disana saling gotong royong dan
diri
denga
perubahan
kondisi
usahatani
yang
berlangsung.
Masyarakat setempat memang mampu menyesuaikan diri dengan
kondisi usahatani yang berlangsung, dapat dilihat dari cara pola tanam
mereka dalam merotasi komoditas dilahan pertanian mereka pada waktu
tertentu, sehingga mampu mencegah degradasi pada lahan pertanian
dan dapat mencegah menurunnya produktifitas yang dihasilkan. Dapat
dilihat juga dari banyaknya petani yang memiliki ternak dan pekerjaan
sambilan untuk mengantisipasi kondisi usahatani yang tidak menentu.
PLOT 4 (Kelompok 4)
Selaras/ sesuai dengan sistem budaya yang berlaku
Pertanian yang dilakukan masih sesuai dengan adat dan sistem
budaya yang berlaku. Petani tidak boleh membuka lahan di lahan yang
dilindungi oleh warga sesuai dengan kepercayaan yang masih ada yaitu
melindungi pedah kerawah yaitu tempat peninggalan sesepuh yang
yang pertama kali membuka lahan untuk pemukiman di daerah tersebut.
Tempat tersebut dilindungi karena merupakan tempat peninggalan
sesepuh sejarah di desa tersebut. Di desa Kekep terdapat peraturan
pemanfaatan lahan yairu lahan yang berada pada dekat sumber air tidak
boleh diolah oleh masyarakat. Jika peraturan tersebut dilanggar maka
warga akan dikenakan sangsi berupa peringatan atau nderes pinus
selama beberapa musim.
Hubungan serta institusi yang ada mampu menggabungkan nilainilai dasar kemanusiaan seperti kepercayaan, kejujuran, harga
diri, kerja sama, dan rasa kasih sayang.
Terdapat seorang tokoh masyarakat di desa tersebut yaitu kapala
dusun/kamituo, beliau dipercaya oleh masyarakat sebagai pembimbing
dalam hal moral dan juga usahataninya. Masyarakat di desa tersebut
tidak mengetahui
secara pasti sejak kapan lahan tersebut dibuka karena sejak kecil baliau
dan orang tuanya sudah tinggal di desa Kekep. Selama dua tahun
terakhir ada pembukaan lahan oleh Perhutani yang dimanfaatkan untuk
pertanian, warga yang mengelola lahan tersebut harus membayar pajak
dan menanam kayu pinus. Petani dengan mudah bisa menyesuaikan
diri, dari peraturan-peraturan baru, pembukaan lahan baru, teknologi
baru dan juga informasi-informasi yang ada, mereka bisa menerima
dengan mudah semua inovasi tersebut.
2, 3 dan 4 semua petani termasuk petani yang fleksibel dan luwes dalam
mengadaptasi perubahan-perubahan yang ada pada daerah tersebut.
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4
vvv
vvv
vvv
Air (tanah)
Vvvv
vvvv
vvvv
vvvv
Karbon(tanah)
Vvvv
vv
vvv
Vv
Hama (hpt)
Vv
vv
vvv
Gulma (bp)
vv
vv
Vv
Keberhasilan
Dari data tersebut terlihat bahwa dari aspek produksi pada plot 1 plot 2,
plot 3 dan plot 4 ini sangat layak untuk dilakukan. Banyaknya produksinya
juga tidak teramat tingginya. Tapi dengan para petani yang mau untuk
menerima arahan, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan budaya yang
cukup baik, sangat mendukung keberlanjutan system pertaniannya.
Air pada semua plot sangat baik dan dapat mendukung keberlanjutan
system pertanian yang ada di Kekep. Di lihat dari ph semua plot adalah netral.
Untuk kekeruhannya cukup terpenuhi untuk melakukan keberlajutan pada
system pertanian yang ada di Kekep. Karena kekeruhannya rata-rata 30 cm.
suhunya juga cukup stabil. Tidak ada perubahan suhu secara drastic. Yaitu
sekitar 19 200 C. Untuk kebutuhan carbonya dapat memenuhi . hal tersebut
didukung dengan adanya tempat atau lokasi (paa transek) terlihat agroforestri.
Hama pada plot 1 agak baik. Maksudnya, pada plot 1 ini hamanya cukup
banyak. Sehingga seharusnya dilakukan suatu usaha untuk mengurangi hama
yang ada. Pada plot 2 hamanya sangat banyak sekali. Jika harus memilih suatu
tindakan, lebih baik dengan menambah tanaman pagar untuk mengundang
musuh alaminya. Atau bisa juga dengan pestisida. Pada plot 3, musuh alami
dan hamanya cukup mendekati batas keseimbangan. Perlu sedikit upaya untuk
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat kami simpulkan bahwa keberlanjutan pertanian yang ada di desa
Kekep, Batu tersebut dapat berlanjut dengan beberapa perbaikan. Produksi yang
ada di desa tersebut cukup tinggi. Dan didukung oleh karakter para petani yang
mudah
menerima
budaya
budaya
yang
baru.
Yang
mampu
untuk
4.2 Saran
Untuk jadwalnya lebih di share. Karena dengan begitu kesimpulannya
mahasiswa/praktikan dapat mempersiapkan terlebih dahulu, lebih sabar untuk
menghadapi praktikan serta selalu santai tapi tetap tersenyum. Dan saran untuk
laporan ini diharapkan benar-benar dilakukan pemberdayaan ke para petani yang
belum bisa memaksimalkan produksi.
LAMPIRAN
Plot 3
Plot 2
Plot 1
SKETSA TRANSEK
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4