Semester IV (Genap)
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Alvito Brafianto 205060401111027
2. Garda Satria P 205060401111038
3. Rika Septian A 205060401111041
4. Noer Badi` G 205060407111005
5. Rayhan Bisma A 205060407111016
6. Danisa Putri F 205060407111022
7. Muhammad Ridzky A. 205060407111028
8. Izza Elmila 205060407111039
9. Samuel Yosema Ar 205060407111041
10. Wahyu Abdul W 205060407111043
11. Nadia Nahda E 205060407111047
12. Firza Achmad K 205060407111048
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Praktikum Konstruksi Beton” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Konstruksi Beton I.
Selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perencanaan konstruksi
beton dan perencanaan mix design. Selama penyusunan laporan praktikum ini, penulis
menerima banuan dari banyak pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir. Muhammad Taufiq, MT. dan Bapak Dr. Eng. Andre Primantyo H., ST.,
MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Konstruksi Beton.
2. Bapak Indra Waluyohadi, ST., MT., MSc. Selaku dosen pembimbing.
3. Saudara Beto Edward Sufian selaku asisten praktikum Konstruksi Beton
4. Semua pihak yang membantu tersusunnya Laporan Praktikum Konstruksi Beton.
Penulis sadar bahwa dalam laporan yang penulis kerjakan ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis untuk mendapatkan kritik dan saran
yang dapat penulis gunakan untuk lebih menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan praktikum ini bermanfaat.
Penulis
i
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
DAFTAR ISI
ii
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
2.8 Kesimpulan................................................................................................... 16
BAB III PENGUJIAN GRADASI AGREGAT KASAR ............................................. 17
3.1 Dasar Teori ................................................................................................... 17
3.2 Tujuan........................................................................................................... 18
3.3 Bahan ............................................................................................................ 18
3.4 Peralatan ....................................................................................................... 18
3.5 Pelaksanaan .................................................................................................. 18
3.6 Hasil Pengujian............................................................................................. 19
3.7 Pembahasan .................................................................................................. 20
3.8 Kesimpulan................................................................................................... 23
BAB IV PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT HALUS DAN KASAR ................ 24
4.1 Dasar Teori ................................................................................................... 24
4.2 Tujuan........................................................................................................... 25
4.3 Bahan ............................................................................................................ 25
4.4 Peralatan ....................................................................................................... 25
4.5 Pelaksanaan .................................................................................................. 25
4.6 Hasil Pengujian............................................................................................. 25
4.7 Pembahasan Kadar Air Agregat Halus ......................................................... 26
4.8 Pembahasan Kadar Air Agregat Kasar ......................................................... 26
4.9 Kesimpulan.................................................................................................. 27
BAB V PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR 28
5.1 Dasar Teori ................................................................................................... 28
5.2 Tujuan........................................................................................................... 28
5.3 Bahan ............................................................................................................ 28
5.4 Peralatan ....................................................................................................... 28
5.5 Pelaksanaan .................................................................................................. 29
5.6 Hasil Pengujian............................................................................................. 29
5.7 Pembahasan .................................................................................................. 30
5.8 Kesimpulan................................................................................................... 31
BAB VI PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS 32
6.1 Dasar Teori ................................................................................................... 32
6.2 Tujuan........................................................................................................... 32
6.3 Bahan ............................................................................................................ 32
6.4 Peralatan ....................................................................................................... 32
iii
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
iv
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
v
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Jl. MT. Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 fax. (0341) 577200
DAFTAR GAMBAR
vi
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Jl. MT. Haryono 167 Malang Telp. (0341) 577200 fax. (0341) 577200
DAFTAR TABEL
vii
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB I
PENDAHULUAN
Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum
digunakan. Beton diminati karena banyak memiliki kelebihan-kelebihan
dibandingkan dengan bahan lainnya, antara lain harganya yang relatif murah,
mempunyai kekuatan yang baik, bahan baku penyusun mudah didapat, tahan lama,
tahan terhadap api, tidak mengalami pembusukan.
Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari bahan berupa air, semen,
pasir, kerikil dan dengan atau tanpa bahan additive dengan perbandingan tertentu.
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adesif dan kohesif yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu masa yang
padat. Semen yang dimaksud untuk konstruksi beton adalah bahan yang dapat
mengeras dengan adanya air menjadi satu kesatuan yang dinamakan semen
hidraulis (hydraulic sement). Agregat sebagai salah satu bahan campuran beton
sangat mempengaruhi kekuatan beton, dalam hal ini pasir sebagai agregat halus dan
kerikil sebagai agregat kasar. Agregat mengisi 60-80% dari volume beton. Oleh
karena itu karakteristik kimia, fisik dan mekanik agregat yang digunakan dalam
pencampuran sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton yang dihasilkan.
Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat umum, mempunyai sifat
yang khas yaitu mampu memikul gaya tekan yang besar, tetapi tidak kuat menahan
gaya tarik. Dalam perkembangannya, beton antara lain digabungkan dengan bahan
konstruksi lain untuk menutupi kelemahan-kelemahan beton antara lain terhadap
gaya tarik. Bahan tersebut adalah baja atau lebih dikenal dengan tulangan baja.
Beton tersebut diberi nama beton bertulang.
Mutu beton merupakan pengklasifikasian jenis beton yang digunakan dalam
konstruksi untuk berbagai jenis pengaplikasian. Pengaplikasian beton untuk
berbagai jenis bagian tentu mempunyai mutu atau kualitas yang berbeda. Untuk
pengklasifikasian beton sendiri berdasarkan kelas dan mutunya dimulai dari K-100
hingga K-500. Kode huruf K disini maksudnya adalah untuk menunjukan kuat
tekan beton dalam setiap cm2. Dan untuk angka yang ada di belakangnya
1
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
2
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
b) Tipe II
Semen jenis umum dengan perubahan-perubahan (Modified Portland
Cement), yaitu jenis semen yang tahan terhadap sulfat cukup baik dan panas
hidrasi sedang (tidak tinggi).
• Kandungan C2S : 40–45%
• Kandungan C3A : 5–7%
• Kehalusan : 300 m2/kg
c) Tipe III
Semen Portland dengan kekuatan awal tinggi (High Early Strength
Portland Cement). Jenis ini untuk struktur yang menuntut kekuatan yang
tinggi atau cepat mengeras. Jenis semen ini tidak baik untuk beton mutu tinggi
Untuk kandungan air (water content – W/C) yang sama, tipe III lebih rendah
kuat tekan 28 harinya dibanding dengan semen tipe I.
• Kandungan C2S : >55%
• Kandungan C3A : >12%
• Kehalusan : 500 m2/kg
d) Tipe IV
Semen Portland dengan panas hidrasi yang rendah (Low Heat Portland
Cement). Jenis ini khusus untuk penggunaan panas hidrasi serendah-
rendahnya.
• Kandungan C2S : maksimum 35%
• Kandungan C3A : maksimum 7%
• Kandungan C2S : 40 – 50 m2/kg
e) Tipe V
Semen Portland tahan sulfat (Sulfate Resisting Portland Cement). Jenis
ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan pada bangunan-bangunan yang
terkena sulfat seperti di tanah, atau di air yang tinggi kadar alkalinya.
• Kandungan C2S : 45–55%
• Kandungan C3A : <5% (tapi >4% untuk proteksi tulangan)
• Kehalusan : 300 m2/kg
3
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
4
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
5
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
6
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
memenuhi SNI 03-1915-1992 tentang spesifikasi beton tahan sulfat dan SNI 03-
2914-1994 tentang spesifikasi beton bertulang kedap air, (Tabel 4,5,6). Jika FAS
yang diperoleh dari lebih besar dari FAS yang diperoleh sebelumnya, maka
digunakan FAS yang terkecil diantara keduanya.
1.4.9 Menetapkan Nilai Slump
Nilai Slump dapat ditentukan dengan mempertimbangkan atas dasar
pelaksanaan pembuatan, cara mengangkut (alat yang digunakan), penuangan
(percetakan), pemadatan, maupun jenis strukturnya.
1.4.10 Menetapkan Ukuran Agregat Maksimum
Untuk penetapan butir maksimum dapat menggunakan diameter
maksimum, yaitu 40 mm, 30 mm, 20 mm, dan 10 mm.
1.4.11 Menetapkan Kebutuhan Air
Kadar air bebas ditentukan sebagai berikut :
a. Agregat tidak pecah dan agregat pecah dipergunakan nilai-nilai ada
tabel 3 yang diambil dari nilai slump (SNI 03-2834-2000).
b. Agregat campuran (pecah dan tidak pecah) dihitung menurut rumus
berikut:
1 1
𝑊ℎ + 𝑊𝑘
2 2
Dimana : Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar
1.4.12 Menetapkan Berat Semen Yang Diperlukan
Untuk menentukan kadar semen yang diperlukan, yaitu dengan membagi
kebutuhan air dengan FAS.
1.4.13 Menetapkan Kebutuhan Semen Minimum
Kebutuhan semen minimum disyaratkan untuk menghindari beton dari
kerusakan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh lingkungan khusus. Kebutuhan
semen minimum dapat ditetapkan dengan tabel 4 (SNI 03-2834- 2000).
1.4.14 Menetapkan Golongan Pasir
Golongan pasir ditentukan dengan cara menghitung hasil ayakan
sehingga dapat ditentukan golongannya. Dalam SK SNI T-15 1990-03, kekasaran
7
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
8
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB II
PENGUJIAN GRADASI AGREGAT HALUS
9
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
pengerjaan dan mutu beton yang dihasilkan, sehingga sedapat mungkin pembagian
memenuhi standart ASTM dan SNI.
2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dapat tidaknya pembagian butir pasir sebagai
agregat, harus memenuhi ASTM C 35-37 dalam campuran beton.
2. Untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus.
2.3 Bahan
Pasir alam atau buatan dari sungai atau gunung dengan berat 1000 gram.
2.4 Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1% berat benda uji.
b. Satu set ayakan : 4.76 mm (no.4); 2.38 mm (no.8); 1.19 mm (no.16);
0.59 mm (no. 30); 0.297 mm (no.50); 0.149 mm (no.100); 0.075 mm
(no.200).
c. Talam- talam dan kuas
2.5 Pelaksanaan
a. Bahan ditimbang seberat 1000 gram
b. Bahan diayak dengan susunan ayakan : 9,52 mm, 4,76 mm, 2,38 mm,
1,18 mm, 0,59 mm, 0,297 mm, dan 0,075 mm, secara manual
c. Bahan yang tertahan pada masing-masing ayakan ditimbang
10
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Pasir
Lubang Saringan
Tertinggal %Kumulatif
no mm gram % Tertinggal Lolos
1" 25,4 - - - -
3/4" 19,1 - - - -
1/2" 12,7 - - - -
3/8" 9,5 - - - 100
4 4,76 30,1 3,033 3,033 96,967
8 2,38 63,60 6,408 9,441 90,559
16 1,19 231,8 23,355 32,796 67,204
30 0,59 258,4 26,035 58,831 41,169
50 0,297 264,9 26,690 85,521 14,479
100 0,149 123,1 12,403 97,924 2,076
200 0,075 14,7 1,481 99,406 0,594
Pan 5,9 0,594 100,000 0,000
Σ= 992,5 100 287,547
Sumber : Hasil Perhitungan
Agregat halus yang diuji 1000 gram
Kehilangan = 1000 – 992,5
= 7,5 gram
∑ %𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑜.4 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑛𝑜.100
Modulus Kehilangan Pasir = 100
287,547
=
100
= 2,875
Dari grafik, maka termasuk zona 2
Contoh perhitungan ayakan no. 8
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛𝑜 8 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
% tertinggal saringan no 8 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) × 100%
63,60
= 992,5 × 100%
= 6,408 %
% tertinggal kumulatif No 8 = % tertinggal no 4” + % tertinggal No 8”
= 3,033 % + 6,408 %
= 9,441 %
% kumulatif lolos No 8 = 100% - % tertinggal kumulatif no 8
= 0 % + 9,441 %
= 90,559 %
11
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
2.7 Pembahasan
a. Agregat mempunyai besar butir dalam batas-batas :
Lolos ayakan 9,5 mm sebesar 100% → sesuian dengan ASTM C33
Lolos ayakan 4,76 mm sebesar 95,9% → sesuian dengan ASTM C33
Lolos ayakan 2,38 mm sebesar 89,4% → sesuian dengan ASTM C33
Lolos ayakan 1,19 mm sebesar 70,7% → sesuian dengan ASTM C33
Lolos ayakan 0,59 mm sebesar 50,1% → sesuian dengan ASTM C33
Lolos ayakan 0,29 mm sebesar 28,6% → sesuian dengan ASTM C33
Lolos ayakan 0,14 mm sebesar 5,4% → sesuian dengan ASTM C33
60 60
50
40
30 34
30
20 20
15
10 10
5
0 0
0,149 0,297 0,59 1,19 2,38 4,76 9,5
Ukuran Ayakan (mm)
12
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
90 90 90
80
75
70
60 59
55
50
40
35
30 30
20
10 10 8
0 0
0,149 0,297 0,59 1,19 2,38 4,76 9,5
85
80 79
75
70
60 60
50
40 40
30
20
10 10 12
0 0
0,149 0,297 0,59 1,19 2,38 4,76 9,5
13
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
90 90
80 80
70
60
50 50
40
30
20
15 15
10
0 0
0,149 0,297 0,59 1,19 2,38 4,76 9,5
Keterangan :
Setelah data yang ada dimasukkan dalam grafik, maka diketahui bahwa
agregat halus yang diperiksa dalam praktikum termasuk dalam daerah gradasi
nomor 2. Hal ini dikarenakan grafik yang terbentuk memiliki alur yang
mengikuti alur grafik daerah gradasi nomor 2 dan sebagian besar berada pada
daerah gradasi nomor 2.
14
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
90 90 90
80
75
70
60 59
55
50
40
35
30 30
20
10 10 8
0 0
0,149 0,297 0,59 1,19 2,38 4,76 9,5
15
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
2.8 Kesimpulan
a. Pasir tersebut memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2461-
2002) untuk digunakan sebagai bahan dasar campuran beton karena
kadar lumpur tidak lebih dari 5 % dari berat kering.
b. Pasir tersebut memenuhi ASTM dalam hal modulus kehalusan pasir.
c. Gradasi pasir masuk pada zona 2 yaitu jenis pasir agak kasar, maka akan
di peroleh adukan kasar yang cocok untuk faktor air semen yang relatif
rendah.
16
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB III
PENGUJIAN GRADASI AGREGAT KASAR
17
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
3.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui gradasi kerikil
b. Untuk menentukan modulus halus butiran kerikil
c. Untuk mengetahui dapat tidaknya kerikil dipakai sebagai campuran
beton
3.3 Bahan
Kerikil alam atau buatan dari sungai atau gunung dengan berat 10000 gram
3.4 Peralatan
a. Timbangan Elektrik dengan ketelitian 0,01 kg.
b. Satu set ayakan: 38,1 mm (1,5”); 25,4 mm (1”); 19,1 mm (3/4”); 12,7
mm (1/2”); 9,5 mm (3/8”) dan 4,75 mm (no 4).
c. Talam-talam dan kuas
d. Mesin pengguncang saringan
3.5 Pelaksanaan
a. Menimbang bahan seberat 10 kg
b. Ayakan disusun dengan diameter terbesar berada diatas, yaitu 25,4
mm, 19,1 mm, 12,7 mm, 9,5 mm, dan 4,76 mm
c. Bahan diayak secara manual
d. Bahan yang tersisa diatas masing-masing ayakan ditimbang
18
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
= 2,299
19
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
3.7 Pembahasan
a. Syarat modulus agregat kasar bekisar antara 6 – 7,1. Karena modulus
kehalusan kerikil = 3,04 maka gradasi kerikil tidak memenuhi standar
SNI.
b. Sisa pada ayakan 38,1 mm = 0%
Sisa pada ayakan 19,1 mm = 24,12%
Sisa pada ayakan 9,52 mm = 21,11%
Cek spesifikasi:
• Sisa ayakan 38,1 mm = 0% berat, maka OK.
• Sisa ayakan 4,76 mm = 7,54% < 98% berat, maka OK.
• Selisih dua ayakan berurutan antara 25,4 mm dan 19,1 mm
= (16,08% + 24,12%) / 2 = 20,1%
Berkisar antara 10%-60%
• Selisih dua ayakan berurutan antara 19,1 mm dan 12,7 mm
= (24,12% + 31,16%) / 2 = 27,64%
Berkisar antara 10%-60%.
Berarti kerikil pada umumya memenuhi PBI 1971. OK
c. Dari hasil perhitungan, selanjutnya ditentukan batas gradasi agregat
kasar dengan menggunakan grafik daerah gradasi. Data yang
dimasukkan dalam grafik meliputi ukuran mata ayakan sebagai sumbu
x, dan % yang lewat ayakan (lolos ayakan) sebagai sumbu y
20
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
60,00 59,80
40,00
28,64
20,00
10 7,54
0,00 0,00 0
4,76 9,5 12,7 19,1 25,4 38,1
Ukuran Mata Ayakan (mm)
60,00 60 59,80
40,00
28,64
20,00
10 7,54
0,00 0,00 0
4,76 9,5 12,7 19,1 25,4 38,1
Ukuran Mata Ayakan (mm)
21
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
70
60,00
40,00 40
20,00
0,00 5 0 0
4,76 9,5 12,7 19,1 25,4 38,1 50,8 63,5 76,2
Ukuran Mata Ayakan (mm)
70
60,00
40,00 40
20,00
0,00 5 0 0
4,76 9,5 12,7 19,1 25,4 38,1 50,8 63,5 76,2
Ukuran Mata Ayakan (mm)
22
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
3.8 Kesimpulan
a. Kerikil dapat digunakan karena memenuhi spesifikasi PBI 1971.
b. Syarat modulus agregat kasar bekisar antara 6 – 7.1. Karena modulus
kehalusan kerikil = 7,33 maka gradasi kerikil tidak memenuhi standar
SNI.
c. Kerikil yang digunakan tidak masuk dalam zona ukuran max 40 mm
23
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB IV
PENGUJIAN KADAR AIR AGREGAT HALUS DAN KASAR
24
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
4.2 Tujuan
Untuk menentukan prosentase kadar air yang dikandung agregat halus dan
agregat kasar.
4.3 Bahan
- Agregat halus : pasir alami dari sungai
- Agregat kasar : batu pecah
4.4 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat benda uji
b. Oven pengatur suhu kapasitas (100+5)° C
c. 4 Talam
4.5 Pelaksanaan
a. Talam di timbang dan hasilnya dicatat.
b. Mengambil benda uji (agregat kasar dan halus), kemudian ditaruh di
talam. 2 talam untuk agregat kasar, 2 talam untuk agregat halus.
c. Berat agregat dan talam ditimbang kemudian dicatat hasilnya.
d. Masing-masing talam diberi nama (halus A, halus B, kasar A, kasar B).
e. Benda uji kemudian di oven selama 24 jam.
f. Setelah 24 jam benda uji dikeluarkan dalam oven kemudian ditimbang.
g. Hasil penimbangan kemudian dicatat hasilnya.
25
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
26
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
4. Berat Talam = 6 gr
5. Berat Contoh Kering = (Berat Talam + Contoh kering) - Berat
Talam = 142,1 gr – 6 gr = 136,1 gr
6. Kadar Air = (Berat Air / Berat Contoh Kering) x 100 %
= (3 gr / 136,1 gr) x 100% = 2,20 %
7. Kadar Air rata-rata = 2,20%
Kadar air pasir pada talam A = 2,20 % dan pada talam B = 3,00%. Untuk
kadar air rata-rata diperoleh 2,60 %.
4.9 Kesimpulan
• Berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4 Pengerjaan Perencanaan
Campuran Beton, kadar air agregat halus rata-rata yang sebesar 1,64 %
mengindikasikan bahwa agregat berada dalam kondisi kering.
• Berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4 Pengerjaan Perencanaan
Campuran Beton, kadar air rata-rata agregat kasar sebesar 2,60 %
menunjukan bahwa agregat kasar relatif berada pada kondisi kering.
• Kadar air relatif cukup untuk perencanaan campuran beton. Menurut
spesifikasi PBI 1971:
- Kadar air pasir memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
perencanaan campuran karena 1,64 % < 5%.
- Kadar air kerikil memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
perencanaan campuran karena 2,60 % < 5%.
27
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB V
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
5.2 Tujuan
a. Menetapkan berat jenis curah.
b. Menetapkan berat jenis kering permukaan jenuh.
c. Menetapkan berat jenis semu.
d. Menentukan absorbsi pada agregat halus.
5.3 Bahan
Kerikil dengan berat 5000 gram dan kerikil yang tertahan oleh saringan no. 4
(4.75 mm).
5.4 Peralatan
a. Timbangan dengan kapasitas 5000 gram dengan ketelitihan 0.1 5
dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat
penggantung keranjang.
b. Oven pengatur panas dengan kapasitas 110° c
c. Saringan no. 4 (4.78 mm)
28
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
5.5 Pelaksanaan
a. Cuci benda uji
b. Keringkan benda uji di dalam oven pada suhu 110° C sampai beratnya
tetap.
c. Dinginkan dalam suhu kamar selama 1-3 jam, lalu timbang dengan
ketelitihan0.5gram (Bk).
d. Rendam benda uji dengan air pada suhu kamar selama 24 jam.
e. Keluarkan benda uji dengan dari air , lap dengan air penyerap.
f. Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).
g. Letakan benda uji ke dalam keranjang, masukan ke dalam air dan
goncangkanbatunya untuk mengeluarkan udar dan menetukan beratnya
di dalam air.
29
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Keterangan:
Bk = Berat benda uji kering oven (gram).
Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh (gram).
Ba = Berat benda uji kering permukaan jenuh didalam air (gram).
𝐵𝑘
a. Berat Jenis Curah = (𝐵𝑗−𝐵𝑎)
4925,9
=(
4991,9−3181)
= 2720 gram
𝐵𝑗
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh = (𝐵𝑗−𝐵𝑎)
4991,9
= (4991,9−3181)
= 2,757 gram
𝐵𝑘
c. Berat Jenis Semu = (𝐵𝑘−𝐵𝑎)
4925,9
= (4925,9−3181)
= 2,823 gram
(𝐵𝑗−𝐵𝑘)
d. Penyerapan = × 100%
𝐵𝑘
(4991,9−4925,9)
= × 100%
4925,9
= 1,340 %
5.7 Pembahasan
30
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
5.8 Kesimpulan
Penyerapan agregat kasar adalah sebesar 1,340 %, sedangkan menurut SNI
03-2834-2000 disebutkan bahwa penyerapan air agregat kasar atau kerikil
yang diperbolehkan adalah sebesar d 1,63 %. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa benda uji memenuhi syarat untuk campuran beton
31
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB VI
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
6.2 Tujuan
a. Menetapkan berat jenis curah.
b. Menetapkan berat jenis kering permukaan jenuh.
c. Menetapkan berat jenis semu.
d. Menentukan absorbsi pada agregat halus.
6.3 Bahan
a. Pasir alam dari sungai, dengan berat 500 gr.
b. Pasir lolos saringan 4,75 mm.
6.4 Peralatan
a. Timbangan kapasitas > 1 kg dengan ketelitian 0.1 gram
b. Picnometer kapasitas 500 ml
c. Kerucut terpancung diameter atas (40±3) mm, diameter bawah (90±3)
mm dan tinggi(75±3) mm dibuat dari logam
d. Batang penumbuk dengan bidang penumbuk rata, berat (340±15)
32
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
6.5 Pelaksanaan
a. Pasir 500 gr dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar 100° C sampai
berat tetap. Dinginkan pada suhu ruangan lalu rendam dalam air selama
24 jam.
b. Pasir setelah dikeringkan ditaruh diatas talam.
c. Pasir dikeringkan dengan sinar matahari sampai keadaan kering
permukaan jenuh (SSD), dengan cara membalik-balikkan benda uji.
d. Memeriksa SSD dengan mengisi benda uji ke dalam cetakan kerucut
terpancung sampai 1/3 penuh kemudian permukaan pasir ditumbuk
sebanyak 25 X. Diperlukan sama pada 2/3 penuh dan penuh. Keadaan
SSD tercapai bila benda uji runtuh (turun sepertiganya) tetapi masih
dalam keadaan tercetak.
e. Pasir yang sudah SSD sebanyak 500 gr dimasukan ke dalam
picnometer, dan memasukan air suling sampai tanda batas pada
picnometer, sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung di
dalamnya.
f. Merendam picnometer dalam air dan ukur suhu air dan ukur suhunya
untuk penyesuaian hitungan pada suhu standard 25° C.
g. Menambahkan air sampai mencapai tanda batas.
h. Menimbang picnometer berisi air dan benda uji sampai ketelitihan 0.1
gram (Bt).
i. Mengeluarkan benda uji kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu
110° C sampai berat tetap, keluarkan dan dinginkan dengan desikator.
Setelah dingin lalu ditimbang (Bk)
j. Menentukan berat picnometer berisi air penuh dan mengukur suhu
standart 25°C (B).
33
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Keterangan:
Bk = Berat benda uji kering oven (gram).
Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh (gram).
Ba = Berat benda uji kering permukaan jenuh didalam air (gram).
𝐵𝑘
a. Berat Jenis Curah = (𝐵+𝐵𝑗−𝐵𝑡)
487,9
=(
664+500−961,7)
= 2,412 gram
𝐵𝑗
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh = (𝐵+𝐵𝑗−𝐵𝑡)
500
= (664+500−961,7)
= 2,472 gram
𝐵𝑘
c. Berat Jenis Semu = (𝐵+𝐵𝑘−𝐵𝑡)
487,9
= (664+487,9−961,7)
= 2,565 gram
34
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
(𝐵𝑗−𝐵𝑘)
d. Penyerapan = × 100%
𝐵𝑘
(500−487,9)
= × 100%
487,9
= 2,480 %
6.7 Pembahasan
a. Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu 25oC.
b. Berat jenis jenuh kering permukaan adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25oC.
c. Berat jenis semu adalah perbandingan antara agregat kering dan berat
air suling yangisinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering
pada suhu 25oC.
d. Penyerapan (absorpsi), adalah perbandingan berat air yang dapat
diserap pori terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
6.8 Kesimpulan
a. Nilai berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh dan berat
jenis semu perbedaanya relative kecil maka sifat penyerapan benda uji
kecil.
b. Penyerapan agregat halus adalah sebesar 2,480 % sedangkan menurut
SK-SNI-15- 1990-03, pada bab IV Pengerjaan Perencanaan Beton
disebutkan bahwa penyerapan air agregat kasar atau kerikil yang
diperbolehkan adalah sebesar d 3,1 %. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa benda uji memenuhi syarat untuk
campuran beton.
35
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB VII
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT HALUS
7.2 Tujuan
Untuk mengetahui berat isi agregat dengan cara Rodded dan Shoveled.
7.3 Bahan
Agregat halus : Pasir alam atau buatan dari sungai atau dari gunung seberat
5000 gr.
7.4 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr.
b. Tongkat tumbuk baja panjang ± 600 mm dengan diameter ±16 mm.
c. Kotak takaran atau ember.
36
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
7.5 Pelaksanaan
➢ Metode Rodded
a. Timbang kotak takar kosong dan catat hasilnya.
b. Timbang kotak takar berisi air penuh dan catat hasilnya.
c. Buang air yang ada pada kotak takar.
d. Isi kotak takar dengan agregat halus sebanyak tiga lapisan secara
berurutan hingga penuh, setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25
kali.
e. Ratakan muka bahannya dengan tangan atau mistar.
f. Timbang kotak takaran berisi agregat halus dan catat hasilnya.
g. Buang agregat halus pada kotak takar.
➢ Metode Sholveled
a. Timbang kotak takar kosong dan catat hasilnya.
b. Timbang kotak takar berisi air penuh dan catat hasilnya.
c. Buang air yang ada pada kotak takar.
d. Isi kotak takar dengan agregat halus sebanyak satu kali hingga
penuh.
e. Ratakan muka bahannya dengan tangan atau mistar.
f. Timbang kotak takaran berisi agregat halus dan catat hasilnya.
g. Buang agregat halus pada kotak takar.
37
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
38
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
7.7 Pembahasan
a. Berat isi Rodded > dari berat isi Shovelled. Hal ini dikarenanakan
tusukan-tusukan sehingga volume menjadi lebih padat dan berat isi
menjadi lebih besar.
b. Berat isi juga dipengaruhi oleh gradasi butiran.
c. Bila bentuk butiran agregat bulat, maka gesekan antar butiran adalah
kecil, sehingga berat isi menjadi besar. Sebaliknya apabila butiran
agregat adalah batu pecah, maka berat isi akan menjadi kecil.
7.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka diperoleh berat isi :
Agregat Halus (Pasir)
o Cara Shovelled : 1117,1 gr/cc
o Cara Rodded : 1143,4 gr/cc
Berat isi Rodded > dari berat isi Shovelled.
Pemeriksaan berat isi dengan cara Shovelled lebih cocok digunakan di
lapangan.
39
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB VIII
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT KASAR
8.2 Tujuan
Untuk mengetahui berat isi agregat dengan cara Rodded dan Shoveled.
8.3 Bahan
Agregat kasar : Batu pecah seberat 5000 gr.
8.4 Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr.
b. Tongkat tumbuk baja panjang ± 600 mm dengan diameter ±16 mm.
c. Kotak takaran atau ember
40
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
8.5 Pelaksanaan
➢ Metode Rodded
a. Timbang kotak takar kosong dan catat hasilnya.
b. Timbang kotak takar berisi air penuh dan catat hasilnya.
c. Buang air yang ada pada kotak takar.
d. Isi kotak takar dengan agregat halus sebanyak tiga lapisan secara
berurutan hingga penuh, setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25
kali.
e. Ratakan muka bahannya dengan tangan atau mistar.
f. Timbang kotak takaran berisi agregat halus dan catat hasilnya.
g. Buang agregat halus pada kotak takar.
➢ Metode Sholveled
a. Timbang kotak takar kosong dan catat hasilnya.
b. Timbang kotak takar berisi air penuh dan catat hasilnya.
c. Buang air yang ada pada kotak takar.
d. Isi kotak takar dengan agregat halus sebanyak satu kali hingga
penuh.
e. Ratakan muka bahannya dengan tangan atau mistar.
f. Timbang kotak takaran berisi agregat halus dan catat hasilnya.
g. Buang agregat halus pada kotak takar.
41
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
42
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
8.7 Pembahasan
a Berat isi Rodded > dari berat isi Shovelled. Hal ini dikarenanakan
tusukan-tusukan sehingga volume menjadi lebih padat dan berat isi
menjadi lebih besar.
b Berat isi juga dipengaruhi oleh gradasi butiran.
c Bila bentuk butiran agregat bulat, maka gesekan antar butiran adalah
kecil, sehingga berat isi menjadi besar. Sebaliknya apabila butiran
agregat adalah batu pecah, maka berat isi akan menjadi kecil.
8.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka diperoleh berat isi :
Agregat Halus (Pasir)
o Cara Shovelled : 1053,380 gr/cc
o Cara Rodded : 1110,545 gr/cc
Berat isi Rodded > dari berat isi Shovelled.
Pemeriksaan berat isi dengan cara Shovelled lebih cocok digunakan di
lapangan.
43
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB IX
PERENCANAAN MIX DESIGN
9.1 Tujuan
Pembuatan bertujuan untuk mempersiapkan benda uji untuk pengujian kuat
tekan beton.
9.2 Bahan
Dalam praktikum pembuatan beton ini, bahan yang digunakan meliputi
semen Portland tipe I , kerikil (batu pecah), pasir dan air.
9.3 Peralatan
Adapun beberapa peralatan yang digunakan dalam praktikum pembuatan
konstruksi beton meliputi :
1. Cetakan berbentuk silinder (diameter 15 cm, tinggi 30 cm)
2. Tongkat pemadat, diameter 1,6 cm dan panjang 60 cm, dengan
ujung dibulatkan,terbuat dari baja yang bersih dan bebas dari karat
3. Mesin pengaduk beton (Molen)
4. Timbangan Elektrik
5. Peralatan tambahan : ember, sendok perata dan talam
6. Satu set alat pemeriksaan slump (kerucut terpancung)
9.4 Pelaksanaan
1. Semen, pasir, kerikil dan air dicampur dengan perbandingan 1 : 2 : 3 :
0,6. Kemudiandimasukkan ke dalam mesin pengaduk beton
2. Mesin dihidupkan sampai semua bahan tercampur rata. Bila sudah
tercampur merata,mesin dimatikan dan campuran beton dituangkan ke
dalam talam yang sudah disiapkan.
3. Mengambil contoh untuk pengujian slump
4. Pembuatan benda uji kubus
44
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
45
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
46
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
47
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Tabel 9.2 Perkiraan Kekuatan Tekan (Mpa) Beton dengan Faktor Air Ssemen
dan Agregat Kasar yang Biasa Dipakai di Indonesia
Kekuatan Tekan
Jenis Semen Jenis agregat kasar Pada umur (hari) Bentuk
3 7 28 91 Bentuk uji
Semen portland Batu tak dipecahkan 17 23 33 40
Tipe I, atau Silinder
Batu pecah 19 27 37 45
Semen Tahan
Sulfat Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Tipe II, V Batu pecah 23 32 45 54
48
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
34,5
0,52
Gambar 9.1 Grafik Hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor Air Semen
(Benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm)
8. Faktor air semen maksimum dalam hal ini ditetapkan 0,60 sesuai Tabel.9.3
49
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Tabel 9.3 Persyaratan Jumlah Semen dan Faktor Air Semen Maksimum
untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus
Jumlah semen
Nilai faktor air
Lokasi minimum
semen maksimum
Per m3 beton (kg)
Beton di dalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif,
disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif 325 0,52
50
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Untuk mendapatkan nilai kadar air bebas lihat Tabel 9.4 untuk agregat batu
alami yang berupa batu pecah. Dalam hal ini kadar air bebas sebesar 205
kg/m3.
Tabel 9.4 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) yang Dibutuhkan Untuk
Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
Ukuran besar Slump (mm)
butir agregat Jenis agregat 60–
0–10 10–30 30–60
maksimum (mm) 180
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
12. Kadar semen = Kadar air bebas / faktor air semen bebas
= 205/0.52
= 410 kg/m3.
13. Jumlah semen maksimum tidak ditentukan.
14. Jumlah semen minimum: ditetapkan 275 kg/m 3 (berdasarkan tabel 9.3)
15. Faktor Air Semen yang disesuaikan: dalam hal ini dapat diabaikan karena
syarat minimum jumlah semen sudah terpenuhi.
16. Susunan butir agregat halus: dari hasil analisa ayakan didapat bahwa pasir
berada dalam zona 2.
17. Presentase agregat halus (bahan yang lebih halus dari 4,8 mm): ditentukan
pada Grafik 9.2 untuk kelompok butir agregat maksimum 40 mm, pada nilai
slump 60-180 mm, dan nilai faktor air semen bebas 0,52. Bagi agregat halus
(pasir) yang termasuk daerah susunan butir no 2 diperoleh harga antara 34 –
42. Nilai yang dapat diambil persen agregat halus sebesar 38%.
51
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
0,52
Gambar 9.2 Grafik Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang
Dianjurkan Untuk Ukuran Butir Maksimum 40 mm
18. Berat jenis relatif agregat ini adalah berat jenis gabungan, artinya gabungan
agregat halusdan kasar.
Menghitung berat jenis relatif agregat (SSD)
BJ agregat halus = 2,480
BJ agregat kasar = 1,340
BJ agregat gabungan halus dan kasar = (0,38 2,480) + (0,62 1,340)
= 2,657
19. Berat isi beton: diperoleh dari Grafik 16 dengan cara membuat grafik linier
baru yang sesuai dengan berat jenis relatif gabungan, yaitu sebesar 2,657.
Titik potong grafik baru ini sesuai dengan garis tegak lurus yang menunjukkan
kadar air bebas (dalam hal ini 205 kg/m3).
52
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
2380
2,657
205
Gambar 9.3 Grafik Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang Telah Selesai
Dipadatkan
20. Kadar agregat gabungan adalah: berat isi beton dikurangi jumlah kadar semen
dan kadar air bebas = 2380 - 205 – 410
= 1760 kg/m3.
21. Kadar agregat halus = persen agregat halus x agregat gabungan
= 35% x 1760
= 616 kg/m3.
22. Kadar agregat kasar = kadar agregat gabungan - agregat halus
= 1765 – 616 = 1144 kg/m3.
▪ Kebutuhan teoritis semen = 410 kg/m3
▪ Kebutuhan teoritis air = 205 kg/m3
▪ Kebutuhan teoritis pasir = 616 kg/m3
▪ Kebutuhan teoritis kerikil = 1144 kg/m3
53
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
= 610,85 kg/m3
𝐷
• Kerikil = 𝐷 + (𝐷𝑘 − 𝐷𝑎 ) × 100
1144
=1144 + (2,60 − 1,34) × 100
= 1158,42 kg/m3
• Semen = 410 kg
•
Keterangan:
B = jumlah air (kg/m3)
C = jumlah agregat halus (kg/m3)D = jumlah agregat kasar (kg/m3)
Ca = absorpsi air pada agregat halus (%) Da
= absorpsi air pada agregat kasar (%)
Ck = kandungan air dalam agregat halus (%)
Dk = kandungan air dalam agregat kasar (%)
54
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
55
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB X
PENGUJIAN SLUMP
10.2 Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan angka slump dan dapat
melakukan pembuatan benda uji sesuai dengan prosedur yang benar.
10.3 Peralatan
Peralatan yang diperlukan adalah cetakan dari logam tebal, tongkat
berdiameter 16 mm dan panjang 600 mm, mistar.
10.4 Pelaksanaan
PENGUJIAN SLUMP:
- Basahilah cetakan dan pelat dengan kain basah
- Letakkan cetakan diatas pelat dengan kokoh
- Isilah detakan sampai penuh dengan beton dalam 3 lapis. Tiap lapisnya kira-
kira setinggi 1/3 tinggi cetakan. Seriap lapisnya ditusuk sebanyak 25 kali.
Tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada
lapisan pertama, untuk penusukan bagian tepi, tongkat dimiringkan sesuai
dengan kemiringan cetakan.
- Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus
disingkirkan. Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke
56
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
atas. Seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan harus selesai
dalam jangka waktu 2,5 jam.
- Balikkan cetakan dan letakkan perlahan-lahan disamping benda uji. Ukurlah
slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan
tinggi rata-rata benda uji.
10.5 Pembahasan
Angka Slump adalah angka yang menunjukkan sifat kelecakan (workability)
dari beton segar. Angka ini didapatkan dari besarnya penurunan adukan beton segar
yang telah dituangkan pada cetakan logam berat dengan mekanisme penuangan
setiap 1/3 lapis dan tiap lapisnya dipadatkan sebanyak 25 kali tusukan. Dari hasil
percobaan didapatkan besarnya angka slump sebesar 100 mm. Dimana nilai ini
sesuai dengan nilai slump yang telah direncanakan sebelumnya yaitu 60-180 mm.
57
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
Pencapaian nilai slump dapat dikarenakan penambahan air yang berlebih dari
perencanaan campuran sebelumnya sehingga campuran menjadi terlalu encer.
Namun dalam pengerjaan pencetakan dan perawatan beton terdapat beberapa
kesalahan metode. Antara lain dalam proses pemadatan. Beton yang harus dicetak
menjadi 5 cetakan terlalu cepat mengeras, sehingga hanya sebagian catakan saja
yang sempat dipadatkan untuk tiap-tiap lapisannya, hal ini mengakibatkan beton
pada bagian bawah cetakan tidak terpadatkan dengan sempurna sehingga menjadi
keropos.
Selain itu, dalam proses pemadatan tiap tusukan memungkinkan terjadinya
kesalahan penusukan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, untuk lapis
kedua dan ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm (1 inchi)
kedalam lapisan dibawahnya, dikarenakan penusukan dilakukan secara manual
dengan tenaga manusia sangat mungkin terjadinya pelanggaran terhadap
ketentuan tersebut.
Dijelaskan sebelumnya bahwa benda uji haruslah direndam dalam bak
perendamberisi air pada temperatur 25 oC guna proses pematangan. Namun pada
pelaksanaannya tidak dilakukan perendaman terhadap benda uji.
10.6 Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan didapat angka slump sebesar 100 mm,
dimana nilai tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 60-
180 mm.
58
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB XI
KUAT TEKAN BETON
dimana :
fcr = Kuat tekan rata-rata beton
fc’ = Kuat tekan rencana beton
S = Standar deviasi
k = Konstanta
= 1.64
59
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
11.2 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian beton untuk
menentukan kuat tekan (compressive strenght) beton dengan benda uji berbentuk
silinder dengan prosedur yang benar serta mengetahui kelas kuat tekan beton
berdasarkan kuat tekan karakteristiknya.
11.3 Tujuan
Menentukan nilai kuat tekan beton pada umur 7 hari dalam percobaan yang
menggunakan campuran beton dengan perbandingan:
Semen : Pasir : Kerikil : Air = 1 : 1.44 : 2.68 : 0.54
60
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
61
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
KUAT KUAT
(fci- Syarat 1 : Syarat 2 :
TEKAN TEKAN fcm S f"c
fcm)2
28 hari (fci) 28hari(fci) 0,85 x f'c fc' + 0.82 x s
Tidak
285,554 28,003 1589,862 Memenuhi
Memenuhi
325,427 26,330 282,245
356,072 34,919 939,104 Memenuhi Memenuhi
CONTOH PERHITUNGAN
1. Luas penampang = 𝜋𝑟 2
= 𝜋 x (7.5)2
= 176,7146 cm2
2. Volume = 𝜋𝑟 2 𝑡
= 𝜋 x (7,5)2 x 30
= 5301,4376 cm3
3. Berat isi = Berat / Volume
= 12,15 / 5301,4376
= 0,002433 kg/cm3
4. Kuat tekan Fci (7 hari) = Beban maksimum / Luas penampang
= 36900 / 176,7146
= 208,81129 kg/cm2
5. Fci (28 hari) = Kuat Tekan / 0,65
= 208,81129 / 0,65
= 321,248 kg/cm2
= 31,504 Mpa
62
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
11.8 Pembahasan
❖ Kuat tekan rata-rata (fcr) pada umur 28 hari
fci
fcr =
n
1627,135
= 5
= 325,427 kg/cm2
❖ Nilai standar deviasi untuk sampel 28 hari
= ( fci − fcr)
2
S
(n − 1)
2773,110
=√ 4
= 26,330 kg/cm2
❖ Nilai tambah (margin)
M = 1.64 x S → Karena tidak terdapat data lapangan sebelumnya
= 1.64 x 26,330
= 43,1814 Kg/cm2
❖ Kuat tekan (f’c)
fcr = fc’ + M
fc’ = fcr – M
= 325,427 – 43,1814
= 282, 245 kg/cm2
Keterangan :
Fci = Tegangan benda hancur masing-masing benda uji (kg/cm2)
fcr = Kuat tekan rata-rata benda uji (kg/cm2)
fc’ = Kuat tekan hancur beton yang diisyratkan (kg/cm 2)
n = Jumlah nilai hasil uji
S = Nilai standar deviasi benda uji (kg/cm2)
k = Perbandingan kuat tekan beton menurut umur
(umur 7 hari, k = 1 dan untuk umur 28 hari, k = 0,85)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
63
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
11.9 Kesimpulan
Dari hasil percobaan uji tekan beton didapatkan nilai kuat tekan rata-rata 5
benda uji sebesar 31,913 Mpa. Hasil yang didapat sedikit melebihi dengan
kuat tekan beton yang direncanakan yaitu sebesar 32 Mpa
64
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
BAB XII
PENUTUP
12.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan praktikum praktikum teknologi beton ini, diperoleh
kesimpulan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas beton
yang akan diproduksi, seperti:
1. Dari segi bahan
a. Semen berpengaruh dalam kualitas dari kecepatan pengerasan beton.
b. Agregat halus :
➢ Gradasi, mempengaruhi kemudahan pengerjaannya
➢ Kadar air , mempengaruhi perbandingan air semen
➢ Lumpur , mempengaruhi kekuatan beton
➢ Kebersihan , mempengaruhi kekuatan dan sifat awet beton
c. Agregat kasar :
➢ Gradasi , mempengaruhi kekuatan beton
➢ Kadar air , mempengaruhi perbandingan air semen
➢ Kebersihan , mempengaruhi kekuatan dan sifat awet beton
d. Air, kuantitasnya mempengaruhi hampir semua sifat beton sedang
kualitasnya mempengaruhi pengerasan.
2. Dari segi cara pelaksanaan pekerjaan
Kualitas juga dipengaruhi oleh pelaksanaan praktikum. Dalam hal ini terjadi
dalam 2 kondisi yaitu:
a. Pemadatan, rongga-rongga udara dapat memengaruhi kekuatan beton
b. Keadaan cuaca selama mencetak
Setelah pembuatan beton, perlu dilakukan pengujian kuat tekan, untuk
mengetahui batas beban yang mampu ditahan oleh benda uji persatuan luas. Setelah
melalui perhitungan Mix Design, dari percobaan dapat diketahui bahwa kuat tekan
karakteristik beton percobaan adalah 31,913 Mpa. Hasil ini sedikit meleset dari kuat
tekan karakteristik yang seharusnya, yaitu sebesar 32 Mpa. Hal ini terjadi karena
disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini :
65
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
12.2 Saran
Dalam praktikum ini disarankan beberapa hal yang sebaiknya perlu
diperhatikan untuk perbaikan praktikum di tahun mendatang, yaitu :
1. Sebelum melaksanakan praktikum, diharapkan kepada mahasiswa agar
mengerti konsep dari praktikum agar praktikum bisa berjalan dengan baik.
2. Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya mahasiswa memperhatikan
petunjukpetunjuk yang disampaikan oleh pembimbing praktikum, agar dalam
melaksanakan praktikum tidak mengalami kesulitan.
3. Sebelum melaksanakan pratikum, sebaiknya mahasiswa harus sudah siap 15
menit sebelum pratikum dimulai, agar tidak ada kendala saat pratikum di
mulai.
4. Karena kondisi praktikum online seperti ini disarankan akun zoom yang
dipakai oleh pihak asisten praktikum memakai zoom premium agar tidak ada
batasan waktu.
5. Diusahakan dalam memberikan penjelasan proses praktikum agar lebih
terperinci dan durasinya lebih diperlama.
Selesai melaksanakan praktikum ada baiknya direview kembali agar
mahasiswa tidak mudah lupa karena kondisi daring sangat tidak efektif.
66
LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200
DAFTAR PUSTAKA
67