Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
1. LINGKUP
di mana :
a) Metode uji ini mencakup penentuan nilain Qc = gaya yang bekerja pada konus
tahanan ujung (qc) dan gesekan selimut (fs) Ac = luas dasar dari konus
pada penetrasi sondir secara kontinu ke dalam
tanah. Metode uji ini dikenal dengan istilah Gesekan Selimut (gesekan selimut, fs) :
“sondir” di Indonesia, atau juga dinamakan
“Cone Penetration Test”, disingkat CPT.
b) Manual ini khusus mencakup sondir mekanis.
Qs
fs  As
Interpretasi hasil uji ini didasarkan kepada
cara empirik. Qs = Qt – Qc
di mana :
Qs = gaya yang diperlukan untuk menekan
2. DEFINISI masuk selubung
As = luas selubung geser
Penetrometer : suatu alat yang terdiri dari satu seri Qs = gaya total yang diperlukan untuk
batang-batang silindris (batang penekan) dengan menekan konus dan selubung geser
bagian ujung yang disebut “penetrometer tip” dan bersama-sama
perlengkapan pengukuran untuk menentukan
tahanan konus dan gesekan selimut. Rasio Gesekan, (friction ratio, Rf) : perbandingan
antara gesekan selimut, fs, dengan tahanan ujung
Konus : bagian dari penetrometer untuk mengukur konus, qc, pada kedalaman yang sama, dinyatakan
tahanan ujung. dalam persen.
Menurut bentuk konus dapat dibedakan menjadi :
1. Konus sederhana, hanya mengukur tahanan
ujung. 3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA
2. Konus berselubung (mantle cone), mengukur APLIKASI
tahanan ujung dan gesekan selimut.
Uji sondir adalah untuk mengukur tahanan konus
Selimut Geser : bagian penetrometer dimana dan gesekan selimut pada penetrasi alat sondir ke
gesekan akan diukur, disebut juga friction sleeve. dalam tanah secara kontinu, sedangkan tujuan dan
aplikasinya adalah untuk :
Batang-batang Penekan (mantle tube) : tabung 1. Identifikasi jenis tanah dan penentuan perkiraan
berdinding tebal yang digunakan untuk profil/stratifikasi tanah
memperpanjang dan menekan masuk ujung 2. Menentukan kedalaman lapis tanah keras
2
penetrometer. (umumnya dianggap pada qc ≥ 250 kg/cm )
3. Menentukan secara kualitatif kepadatan relatif
Batang-batang Dalam (inner rod) : batang padat di tanah pasiran dan konsistensi tanah kohesif.
dalam rongga batang-batang penekan untuk 4. Perancangan pondasi.
menekan ujung sondir. 5. Evaluasi potensi liquifaksi pada tanah pasiran.
6. Pengendalian mutu pekerjaan pemadatan tanah.
Mesin Penekan : peralatan untuk menekan 7. Untuk menentukan kedalaman bidang longsor
penetrometer ke dalam tanah yang biasanya pada pekerjaan penyelidikan tanah untuk
diperlengkapi dengan angker/jangkar. penanganan longsoran

Tahanan Konus (tahanan ujung, qc) :


4. MANFAAT
Qc 2
q  (kg/cm ) 1. Uji sondir memberikan data mengenai sifat
A teknis tanah yang dapat digunakan untuk
c c

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


1
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

perancangan dan membantu menentukan cara


konstruksi pekerjaan tanah serta pondasi.
2. Uji sondir dapat dilaksanakan dengan cepat
dan murah. Cara operasinya sederhana
sehingga dapat dilakukan oleh teknisi biasa
serta tidak membutuhkan keahlian khusus.
3. Pada satu tempat yang berdekatan, uji sondir
dapat diulang dengan hasil yang konsisten.

5. KETERBATASAN

1. Uji sondir tidak dapat digunakan pada tanah


kerikil/batu dan tidak dapat menembus lapis
tanah pasir padat (kecuali dengan kapasitas
yang lebih tinggi). Perlu dicatat bahwa bila
2
dicapai nilai tahanan konus qc ≥ 250 kg/cm ,
belum tentu didapat lapis tanah keras dan 7. KETENTUAN
mungkin sekali tahanan konus yang tinggi o
akibat adanya lensa pasir padat atau adanya 1. Ujung sondir mempunyai sudut puncak 60 (±
o 2
kerakal. 5 ) dan luas proyeksi ujung sebesar 10 cm
2. Uji sondir tidak memperoleh contoh tanah, atau diameternya 35,7 mm (± 0,4 mm).
2
oleh karena itu interpretasi hasil uji 2. Luas selimut 150 cm (± 2%) dengan toleransi
membutuhkan pengetahuan dan pengalaman diameter + 0,5 – 0,0 mm.
engineer. Hasil pemboran di dekat uji sondir 3. Batang-batang dalam harus terbuat dari baja
dapat digunakan sebagai perbandingan. dan memiliki diameter yang cukup sehingga
tidak mengalami tekuk saat penekanan.
Rongga batas antara batang dalam dengan
6. PERALATAN batang penekan berkisar 0,5 – 1,0 mm.
4. Percobaan dilakukan secara menerus :
Alat-alat yang digunakan : pengukuran dibuat pada waktu seluruh bagian
 Satu alat mesin penekan dari penetrometer mempunyai kecepatan
 Frame sondir dengan ambangnya penekanan yang sama.
 Empat buah angker 5. Kevertikalan : mesin penekan dipasang
 Manometer (2 macam) sedemikian sehingga penekanan severtikal
 Pipa penekan (mantle tube) dan batang- mungkin (max kemiringan 2%)
batang dalam (rod) 6. Kecepatan penekanan 2 cm/det, dengan
 Konus toleransi 0,5 cm/det. Kecepatan ini harus
 Socket dipertahankan selama proses penetarsi
 Sleeve 7. Interval pembacaan : pembacaan terus menerus
 Kunci-kunci dianjurkan, interval pembacaan tidak lebih dari
20 cm.

8. PERSIAPAN UJI

1. Tentukan titik yang akan disondir.


2. Ratakan permukaan agar sondir dapat berdiri
tegak lurus.
3. Angker dipasang, banyaknya bergantung
kepada keadaan tanahnya, keras atau lembek.
Umumnya dipasang 4 buah. Untuk tanah yang
cukup keras dapat dipasang 2 angker saja.
Pemasangan angker dilakukan dengan
menekan dan memutar sambil dijaga agar
kedudukannya tetap vertical, sehingga kepala
batang angker yang berbentuk persegi itu tepat
berada di permukaan tanah.
4. Kaki sondir dipasang di antara dua batang
angker yang telah tertentu jaraknya dan diikat

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


2
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

dengan mur kuping setelah diberi pelat baja dalam turun ± 4 cm, pergerakan pertama ini
dan ring. menyatakan besarnya qc. Penekan diteruskan
5. Setelah itu alat sondir dipasang dengan jarum akan bergerak lagi (meloncat kembali),
meletakkan di atas kaki sondir dan diikatkan loncatan pertama pada suatu kedudukan dari
pada kaki sondir dengan baut-baut. pergerakan kedua ini menyatakan besarnya qc
6. Sesudah alat sondir dipasang, kontrol jumlah + fs.
oli yang dipergunakan untuk menekan
manometer, kedudukan sleeve, rantai gear dan Setelah dilakukan pengukuran qc dan (qc + fs),
sebagainya. handle diputar berlawanan arah jarum jam sampai
 Alat sondir mempunyai 2 buah bagian penekan melewati batang penekan,
manometer dengan kapasitas masing- kemudian lempeng pengatur dipasang pada posisi
2 2
masing 50 kg/cm dan 250 kg/cm . Bila lubang terpotong, disiapkan langkah penekanan.
tanah lembek, digunakan manometer Penekanan dan pengukuran silih berganti terus
2
dengan kapasitas rendah dan sebaliknya sampai qc ≥ 250 kg/cm percobaan dihentikan,
bila tanah cukup keras, manometer batang penekan diangkat ke atas.
kapasitas tinggi yang digunakan.
 Oli diisi penuh kemudian kunci dipasang Lempeng katup pengatur terletak di mesin penekan,
pada piston, lalu piston dikocok dengan di lempeng katup pengatur ini terdapat dua lubang,
cara menekan ke atas dan menarik ke yaitu :
bawah. Selama pengocokan semua kran-  Lubang dengan diameter yang sama dengan
kran dalam keadaan terbuka sehingga kepala batang penekan, disebut lubang
jarum-jarum manometer bergerak-gerak. sempurna.
Sekrup pada lubang untuk memasukkan  Lubang dengan diameter yang sama dengan
minyak dibuka. Jika minyak kurang harus kepala batang penekan terpotong, yang
ditambah sampai penuh, kemudian disebut lubang terpotong.
sekrup-sekrup dan kran-kran ditutup
keras-keras. Pengambilan dan pengangkatan batang-batang
 Posisi sleeve harus sedemikian rupa penekan :
sehingga sekrup-sekrup tidak terlalu keras 1. Rod diambil (batang dalam)
atau kendor, supaya mudah ditarik atau 2. Posisi lempeng pengatur dipasang pada
ditekan. lubang sempurna
7. Ujung sondir, batang penekan dan batang- 3. Handle diputar searah jarum jam, bagian
batang dalam dipasang pada alat sondir. penekan turun dibiarkan sampai lempeng
pengatur melewati batang penekan
9. PROSEDUR UJI 4. Lempeng pengatur diubah posisinya pada
lubang terpotong
Langkah percobaan dapat dibagi atas 2 bagian yang 5. Handle diputar berlawanan arah jarum jam,
terus dilakukan berulang-ulang silih berganti (yang batang penekan terkait dan ikut terangkat ke
diatur oleh lempeng katup pengatur), yaitu : atas, setelah sambungan batang penekan
1. Langkah penekan pada kedalaman tertentu terlihat batang penekan bawah dijepit dengan
yang akan diadakan pengukuran : tiang penjepit pipa, batang penekan bagian
Katup penekan dipasang pada kedudukan atas diputar dan dilepas
(keadaan) lubang terpotong, sehingga bila 6. Kembali pada langkah pertama
bagian penekan dari mesin digerakkan turun Catatan :
dengan memutar handle (searah jarum jam) Pada saat kedudukan/keadaan pengukuran harus
maka batang penekan akan digerakkan turun diperhatikan agar jangan sampai batang penekan
juga. (push rod) mengenai piston. Yang boleh mengenai
2. Langkah pengukuran : (menyinggung) piston hanya batang dalam (inner
Handle pemutar diputar berlawanan arah rod)
jarum jam, maka bagian penekan akan naik
melewati sedikit kepala batang penekan, lalu 10. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN
lempeng pengatur diatur pada kedalaman HASIL UJI
lubang sempurna, putar handle searah jarum
jam sehingga bagian penekan turun, kepala Penerapan hasil uji meliputi :
batang penekan melewati lempeng pengatur, 1. Nama instansi / perusahaan
batang dalam akan menekan piston, minyak 2. Nama proyek
kastroli, jarum manometer bergerak, 3. Letak site dan lokasi titik uji (dengan denah)
kemudian akan berhenti sementara bila batang 4. Nomor pengenal uji sondir

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


3
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

5. Kondisi cuaca
6. Tanggal pengujian
7. Kedalaman sondir
8. Elevasi muka tanah
9. Kedalaman muka air tanah (bila terdeteksi)
10. Nama operator
11. Nama engineer yang bertanggung jawab
12. Nomor referensi dan tanggal kalibrasi
peralatan
13. Data hasil uji sondir dan plot grafik sondir

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


4
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R2 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


2
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


3
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
4.6
4.8
5.0
5.2
5.4
5.6
5.8
6.0
6.2
6.4
6.6
6.8
7.0
7.2
7.4
7.6
7.8
8.0
8.2
8.4
8.6
8.8
9.0

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


4
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
9.2
9.4
9.6
9.8
10.0
10.2
10.4
10.6
10.8
11.0
11.2
11.4
11.6
11.8
12.0
12.2
12.4
12.6
12.8
13.0
13.2
13.4
13.6

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


5
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
13.8
14.0
14.2
14.4
14.6
14.8
15.0
15.2
15.4
15.6
15.8
16.0
16.2
16.4
16.6
16.8
17.0
17.2
17.4
17.6
17.8
18.0
18.2

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


6
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
18.4
18.6
18.8
19.0
19.2
19.4
19.6
19.8
20.0
20.2
20.4
20.6
20.8
21.0
21.2
21.4
21.6
21.8
22.0
22.2
22.4
22.6
22.8

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


7
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
23.0
23.2
23.4
23.6
23.8
24.0
24.2
24.4
24.6
24.8
25.0
25.2
25.4
25.6
25.8
26.0
26.2
26.4
26.6
26.8
27.0
27.2
27.4

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


8
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Depth R1 R1 qc fs 20 x fs JHP Rf Soil Behaviour


(m) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (%) Type
(8) =
(5) = (3)- (6) = 20 x (7)= kom. (5)/(4) Schmertmann
(1) (2) (3) (4) = (2)
(2)/150 (5) (6) x (1971)
100%
27.6
27.8
28.0
28.2
28.4
28.6
28.8
29.0
29.2
29.4
29.6
29.8
30.0

Catatan :

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


9
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

GRAFIK HASIL UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Grafik Sondir
Kedalaman (m)

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


10
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

INTERPRETASI HASIL UJI SONDIR


MEKANIS ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

Klasifikasi perilaku tanah berdasarkan chart dari Schmertmann (1978) :

KEDALAMAN (M) PERILAKU TANAH (SCHMERTMANN, 1978)

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


11
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

UJI SONDIR MEKANIS


ASTM D3441-05
Nama Instansi : Kedalaman Sampel Tanah :
Nama Proyek : Nama Operator :
Lokasi Proyek : Nama Engineer :
Deskripsi Tanah : Tanggal Pengujian :

FOTO ALAT UJI

Peralatan Pengujian Sondir Peralatan Pengujian Sondir


Mekanis Mekanis
FOTO PROSES PENGUJIAN

Pengujian Sondir Mekanis Pengujian Sondir Mekanis

J l . D r . S et ia b ud i 2 2 9  B a nd ung 4 0 1 5 4  Ind o n e sia  T e lp . 6 2  2 2  20 1 3 16 1 / 4 e xt . 3 4 04 4


12

Anda mungkin juga menyukai