BAB II
DASAR TEORI
A. Sondir
Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi
untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan
seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan di atasnya. Tes
ini biasa dilakukan sebelum membangun pondasi tiang pancang, atau pondasi-
pondasi dalam lainnya. Data yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran
gaya perlawanan dari tanah terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah
yang dimaksud. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut
yang bekerja pada selubung bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang.
Kelompok I3
4
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
B. Sand Cone
Tes sand cone di lakukan untuk menentukan kepadatan di tempat dari tanah
atau perkerasan yang telah di padatkan.
C. Hand Bore
Mengetahui profil dan karakteristik lapisan tanah dan muka air tanah.
Mengetahui kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli dan
tidak asli.
Mengumpulkan informasi/data untuk menggambarkan profil tanah.
Mengambil contoh tanah dalam keadaan asli untuk penelitian
laboratorium.
D. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Mesin sondir
Satu set batang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya 1
meter
Manometer 2 buah
Kelompok I3
5
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Botol transpasan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
Plat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang
bergaris tengah 16,51 cm.
Peralatan kecil yaitu :
Palu, sendok, kuas, pahat,,dan peralatan untuk mencari kadar air.
Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg ketelitian sampai 1,0 gram.
Satu buah timbangan kapasitas 500 gram ketelitian sampai 0,1 gram.
Pasir : Pasir bersih keras, kering dan bisa mengalir bebas tidak
mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan no.10 (2 mm)
dan tertahan pada saringan no.200 (0,075 mm)
Kelompok I3
6
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
C. Hand Bore
Kelompok I3
7
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
3. Bagian bawah
Kelompok I3
8
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
A. Sondir
Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian
perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur
silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada
setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah
pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis.
Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari
pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah
keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-
Kelompok I3
9
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917
oleh Swedish State Railwaysdan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927.
Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada
tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang
kita kenal sekarang (Barentseen, 1936).
Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh
para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk
pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena
jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan
tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc). Anda dapat
melihat hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai
berikut :
Kelompok I3
10
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Hasil test sondir ini disajikan berupa diagram atau grafik hubungan antara
kedalamaan dengan qc, fs, total friction dan friction ratio.
B. Sand Cone
Tes sand cone pada tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di tempat dari
lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini
hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran kasar tidak lebih dari 5
cm.Kepadatan lapangan ialah berat kering persatuan isi.
C. Hand Bore
Prosedur yang paling murah dan paling baik dalam pemboran adalah wash
boring, rotary drilling dan auger drilling. Lubang dangkal sampai kedalaman 10 ft
(3,05 meter) biasa dibuat dengan auger. Untuk melakukan pengeboran yang lebih
dalam digunakan metode-metode lain.
Alat ini merupakan peralatan yang paling primitif yang biasa digunakan dalam
pemboran dengan air (Mohr 1943) meliputi :
Kelompok I3
11
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Pipa dengan panjang 5 ft dan diameter 21/2 inchi, yang disebut dengan pipa
pelindung (casing), yang berfungsi sebagai penyangga dinding lubang.
Beban memancangkan pipa pelindung ke dalam tanah.
Derek untuk menangani beban dan pipa pelindung.
Pipa/selang karet penghubung dipasang di antara kepala swivel dan ujung atas
pipa pengunci dan di ujung bawah pipa dipasang mata bor.
Bak penampung air dan pompa tangan atau berbahan bakar.
Gambaran pokok rotary drilling dengan pemboran dengan air, hanya saja
batang bor dan mata bor diputar secara mekanik ketika pembuatan lubang
dilakukan. Mata bor memiliki wadah air tempat keluarnya air dari mata bor masuk
ke dalam ruang di luar mata bor. Penekanan batang ketika sedang berputar
Kelompok I3
12
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
dikerjakan secara mekanik dan hidraulik. Batang tersebut diganti dengan tabung
sample tanah bilamana diinginkan pengambilan contoh.
Kelompok I3
13
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini dapat dihubungkan dengan nilai
CBR (perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan
terhadap beban standart dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama).
Kelompok I3
14
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Kelompok I3
15
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Kelompok I3
16
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Areal yang akan diperiksa dari rumput dan diratakan, usahakan untuk
mendapatkan tanah asli jangan sampai terganggu.
Periksa sambungan DCP dan kencangkan.
Tempatkan ujung DCP pada permukaan tanah dalam keadaan tegak lurus.
Baca mistar berapa kedalaman masuknya alat dari muka tanah.
Angkat palu pada ketinggian maksimum. Kemudian lepaskan sehingga
jatuh bebas. Baca dengan mistar berapa kedalamannya.
Lakukan pemukulan sampai penetrasi 90 cm .
PERHITUNGAN:
HL = (JP-PK) x A/B
Dimana :
A = Interval Pembacaan 20 cm
Kelompok I3
17
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
JHLi = Z HL
Dimana :
Z= Zigma
ᵞ
= W3/ air = 4925 gram
ᵞ
Berat isi pasir ( pasir) = W5-V1
=2693,103 cm3
Berat cawan+tanah alami = W11 =6496 gram
Berat cawan kosong = W12 =0,289 gram
Kelompok I3
18
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
ᵞ
Berat isi tanah alami ( bulk-lap) = (W13-V2) = 2,4119 gram/cm3
ᵞdry-lap ᵞ
= [100x bulk-lap/(W+100) = 2,355 gram/cm3
ᵞ
Maksimum bulk-lab, Dari laboratorium = 1,874 gram/cm3
ᵞ ᵞ
Tingkat Kepadatan = ( bulk-lap/( bulk-lab)x100% = 125,68 %
Kelompok I3
19
Investigasi Lapangan dan Kontrol Kualitas
Kelompok I3