Disusun Oleh :
Nama/NIM : Christopher Mathew/22183
: Dimas Abimanyu Adwanda/21987
: Fedrie Velliks Andersen/22182
: Reinaldo/22184
Kelas : SPKS G
Acara : III (Tiga)
Kelompok : VII (Tujuh)
Co. Ass : Danang Wasis Mahhendra
2. Rumus
100
BTKM = x a gram
100+ KLBongkah
b−a
Vol. Bogkah (VBT) = (q-p) - ml
0,87
BJ Lilin = 0,87
BTKM
Kerapatan Massa Tanah (BV) = gr/cm3
VBT
3. Perhitungan
100
BTKM = x 3,670 Gram
100+11,127
100
= x 3,670 Gram
111,127
= 3,302 Gram.
3,785−3,670
VBT = (35 - 30) – ml
0.87
= 4,868 ml.
3,302
BV =
4,868
= 0,678 gram/cm3
A. ACARA III B : Kerapatan Butir Tanah (BJ)
B. TANGGAL : 17 Maret 2021
C. TUJUAN : Untuk mengetahui kerapatan butir tanah dari berat jenisnya.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Kerapatan butir tanah menyatakan berat butir-butir padat tanah yang
terkandung di dalam tanah. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti
menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan
untuk partikel yang solid. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah
merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel.
Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar 2,6
gr/cm3 . Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi
kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya
lebih kecil dari subsoil. Walau demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda
banyak pada tanah yang berbeda, jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang
harus mempertimbangkan kandungan tanah organik atau komposisi mineral
(Foth, 1984).
Kerapatan partikel tanah (particle density) secara numerik sebanding
dengan spesific gravity dari partikel tanah. Kerapatan partikel tanah selalu
lebih besar daripada berat jenis tanah kecuali ketika porositas tanah adalah 0.
Kebanyakan partikel-partikel tanah mempunyai kerapatan kurang lebih 2,6
gr/cm3 (Asdak, 2007).
Struktur tanah yang baik adalah yang kandungan udara dan airnya
dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Hal semacam ini hanya
terdapat pada struktur yang ruang pori-porinya besar dengan perbandingan
yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap pukulan
tetes air hujan. Dikatakan pula bahwa struktur tanah yang baik apabila
perbandingannya sama antara padatan, air, dan udara (Suhardi, 1983). Cacing
tanah juga dapat memperbaiki aerasi tanah melalui aktivitas pembuatan lubang
dan juga memperbaiki porositas tanah akibat perbaikan struktur tanah, selain
itu cacing tanah juga mampu memperbaiki ketersediaan unsur hara dan
kesuburan secara umum (Edward, 1998).
E. METODE : Piknometri
F. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Piknometer .
2. Kawat pengaduk halus .
3. Thermometer.
Bahan :
1. Tanah Vertisol kering udara diameter 2 mm.
G. CARA KERJA
1. Timbang piknometer kosong bersumbat, misal a gram
2. Isilah dengan air sampai di atas leher, pasang sumbatnya hingga air dapat
mengisi pipa kapiler sampai penuh
3. Timbang piknometer penuh air, misal b gram, ukur suhunya misal t1 ℃,
dan lihat BJ air (BJ1) pada suhu tsb di dalam daftar label BJ.
4. Bersihkan dan keringkan piknometer dari air dan isilah piknometer tsb
dengan tanah kira-kira 5 gram (kira-kira 3/4 cm, jika Vol, piknometer 50
ml dan I cm jika vol. piknometer 25 ml). Pasang sumbatnya dan timbang
misal c gram.
5. Tambahkan air ke dalam piknometer sampai 1/2 volume, aduk dengan
kawat supaya gelembung udara keluar (bantu dengan menggoyanggoyang
piknometer). Pasang sumbatnya dan biarkan semalam.
6. Ulangi pcngadukan dengan menggunakan kawat biarkan sebentar untuk
mengendapkan sebagian tanahnya. Tambahkan air sampai penuh dengan
cara seperti langkah l. Usahakan agar suspensi tanah tidak ikut teraduk.
7. Timbang piknometer + tanah + air, missal d gram, kemudian ukur suhu di
dalam piknometer missal t2°C. Lihat Bj air (BJ2) berdasar suhu pada
dalìar table BJ yang tersedia.
H. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
Piknometer kosong (a) : 18,500 gram
Piknometerisi air penuh (b) : 45,345 gram
Suhu (T1) : 25 ˚C (BJ1:0,9971)
Piknometer + tanah 5 gram (c) : 23,125 gram
Piknometer + tanah = air penuh (d) : 47,938 gram
Suhu (T2) : 26 ˚C (BJ2:0,9971)
KL 2mm : 5,309%
2. Rumus
100
BTKM : x (c – a) gram
(100+ KL2 mm)
b−a d−c
Vol.Butir Tanah (VBT) : −
BJ 1 BJ 2
BTKM
Kerapatan Butir (BJ) : gr/cm3
VBT
BV
Porositas (n) : 1− x 100%
BJ
3. Perhitungan
100
BTKM = x ( 23,125 - 18,500)
( 100+5,309 )
= 4,39 gram
( 45,345−18,500 ) ( 47,938−23,125 )
VBT = −
0,9971 0,9971
26.845 24.813
= −
0,9971 0,9971
= 2,037
4,39
BJ = gram/cm3
2,037
= 2,15 gram/cm3
0,678
Porositas = (1− ) x 100 %
2,15
= 68,5 %
I. PEMBAHASAN
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang bahan penyusunnya
adalah mineral dan organik. Pengertian tanah sangat banyak tergantung cara
pandang orang.Tanah adalah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki
sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman,
dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula. (Darmawijaya 1990).
Tanah ialah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat
bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi.
Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral
maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya
dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi,
komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya. (Jooffe dan
Marbut 1949).
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasar atas kemantapan
atauketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap takanan. Ketahanan
struktur tanah dibedakan menjadi (1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir
strukturtanah mudah hancur), (2) tingkat perkembangan sedang (butir-butir
strukturtanah agak sukar hancur, dan (3) tingkat perkembangan kuat (butir-
butir strukturtanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat
kelembabantanah. Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus
biasanyamempunyai tingkat perkembangan yang kuat. (Rucsyaditya 2014).
Struktur tanah merupakan sifat yang sangat penting dan sangat erat
kaitannya dengan sifat fisik tanah, seperti kemampuan tanah dalam menahan
air, mudah tidaknya tanah diolah dan akhirnya berpengaruh pula pada tingkat
kesuburan tanah khususnya tanah perkebunan atau tanah pertanian (Tim
Asisten dan Dosen, 2010).
Struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah yang
membentuk agregat tanah.Agregat tanah itu tersusun oleh butir-butir debu,
pasir dan liat yang terikat oleh bahan organik, oksidasi-oksidasi besi dan
lainnya.Agregat tanah memiliki bentuk, ukuran, dan kemantapan yang
berbeda-beda (Hardjowigono, 2010).
Struktur tanah berperan penting dalam peningkatan laju infiltrasi
pada tanah sehingga jika struktur tanah baik maka akan mudah dalam
meloloskan air pada tanah. Berdasarkan hasil uji sampel tanah yang telah
dilakukan diketahui bahwa struktur tanah pada areal lokasi penelitian memiliki
struktur tanah yang beragam yaitu granular dan butir tunggal.Hardjowigono
(2010) menerangkan bahwa struktur tanah remah, lempemg dan granular
merupakan struktur tanah yang baik dalam meloloskan air dan mempunyai
unsur hara yang lebih mudah tersedia bagi tumbuhan. Berbeda dengan struktur
butir tunggal yang mampu meloloskan lebih cepat air tetapi miskin akan unsur
hara. (Hardjowigono, 2010).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan
susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain
membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.Struktur tanah berhubungan
dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama
lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu
dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan
kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk
sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah
yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular. (Rucsyaditya 2014).
J. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Acara III yang
berjudul “Struktur Tanah” dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanah yang memiliki struktur mampat akan memiliki nilai porositas yang
rendah dan sebaliknya yang berstruktur remah memiliki nilai porositas
yang tinggi.
2. Porositas tanah dapat diketahui dari nilai berat jenis (BJ) dan volume berat
(BV).
3. Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan
volume bongkah dinyatakan dalam g/cm3 .
4. Struktur tanah adalah sifat tanah yang menyatakan tentang susunan
partikelpartikel tanah primer menjadi agregat tanah (PEI).
5. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi, tingkat perkembangan lemah
(butir-butir struktur tanah mudah hancur), tingkat perkembangan sedang
(butir-butir struktur tanah agak sukar hancur, dan tingkat perkembangan
kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur).
DAFTAR PUSTAKA