Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh :
Nama/NIM : Christopher Mathew/22183
: Dimas Abimanyu Adwanda/21987
: Fedrie Velliks Andersen/22182
: Reinaldo/22184
Kelas : SPKS G
Acara : III (Tiga)
Kelompok : VII (Tujuh)
Co. Ass : Danang Wasis Mahhendra

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2021
A. ACARA III A : Menetapkan Kerapatan Massa Tanah (BV).
B. TANGGAL : 17 Maret 2021.
C. TUJUAN : Untuk mengetahui kerapatan massa tanah (BV).
D. TINJAUAN PUSTAKA
Berat jenis tanah (bulk density) adalah massa tanah kering yang
mengisi ruangan di dalam lapisan tanah. Berat jenis tanah dengan demikian
merupakan massa per satuan tanah kering. Volume tersebut dalam hal ini
mewakili ruangan dalam tanah yang terisi butir-butir tanah. Dalam sistem
matrik, massa dan berat tanah di permukaan bumi secara numerik dapat
dianggap sebanding. Dalam hal ini, massa dari berat tanah ditunjukkan dalam
unit satuan gram, sementara volume air yang terkandung dalam tanah
ditunjukkan dalam unit satuan cm3 . Besarnya angka berat jenis tanah
bervariasi dari 0,5 pada lapisan tanah remah sampai 1,8 pada tanah pasir
padat. Tanah dibawah tegakan hutan umumnya mempunyai nilai berat jenis
tanah antara 0,9 dan 1,3 (Asdak, 2007).
Kerapatan massa tanah (bulk density) menyatakan berat volume tanah,
dimana seluruh ruang tanah diduduki butir padat dan pori yang masuk dalam
perhitungan. Berat volume dinyatakan dalam massa suatu kesatuan volume
tanah kering. Volume yang dimaksudkan adalah menyangkut benda padat dan
pori yang terkandung di dalam tanah. Bulk density dipengaruhi oleh padatan
tanah, pori-pori tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik, serta
pengolahan tanah sehingga dapat dengan cepat berubah akibat pengolahan
tanah dan praktek budidaya (Hardjowigeno, 2003).
Tanah lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar daripada
tanah mineral yang bagian atasnya mempunyai kandungan bulk density yang
lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan
tersusun atas tanah-tanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 - 1,6 gr/cm3 .
Tanah organik memiliki nilai bulk density yang lebih ringan, misalnya dapat
mencapai 0,1 - 0,9gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan
massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas,
kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase dan lain-
lain. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah
dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2003).
Bulk density sangat berhubungan dengan particle density, jika particle
density tanah sangat besar maka bulk density juga besar. Hal ini dikarenakan
partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila tanah
memiliki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density
akan rendah. Dapat dikatakan bahwa particle density berbanding terbalik
dengan kadar air. Hal ini terjadi jika suatu tanah memiliki tingkat kadar air
yang tinggi dalam menyerap air tanah, maka kepadatan tanah menjadi rendah
karena pori-pori di dalam tanah besar sehingga tanah yang memiliki pori besar
akan lebih mudah memasukkan air di dalam agregat tanah (Hanafiah, 2005).
E. METODE : Lilin.
F. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Cawan pemanas lilin .
2. Lampu spiritus .
3. Penumpu kaki 3.
4. Tabung ukur.
5. Pipet ukur 10 ml.
6. Thermometer.
Bahan :
1. Contoh tanah gumpalan kering udara.
2. Lilin.
G. CARA KERJA
1. Ambil sebongkah contoh tanah lalu gumpalkan sample tanah tersebut,
sehingga dapat masuk ke dalam gelas ukur dengan longgar. Bersihkan
permukaannya dari butir-butir tanah yang menempel secara hati-hati
dengan kuas, ikat dengan benang sehingga dapat digantung. Timbang
bongkah tanah, ini misal a gram.
2. Nyalakan lampu bunsen, lalu Cairkan lilin dalam cawan pemanas, ukur
suhunya dengan Thermometer. Celupkan bongkah tanah pada lilin yang
mencair dengan suhu tepat 60℃. Pastikan lilin betul-betul menutupi
permukaan bongkah secara merata. Setelah dingin timbanglah bongkah
tanah yang dibungkus lilin tersebut misal b gram.
3. Isi gelas ukur dengan air sampai volume tertentu misal p ml dan
tenggelamkan bongkah tanah berlilin ke gelas ukur (volume air akan naik).
Tambah volumenya dengan pipet ukur sampai tepat di garis volume
tertentu (missal q ml). Catat berapa ml air yang telah ditambahkan dari
pipet ukur, misal r ml.
H. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
 Berat bongkah tanah (a) = 3,670 gram.
 Berat bongkah dilapisi lilin (b)= 3,785 gram.
 Volume awal (p) = 30 ml.
 Volume akhir (q) = 35 ml.
 KL Gumpalan = 11,127%

2. Rumus
100
BTKM = x a gram
100+ KLBongkah
b−a
Vol. Bogkah (VBT) = (q-p) - ml
0,87
BJ Lilin = 0,87
BTKM
Kerapatan Massa Tanah (BV) = gr/cm3
VBT

3. Perhitungan
100
BTKM = x 3,670 Gram
100+11,127
100
= x 3,670 Gram
111,127
= 3,302 Gram.

3,785−3,670
VBT = (35 - 30) – ml
0.87
= 4,868 ml.

3,302
BV =
4,868
= 0,678 gram/cm3
A. ACARA III B : Kerapatan Butir Tanah (BJ)
B. TANGGAL : 17 Maret 2021
C. TUJUAN : Untuk mengetahui kerapatan butir tanah dari berat jenisnya.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Kerapatan butir tanah menyatakan berat butir-butir padat tanah yang
terkandung di dalam tanah. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti
menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan
untuk partikel yang solid. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah
merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel.
Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar 2,6
gr/cm3 . Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi
kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya
lebih kecil dari subsoil. Walau demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda
banyak pada tanah yang berbeda, jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang
harus mempertimbangkan kandungan tanah organik atau komposisi mineral
(Foth, 1984).
Kerapatan partikel tanah (particle density) secara numerik sebanding
dengan spesific gravity dari partikel tanah. Kerapatan partikel tanah selalu
lebih besar daripada berat jenis tanah kecuali ketika porositas tanah adalah 0.
Kebanyakan partikel-partikel tanah mempunyai kerapatan kurang lebih 2,6
gr/cm3 (Asdak, 2007).
  Struktur tanah yang baik adalah yang kandungan udara dan airnya
dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Hal semacam ini hanya
terdapat pada struktur yang ruang pori-porinya besar dengan perbandingan
yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap pukulan
tetes air hujan. Dikatakan pula bahwa struktur tanah yang baik apabila
perbandingannya sama antara padatan, air, dan udara (Suhardi, 1983). Cacing
tanah juga dapat memperbaiki aerasi tanah melalui aktivitas pembuatan lubang
dan juga memperbaiki porositas tanah akibat perbaikan struktur tanah, selain
itu cacing tanah juga mampu memperbaiki ketersediaan unsur hara dan
kesuburan secara umum (Edward, 1998).
E. METODE : Piknometri
F. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Piknometer .
2. Kawat pengaduk halus .
3. Thermometer.
Bahan :
1. Tanah Vertisol kering udara diameter 2 mm.
G. CARA KERJA
1. Timbang piknometer kosong bersumbat, misal a gram
2. Isilah dengan air sampai di atas leher, pasang sumbatnya hingga air dapat
mengisi pipa kapiler sampai penuh
3. Timbang piknometer penuh air, misal b gram, ukur suhunya misal t1 ℃,
dan lihat BJ air (BJ1) pada suhu tsb di dalam daftar label BJ.
4. Bersihkan dan keringkan piknometer dari air dan isilah piknometer tsb
dengan tanah kira-kira 5 gram (kira-kira 3/4 cm, jika Vol, piknometer 50
ml dan I cm jika vol. piknometer 25 ml). Pasang sumbatnya dan timbang
misal c gram.
5. Tambahkan air ke dalam piknometer sampai 1/2 volume, aduk dengan
kawat supaya gelembung udara keluar (bantu dengan menggoyanggoyang
piknometer). Pasang sumbatnya dan biarkan semalam.
6. Ulangi pcngadukan dengan menggunakan kawat biarkan sebentar untuk
mengendapkan sebagian tanahnya. Tambahkan air sampai penuh dengan
cara seperti langkah l. Usahakan agar suspensi tanah tidak ikut teraduk.
7. Timbang piknometer + tanah + air, missal d gram, kemudian ukur suhu di
dalam piknometer missal t2°C. Lihat Bj air (BJ2) berdasar suhu pada
dalìar table BJ yang tersedia.
H. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
 Piknometer kosong (a) : 18,500 gram
 Piknometerisi air penuh (b) : 45,345 gram
 Suhu (T1) : 25 ˚C (BJ1:0,9971)
 Piknometer + tanah 5 gram (c) : 23,125 gram
 Piknometer + tanah = air penuh (d) : 47,938 gram
 Suhu (T2) : 26 ˚C (BJ2:0,9971)
 KL 2mm : 5,309%
2. Rumus
100
BTKM : x (c – a) gram
(100+ KL2 mm)
b−a d−c
Vol.Butir Tanah (VBT) : −
BJ 1 BJ 2
BTKM
Kerapatan Butir (BJ) : gr/cm3
VBT
BV
Porositas (n) : 1− x 100%
BJ
3. Perhitungan
100
BTKM = x ( 23,125 - 18,500)
( 100+5,309 )
= 4,39 gram
( 45,345−18,500 ) ( 47,938−23,125 )
VBT = −
0,9971 0,9971
26.845 24.813
= −
0,9971 0,9971
= 2,037
4,39
BJ = gram/cm3
2,037
= 2,15 gram/cm3

0,678
Porositas = (1− ) x 100 %
2,15
= 68,5 %

I. PEMBAHASAN
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang bahan penyusunnya
adalah mineral dan organik. Pengertian tanah sangat banyak tergantung cara
pandang orang.Tanah adalah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki
sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman,
dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula. (Darmawijaya 1990).

Tanah ialah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat
bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi.
Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral
maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya
dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi,
komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya. (Jooffe dan
Marbut 1949).
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasar atas kemantapan
atauketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap takanan. Ketahanan
struktur tanah dibedakan menjadi (1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir
strukturtanah mudah hancur), (2) tingkat perkembangan sedang (butir-butir
strukturtanah agak sukar hancur, dan (3) tingkat perkembangan kuat (butir-
butir strukturtanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat
kelembabantanah. Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus
biasanyamempunyai tingkat perkembangan yang kuat. (Rucsyaditya 2014).
Struktur tanah merupakan sifat yang sangat penting dan sangat erat
kaitannya dengan sifat fisik tanah, seperti kemampuan tanah dalam menahan
air, mudah tidaknya tanah diolah dan akhirnya berpengaruh pula pada tingkat
kesuburan tanah khususnya tanah perkebunan atau tanah pertanian (Tim
Asisten dan Dosen, 2010).
Struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah yang
membentuk agregat tanah.Agregat tanah itu tersusun oleh butir-butir debu,
pasir dan liat yang terikat oleh bahan organik, oksidasi-oksidasi besi dan
lainnya.Agregat tanah memiliki bentuk, ukuran, dan kemantapan yang
berbeda-beda (Hardjowigono, 2010).
Struktur tanah berperan penting dalam peningkatan laju infiltrasi
pada tanah sehingga jika struktur tanah baik maka akan mudah dalam
meloloskan air pada tanah. Berdasarkan hasil uji sampel tanah yang telah
dilakukan diketahui bahwa struktur tanah pada areal lokasi penelitian memiliki
struktur tanah yang beragam yaitu granular dan butir tunggal.Hardjowigono
(2010) menerangkan bahwa struktur tanah remah, lempemg dan granular
merupakan struktur tanah yang baik dalam meloloskan air dan mempunyai
unsur hara yang lebih mudah tersedia bagi tumbuhan. Berbeda dengan struktur
butir tunggal yang mampu meloloskan lebih cepat air tetapi miskin akan unsur
hara. (Hardjowigono, 2010).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan
susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain
membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.Struktur tanah berhubungan
dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama
lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu
dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan
kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk
sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah
yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular. (Rucsyaditya 2014).
J. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Acara III yang
berjudul “Struktur Tanah” dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanah yang memiliki struktur mampat akan memiliki nilai porositas yang
rendah dan sebaliknya yang berstruktur remah memiliki nilai porositas
yang tinggi.
2. Porositas tanah dapat diketahui dari nilai berat jenis (BJ) dan volume berat
(BV).
3. Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan
volume bongkah dinyatakan dalam g/cm3 .
4. Struktur tanah adalah sifat tanah yang menyatakan tentang susunan
partikelpartikel tanah primer menjadi agregat tanah (PEI).
5. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi, tingkat perkembangan lemah
(butir-butir struktur tanah mudah hancur), tingkat perkembangan sedang
(butir-butir struktur tanah agak sukar hancur, dan tingkat perkembangan
kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur). 
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:


Gajah Mada University Press.
Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah : Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah
dan Pelaksana Pertanian Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Edward. 1998. Earthworm ecology, ecosystem, and environment. Journal of
Agriculture. 1: 177 -             178.
Foth, H. D. 1984. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Yogayakarta : Terjemahan
Purbayanti, E. D. Dwi R. L. Rayahayuning T. Gajah Mada University
Press.
Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika
Pressindo. 250 hal.
Hardjowigeno, 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Presindo.
Joffe & Marbut. (1949). PengertianTanah. http://mohamadilmu. blogspot.co.id/
2012/03/ pengertian-tanah-menurutahli.html. di akses pada tanggal, 13
Maret 2021 pukul 13:17 WIB.
Rucsyaditya. 2014. Tekstur dan Struktur tanah.
http://rucsyaditya.blogspot.com/2014/07/tekstur-dan-struktur-
tanah.html. di akses pada tanggal, 13 Maret 2021 pukul 14:47 WIB.
Tim Asisten dan Dosen, 2010. Penuntun Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar.
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai