Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ILMU KAYU

Oleh:
Nama : Peter Tiolito
NIM : 19/21357/KHT
Jurusan : SHTI-B
Kelompok : II (Dua)

Co. Ass : Christian Otniel Purba

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2020
ACARA

KADAR AIR KAYU

A. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mendeskripsikan teknik/cara
pengukuran kadar air kayu.
2. Mahasiswa memahami peran kadar air pada pemanfaatan kayu untuk
produk-produk kayu.

B. Tempat Dan Tanggal :


1. Tempat : Toko kayu dekat tempat tinggal
2. Tanggal : 28 April 2020
C. Alat dan Bahan:
1. Alat :
a) Alat tulis
b) Kamera
2. Bahan : Macam-macam produk kayu
D. Tinjauan Pustaka

Kadar air kayu menunjukkan banyaknya air yang terdapat pada

kayu, dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanurnya . Kayu perlu

dikeringkan sebelum dikerjakan, sampai mencapai kadar air yang sesuai dengan

tempat dimana kayu akan digunakan. Kadar air kayu adalah banyaknya air yang

terkandung dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering

ovennya. Kadar air kering udara adalah kondisi kayu dalam keadaan kering udara,

yang mana pada kondisi ini kayu tidak menyerap atau melepaskan air. Dengan

demikian bila digunakan untuk komponen bangunan dapat dikatakan kayu

tersebut tidak mengalami pengembangan maupun penyusutan, kalaupun terjadi

sangat kecil, sehingga tidak merusak elemen bangunan secara keseluruhan. Oleh

karena itu kayu bangunan sebelum digunakan harus diketahui terlebih dahulu

kadar airnya. Kadar air kayu yang aman untuk penggunaan pada bangunan adalah

kadar air kering udara, untuk Indonesia sekitar 15% - 20% . Bila kadar air kayu

tersebut tinggi, maka harus dilakukan pengeringan kayu. Pengeringan kayu adalah

proses untuk melepas sebagian air yang terkandung didalam kayu sehingga

mencapai kadar air kayu tertentu atau yang diinginkan. Pengukuran kadar air kayu

dapat dilakukan baik di lapangan maupun di laboratorium. Pengukuran kadar air

kayu di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat moisturemeter . Pada alat

tersebut akan terbaca secara langsung besaran kadar air kayu yang diukur.
E. Cara Kerja
1. Membuat video presentasi yang memuat tentang : Penjelasan cara
pengukuran kadar air kayu dengan metode kering tanur.
2. Menjelaskan pengaruh kadar air terhadap pemanfaatan kayu menjadi
produk :
a. Kayu bangunan (konstruksi) : gelagar, rangka atap, pintu, jendela
b. Mebel : lemari, meja, kursi, dll
c. Produk perekatan : kayu lapis, papan laminasi
d. Produk mebel ekspor ke Eropa
e. Wood pellet (pellet kayu)
3. Manfaat referensi yang ada dari berbagai sumber yang bisa diakses.
F. Hasil Pengamatan
1. Kadar kayu yang aman untuk penggunaan pada bangunan adalah kadar air
udara kering, untuk Indonesia sekitar 15%-20%. Bila kadar air kayu

tersebut terlalu tinggi, maka harus dilakukan pengeringan kayu.


2. Kayu yang baik digunakan untuk membuat furniture adalah kayu kering
(yang memiliki kadar air rendah), yakni tingkat kekeringannya dibawah
15%. Jikia itu terpenuhi, resiko kemungkinan bentuk mebel atau kayu
tersebut berubah sangat kecil meskipun berhubungan langsung dengan
cuaca, jadi kayu atau barang tersebut kondisinya bisa tetap stabil dan
penggunaannya bisa nyaman dan tidak menyulitkan.

3. Untuk produk perekat, digunakan UF dengan kadar 8%. Kadar UF pada

perekat berpengaruh terhadap kadar air yang berada pada kayu.


4. Pada produk mebel ekspor ke Eropa, kadar air yang berada pada kayu
berkisar antara 15%-20%, hal ini dibutuhkan karena adanya perbedaan
suhu dan kelembaban di Indonesia dengan Eropa yang mengakibatkan
dibutuhkan kadar air lebih tinggi pada produk mebel yang akan di ekspor
ke Eropa.
5. Untuk menciptakan produk wood pellet yang baik, kadar air yang
diperlukan adalah 20%, sehingga wood pellet menghasilkan ketahanan
pakainya menjadi 96,5%.
G. Pembahasan

Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terkandung dalam kayu
yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering ovennya. Kadar air kering
udara adalah kondisi kayu dalam keadaan kering udara, yang mana pada kondisi
ini kayu tidak menyerap atau melepaskan air. Dengan demikian bila digunakan
untuk komponen bangunan dapat dikatakan kayu tersebut tidak mengalami
pengembangan maupun penyusutan, kalaupun terjadi sangat kecil, sehingga tidak
merusak elemen bangunan secara keseluruhan. Oleh karena itu kayu bangunan
sebelum digunakan harus diketahui terlebih dahulu kadar airnya. Sehingga kayu
mengalami penyusutan dan bentuknya berubah, apabila saat terkena paparan air
hujan, maka kayu akan menyerap air sehingga kadar air kayu bertambah
menyebabkan kayu mengembang dan menambah kemungkinan berkembangnya
jamur perusak kayu. Apabila ukuran kayu konstruksi yang telah ditetapkan
berubah, maka bentuk konstruksi nya terganggu. Oleh karna itu kadar air
seimbang ini tergantung pada lembab dan suhu dari udara sekelilingnya.
Perubahan – perubahan kadar air umumnya sangat besar pada permukaan kayu
dimana perubahan – perubahan kadar air berlangsung cepat. Sebaliknya dibagian
dalam kayu perubahan kadar air lebih lambat, sebab waktu yang dibutuhkan oleh
air untuk berdifusi ke bagian luar kayu lebih lama. Karna itu lah dalam sepotong
kayu umumnya terdapat dua kelainan kadar air kayu, yaitu kadar yang rendah
( kecil ) pada permukaan kayu dan kadar air yang tinggi ( besar ) pada bagian
dalam kayu. Diantara kedua titik berlainan itu terdapat peralihan kadar air yang
berangsur – angsur.Kadar air kayu yang aman untuk penggunaan pada bangunan
adalah kadar air kering udara, untuk Indonesia sekitar 15% - 20%.Kadar air yang
dibutuhkan pada produk perekat kayu adalah 8%. Kadar air yang dibutuhkan pada

produk kayu mebel yang akan di ekspor ke Eropa adalah 15-20%. Dan kadar air

yang dibutuhkan pada produk Wood pellet adalah 20% . Kadar air kayu berturut-
turut dimulai dari kondisi segar, basah, titik jenuh serat, kadar air tertentu, kering
udara dan kering tanur. Kayu pada kondisi basah paling rawan terhadap serangan
organisme perusak misalnya serangga dan jamur. Kondisi kadar air tertentu (di
bawah titik jenuh serat) kayu rawan terhadap efek penyusutan yang tidak
terkendali, sedangkan kayu kering udara (disebut juga kering angin, seimbang,
siap pakai atau stabil) sangat penting untuk diterapkan di dalam penggunaan kayu
sebagai bahan baku produk tertentu.
H. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat mengambil


kesimpulan :

1. Beda produk kayu,beda pula kadar air kayu yang terkandung.

2. Kadar air dalam suatu produk kayu , berguna untuk menjaga bentuk
maupun kekokohan produk kayu tersebut.

3. Kelembaban dan suhu merupakan aspek yang berpengaruh terhadap kadar


air yang dibutuhkan dalam suatu produk kayu.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. “Hubungan Kadar Air Dengan Pengeringan Kayu”.

http://hutdopi08.blogspot.com/2012/05/hubungan-kayu-dengan-

pengeringan-kayu.html diakses pada tanggal 28 April 2020

Anonim. 2020. “Buku Petunjuk Ilmu Kayu”. Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Stiper. Yogyakarta.

Yogyakarta,25 April2020

Mengetahui,

Co. Ass Praktikan

(Christian Otniel purba) (Peter Tiolito )

Anda mungkin juga menyukai