Anda di halaman 1dari 5

8.

UJI PEMADATAN (PROCTOR STANDARD)

8.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum uji pemadatan ini adalah untuk menentukan
hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah.

8.2
8.3 \Dasar Teori
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada poi-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis. Untuk setiap daya pemadatan
tertentu (Certain Compacitiva affort ) kepadatan yang dicapai tergantung pada
bayaknya air di dalam tanah tersebut yaitu kadar airnya.
Fungsi utama pemadatan yaitu untuk meningkatkan daya dukung tanah
(sebagai pondasi) maupun untuk megurangi penerunan tanah yang tidak
diinginkan terlalu besar.
Untuk setiap daya pemadatan tetentu, kepadatan yang tercapai tergantung
kepada banyaknyya air didalam tanah tersebut, yaitu kadar airnya. Bilamana kadar
air suatu tanah rendah maka tanah kaku dan sukar dipadatkan. Bila kadar air
ditambah maka air itu berlaku sebagai pelumas sehingga tanah tersebut akan lebih
mudah diapadatkan dan ruangan kosong diantara butir menjadi lebih kecil.
Pada kadar air yang tinggi, kepadatannya akan turun lagi karena pori-pori
tanah menjadi penuh terisi air yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara
pemadatan.
Ada dua macam percobaan pemadatan di laboraotrium yang biasa dipakai
untuk menentukan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum, yaitu :
a. Percobaan pemadatan standar
b. Percobaan pemadatan modifikasi
Adapun faktor yang mempengaruhi pemadatan yaitu :
a. Pengaruh Jenis Tanah
b. Pengaruh energi pemadatan
Dan pada praktikum ini percobaan pemadatan yang dilakukan adalah uji
pemdatan standar.
Dan juga pada pengujian ini melibatkan beberapa perhitungan seperti
menghitung volume mold, kadar air, ZAV dan yang paling penting adalah
menghitung nilai kepadatan serta menentukan nilai w optimum melaui kurva
pemadatan.
Adapun rumus yang digunakan, yaitu :
Berat tanah basah
Kepadatan=
Volume mold

Kepadatan
Kepadatan keirng=
(1+kadar air )

Berat jenis
Z . A .V =
(1+kadar air x berat jenis)

8.4 Daftar Alat dan Bahan


a. Alat
1. Mold, lengkap dengan alas dan cincin kepala
2. Alat penumbuk
3. Saringan nomor 4
4. Timbangan
5. Spatula
6. Pisau Pemotong
7. Cawan untuk kadar air
8. Jangka sorong untuk menghitung ukuran mold
9. Oven
10. Kuas

b. Bahan
6 bungkus tanah lolos saringan nomor 4, masing-masing 2 kg
8.5 Langkah Kerja

1. Campurkan tanah dengan air dengan jumlah berbeda untuk setiap


pengujian, yaitu 60 gr, 120 gr, 180 gr, 240 gr, 300 gr dan 360 gr

Sampel tanah

Tanah yang telah dicampur


air

2. Tanah dimasukkan kedalam mold sampai kira-kira bila setelah ditumbuh


sebanyak 25 kali tumbukan, tingginya menjadi 1/3 tinggi mold.
Penumbukan dilakuka dengan palu yang sudah distandar (2,5 kg)

Tanah basah
mold

penumbuk

Tanah diisi kedalam mold


3. Pemadatan dilakukan sampai isi mold penuh, diisi 3 lapis dan tiap lapis
tanah ditumbuk sebanyak 25 kali. Pada lapisan paling atas dipasang
collar atau leher mold, agar tanah tidak tumpah.

penumbuk

mold

Proses penumbukan

4. Lepaskan leher rmold, permukaan tanah dipotong dan diratakan setara


dengan tinggi mold, kemudian beratnya ditimbang

Leher mold
tanah basah

Mold dan tanah siap ditimbang

5. Tanah kemudian dikeluarkan dari silinder dan diambil sedikit sampel


untuk diuji kadar air nya
6. Lakukan hal yang sama pada sampel tanah ke-2 hingga ke-6 dengan
perbedaan tambahan air sesuai yang telah disebutkan diatas
7. Kemudian hitung kepadatan, ZAV dan kadar air nya serta kadar air
optimum yang dibuktikan melalui grafik
8.6 Perhitungan

Contoh perhitungan (data diambil dari sampel)


 Kepadatan
Berat tanah basah
Kepadatan=
Volume mold

1520 gr
Kepadatan= =1 , 58 gr /cm³
964 cm ³

 Kepadatan kering
kepadatan
Kepadatan kering=
(1+kadar air )

1 , 58 gr /cm ³
Kepadatan kering= =1 ,37 gr /cm³
(1+0,155)

 ZAV
Berat jenis
Z . A .V =
(1+kadar air x berat jenis)

2 ,59
Z . A .V = =1, 86
(1+0,155 x 2 , 59)

Anda mungkin juga menyukai