A. Maksud Pengujian
Untuk menetukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis tanah
adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut
yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis bila tanah
digiling menjadi batang-batang dengan diameter 3 mm mulai retak-retak.
Indeks plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dinyatakan dalam persen) yang
merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya.
C. Benda Uji
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan sebanyak
120 gr – 20 gr. Contoh tanah itu harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-
butir yang lebih besar dari 0,425 mm (yang tertahan oleh saringan No. 40).
Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih
besar dari 0,425 mm, dapat langsung diperiksa dalam suhu udara (atau
dengan alat pengering dengan suhu udara 6° C) secukupnya saja sampai
gumpalan-gumpalan itu mudah diremukkan dan disaring. Pecahkan
gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan
menggunakan pestel sampai menjadi butiran-butiran (jangan sampai butir-
30
butir tanah rusak). Bagian tertahan saringan No. 40 disaringkan dan yang
tertinggal digunakan sebagai benda uji.
D. Pelaksanaan
1. Menaruh contoh tanah dalam cawan poeselen, campur air sedikit aduk
sampai benar-benar merata. Kadar air tanah yang diberikan yaitu sampai
tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk bola dan tidak
terlalu melekat pada jari bila ditekan dengan jari.
2. Meremas dan bentuklah menjadi bola atau bentuk ellipsoda dari contoh
tanah seberat sekitar 8 gr (diameter 13 mm) mengiling benda uji ini di atas
plat kaca yang terletak pada bidang mendatar di bawah jari-jari tangan
dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang
diameternya sama rata.
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm
(bandingkan dengan diameter kawat pembanding) dan ternyata batang ini
masih licin ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian kemudian
remas seluruhnya antar ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai
homogen selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang
berdiameter 3 mm, ternyata batangnya masih licin, ulangi lagi remas
bentuknya menjadi bola lagi dan giling. Sampai batang tanah tampak
retak-retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil.
E. Rumus
1. Batas Plastis (PL) = (W1 + W2)/ 2
2. Indeks Plastisitas (IP) = LL – PL
Dimana, LL : Liquid Limit (Batas Cair)
31
F. Data dan Pengamatan
Tabel 4.1 Data dan Pengamatan Batas Plastis
NO Pemeriksaan Batas Plastis
1 No. Percobaan 1 2
2 Jumlah pukulan
3 Berat cawan kosong (w1 gr) 39,4 39,9
4 Berat cawan + tanah basah (w2 gr) 49,4 49,9
5 Berat cawan + tanah kering (w3 gr) 47,4 47,6
32
4. Menghitung batas plastis rata-rata (W)%
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 25+29,87
W= = = 27,4%
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2
H. Hasil Pengamatan
Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Batas Plastis
NO Pemeriksaan Batas Plastis
1 No. Percobaan 1 2
2 Jumlah pukulan
3 Berat cawan kosong (w1 gr) 39,4 39,9
4 Berat cawan + tanah basah (w2 gr) 49,4 49,9
5 Berat cawan + tanah kering (w3 gr) 47,4 47,6
6 Berat air (w2-w3 gr) 2,0 2,3
7 Berat tanah kering (w3-w1 gr) 8,0 7,7
8 𝑤2 − 𝑤3 25% 29,87%
Kadar air (w) = x 100%
𝑤3 − 𝑤1
9 Batas plastis rata-rata (w) % 27,4%
I. PEMBAHASAN
Batas plastis (plastic limit) /PL, didefinisikan sebagai Kadar air pada
kedudukan antara daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase Kadar air
dimana tanah dengan diameter silinder 3mm mulai retak-retak ketika
digulung.
Indeks Plastisitas (IP) adalah selisih antara batas cair dan batas plastis
IP =LL – PL
33
pengurangan kadar air berakibat tanah menjadi kering. Batasan mengenai
indeks plastisitas, sifat, macam tanah dan kohesi diberikan oleh Atterberg.
J. KESIMPULAN
Dari perhitungan diatas IP nya adalah 13 % (13) yang mana berat
masuk dalam golongan IP (Indeks Plastisitas) 7 - 17, maka tanah yang
diujikan termasuk jenis tanah lempung berlanau. Dimana hal ini berarti
bahwajenis tanah ini termasuk tanah lempung berlanau yang kohesif dengan
kadar plastisitas sedang.
34
K. LAMPIRAN
Lampiran 1
35
Lampiran II
36