Anda di halaman 1dari 11

Kuliah Pertemuan 5

Pengantar Mekanika
Tanah
Arief Rahman
dyafterliv@gmail.com / arief.rahman@uin.ar-raniry.ac.id

Fakultas Sains & Teknologi – Jurusan Teknik Lingkungan


UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
Pembahasan Contoh Soal
Contoh Soal 1
• Hasil percobaan untuk menentukan batas-batas konsistensi ditunjukkan dalam tabel
berikut:

Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah Pukulan 12 17 23 28

Berat tanah basah + cawan (g) 28,15 23,22 23,20 23,18


Berat tanah kering + cawan (g) 24,20 20,80 20,89 20,90
Berat cawan (g) 15,30 15,10 15,20 15,00
• Tentukan batas cair (LL), indeks plastisitas (PI) dan indeks cair (LI) tanah tersebut, bila
diketahui PL = 20 % dan kadar air di lapangan (wN) = 38 %
Penyelesaian:

Hitungan kadar air masing-masing benda uji:

1. 2.

3. 4.
• Hasil hitungan kadar air dan jumlah pukulan diplot ke dalam diagram log seperti berikut:
• Dari diagram tersebut, pada 25 kali pukulan diperoleh nilai kadar air 39%
• Indeks Plastisitas (PI) = LL – PL = (39 % - 20 %) = 19 %
• Indeks Cair (LI) = (wN – PL)/PI = (38 – 20)/19 = 0,95

Contoh Soal 2
• Dari percobaan batas susut di laboratorium, diperoleh data berat tanah dalam cawan
mula-mula = 47 g dengan volume 16,25 cm3. setelah dikeringkan dalam oven, beratnya
tinggal 30 g. Volume ditentukan dengan mencelupkan tanah kering ke dalam air raksa,
sehingga air raksa tumpah 150,96 g. Hitunglah batas susut (SL) tanah tersebut
Penyelesaian:
Dihitung volume tanah setelah kering:
Berat jenis air raksa = 13,6 g/cm3
Volume tanah kering oven: V2 = 150,96/13,6 = 11,1 cm3

Jadi, SL tanah tersebut adalah 39,5 %


Contoh Soal 3
Sebuah lempung jenuh berbentuk kubus dengan volume 1 m 3, dengan berat jenis Gs = 2,7
dan SL = 12%. Dengan kadar air 20%, tanah tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari
sampai kadar airnya 3%. Dengan menganggap bahwa lempung tersebut homogen dan
isotropis, tentukan tinggi kubus lempung setelah kering (w = 3%).

Penyelesaian:
Karena SL merupakan batas kadar air, dimana tanah tidak mengalami perubahan volume
lebih lanjut. Maka tinggi kubus setelah kering (pada w = 3%) akan diperhitungkan terhadap
kadar air pada batas susutnya , yaitu pada kadar air SL = 12%.
• Kadar air: w= 20%
• Ww/Ws = 0,20 atau Ww = 0,20 Ws
• Gs = Ws/(Vs γw) = 2,7 atau Ws = 2,7 Vs (γw = 1 g/cm3)

• Sehingga diperoleh hubungan:


• Ww = 0,2 × 2,7 ×Vs = 0,54 Vs = Vw γw = Vw

• Untuk V = 1 m3 tanah jenuh


• V = 1 = Vw + Vs = 0,54 Vs + Vs = 1,54 Vs

• Volume butiran padat: Vs = 1/1,54 = 0,65 m3


• Volume air: Vw1 = 1 – 0,65 = 0,35 m3
• Dapat pula dihitung dengan:

• Volume butiran padat:

• Volume air:

• Kondisi setelah air dikeringkan:


Kadar air diperhitungkan, w = 12%
Ww/Ws = 0,12 ; Ww = Vw γw = 0,12 Ws
W = Gs Vs = 2,7 Vs ; Vw = 0,12 Ws = 0,12 × 2,7 Vs = 0,32 Vs
• Kondisi sebelum dan sesudah dikeringkan, Vs tetap
Volume air: Vw2 = 0,32 × 0,65 = 0,21 m3
Perubahan volume air = Vw1 – Vw2 = 0,35 – 0,21 = 0,14 m3
Volume tanah setelah kering: 1 – 0,14 = 0,86 m3

Jadi, tinggi kubus tanah setelah kering:


s = (Vs)1/3 = (0,86)1/3 = 0,95 m
TERIMA KASIH
SAMPAI JUMPA DI PERTEMUAN BERIKUTNYA

Anda mungkin juga menyukai