KELOMPOK 3
Sampel 1 2 3
Sampel 1 2 3
Jadi, pada percobaan kali ini kami menyimpulkan bahwa semakin banyak ketukan,
maka akan semakin tertutup alur yang telah kita buat.
4. PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH / PLASTIK LIMIT
A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis
B. Dasar Teori
Batas plastis tanah adalah kadar air minimum dimana masih dalam keadaan plastis atau
keadaan semi plastis
C. Alat dan Bahan
Percobaan 1 2 3
Pada keadaan plastis suatu tanah pada kadar air tertentu akan memiliki gayakohesif
yang besar dan kadar air yang tepat sehingga partikel tanah dapat tergelincirtanpa
berubah dari keadaan plastis. Ketika kadar air lebih sedikit maka partikel tanahtidak
mempunyai bidang lincir yang cukup sehingga bisa terjadi retakan ataumeninggalkan
keadaan plastisnya
5. PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN ( GRAIN SIZE ANALYSIS )
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan sieve analisis adalah untuk mengetahui suatu tanah yang akan
diuji, apakah tanah tersebut bergradasi buruk, bergradasi seragam ataupun bergadasi
baik, sekaligus untuk mengetahui ukuran butir tanah.
B. Dasar Teori
Pengukuran ukuran butiran tanah merupakan hal penting dalam mengetahui sifat sifat
tanah sangat tergantung pada ukuran butirnya. Disamping itu ukuran tanah juga
digunakan dalam pengklasifikasian bermagam macam tanah tertentu ada dua cara yang
umum digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran butir tanah yaitu:
a. Analisis Ayakan
b. Analisis Hidrometer
C. Alat dan bahan
2. Pelampung hidrometer
4. Aquades
5. Neraca
6. Oven
7. Stopwatch
8. Termometer
1. Sampel tanah hasil boring yang telah dioven diambil 60 gram, kemudian diberi
aquades secukupnya dan dipanaskan sampai mendidih.
2. Sampel tanah dicampur dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga merata.
3. Campuran tadi dimasukkan dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades hingga
volumenya 1000 ml dan didiamkan selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam sampel dikocok hingga homogen, lalu pelampung hidrometer dan
termometer dimasukkan, stop watsh pengukuran dimulai. dihidupkan dan pengukuran
dimulai.
E. Hasil dan pembahasan
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan gaya tertentu.
2. Untuk mengetahui angka pon dan porositas tanah.
3. Untuk mengetahui berat isi tanah basah di lapangan.
4. Untuk mengetahui berat isi tanah kering di lapangan.
B. Dasar teori
Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pari tanah dikeluarkan.
Proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai bahan timbunan deengan tujuan
sebagai berikut ¡ni.
1. Mempertinggi kekuatan tanah
4. Kepadatan tanah ¡tu mulai dan berat isi kering tanah (diy densit dantergantung pada kadar air
tanahnya (water coritent. Pada derajat kepadatan tinggi berarti :
Standart proctor ini adalah suatu percobaan tanah disamping percobaan yang lain yaitu
Modified proctor test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat yang lain. Adapun hasil
percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus
dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan di lapangan.
5. Cawan
6. Gelas ukur
7. Oven listrik
9. Dong krak
11. Air
2. Contoh tanah dibagi menjadi 6 bagian dan masing-masing ditambahkan dengan air yang kadarnya
berbeda (100 ml, 200 ml, 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml)
3. Contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh dalam plastik dan didiamkan
selama 12 jam agar homogen.
4. Contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould kira-kira 1/3 bagian, lalu ditumbuk
25 kali. Ditambah 1/3 bagian lagi, ditumbuk merata sebanyak 25 kali. Kemudian ditambah 1/3
bagian lagi, sampai mou/dterisi penuh dan ditumbuk 25 kali.
5. Contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya sesuai dengan volume mould,
kemudian ditimbang.
7. Contoh tanah dikeluarkan dan mould dengan dongkrak, kemudian dibagi menjadi 3 bagian. Pada
masing-masing bagian diambil contohnya, ditimbang dengan cawan yang telah disiapkan
sebelumnya, kemudian dioven selama 24 jam.
8. Kemudian cawan dan tanah yang telah dioven 24 jam ditimbang untuk mendapatkan kadar airnya.
9. Hal yang sama dilakukan untuk sampel-sampel dengan kadar air yang berbeda.
E. Hasil dan pembahasan
No Nomor test 1 2
1 No. cawan 1 2 3 4 5 6
Hasil pengujian standart proctor tt disajikan dalam bentuk mengetahui nilai kadar air
optimum dan berat volume air maksimum. hasil pengujian standart proctor seperti dalam Gambar
6.2 di bawah ¡ni.
7. PENGUJIAN KEPADATAN TANAH ( SAND CONE )
A. Tujuan
Untuk mengetahui kepadatan di lapangan dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah
dipadatkan.
B. Dasar Teori
Dalam bidang teknik sipil sering kali kita dihadapkan dengan masalah kepadatan lapisan tanah
dilapangan. hal ini sangat krusial mengingan pentingnya kepadatan tanah bagi suatu konstruksi
baik itu jalan raya, bangunan bahkan bendungan. salah satu metode yang dapat digunakan
adalah Sandcone test.
Sandcone test dilakukan untuk mengetahui kepadatan di lapangan dari lapisan tanah atau
perkerasan yang telah dipadatkan. Dalam pengujian ini digunakan standar ASTM D-1556-90.
C. Alat dan Bahan
3. Peralatan kecil seperti: palu. sendok. kuas. pahat. dan peralatan untuk mencari kadar air.
6. Pasir
D. Cara Pelaksanaan
a. Botol diisi pelan - pelan dengan pasir sampai secukupnya dan ditimbang beratnya.
b. Meletakkan alat dengan corong di bawah pada pelat corong pada dasar yang rata dan bersih.
b. Meratakan permukaan tanah yang akan diperiksa dan meletakkan pelat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan dikokohkan agar tidak goyah / tergeser.
c. Menggali tanah yang terletak pada lubang dalam plat minimal 10 cm dan tidak melampaui
tebal hamparan padat
d. Seluruh tanah hasil galian dimasukkan ke dalam kaleng yang tertutup yang telah diketahui
beratnya.
g. Meletakkan alat dengan corong ke bawah di atas pelat corong dan kran dibuka pelan-pelan
sehingga pasir masuk ke dalam lobang. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan
alat dengan sisa pasir ditimbang
h. Mengambil sedikit tanah dari kaleng untuk menentukan kadar air 10%.
E. Hasil dan Pembahasan
Dengan :
No. Uraian Satuan Nilai
1. Berat cawan kosong gram 0,019
2. Berat tanah + cawan kosong gram 0,159
3. Berat tanah dalam cawan (10-9) gram 0,019
4. Berat pasir + tabung sebelum kran dibuka gram 7,643
5. Berat pasir + tabung setelah kran dibuka gram 3,253
6. Berat pasir dalam lubang (12-13-8) gram 3
7. Volume tanah = volume pasir dalam lubang Cm3 4,397
8. Berat volume tanah basah gram/cm3 3,774
9. Kadar air % 2,42
10. Berat volume tanah kering gram/cm3 0,127
8. PENGUJIAN SONDIR
A. Tujuan
Tujuan penyelidikan ini untuk mengetahui perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah
pada biconus. Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan terhadap ujung conus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan terhadap mantel
biconus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang.
B. Dasar Teori
Sondir disebut juga Dutch Deep Sounding Apparatus, yaitu suatu alat statis yang berasal dari
Belanda. Ujung alat ini langsung ditekan ke dalam tanah. Pada ujung rangkaian pipa sondir
ditempatkan alat conus yang berujung lancip dengan kemiringan kurang lebih 60. Pipa sondir
dimasukkan ke dalam tanah dengan bantuan mesin sondir. Ada 2 macam metode sondir:
a. Standard Type (Mantel conus)
Yang diukur hanya perlawanan ujung (nilai conus) yang dilakukan dengan menekan conus ke
bawah. Seluruh tabung luar diam. Gaya yang bekerja dapat dilihat pada manometer.
Nilai conus dan hambatan lekat keduanya diukur. Hal ini dilakukan dengan memakai stang
dalam. Mula-mula hanya conus yang ditekan ke bawah, nilai conus diukur. Bila conus telah
digerakan sejauh 4 cm, maka dengan sendirinya ia mengait friction sleeve, dan conus beserta
friction sleeve ditekan bersama sama sedalam 4 cm. Jadi nilai conus sama dan hambatan lekat
didapat dengan mengurangkan besarnya conus dan nilai jumlah keseluruhan. Dalam percobaan
ini metode friction sleeve yang dipakai.
C. Alat yang digunakan
D. Cara Pelaksanaan
1. Menyiapkan alat
a. Pada tanah yang diselidiki ditancapkan 3 (tiga) buah angkur luar dengan cara diputar dengan
stang pemutar, searah jarum jam sambil ditekan agar dapat turun dan masuk ke dalam tanah.
b. Balok tumpuan diletakan untuk mendukung alat sondir, kemudian alat sondir didirikan di atas
balok sedemikian rupa sampai benar-benar tegak lurus.
c. Besi kanal dipasang untuk menjepit kaki alat sondir dengan cara memasang baut pada angkur-
angkur tersebut.
f. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm dan diperoleh pembacaan nilai conus.
g. Hubungan tangkai dilepaskan, kemudian stang pemutar diluruskan smpai kedalaman 4 cm lagi
sehingga menghasilkan pembacaan nilai biconus.
h. Kemudian tangkai conus dikaitkan lagi, yaitu pada posisi kunci, dan ditekan kembali, maka
mantel luar terikat, stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40 cm.
2. Membaca manometer
a. Pada kedalaman 0 cm dibaca nilai conus dan biconus, stang diputar pada posisi kunci sehingga
jarum tidak bergerak sampai kedalaman 20 cm pemutaran stang dihentikan.
b. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm sehingga stang dalam akan ditekan pada lubang
yang menghubungkan dengan manometer, lalu dibaca pada manometer tersebut, angka ini adalah
nilai conus.
c. Hubungan tangkai dilepaskan lalu stang diputar lagi, pemutaran dilakukan sampai kedalaman
bertambah 4 cm, baru angka pada manometer dibaca. Angka ini menunjukan nilai biconus,
yaitu nilai conus ditambah hambatan lekatnya.
d. Tangkai conus dilekatkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan ditekan lagi maka mantel luar
berikut stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40 cm.
e. Setelah itu dibaca nilai conus dan biconusnya seperti cara di atas. Pekerjaan ini dilakukan
sampai jarum manometer menunjukan angka 250 kg/cm².
f. Memasukan hasil pembacaan kedalam tabel dan akan diperoleh grafik hubungan antara
kedalaman dan hambatan total.
E.Hasil dan Pembahasan
HL = ( H – C ) x D/A
Dimana :
Kolom 4 : nilai hambatan / friction merupakan hasil pengurangan nilai conus dan biconus.
1. Z = 0 cm
H = 0 kg/cm²
C = 0 kg/cm2
HT = 0 + 0 =0 kg/cm2
2. Z = 20 cm
H = 25 kg/cm2
C = 25 kg/cm2
HT= 0 + 0 = 0 kg/cm2
3. Z= 40 cm
H = 25 kg/cm2
C = 25 kg/cm2
HT = 0 + 0 = 0kg/cm2
Tabel pengujian sondir