Anda di halaman 1dari 55

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

KELOMPOK 3

DWI ATIKA SARI (2011102443056)


MUTMAINAH (2011102443058)
AHMAD HAIDIR (2011102443103)
THAARIQ MUHAMMAD WILDAN
(2011102443083)
BASKARA YUDA (2011102443071 )
MUHAMMAD RIZKI RAMADHAN
(2011102443101)
FERA BELA SAFIRA AMALIA (2011102443013)
1. PENGUJIAN KADAR AIR TANAH
 
A. Tujuan
Mengetahui kadar air yang ada dalam tanah uji. 
 
B. Dasar Teori
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat
yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak diatas batuan batuan dasar.
Ikatan butiran relatif lemah yang disebabkan karena adanya ruang (rongga) diantara
pertikel-pertikel butiran pada tanah. Ruang tersebut berisi air dan udara malah bisa
kedua duanya. 
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali dalam porinya.
Keadaan ini jarang ditemukan di tanah yang masih dalam keadaan asli/tanah dilapangan. Air
hanya dapat dihilangkan dari tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu,
misalnya dengan memanaskan didalam oven. Penyelidikan tanah yang memadai merupakan
suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Oleh sebab
itu perlu dilakukan uji kadar air pada tanah agar derajat kejenuhan pada tanah jangan sampai
dikacaukan dengan kadar, yaitu perbandingan antara berat air dalam contoh tanah dengan berat
butir. 
C. Alat dan Bahan
 
1. Neraca
2. Cawan
3.Oven listrik
D. Cara Pelaksanaan
 
1. Menimbang cawan kosong dengan neraca ( a gram )
2. Contoh tanah diambil sedikit, kemudian diletakkan pada cawan dan ditimbang
dengan neraca. Berat cawan + tanah basah ( b gram )
3. Cawan + contoh tanah dimasukkan dalam oven selama 24 jam. Setelah kering lalu
ditimbang. Berat cawan + tanah kering ( c gram ).
4. Langkah ( a – c ) diulang lagi untuk contoh tanah yang lain. Tiap contoh tanah
diambil 3 cawan.
 
E. Hasil dan Pembahasan
 
Untuk menentukan besarnya kadar air (water content) yang terkandung dalam tanah
asli digunakan rumus :
=x 100%
Dimana :w= Kadar air (%)
a= Berat cawan kosong (gram)
b= Berat cawan + tanah asli (gram)
c= Berat cawan + tanah kering oven (gram)
Tabel data pengujian kadar air

Sampel 1 2 3

Berat cawan kosong (a) gram 0,013 0,011 0,013


Berat cawan + tanah asli (b) gram 0,137 0,135 0,126
Berat cawan + tanah kering oven ( c) gram 0,126 0,113 0,115

Berat air (b-c) gram 0,011 0,022 0,011


Berat tanah kering (c-a) gram 0,113 0,102 0,102
Water content 0,097 0,215 0,107
x 100%

Rata-rata (%) 1,39 %


F. Kesimpulan
 
Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk melakukanpengujian kadar
air. Sehingga praktikan benar-benar memahami caramendapatkan nilai kadar air, bukan
hanya melalui teori dalam kelas tetapi jugamelalui praktikum secara langsung.
Sehingga praktikan dapatmengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium
maupun dilapangan.
 
2. PENGUJIAN BERAT JENIS ( SPECIFIC GRAVITY )
 
A. Tujuan
 
Tujuan dari pengujian ini adalah mencari berat jenis butiran tanah (Gs)
 
B. Dasar Teori
 
Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter yang dicari pada tanah adalah berat
jenis butir tanah (Gs). Berat jenis tanah merupakan bandingan berat volume tanah
dengan berat volum air. Pengujian berat jenis tanah menggunakan standart ASTM
D654-92 (1994). Berat jenis tanah dapat ditentukan dengan cara membandingkan
antara berat butir tanah tersebut dengan berat air (aquades) yang mempunyai isi sama
pada suhu standart. Berat jenis tanah dipengaruhi oleh : 
1. Tekstur Tanah 
 Partikel tanah yang kasar, memiliki nilai berat jenis yang tinggi
misalna pasir, ukuran partikel pasir lebih besar daripada ukuran
partikel liat sehingga berat jenis pasir lebih tinggi daripada liat
dan sebaliknya. 
 
2. Bahan Organik Tanah 
 Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa
tanaman dan binatangg yang sebagian telah mengalami
pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik tanah
memiliki berat jenis tanah. Semakin banyak kandungan bahan
organik tanah, menyebabkan semakin rendahnya berat jenis
tanah.
C. Alat dan Bahan
 
1. Piknometer
2. Cawan
3. Landasan
4. Neraca
5. Termometer
6. Palu karet
7. Saringan No.40
8. Contoh tanah hasil boring yang telah dioven selama 24 jam
9. Aquades
10. Oven listrik piknometer
 
 
D. Cara Pelaksanaan
 
1. Membersihkan dengan lap dan menimbang 3 buah piknometer dalam keadaan kosong dan
kering (a gram).
 
2. Piknometer diisi aquades sampai penuh lalu ditimbang dan suhunya diukur. Berat masing-
masing piknometer dan aquades jenuh adalah (b gram).
 
3. Piknometer diisi contoh tanah kering yang telah dioven selama 24 jam sebanyak 3 buah
(tanah yang dimasukkan piknometer 1/3 volume piknometer)
 
4. Piknometer yang berisi tanah kering ditimbang (c gram)
 
5. Piknometer yang berisi contoh tanah kering diberi aquades sampai batas bawah leher
piknometer dan didiamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup.
 
6. Selanjutnya piknometer diketuk-ketuk sampai gelembung udara tidak ada dalam air di atas
tanah, aquades kelihatan jernih kemudian diisi aquades sampai penuh dan ditimbang (d gram).
 
7. Mengukur suhu aquades dalam piknometer.
 
 E. Hasil dan Pembahasan

Tabel pengujian berat jenis

Sampel 1 2 3

Berat piknometer kosong (a) 14 14 14

Berat piknometer + aquades (b) 215 208 213

Berat piknometer + sampel 27 26 25


kering (c)

Berat piknometer + sampel + 235 238 230


aquades (d)

Temperatur b (t1) 28⸰ 29⸰ 27⸰


Temperatur d (t2) 29⸰ 30⸰ 29⸰
Faktor koreksi suhu (T1) 28⸰ 29⸰ 27⸰

Faktor koreksi suhu (T2) 26⸰ 28⸰ 26⸰


F. Kesimpulan
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis adalah kandungan organic tanah, struktur
tanah, berat isi tanah dan topografi serta semakin dalam tanah maka Gs nya semakin
tinggi. 
 
3. PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH / LIQUIT LIMIT
 
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari kadar air pada batas antara keadaan
cair dan plastis.
 
B. Dasar Teori
Batas cair tanah adalah suatu keadaan antara cair dan plastis atau keadaan air tanah bisa
diputar 25 kali ketukan dengan alat cassagrande; tanah sudah dapat merapat
(sebelumnya terpisah dalam jalur yang dibuat dengan solet).
C. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan :
1. Cawan
2. Solet
3. Neraca
4. Oven
5. Cassagrande
6. Aquades
7. Mangkuk
8. Pisau Cassagrande
9. Pisau
D. Cara Pelaksanaan
1. Menimbang berat cawan dan meletakan sampel asli hasil boring dalam cawan
2. Menambahkan air ke dalam sampel lalu mengaduknya hingga merata
3 Meletakan sampel ke dalam mangkuk, mengaduk, dan meratkannya dengan solet.
4. Membelah sampel pada Cassagrande dengan solet hingga terpisah menjadi 2 bagian
yang sama.
5. Memutar stang Cassagrande sehingga terketuk hingga alur menutup kembali
sepanjang 1 cm.
6. Mencatat jumlah ketukan
7. Mengambil tanah dari Cassagrande menjadi 3 bagian lalu menimbangnya.
8. Melakukan percobaan 4 kali dan mengusahakan agar jumlah ketukan di bawah 25
kali sebanyak 2 kali dan di atas 25 ketukan sebanyak 2 kali juga.
9. Memasukkan sampel yang telah ditimbang dalam oven kemudian menimbangnya
kembali.
E. Hasil dan Pembahasan
Jumlah ketukan Satuan   15-25  
Berat cawan kosong (a) gr 0,013 0,011 0,013
Berat cawan + Tanah basah (b) gr 0,137 0,135 0,126
Berat cawan + tanah kering (c ) gr 0,126 0,113 0,115
Kadar air (w) % 1,1 % 2,2 % 1,1 %
Kadar air rata-rata % 1,83 %
Jumlah ketukan Satuan   15 – 25  
Berat cawan kosong (a) gr 0,013 0,011 0,013
Berat cawan + tanah basah (b) gr 0,137 0,135 0,126
Berat cawan + tanah kering (c) gr 0,126 0,113 0,115
Kadar air (w) % 1,1 % 2,2 % 1,1 %
Kadar air rata-rata % 1,83 %
Jumlah Ketukan Satuan   25 - 40  
Berat cawan kosong (a) gr 0,013 0,011 0,013
Berat cawan + Tanah basah (b) gr 0,137 0,135 0,126
Berat cawan + tanah kering (c) gr 0,126 0,113 0,115
Kadar air (w) % 1,1 % 2,2 % 1,1 %
Kadar air rata-rata % 1,83 %
Jumlah ketukan satuan   25 - 40  
Berat cawan kosong (a) gr 0,013 0,011 0,013
Berat cawan + tanah basah (b) gr 0,137 0,135 0,126
Berat cawan + tanah kering (c) gr 0,126 0,113 0,115
Kadar air (w) % 1,1 % 2,2 % 1,1 %
Kadar air rata- rata % 1,83 %
     
F. Kesimpulan

Jadi, pada percobaan kali ini kami menyimpulkan bahwa semakin banyak ketukan,
maka akan semakin tertutup alur yang telah kita buat.
4. PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH / PLASTIK LIMIT
 

A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis
 
B. Dasar Teori
Batas plastis tanah adalah kadar air minimum dimana masih dalam keadaan plastis atau
keadaan semi plastis
C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan:


1. Cawan
2. Solet
3. Neraca
4. Oven
5. Mangkuk
6. Lempeng kaca
D. Cara Pelaksanaan

1. Menimbang cawan kosong


2. Menambahkan sampel tanah dengan aquades dan mengaduknya sampai rata.
3. Meletakan sampel di atas kaca dan mengelintirnya sampai berdiameter 3 mm dan
mulai retak.
4. Jika sampai diameter 3 mm dan belum retak berarti tanah terlalu banyak
mengandung air.
maka di cari bagian tanah yang tidak terlalu banyak airnya.
5. Jika sampai diameter 3 mm dan mulai retak lalu memasukkannya ke dalam oven
selama 24
jam pada suhu 110°C dengan menimbanya kembali.
E. Hasil dan Pembahasan

Percobaan 1 2 3

Berat cawan kosong (d) gram 0,013 0,011 O,013

Berat cawan + Tanah basah ( e ) gram 0,137 0,135 0,126

Berat cawan + Tanah kering (f) gram 0,126 0,113 0,115

Kadar air (w) % w=((e-f)/(f-d))x100% 0,097 % 0,215 % 0,107 %

Kadar air rata-rata % 0,139 %


F. Kesimpulan

Pada keadaan plastis suatu tanah pada kadar air tertentu akan memiliki gayakohesif
yang besar dan kadar air yang tepat sehingga partikel tanah dapat tergelincirtanpa
berubah dari keadaan plastis. Ketika kadar air lebih sedikit maka partikel tanahtidak
mempunyai bidang lincir yang cukup sehingga bisa terjadi retakan ataumeninggalkan
keadaan plastisnya
 
5. PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN ( GRAIN SIZE ANALYSIS )
 
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan sieve analisis adalah untuk mengetahui suatu tanah yang akan
diuji, apakah tanah tersebut bergradasi buruk, bergradasi seragam ataupun bergadasi
baik, sekaligus untuk mengetahui ukuran butir tanah.
 
B. Dasar Teori
Pengukuran ukuran butiran tanah merupakan hal penting dalam mengetahui sifat sifat
tanah sangat tergantung pada ukuran butirnya. Disamping itu ukuran tanah juga
digunakan dalam pengklasifikasian bermagam macam tanah tertentu ada dua cara yang
umum digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran butir tanah yaitu:
a. Analisis Ayakan
b. Analisis Hidrometer
C. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan :

1. Celas ukur 1000 ml 1 buah

2. Pelampung hidrometer

3. Cawan alumunium, mangkuk, dan solet

4. Aquades

5. Neraca

6. Oven

7. Stopwatch

8. Termometer

9. Cairan sodium silikat


D. Cara pelaksanaan

1. Sampel tanah hasil boring yang telah dioven diambil 60 gram, kemudian diberi
aquades secukupnya dan dipanaskan sampai mendidih.

2. Sampel tanah dicampur dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga merata.

3. Campuran tadi dimasukkan dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades hingga
volumenya 1000 ml dan didiamkan selama 24 jam.

4. Setelah 24 jam sampel dikocok hingga homogen, lalu pelampung hidrometer dan
termometer dimasukkan, stop watsh pengukuran dimulai. dihidupkan dan pengukuran
dimulai.
E. Hasil dan pembahasan

Elapsed time min. Ra t cm Rc=Ra+cm L K Ct D=k√L/T R=Ra-Rc P=(%)

1 45 26,8 1 41,7 9,5 0,00999 1,68 0,03976 46 10

2 26 26,8 1 22,7 12,7 0,00999 1,68 0,0249 27 5,42

5 23 26,8 1 19,7 13,2 0,00999 1,68 0,01607 24 4,7

15 21 26,8 1 17,7 13,5 0,00999 1,68 0,00666 21 4,22

30 10 26,8 1 6,7 18 0,00999 1,68 0,00502 11 1,57

60 8 30 1 4,8 16,1 0,00999 2,03 0,00254 9 0,39

240 6 26,8 1 2,7 16,3 0,00999 1,68 0,00109 7 0,28

1440 3 28 1 0 17,2 0,00999 1,33 0,0012 3 0,03


6. PENGUJIAN PEMADATAN TANAH ( STANDARD PROCTOR )

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan gaya tertentu.
2. Untuk mengetahui angka pon dan porositas tanah.
3. Untuk mengetahui berat isi tanah basah di lapangan.
4. Untuk mengetahui berat isi tanah kering di lapangan.
 
 
B. Dasar teori
 

Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pari tanah dikeluarkan.
Proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai bahan timbunan deengan tujuan
sebagai berikut ¡ni.
1. Mempertinggi kekuatan tanah

2. Memperkecil pengaruh air pada tanah

3. Memperkecil compressibliltydan daya rembes airnya

4. Kepadatan tanah ¡tu mulai dan berat isi kering tanah (diy densit dantergantung pada kadar air
tanahnya (water coritent. Pada derajat kepadatan tinggi berarti :

5. Berat isi maksimum

6. Kadar air tanahnya (w) optimum)

7. Angka porinya (e) minimum

Standart proctor ini adalah suatu percobaan tanah disamping percobaan yang lain yaitu
Modified proctor test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat yang lain. Adapun hasil
percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus
dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan di lapangan.
 

C. Alat dan bahan

1. Mould untuk memadatkan, diameter ± 5 cm.

2. Palu besi, tinggi jatuh = 30 cm, berat = 2,5 kg

3. Strain egne/ pengikir sendok

4. Neraca analitis dan anak timbangan

5. Cawan

6. Gelas ukur

7. Oven listrik

8. Piknometer dan termometer

9. Dong krak

10. Kantong plastik

11. Air

12. Contoh tanah


D. Cara pelaksanaan

1. Contoh tanah dilapangan ditumbuk lalu disaring

2. Contoh tanah dibagi menjadi 6 bagian dan masing-masing ditambahkan dengan air yang kadarnya
berbeda (100 ml, 200 ml, 300 ml, 400 ml, 500 ml, 600 ml)

3. Contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh dalam plastik dan didiamkan
selama 12 jam agar homogen.

4. Contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould kira-kira 1/3 bagian, lalu ditumbuk
25 kali. Ditambah 1/3 bagian lagi, ditumbuk merata sebanyak 25 kali. Kemudian ditambah 1/3
bagian lagi, sampai mou/dterisi penuh dan ditumbuk 25 kali.

5. Contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya sesuai dengan volume mould,
kemudian ditimbang.

6. Menyiapkan 3 (tiga) buah cawan yang telah diketahui beratnya.

7. Contoh tanah dikeluarkan dan mould dengan dongkrak, kemudian dibagi menjadi 3 bagian. Pada
masing-masing bagian diambil contohnya, ditimbang dengan cawan yang telah disiapkan
sebelumnya, kemudian dioven selama 24 jam.

8. Kemudian cawan dan tanah yang telah dioven 24 jam ditimbang untuk mendapatkan kadar airnya.

9. Hal yang sama dilakukan untuk sampel-sampel dengan kadar air yang berbeda.
E. Hasil dan pembahasan
No Nomor test 1 2

1 No. cawan 1 2 3 4 5 6

2 Berat cawan (gram) 16 16 16 16 16 16

3 Berat cawan+Tanah basah(gram) 80 92 83 82 90 85

4 Berat cawan+tanah kering 60 66 60 62 34 61

5 Kadar air=((4-3)+(4-1)) X 100% 24% 24% 21% 26% 38% 21%


6 Rata-rata kadar air(%) 25,7%
 

Hasil pengujian standart proctor tt disajikan dalam bentuk mengetahui nilai kadar air
optimum dan berat volume air maksimum. hasil pengujian standart proctor seperti dalam Gambar
6.2 di bawah ¡ni.
7. PENGUJIAN KEPADATAN TANAH ( SAND CONE )

A. Tujuan

Untuk mengetahui kepadatan di lapangan dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah
dipadatkan.

B. Dasar Teori

Dalam bidang teknik sipil sering kali kita dihadapkan dengan masalah kepadatan lapisan tanah
dilapangan. hal ini sangat krusial mengingan pentingnya kepadatan tanah bagi suatu konstruksi
baik itu jalan raya, bangunan bahkan bendungan. salah satu metode yang dapat digunakan
adalah Sandcone test.

Sandcone test dilakukan untuk mengetahui kepadatan di lapangan dari lapisan tanah atau
perkerasan yang telah dipadatkan. Dalam pengujian ini digunakan standar ASTM D-1556-90.

 
C. Alat dan Bahan

1. Corong kalibrasi pasir diameter 16.51 cm

2. Pelat untuk corong ukuran 30.48 cm x 38.48 cm. diameter 16.51 cm

3. Peralatan kecil seperti: palu. sendok. kuas. pahat. dan peralatan untuk mencari kadar air.

4. Timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1.0 gr

5. Tempat tanah atau sebuah kaleng

6. Pasir
D. Cara Pelaksanaan

1. Menentukan berat pasir dalam corong:

a. Botol diisi pelan - pelan dengan pasir sampai secukupnya dan ditimbang beratnya.

b. Meletakkan alat dengan corong di bawah pada pelat corong pada dasar yang rata dan bersih.

c. Kran dibuka pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir.

d. Kran ditutup dan alat berisi sisa pasir ditimbang.

e. Menghitung berat pasir dalam corong.


2. Menentukan berat isi tanah :

a. Mengisi botol dengan pasir secukupnya.

b. Meratakan permukaan tanah yang akan diperiksa dan meletakkan pelat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan dikokohkan agar tidak goyah / tergeser.

c. Menggali tanah yang terletak pada lubang dalam plat minimal 10 cm dan tidak melampaui
tebal hamparan padat

d. Seluruh tanah hasil galian dimasukkan ke dalam kaleng yang tertutup yang telah diketahui
beratnya.

e. Menimbang kaleng + tanah hasil galian.

f. Menimbang alat corong + pasir di dalamnya.

g. Meletakkan alat dengan corong ke bawah di atas pelat corong dan kran dibuka pelan-pelan
sehingga pasir masuk ke dalam lobang. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan
alat dengan sisa pasir ditimbang

h. Mengambil sedikit tanah dari kaleng untuk menentukan kadar air 10%.
E. Hasil dan Pembahasan

- Menghitung kadar air.

Rumus yang digunakan:

W = ((b-e) / (c-a)) x 100%

Dengan :

a : berat cawan ksosng

b :berat cawan + tanah asli (basah)

c : berat cawan + tanah kering


- Menghitung kepadatan tanah di lapangan dengan sandcone.

1. Berat pasir dalam corong + lubang = W6 – W7

2. Berat pasir dalam corong = W4 –W5

3. Berat pasir dalam lubang (W10) = (W6 – W7) – (W4 – W5)

4. Berat isi pasir = yp = (W3 – W1) / V1

5. Volume tanah (pasir dalam lubang) = W10 / yp

6. Berat tanah basah = W8 – W90

7. Berat isi tanah basah = yb = (W8 – W9) / V

8. Berat isi kering = yd = yb (100 = w)

9. Derajat kepadatan lapangan = D = ((yd lap)/(yd lab)) x 100%


Data pengujian sand cone disajikan dalam bentuk tabel seoert dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

No. Uraian Satuan Nilai


1. Berat gelas kalibrasi gram 0,175
2. Berat gelas kalibrasi + Pasir gram 7,28
3. Volume gelas kalibrasi Cm3 75,85
4. Berat pasir dalam gelas ( 2-1 ) gram 7,105
5. Berat volume pasir ( 4/3 ) gram/cm3 0,099
6. Berat pasir + tabung sebelum kran dibuka gram 7,69
7. Berat pasir + tabung setelah kran dibuka gram 3,253
8. Berat pasir dalam corong (6-7) gram 4,395

       
No. Uraian Satuan Nilai
1. Berat cawan kosong gram 0,019
2. Berat tanah + cawan kosong gram 0,159
3. Berat tanah dalam cawan (10-9) gram 0,019
4. Berat pasir + tabung sebelum kran dibuka gram 7,643
5. Berat pasir + tabung setelah kran dibuka gram 3,253
6. Berat pasir dalam lubang (12-13-8) gram 3
7. Volume tanah = volume pasir dalam lubang Cm3 4,397
8. Berat volume tanah basah gram/cm3 3,774
9. Kadar air % 2,42
10. Berat volume tanah kering gram/cm3 0,127
 

8. PENGUJIAN SONDIR

A. Tujuan

Tujuan penyelidikan ini untuk mengetahui perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah
pada biconus. Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan terhadap ujung conus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan terhadap mantel
biconus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang.

B. Dasar Teori

Sondir disebut juga Dutch Deep Sounding Apparatus, yaitu suatu alat statis yang berasal dari
Belanda. Ujung alat ini langsung ditekan ke dalam tanah. Pada ujung rangkaian pipa sondir
ditempatkan alat conus yang berujung lancip dengan kemiringan kurang lebih 60. Pipa sondir
dimasukkan ke dalam tanah dengan bantuan mesin sondir. Ada 2 macam metode sondir:
a. Standard Type (Mantel conus)

Yang diukur hanya perlawanan ujung (nilai conus) yang dilakukan dengan menekan conus ke
bawah. Seluruh tabung luar diam. Gaya yang bekerja dapat dilihat pada manometer.

b. Friction Sleeve (Addition Jacket Type/Biconus)

Nilai conus dan hambatan lekat keduanya diukur. Hal ini dilakukan dengan memakai stang
dalam. Mula-mula hanya conus yang ditekan ke bawah, nilai conus diukur. Bila conus telah
digerakan sejauh 4 cm, maka dengan sendirinya ia mengait friction sleeve, dan conus beserta
friction sleeve ditekan bersama sama sedalam 4 cm. Jadi nilai conus sama dan hambatan lekat
didapat dengan mengurangkan besarnya conus dan nilai jumlah keseluruhan. Dalam percobaan
ini metode friction sleeve yang dipakai.
C. Alat yang digunakan

Alat pengujian sondir

D. Cara Pelaksanaan

1. Menyiapkan alat

a. Pada tanah yang diselidiki ditancapkan 3 (tiga) buah angkur luar dengan cara diputar dengan
stang pemutar, searah jarum jam sambil ditekan agar dapat turun dan masuk ke dalam tanah.

b. Balok tumpuan diletakan untuk mendukung alat sondir, kemudian alat sondir didirikan di atas
balok sedemikian rupa sampai benar-benar tegak lurus.

c. Besi kanal dipasang untuk menjepit kaki alat sondir dengan cara memasang baut pada angkur-
angkur tersebut.

d. Conus dan biconus dipasang pada pipa dan dikontrol sambungannya.


e. Bila semua alat siap, maka stang pemutar diputar agar dapat menekan ujung conus ke dalam
tanah. Percobaan ini dimulai pada saat ujung conus menyentuh tanah (kedalaman 0 cm),
selanjutnya dibaca pada kedalaman kelipatan 20 cm.

f. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm dan diperoleh pembacaan nilai conus.

g. Hubungan tangkai dilepaskan, kemudian stang pemutar diluruskan smpai kedalaman 4 cm lagi
sehingga menghasilkan pembacaan nilai biconus.

h. Kemudian tangkai conus dikaitkan lagi, yaitu pada posisi kunci, dan ditekan kembali, maka
mantel luar terikat, stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40 cm.

i. Mengulangi langkah 7-9 samapai nilai conus 250 kg/cm².

2. Membaca manometer

a. Pada kedalaman 0 cm dibaca nilai conus dan biconus, stang diputar pada posisi kunci sehingga
jarum tidak bergerak sampai kedalaman 20 cm pemutaran stang dihentikan.

 b. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm sehingga stang dalam akan ditekan pada lubang
yang menghubungkan dengan manometer, lalu dibaca pada manometer tersebut, angka ini adalah
nilai conus.
c. Hubungan tangkai dilepaskan lalu stang diputar lagi, pemutaran dilakukan sampai kedalaman
bertambah 4 cm, baru angka pada manometer dibaca. Angka ini menunjukan nilai biconus,
yaitu nilai conus ditambah hambatan lekatnya.

d. Tangkai conus dilekatkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan ditekan lagi maka mantel luar
berikut stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40 cm.

e. Setelah itu dibaca nilai conus dan biconusnya seperti cara di atas. Pekerjaan ini dilakukan
sampai jarum manometer menunjukan angka 250 kg/cm².

f. Memasukan hasil pembacaan kedalam tabel dan akan diperoleh grafik hubungan antara
kedalaman dan hambatan total.
E.Hasil dan Pembahasan

Rumus yang dipakai :

HL = ( H – C ) x D/A

Dimana :

HL : Hambatan lekat ( kg/cm2 )

H : Nilai biconus ( kg/cm2 )

C : Nilai conus (kg/cm²)

D : Selisih kedalaman (20)

A: Luas conus/ luas torak (10)


Keteranagan pengisian table :

Kolom 1: kedalaman tanah yang ditentukan oleh conus dan biconus.

Kolom 2 nilai conus yang terbaca pada manometer untuk gerakan 1.

Kolom 3 : nilai biconus yang terbaca pada manometer untuk gerakan 2.

Kolom 4 : nilai hambatan / friction merupakan hasil pengurangan nilai conus dan biconus.

Kolom 5 : nilai hambatan lekat.

Kolom 6 : nilai hambatan lokal.


Contoh perhitungan :

1. Z = 0 cm

H = 0 kg/cm²

C = 0 kg/cm2

HL= (0-0). 20/10 = 0 kg/cm2

HT = 0 + 0 =0 kg/cm2

2. Z = 20 cm

H = 25 kg/cm2

C = 25 kg/cm2

HL= (25-25). 20/10 = 0 kg/cm2

HT= 0 + 0 = 0 kg/cm2
3. Z= 40 cm

H = 25 kg/cm2

C = 25 kg/cm2

HL= (25 25) 20/10 = 0 kg/cm2

HT = 0 + 0 = 0kg/cm2
Tabel pengujian sondir

Kedalaman Conus ( C1 kg/cm2 ) Biconus (H1 kg/cm2 )


( Z1 cm ) X Y
0 10,83 13,83
20 25,83 28,83
40 40,83 43,83
60 55,83 58,83
80 75,83 78,83
100 95,83 98,83
120 115,83 118,83
140 135,83 138,83
160 155,83 158,83
180 160,83 163,83
200 165,83 168,83
220 168,83 171,83
240 171,83 174,83
260 184,83 187,83
280 197,83 200,83
300 210,83 213,83
320 223,83 226,83
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai