PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi. Dalam siklus hidrologi,
air hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami infiltrasi. Infiltrasi adalah
peristiwa dimana air bergerak melalui celah-celah dan pori-pori serta batuan yang ada
dibawah tanah yang dapat bergerak secara vertikal dan horizontal di bawah
permukaan tanah hingga ke sistem air permukaan. Tanah tidak hanya sebagai media
pertumbuhan bagi tanaman, tetapi juga sebagai media pengatur air. Kondisi tanah
menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan
tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah seperti pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke
akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian besar tergantung pada
kemampuan tanah menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima ke bawah.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi,
maka air tanah dibedakan menjadi: air higroskopis, air kapiler dan air gravitasi.
19
Metode yang di gunakan dalam penentuan kadar air tanah yaitu penentauan
kadar air tanah dengan metode gravimetri atau metode volumetri, kadar air
dinyatakan dalam bentuk persen (%) berat tanah. Penetapan kadar air dalam tanah
dimaksudkan untuk mempermudah mengetahui kadar air dalam tanah agar tanah
B. Tujuan
1. Menetapkan kadar air contoh tanah kering angina, kapasitas lapang dan kadar air
20
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.
Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media
air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai keperluan seperti
keperluan rumah tangga, pertanian, ransportasi bahkan sampai industri. Air sebagai
pelarut universal, memiliki kemampuan ntuk melarutkan berbagai zat, mulai fasa gas
dari udara, fasa cair dari berbagai larutan, asa padat dan juga mikroorganisme. Oleh
karena itu air banyak sekali mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut,
sehingga air sangat sukar diperoleh dalam keadaan murni. Apabila kandungan
berbagai zat tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air dianggap
bersih. Air dikatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air,
dimana kandungan berbagai zat sudah melebihi ambang batas. Ambang batas kadar
zat dalam air berbeda-beda untuk jenis air sesuai peruntukannya. Misalnya kadar zat
untuk air minum berbeda ambang batasnya dengan kadar suatu zat untuk industri
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (Akuifer)
dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan dan berada dibawah water
table. Akuifer merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi yang
jenuh air yang punya kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam
jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya terbentuk ketika
21
terbentuknya cekungan air tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang
dibatasi oleh batas hidrologis, tempat semua kejadian hidrologis seperti proses
pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung. Air menutupi hampir
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah, serta
bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang
lebih banyak dibandingkan tanah berpasir. Hal itu disebabkan karena tanah
berlempung memiliki fraksi liat yang banyak sehingga dapat menahan banyak air.
Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air di suatu tempat. Gerak
kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan ke atas maupun ke
samping dalam kedalaman solum suatu tanah, maka semakin besar kadar airnya
(Sutedjo, 1991).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak
hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara
dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam
terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi
22
III. METODE PRAKTIKUM
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini, antara lain sebagai
porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2 mm, bak perendam, serbet,
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, antara lain sebagai
B. Prosedur Kerja
gram)
b. Botol timbang di isi setengah contoh tanah kering angin yang berdiameter 2
c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan tutup
tang penjepit.
23
e. Botol timbang yang tertutup dimasukkan ke eksikator selama 15 menit
kemudian dikeluarkan.
menggunakan rumus.
( )
Rumus: = ( ) 100%
keranjang kuningan setinggi 2,5 cm dari batas secara merata tanpa ditekan
24
b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring lalu dijenuhi air dengan
c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari Petridis dan diisi contoh tanah halus
kurang lebih 13nya. Cawan diketuk perlahan sampai permukaan tanah rata.
Masukkan kembali13 tanah halus dan lakukan hal yang sama hingga penuh,
d. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batang
kayu agar air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus selama 12-16 jam
f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu
105-110o C
h. Tanah yang ada dalam cawan porus dibuang lalu dibersihkan. Cawan tembaga
rumus:
( ) ( )
= 100%
( )
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
() ()
Ka1 =
()
100% Ka2 =
()
100%
(29,5328,65) (35,1334,35)
= 100% = 100%
(28,6522,37) (34,3528,60)
0,88 0,78
= 100 % = 100 %
6,28 5,75
= 14, 01 % = 13,56 %
1 + 2 14,01 % + 13,56%
= = 13,78%
2 2
2. Kapasitas Lapang
Keranjang kuningan (a) + gumpalan Kadar air kapasitas
Ulangan
kosong (a g) tanah basah (b g) lapang (%)
KL1 75,80 84,47 43,76
KL2 73,69 81,43 52,62
Rata rata 48,19
26
2
KL1 = 100% + Ka
(+2)
2
= 100% + Ka
84,47(75,80+2)
= 29,98 % + 13,78%
= 43,76 %
2
KL2 = 100% + Ka
(+2)
2
= 100% + 13,78%
81,43(73,69+2)
= 34,84 % + 13,78%
= 52,62%
1 + 2 43,76 % + 52,62%
= = 48,19%
2 2
()()
KAM 1 = 100 %
()
(146,5890,60)(120,3891,12)
= 100 %
(120,3891,12)
26,72
= 100%
29,26
= 91,3%
27
()()
KAM 1 = 100 %
()
(147,3091,99)(121,9189,69)
= 100 %
(121,9189,69)
23,09
= 100%
32,22
= 71,6%
B. Pembahasan
Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (Akuifer)
dibawah permukaan tanah, mengiri ruang pori batuan dan berada dibawah water table
(Foth, 1994). Menurut Hardjowigeno (1993), berdasarkan gaya yang bekerja pada air
tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi maka air tanah dibedakan menjadi :
1. Air Higroskopis
Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat,
sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan
selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks
tanah ditahan pada tegangan antara 31-10.000 atm (pF 4,0 4,7).
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan
adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping
28
atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan
dinding pori makro, ditahan pada tegangan antara 1/3 15 atm (pF 2,52 4,20).
a. Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi
turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau
setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi
sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah mengandung air
yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara sedangkan pori
mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan
dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54. Menurut Hendriyani (2009),
kapasitas lapang adalah keadaan dimana air hanya berada dalam pori pori
mikro tanah dan disebut sebagai air tersedia, sedang pori-pori makro tanah
b. Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan
layu dan jika hal ini dibiarkan maka tanaman akan mati. Pada titik layu
permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu
3. Air Gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah
meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari
29
tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi
membagi ukuran pori makro berukuran di atas 100 m, pori meso berukuran 30 100
ukuran pori tersebut berarti bahwa pemadatan tanah yang diberikan menurunkan
kandungan pori makro dan meso serta meningkatkan kandungan pori mikro. Ketika
tanah mengalami pemadatan maka porositas total tanah akan berkurang karena
berkurangnya kandungan pori makro dan meningkatnya pori mikro. Pendapat ini
didukung oleh Ghildyal (1978) yang menyatakan bahwa pada tanah yang dipadatkan
berat isi dan pori mikro meningkat sedangkan pori makro cenderung menurun.
Kadar air kering udara berguna untuk mengetahui kadar air yang terkandung
pada sampel tanah atau tanaman yang sudah dikering udarakan. Berfungsi sebagai
faktor kadar air pada setiap perhitungan analisa (Prijono, 2011). Secara umum kadar
air kapasitas lapang didefinisikan sebagai kadar air tanah di lapang pada saat air
drainase sudah berhenti atau hampir berhenti mengalir karena adanya gaya grafitasi
setelah sebelumnya tanah tersebut mengalami jenuh sempurna. Kadar air kapasitas
lapang dapat ditetapkan dengan tiga metode yang berbeda-beda, yaitu metode
Alhricks, Drainase bebas, dan Pressure plate. Ketiga metode tersebut memiliki
prinsip yang berbeda. Secara umum prinsip metode Alhricks dan Drainase bebas
tekanan setara pF 2.54 (1/3 atm) (Haridjaja et al, 2013). Menurut hasil penelitian
30
Sulaeman (2011) terdapat perbedaan hasil yang nyata diantara metode Alhricks dan
metode Pressure plate, yaitu kadar air yang dihasilkan oleh metode Pressure plate
lebih kecil jika dibandingkan dengan metode Alhricks. Menurut Baskoro dan Tarigan
(2007) perbedaaan nilai kadar air tersebut dapat disebabkan karena pemberian
tekanan 1/3 atm pada penetapan dengan metode Pressure plate sebenarnya hanya
merupakan pendekatan. Contoh tanah utuh yang digunakan dalam penetapan kadar
air kapasitas lapang dengan metode Pressure plate hanya setebal + 1 cm. Air yang ada
pada contoh tanah tersebut lebih mudah hilang dibandingkan dengan air dalam tanah
Pengaruh kadar air maksimum bagi pertumbuhan tanaman, yakni ketika pada
kelembaban tanah berada disekitar kapastitas lapang karena dalam keadaan tersebut
oksigen cukup tersedia dan tegangan air cukup rendah sehingga memudahkan
absorbsi air. Ketika air diserap, lapisan air menjadi tipis dan tegangan air meningkat,
mengakibatkan absorbsi air menurun. Hal ini berlangsung sampai kadar air mendekati
titik layu. Pada keadaan titik layu, laju pertumbuhan dan fotosintesis umumnya akan
menurun. Dari keadaan tersebut, ada dua hal yang berkaitan antara pertumbuhan
tanaman dan keadaan kelembaban tanah, yaitu kekurangan oksigen pada kadar air
yang tinggi (tegangan air rendah) dan laju absorbsi air yang rendah pada kadar air
31
Kapasitas Lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air
yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman
atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar
tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu
(titik layu permanen). Titik Layu Permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-
akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman
menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari
(Anonymous, 2010).
Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel
mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga
makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air
tanah.
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin
dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
32
3. Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang
dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan
udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air
tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan
tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan
4. Senyawa Kimiawi
Senyawa kimiawi garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah
maupun non alamiah mempunyai gaya osmoti yang dapat menarik dan
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan
tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu
mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir,
sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur
debu. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori
tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak
akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori
33
Berdasarkan hasil penelitian kami menggunakan tanah Inceptisol, tanah
tersebut memiliki kadar air kering udara sebesar 14,01% pada percobaan Ka1 dan
13,5% pada percobaan Ka2, sehingga ditetapkan kadar air kering tanah udara dengan
rata-rata sebesar 13,78%. Kadar Air Kapasitas Lapang pada tanah inseptisol
dihasilkan pada percobaan KL1 didapatkan hasil kapasitas lapang sebesar 43,76%
dan di percobaan KL2 didapatkan hasil nilai kapasitas lapang sebesar 52,62%,
sehingga nilai rata-rata kapasitas lapang untuk tanah inseptisol sebesar 48.19%.
hasil kadar air maksimum sebesar 91,3% pada percobaan KAM1 dan hasil sebesar
71,6% pada percobaan KAM2, sehingga didapatkan hasil rata-rata kadar air kapasitas
maksimum tanah tanah inseptisol sebesar 81,45%. ini sama halnya sepertu menurut
Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh
massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang
kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya
adhesi, kohesi, dan gravitasi. Lain halnya dengan kadar air maksimum, suatu jenis
tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan
pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tekstur tanah yang halus menyebabkan porositasnya
rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum
tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda
pula. Demikian lah yang terjadi pada derajat kerut tanah yang kami praktikumkan
sama halnya dengan teori menurut Hardjowigeno (1992) dan Hakim (1986).
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kadar air tanah kering udara dari contoh tanah yang diamati adalah 14,01% dan
2. Kadar air kapasitas lapang dari contoh tanah yang diamati adalah rata-ratanya
3. Kadar air maksimum dari contoh tanah yang diamati adalah KAM1 91,3% dan
B. Saran
Pengamatan dalam praktikum ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengetahui kadar air tanah maka diperlukan timer untuk perendaman dan
pengovenan agar sesuai dengan waktu yang ditentukan. Praktikan harus terus
terdapat pada laboratorium. Selain itu dalam laboraorium sebaiknya diberi air
conditioner agar tidak terlalu panas karena jumlah praktikan yang mengikuti
35
DAFTAR PUSTAKA
http://marno.lecture.ub.ac.id/DASAR-ILMU-TANAH-AIR-TANAH-DAN-
Baskoro, D.P.T. dan S.D. Tarigan. 2007. Karakteristik Kelembaban Tanah pada
Alam dan Lingkungan. Kesediaan Air dan Tersedianya Air TAW & RAW. (on-
Lampung.
Haridjaja, Oteng., Baskoro D,P., Setianingsih, M. 2013. Perbedaan Nilai Kadar Air
36
Hendriyani, Ika Susanti. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang
Panjang (Vigna Sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. Jurnal
Indranada dan Zapata, F. 2002. Handbook for the assessment of soil erosion and
Indrayatie, Eko Rini. 2009. Distribusi Pori Tanah Podsolik Merah Kuning pada
Brawijaya, Malang.
Saridevi, G.A.A.R, I Wayan D Atmaja, I Made Mega. 2013. Perbedaan Sifat Biologi
Sulaeman, D. 2011. Efek Kompos Limbah Baglog Jamur Tiram Putih terhadap Sifat
37
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
38