Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGELOLAAN BARANG GALIAN

Dosen Pengampun

Nurmaya Arofah M.Eng

Disusun Oleh:

Muhammad Alfarizqi Ilham (11170980000002)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 / 1441 H
2.1. Kominusi

2.1.2. Dasar Teori


Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud
dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari ikatannya yang
merupakan gangue mineral dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill, dengan
secara bertahap ukuran mineral diperkecil sehingga partikel mineral yang bersih dapat
dipisahkan dengan metode yang ada.
Kominusi adalah istilah umum yang sering digunakan untuk operasi penghancuran,
contohnya adalah mesin pemecah (crusher) atau mesin penggiling (grinder). Adapun syarat
dari pemecah atau penggiling yang ideal yaitu :
a. Memiliki kapasitas besar
b. Memerlukan masukan daya kecil persatuan hasil
c. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi
ukuran tertentu sesuai yang dikehendaki
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan galian.
Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar lebih daripada 1
meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron.
Kominusi dapat dilakukan dengan 3 tahap kegiatan yaitu crushing (peremukan) tahap
pertama untuk proses kering, peremukan tahap kedua, dan tahapan peremukan ketiga
biasanya disebut grinding (penggilingan) digunakan untuk proses basah dan kering.
Adapun syarat dari pemecahan atau penggilingan yang ideal yaitu :
a. Memiliki kapasitas besar
b. Memerlukan masukan daya kecil persatuan hasil
c. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu dengan distribusi ukuran
tertentu sesuai yang dikehendaki
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
Pengolahan Bahan Galian yang bertujuan untuk :
a. Membebaskan atau meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan
zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Peremukan / pemecahan (crushing)
b. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Proses kominusi suatu material dapat dikendalikan oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut :

a. Karakteristik dari sifat mineral, terdiri dari :


1) Tingkat homoginitas dari bijih, misal bijih yang brittle, fibrous lebih mudah
pecah dibandingkan dengan yang kompak
2) Struktur
3) Kekerasan
4) Kandungan air, dimana bijih yang mempunyai kandungan air yang tinggi
akan mudah lengket pada alat
Alat yang digunakan :
A.Ball mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan
panjangnya,yang dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang
terisi dengan bola baja.cara kerjanya yaitu dengan diputar,sehingga material
yang dimasukkan hancur oleh bola-bola baja.Biasanya diameter ball mill sama
dengan panjang ball mill.
B.Rod mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya
sama dengan panjang mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja
terangkat llu jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam rod mill sehingga
hancur.

C.Hammer mill

Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi
dalam sebuah casing berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak
casing dan dihancurkan,selanjutnya dikeluarkan melalui bukaan pada dasar
casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun yang berada pada
piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah
casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Lalu digosok
menjadi serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke luar bukaan.

D.Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan
ayakan.Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk batuan dan
biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam.Partikel yang dihasilkan
hampir seragam menyerupai kubus.Pada impactor hanya terjadi aksi pukulan.

2.2. Sizing

2.2.2. Dasar Teori


Sizing adalah proses pengklasifikasian atau pengkelompokkan material
karena perbedaan ukuran dan berat jenis, dapat dilakukan dengan proses
screening dan classifying. Proses screening adalah pemisahan besar butir
mineral berdasarkan lubang ayakan, sehingga hasilnya seragam, biasanya
screning digunakan untuk material yang berukuran lebih besar dari 20 mesh,
sedangkan proses classifying merupakan proses pemisahan butir mineral yang
mendasarkan atas kecepatan jatuh material dalam suatu fluida, media fluida
yang digunakan baik berupa air maupun udara, biasanya classifiying ini
digunakan untuk material yang berukuran dibawah 20 mesh. Alat untuk
melakukan screening disebut screen dan alat untuk melakukan classifying
disebut classifier.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
lubang ayakan adalah:
a. Ukuran bukaan ayakan
b. Ukuran relatif partikel
c. Pantulan dari material
d. Kandungan air
Sizing dapat pula diartikan sebagai proses pemisahan campuran partikel
menjadi kelompok-kelompok partikel yang berukuran sama atau menjadi
kelompok partikel yang mempunyai kisaran ukuran minimum dan maksimum
tertentu.
(Sukamto, 2001)
Sizing merupakan suatu proses pengelompokkan material berdasarkan
ukuran tertentu, sizing juga dapat diartikan sebagai penyeragaman ukuran butir.
Alat yang biasanya digunakan untuk kegiatan sizing yaitu screen dan
kegiatannya disebut screening. Dimana proses screening dan classifying
dipengaruhi atas ukuran yang mana ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-
lubang ayakan disebut oversize. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran
lubang-lubang ayakan disebut undersize.
Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari proses sizing ini,
diantaranya tujuan tersebut adalah :

a. Persiapan awal dalam proses pengolahan untuk memperoleh ukuran


partikel mineral yang relatif seragam sesuai dengan ukuran maksimal
derajat liberasi mineral berharganya.
b. Mencegah mineral halus lain masuk ke mesin peremuk sehingga kapasitas
dan efisiensi proses peremukan dapat lebih ditingkatkan.
c. Mencegah mineral kasar lain yang belum terliberasi mengalir ke proses
pengolahan berikutnya, sehingga perolehan mineral berharganya lebih
dapat ditingkatkan.
d. Menghasilkan produk akhir yang berukuran relatif seragam agar sesuai
dengan spesifikasi pasar.
Penyaringan secara umum dilaksanakan terhadap material yang relatif
kasar, untuk pengurangan efisiensi dengan cepat dan baik.

Tujuan utama dalam industri mineral, adalah:

a. Untuk mencegah masukan terlalu kecil ke dalam crushing machines, jadi


dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi.
b. Untuk mencegah materi terlalu besar dan melewatkan ke tahap berikutnya
dalam penghancuran (crushing) dan penggerusan (grinding).
c. Untuk menghasilkan ukuran produk akhir yang baik. Hal ini adalah penting
dalam menggali, dimana ukuran produk akhir adalah satu bagian penting
dari spesifikasi.
(Anonim, 2015)

II. Grinding

Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang


diinginkan.

Tujuan Grinding :

- Mengadakan liberalisasi mineral berharga

- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri

- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya


Adapun pembahasan yang lebih spesifik mengenai sizing, dengan
menggunakan proses screening dan classifiying adalah sebagai berikut.
a. Screening
Proses pengolahan mineral memerlukan ukuran-ukuran partikel
dengan distribusi kecil (berukuran relatif seragam) yang sesuai dengan
ukuran maksimal derajat liberalisasi mineral berharganya. Keseragaman
ukuran-ukuran partikel mineral dapat diperoleh melalui proses pengayakan.

Screening dilakukan untuk menyeragamkan ukuran material yang


selanjutkan akan masuk ke tahap pengolahan. Biasanya alat screen ini
langsung berhubungan dengan alat crusher.
Screening adalah proses pengelompokan material berdasarkan
ukuran lubang ayakan sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan
oleh ayakan disebut oversize, yang melewati (lolos) disebut undersize.

Kadangkala pengayakan terjadi bertingkat-tingkat, sehingga akan


didapatkan hasil dengan berbagai fraksi ukuran yang berjenjang dari fraksi
yang maksimum dan fraksi yang minimum. Pengayakan juga dapat
dilakukan pada kondisi basah, tetapi pada umumnya pengayakan dilakukan
pada kondisi kering.

Di industri pengolahan mineral, proses pengayakan umumnya dilakukan


terhadap partikel mineral yang berukuran relatif kasar (>250 mm). Sebaliknya
partikel mineral yang relatif halus (<250 mm) biasanya dipilah dengan cara
klasifikasi menggunakan berbagai jenis classifyer dan siklon.

Tujuan dilakukannya proses screening adalah sebagai berikut.

1) Memenuhi permintaan pasar.


2) Meningkatkan kapasitas unit operasi lainnya.
3) Mencegah undersize masuk ke dalam mesin crusher.
4) Mencegah oversize masuk ke proses pengolahan selanjutnya.
5) Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk
menerobos lubang ayakan adalah:

1) Ukuran lubang ayakan


2) Ukuran Relatif partikel
3) Pantulan dari Material
4) Kandungan Air
3.1 Classifiying
3.2 Dasar Teori

Proses pengelompokan material/mineral berdasarkan kecepatan pengendapan/jatuh material dlm


media (air atau udara), umumnya utk material < 20 mesh.Kecepatan pengendapan mineral
dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan BJ mineral.

Yang memanfaatkan gaya gravitas Yang memanfaatkan gaya centrifugal

Macam-macam Classifier :

- Sorting classifier (menggunakan cairan kental).

- Sizing classifier (menggunakan cairan encer)

- Mechanical classifier

EVANS CLASSSIFIER

SETTLING CONE
4.1 Konsentrasi

4.1.2Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)

Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida,
jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang
ada.

Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya, yaitu :

– Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation
(HMS).

– Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration.

– Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak gerakannya akan
terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :

1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.


2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat
mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha
mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.

Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :

– Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan kadar tinggi.

– Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.

– Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.

Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).


2. Meja goyang (shaking table).
3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).
4. Palong / sakan (sluice box).

4.1.3 Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)

Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral


berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan
menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).

Produk dari proses konsentrasi ini adalah :

– Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.

– Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.

Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :

– Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.

– Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.

– Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.

– Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan
methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya
dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.

Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Drum separator karena bentuknya silindris.


2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
4.1.4 Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)

Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor


(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.

Kendala proses konsentrasi ini adalah :

– Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.

– Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan.

Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :

– Magnetit (Fe3 O4)

– Kasiterit (Sn O2)

– Ilmenit (Fe Ti O3)

– Molibdenit (Mo S2)

– Wolframit [(Fe, M) WO4]

– Galena (Pb S)

– Pirit (Fe S2)

Produk dari proses konsentrasi ini adalah :

– Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.


– Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).

Peralatan yang biasa dipakai adalah :

1. Electrodynamic separator (high tension separator).


2. Electrostatic separator yang terdiri dari :

– plate electrostatic separator

– screen electrostatic separator

4.1.5 Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)

Konsentrasi Magnetik Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat


kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian
ada 3 (tiga) macam, yaitu :

– Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan
magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).

– Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya
hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).

– Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa
(Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].

Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :

– Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.

– Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).


Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :

1. Induced roll dry magnetic separator.


2. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :

– concurrent

– countercurrent

– counter rotation

Sedang letak magnetnya bisa :

– Suspended magnets

– Suspended magnets with continuous removal

– Cobbing drum

4.1.5 Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)


Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut
terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan
tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka
akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S 2),
galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka
udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen
kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :

1. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara.


Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
2. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang
semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik,
dll.
3. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor
tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4 untuk menekan
Zn S.
4. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman
proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.

Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :

– Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung (mineral-mineral


apungan) dengan gelembung-gelembung udara.

– Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung


banyak mineral-mineral pengotor.

– Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.

Peralatan yang biasa dipakai adalah :

1. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain :

– Agitair cell

– Denver cell
– Krupp cell

– Outokumpu cell

– Wemco-Fagregren cell

2. Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :


– Column cell

– Cyclo cell

– Davcra cell

– Flotaire cell

Anda mungkin juga menyukai