Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penggabungan agregat adalah suatu usaha secara pendekatan untuk
memperoleh gradasi sesuai dengan spesifikasi tertentu. Spesifikasi ini dapat di
berlakukan terhadap agregat halus saja, agregat kasar saja ataupun paduannya.
Misalnya, untuk agregat halus diberlakukan menurut gradasi American
Sosciety for Testing Materials (ASTM) C.33 - 78 atau menurut gradasi British
Standart (BS) 882 -1973. Spesifikasi agregat kasar diantaranya diatur oleh
ASTM C>33-78, dan paduannya misalnya diatur oleh SK.SNI T-15-1990-03.
Usaha penggabungan agregat dilakukan dalam setiap perancangan
campuran bahan susun beton mengingat kondisi agregat yang tersedia
dipasaran tidak selamanya bergradasi baik. ( weel graded, ukuran butirannya
sangat bervariasi ), bahkan hampir selalu berkondisi seragam ( Uniform
graded, semua butiran berukuran sama ) atau bergradasi terpisah ( grap
graded,sebagian butiran sama dan sebagian lainnya juga seragam namun
ukurannya berbeda dengan sebagian yang lain ).
Penggunaan agregat bergradasi seragam ataupun terpisah akan
mengakibatkan penurunan mutu beton yang direncanakan. Demikian pula
penggunaan bahan pengikat menjadi lebih banyak, karena rongga antar
butiran cenderung lebih besar volumenya. Fenomena ini akan terlihat pada
saat pengujian slump. Gradasi yang kurang baik mengakibatkan penggeseran
(slidding) saat kerucut abram diangkat.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Yang akan kita lakukan dalam praktikum pengujian Mix Design yaitu:
- Bagaimana perhitungan Mix Design menurut SK.SNI T-15-1990-03
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Disini dalam praktikum pegujian Mix Design ini, kita akan membatasi
pencampuran dengan bahan bangunan yang telah kita uji sebelumnya, dengan
menggunakan cara tersebut.

1.4 TUJUAN PRAKTIKUM


Untuk mengetahui proposi campuran yang dapat menghasilkan mutu beton
sesuai dengan rencana.

1.5 INTRODUKSI TEORI


1. Kuat tekan yang disyaratkan adalah kekuatan beton yang kita inginkan
pada umur beton yang kita rencanakan.
2. Deviasi standar mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan fc yang
nilainya dalam batas ± 7 Mpa dari nilai fc yang ditentukan.
3. Nilai tambah (margin) = k x Deviasi standar , ( k = 1,64 )
4. Kekuatan rata – rata yang ditargetkan
= kuat tekan yang disyaratkan + nilai tambah (margin)
5. Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata
yang ditargetkan diperoleh dari penelitian lapangan atau menggunakan
tabel 2 dan grafik 1 atau2.
6. Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar
diperoleh beton yang mudah dituangkan, dipadatkan dan diratakan.
7. Kadar Air Bebas ditentukan menggunakan nilai-nilai pada tabel 6.
8. Berat jenis relative agregat
BJ Agregat = ( presentase AH x BJ AH ) + ( presentase AK x BJ AK )
9. Proporsi campuran beton harus dihitung dalam Kg per m3 adukan.
10. Apabila agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan, proporsi
campuran harus dikoreksi terhadap kandungan air dalam agregat.
BAB II
PEMBAHASAN

Data sifat fisik agregat

AH AK
No Sifat/Agregat
( pasir ) (split)

Berat jenis kering


1 2,702 2,680
permukaan kg/m3

2 Penyerapan air % 3,09 % 1,101 %

3 Kadar air % 0,86 % 1,3 %

DAFTAR ISIAN PERENCANAAN CAMPURAN BETON K-225

Table/grafik
No. Uraian Nilai
perhitungan

30 N/mm2 pada 28 hari


1. Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan
bagian cacat 5%

2. Deviasi standar Ayat 3.3.1 tabel 1 5 N/mm2

(K=1,64) 1,64 x 5 =
3. Nilai tambah ( margin )
8,2 N/mm2

Kekuatan rata-rata yang di


4. (1) + (3) 30 + 8,2 = 38,2 N/mm2
targetkan

5. Jenis semen Di tetapkan Portland complite

Jenis agregat : kasar Batu pecah


6.
Halus Pasir alami
0,52
Table 2 grafik 1
7. Factor air semen bebas ( Ambil nilai yang
atau 2
terkecil )

8. Factor air semen maks Ayat 3.3.2 0,6

Ditetapkan ayat
9. Slump Slump 6 – 12 mm
3.3.3

Ditetapkan ayat
10. Ukuran agregat maks 20 mm
3.3.4

(2/3 x 195) + (1/3 x


11. Kadar air bebas Table 6 ayat 3.3.5
225) = 205 kg/m³

205 : 0,56 = 374,1


12. Jumlah semen 11 : 8 atau 7
kg/m³

13. Jumlah semen maks Ditetapkan Tidak ditetapkan

374,1 kg/m³ ( pakai


Diteapkan ayat
14. Jumlah semen min bila lebih besar dari
3.3.2 tabel 3.4.5
12 , lalu hitung 15 )

Factor air semen yang


15. 0,52
disesuaikan

Susunan besar butir agregat Daerah gradasi


16. Grafik 3 s/d 6
halus susunan butir zone 2

Persen agregat halus dari


17. Grafik 10 s/d 12 42,5
4,8 mm

Berat jenis relative agregat 2,64 diketahui /


18.
( kering permukaan ) dianggap

19. Berat jenis beton Grafik 13 2360 kg/m³

2360 – 394,23 =
20. Kadar agregat gabungan 19-12-11
1760,77 kg/m³

21. Kadar agregat halus 17-20 0,425 x 1760,77 =


748,32kg/m³

1760,77 –748,32 =
22. Kadar agregat kasar 20-21
1012,45 kg/m³

Banyaknya
Agregat halus Agregat kasar
bahan Semen Kg Air Kg
Kg Kg
( teoritis )

-Tiap m3 394,23 205 748,32 1012,45


ketentuan 3….
-Tiap campuran
394,23 188,21 770,47 1007,09
3
uji ….. m

1 . PENGISIAN DAFTAR ISIAN PERENCANAAN CAMP. BETON


1. Kuat tekan yang di syaratkan 30 N/mm3 untuk umur 28 hari,
2. Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah (volume) pembetonan
yang akan dibuat dalam hal ini dianggap pembuatan beton sehingga
nilai s = 5 N/mm3 ,
3. Nilai tambah margin ( k = 1,64 ) 1,64 x 5 = 8,2 N/mm2
4. Kekuatan rata – rata yang ditargetkan
= kuat tekan yang disyaratkan + margin
= 30 + ,28
= 38,2 N/mm2
5. Jenis semen : semen Portland tipe 1
6. Jenis agregat kasar ditetapkan batu pecah
Jenis agregat halus ditetapkan alami
7. Table 2
Prakiraan kekuatan tekan (N/mm2 ) beton dengan factor air semen dan
jenis semen dan AK dipakai di Indonesia
 Jenis semen = semen Portland tipe 1
 Jenis AK = batu pecah
 Kekuatan tekan (N/mm )
Pada umur 28 hari kuat tekan didapat 30 N dalam bentuk benda kubus.
Hubungan antara kuat tekan dan factor air semen ( benda uji berbentuk
kubus 3 x 15 x 15 x 15 )
Cara mendapatkan factor air semen bebas adalah :
 Gunakan Grafik 2.
 Tarik garis dari nilai kuat tekan dengan nilai 34 ke kanan
sehingga didapat titik potong antara garis tersebut dengan
kurva umur 28 hari untuk semen type I,II dan V.
 Dari perpotongan tersebut tarik garis ke bawah sehingga
didapat faktor air semen bebas sebesar 0,52.
TABEL 2
PERKIRAAN KEKUATAN TEKAN ( N/mm ) BETON DENGAN FAKTOR
AIR SEMEN 0.5 DAN AGREGAT KASAR YANG BIASA DI PAKAI DI
INDONESIA

Kekuatan tekan ( N/mm )

Jenis semen tipe 1 Jenis agregat kasar Pada umur ( hari ) Bentuk

3 7 28 91 benda uji

Batu tak dipecahkan 17 23 33 40


Silinder
Seman Portland tipe Batu pecah 19 27 37 45
1 atau semen tahan
sulfat tipe II, V Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Batu pecah 23 32 45 54

Batu tak dipecahkan 21 28 28 44


Silinder
Seman Portland III, Batu pecah 25 33 44 48

IV Batu tak dipecahkan 25 31 46 53


Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Catatan :
- 1 N/mm2 = 1 MN/m2 = 1 Mpa.
- Kuat tekan silinder = 0.83 Kuat kubus ( 30 mm x 15 mm ) ( 15 mm x 15
mm )

8. Factor air semen maksimum ( ayat 332 ) lihat pada table 3 nilai faktor semen
maksimum yang di kehendaki adalah 0.60.
TABEL 3
PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM DAN FAKTOR AIR
SEMEN MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MACAM PEMBETONAN
DALAM LINGKUNGAN KHUSUS

Jumlah semen
Nilai faktor semen
minimum per m3
maksimum
beton ( kg )

Beton di dalam ruang bagunan :


- Keadaan kaliling non korosif
275 0.60
- Keadaan keliling korosif
325 0,52
disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif

Beton diluar bangunan :


- Tidak terlindung dari hujan
325 0.60
dan terik matahari langsung
- Terlindung dari hujan dan terik
275 0.60
matahari langsung

Beton yang masuk ke dalam


tanah :
- Mengalami keadaan basah dan
325 0.55
kering berganti – ganti
- Mendapat pengaruh sulfat dan
Lihat table 4
alkali dari tanah

Beton yang continue


berhubungan :
- Air tawar Lihat table 5
- Air laut

9. Slump ditetapkan nilai yang dikehendaki adalah 6 – 12 mm


10. Ukuran agregat maks = 20 mm
11. Kadar air bebas : Lihat tabel 6.

Kadar Air Bebas = ( 2/3 x 195 ) + ( 1/3 x 225 ) = 205 kg/m3

TABEL 6
PERKIRAAN KADAR AIR BEBAS ( KG/M3 ) YANG DIBUTUHKAN
UNTUK BEBERAPA TINGKAT KEMUDAHAN PENGERJAAN ADUKAN
BETON

SLUMP ( mm ) 0 – 10 10 – 30 30 - 60 60 – 100

Ukuran
butir
Jenis agregat
agregat
maksimum
Batu tak
150 180 205 225
10 dipecah
180 205 230 250
Batu pecah
Batu tak
135 160 180 195
20 dipecah
170 190 210 225
Batu pecah
Batu tak
115 140 160 175
40 dipecah
155 175 190 205
Batu pecah

12. Jumlah semen


= kadar air bebas : factor air semen bebas
= 205 : 0.52
= 394,23 Kg/m3
13. Kadar semen maksimum ( diabaikan )
14. Tabel 3
Persyaratan jumlah semen minimum dan factor air semen maksimum untuk
berbagai macam pembebanan dalam lingkungan khusus.
 Beban dalam ruang bangunan dengan keadaan keliling non – korosif
dengan jumlah semen minimum per m3 beton
15.Factor air semen yang disesuaikan diabaikan karena syarat minimum jumlah
semen terpenuhi yaitu no. 12 dan 14.
16.Susunan berat butir agregat halus terdapat pada zona 2 (lihat kurva grading
zone agregat halus).

17.Persen agregat halus grafik 10 s/d 12 =

18) Berat jenis relative agregat


Dihitung rumus dan table yang sudah ditetapkan.
BJ Agregat = ( presentase AH x BJ AH ) + ( presentase AK x BJ AK )
= ( 0.425 x 2,69 ) + ( 0.575 x 2.61)
= 1,143 + 1.500 = 2.643
19) Grafik 13
Perkiraan berat jenis beban kasar yang disampaikan secara penuh.
 Cari titik potong antara kadar air bebas dengan berat jenis relatif
agregat dengan cara nilai dari kadar air bebas 205 ditarik keatas,
sehingga memotong garis dari berat jenis relative agregat.
 Titik potong tersebut ditarik ke kiri sehingga didapat berat jenis
dengan nilai 2400 kg/m3 .
20) Kadar agregat gabungan
= BJ beton – jmlh semen – kadar air bebas
= 2360 – 394,23 – 205 = 1760,77Kg/ m3
21) Kadar agregat halus

= % AH x kadar agregat gabungan

= 0.425 x 1760,77 = 748,32 Kg/ m3

22) Kadar agregat kasar

= kadar agregat gabungan – kadar agregat halus

= 1760,77 – 748,32 = 1012,45 Kg/ m3


Proporsi Agregat halus Agregat kasar
Semen Kg Air Kg
Campuran Kg Kg

-Tiap m3 394,23 205 748,32 1012,45


-Tiap campuran
394,23 188,21 770,47 1007,09
uji ….. m3

Dari data campuran teoritis diatas dilakukan koreksi untuk mendapatkan

campuran uji dalam 1 m3.

Koreksi air terhadap material yang dibutuhkan , yaitu:

- agregat halus = ( KAAH – penyerapan ) x

= ( 5,45 – 2,3) x

= 23,572 kg

- agregat kasar = ( KAAK – penyerapan ) x

= ( 1,47 – 2 ) x

= - 5,36 kg
- Air = 205 – 23,572 + 5,36 = 188,21 kg/m3

Sedangkan untuk mendapatkan susunan yang sebenarnya yaitu yang akan

dipakai sebagai campuran uji dalam 1 m3 sebagai berikut :

- semen = 394,23 kg/m3


- Air = 188,21 kg/m3
- Agregat halus = 748,32 + 23,572
= 771,892 kg/m3
- Agregat kasar = 1012,45 – 5,36
= 1007,09 kg/m3
Kebutuhan bahan campuran untuk 1 sampel kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15
cm adalah sebagai berikut :

V = 1 x 15 x 15 x 15 = 3375 cm3 = 0,003375 m3


Untuk kebutuhan matrial 3 Kubus maka 3375 x 3 = 100125 cm 3 =

0,010125 m3

Maka ;
- Semen = 394,23 x 0,010125
= 3,99 kg
- Agregat halus = 770,47 x 0,010125
= 7,82 kg
- Agregat kasar = 1007,09 x 0,010125
= 10,19 kg
- Air = 188,21 x 0,010125
= 1,90 kg

Jadi komposisi bahan yang diperlukan untuk membuat sampel 3 kubus adalah :

1. Air = 1,90 Kg

2. Semen = 3,99 Kg

3. AH = 7,82 Kg

4. AK = 10,19 Kg
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perencanaan campuran beton untuk 3 sampel kubus yaitu :

1. Air = 1,90 Kg

2. Semen = 3,99 Kg

3. AH = 7,82 Kg

4. AK = 10,19 Kg

SARAN

1. Untuk mendapatkan suatu mutu beton yang memenuhi standar atau

persyaratan perlu diperhatikan :

 Pemilihan bahan yang baik.

 Ketelitian dalam pengerjaan.

 Ketelitian dalam menambah air.

 Pengerjaan dengan sungguh-sungguh.

 Kecermatan dalam menimbang dan mencampurkan bahan.

2. Sebelum melakukan pratikum, persiapkan materi, alat dan bahannya.

3. Periksalah peralatan praktikum terlebih dahulu sebelum melakukan

pengujian.

4. Sebelum melakukan pengujian, pelajari cara kerja terlebih dahulu.

5. Setelah selesai pengujian, alat dicuci untuk perawatannya agar tetap baik.
6. Dalam perencanaan kwalitas beton kita harus lebih teliti dalam pemilihan

bahan yang akan kita campurkan.

Anda mungkin juga menyukai